dr. Akmarawita
Nama : Rainaldi Prananta
NPM : 13700265
Kelas : 2017 A
Jawaban : Gambaran elektrokardiogram pada gambar 9,7 menunjukkan aliran listrik jantung
yang terdiri dari gelombang P, Q R S dan T. Gelombang P disebabkan rambatan
deporisasi, melalui atrial yang diikuti kontraksi atrial (ditandai lengkungan kecil
sebelah gelombang P). Sekitar 0,16 detik setelah gelombang P, muncul gelombang
PQRS sebagai hasil deporisasi gelombang listrik vertikal. Sementara itu
gelombang T menggambarkan fase repolarisasi ventrikel, saat otot ventrikel
istirahat.
Darah dalam kondisi normal mengalir dari pembuluh darah besar ke atrium dan
sekitar 80% mengalir langsung ke ventrikel, dan tambahan 20% dipompa saat
kontraksi atrium. Meskipun demikian jantung masih tetap bekerja tanpa tambahan
20% karena jantung memiliki kemampuan memompa 300%-400% darah yang di
butuhkan tubuh. Tetapi, atrium tidak berfungsi gangguan baru akan terasa saat
aktifitas berat, khususnya sesak nafas.
Selama diastole ventrikel dini, atrium juga masih berada dalam keadaan diastole.
Karena aliran darah masuk secara kontinu dari system vena ke dalam atrium,
tekanan atrium sedikit melebihi tekanan ventrikel walaupun kedua bilik tersebut
melemas. Karena perbedaan tekanan ini, katup AV terbuka, dan darah mengalir
mengalir langsung dari atrium ke dalam ventrikel selama diastole ventrikel.
Akibatnya, volume ventrikel perlaha-lahan meningkat bahkan sebelum atrium
berkontraksi. Pada akhir diastol ventrikel, nodus SA mencapai ambang dan
membentuk potensial aksi. Impuls menyebar keseluruh atrium.
b. Atrial Sistole
Diastol ventrikel berakhir pada awal kontraksi ventrikel. Pada saat ini, kontraksi
atrium dan pengisian ventrikel telah selesai. Volume darah di ventrikel pada akhir
diastol dikenal sebagai volume diastolik akhir(end diastilic volume,EDV), yang
besarnya sekitar 135 ml. Selama sikluus ini tidak ada lagi darah yang ditambahkan
ke ventrikel. Dengan demikian, volume diastolik akhir adalah jumlah darah
maksimum yang akan dikandung ventrikel selama siklus ini.
Setelah eksitasi atrium, impuls berjalan melalui nodus AV dan sistem penghantar
khusus untuk merangsang ventrikel. Secara simultan, terjadi kontraksi atrium.
Pada saat pengaktifan ventrikel terjadi, kontraksi atrium telah selesai. Ketika
kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel segera melebihi tekanan atrium.
Perbedaan yang terbalik ini mendorong katup AV ini menutup.
d. ventricular ejection
Pada saat tekanan ventrikel melebihi tekanan aorta, kautp aorta dipaksa membuka
dan darah mulai menyemprot. Kurva tekanan aorta meningkat ketiak darah
dipaksa berpindah dari ventrikel ke dalam aorta lebih cepat daripada darah
mengalir pembuluh-pembuluh yang lebih kecil. Volume ventrikel berkurangs
secara drastis sewaktu darah dengan cepat dipompa keluar. Sistol ventrikel
mencakup periode kontraksi isovolumetrik dan fase ejeksi (penyemprotan)
ventrikel.
Jawaban : Ada 2 jenis refrakter dalam fase siklus elektrofisiologi jantung yaitu :
Serat otot jantung tidak dapat di aktivasi ulang walaupun diberi stimulus yang
cukup kuat.
Sel otot jantung diberi stimulus yang lebih kuat dari stimulus normal bisa
menyebabka terbentuk potensial aksi.
Jawaban : Pulsus paradoksus adalah keadaan nadi perifer di mana pada inspirasi denyut nadi
menjadi lemah atau hilang dan pada ekspirasi menjadi keras lagi. Dalam keadaan
normal, kadang – kadang pada inspirasi denyut nadi menjadi lemah sedikit
(disebabkan sebagian darah terisap ke dalam rongga dada) dan kembali keras pada
akhir inspirasi (pulsus paradoxus dynamicus).
Pulsus alternans adalah keadaan di mana silih berganti adanya denyut nadi kuat
dan denyut nadi yang lemah. Denyut nadi yang lemah disebabkan oleh kontraksi
miokard yang memburuk dan sampai pada arteri radialis lebih kecil dibandingkan
dengan denyut nadi yang kuat. Sebaiknya pemeriksaan pulsus alternans dilakukan
dengan tensimeter. Pulsus alternans ditemukan pada gagal jantung, penyakit arteri
koronaria, hipertensi, dan takikardia paroksismal.
Pulse deficit adalah suatu keadaan berupa laju nadi yang lebih sedikit (melalui
perabaan arteri) dibandingkan laju denyut jantung yang didengar
(melalui stetoskop). Diagnosis pasti dilakukan dengan EKG 12-lead.
Jawaban : Zat kimia yang dikeluarkan area yang rusak akibat dari luka. Salah satu zat tersebut
adalah histamine, sebuah zat kimia yang ada di dalam berbagai sel tubuh. Histamin
dikeluarkan sebagai respon dari luka pada sel yang mengandungnya (histamine),
juga dikeluarkan sebagai respon stimulus dari beberapa komponen system
pelengkap. Granulosit fagosit yang tertarik ke luka tersebut bisa juga
menghasilkan zat yang dapat menyebabkan keluarnya zat histamine.
Kinin adalah salah satu grup zat yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan
meningkatnya permeabilitas jaringan darah dan terdapat di plasma darah.
Prostaglandin merupakan zat yang dilepaskan oleh sel yang rusak. Efek histamine
dan kinin yang intensif membantu fagosit pindah ke dinding kapiler. Leukotriens
adalah zat yang diproduksi sel mast (sel yang utama dan banyak di jaringan ikat
dari kulit, sistem respirasi, dan pembuluh darah) dan basofil. Leukotrien dapat
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah dan membantu perlekatan fagosit
pada pathogen. Berbagai komponen dari sistem komplemen merangsang
perlepasan histamine, menarik fagosit, dan menstimulasi fagositosis.