SALAT ISTISQA’
Ditugaskan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah Mata Kuliah Fiqih.
Dosen pengampu: Lukman Firmansya, Drs.,M.M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 10
1. Rahmawati
2. Bima Ghofaroli Sya’bani
KATA PENGANTAR
بسم هللا ال ّرحمن ال ّرحيم
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas limpah dan
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW keluarganya, para sahabatnya dan sekalian umatnya yang
senantiasa memelihara keimanan dan kesetiaan untuk menjalankan sunahnya.
Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih yang telah
menjadi ketentuan bagi para mahasiswa/i. Penulis mengucapkan terima kasih
teriring doa jazakallahu khairan kepada Orang tua yang telah mendukung,
mendidik, dan menuntun penulis tetap di jalan-Nya, dan juga terimakasih teriring
doa jazakallahu khairan kepada Bapak Lukman Firmansya, Drs.,M.M.Pd selaku
dosen STAI Sukabumi pada mata kuliah fiqih juga kepada seluruh rekan yang
telah memberikan sarannya.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kami
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Simpulan....................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertama shalat istisqa merupakan sunnah Rasulullah SAW dan juga
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW sepeninggal beliau. Shalat
istisqa adalah shalat sunnah meminta hujan kepada Allah Azza Wajalla
ketika semua makhluk hidup di bumi mengalami kekeringan karena hujan
tak kunjung tiba. Sumur-sumur kering tak ada air,air sungai jauh
berkurang debitnya, rerumputan menguning, kecoklatan dan akhirnya
mati, pohon-pohon meranggas, hewan-hewan kekurangan air dan manusia
pun mengalami bencana serius. Saat itulah dilakukan shalat istisqa. Shalat
minta rahmat kepada Allah SWT agar menurunkan hujan yang penuh
berkah, hujan yang memberi kehidupan. Kullu hayyin minal maa’. Setiap
kehidupan bersumber dari air. Sebagaimana diceritakan di dalam hadits
berikut ini, yang artinya,
“Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tentang musim kemarau yang panjang. Lalu beliau memerintahkan untuk
meletakkan mimbar di tempat tanah lapang, lalu beliau membuat
kesepakatan dengan orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang
telah ditentukan”.
Aisyah lalu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar ketika
matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar. Beliau shallallahu
‘alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza wa Jalla, lalu bersabda,
“Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri
kalian dan hujan yang tidak kunjung turun, padahal Allah Azza Wa Jalla
telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya dan Ia berjanji akan
mengabulkan doa kalian”.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Istisqa’?
b. Berapa jenis istisqa’?
c. Apa Hukum Sholat Istisqa’?
d. Bagaimana tatacara shalat istisqa?
e. Bagaimana pelaksanaan sholat Istisqa’?
f. Apa saja hal yan disunnah kannya?
g. Bagaimana khutbah istisqa?
h. Bagaimana Dopa-do’a istisqa?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa itu Shalat Istisqa
b. Mengetahui apa hokum Shalat Istisqa
c. Mengetahui jenis jenis shalat istisqa
d. Mengetahui tatacara Shalat Istisqa
e. Mengetahui pelaksanaan Shalat Istisqa
f. Mengetahui apa saja yang di sunnahkan
g. Mengetahui khutbah istisqa
h. Mengetahui do’a do;a istisqa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Istisqa
Istiqa’ adalah Shalat sunnah Muakkad dua rakaat untuk meminta
diturunkan hujan oleh Allah SWT untuk sejumlah negeri atau hamba-hanbaNya
yang membutuhkan melalui shalat, berdo’a dan beristighfar ketika terjadi kemarau
yang Panjang atau ketika krisis air
Hal ini didasari hadits Sebagaimana sabda Nabi saw dari Abdullah bin Zaid
ia berkata:
ستَ ْقبَ َل ا ْلقِ ْبلَةَ يَ ْدعُو ثُ َّم ِ سقِي قَا َل فَ َح َّو َل إِلَى النَّا
ْ س ظَ ْه َرهُ َوا ْ َ ست ْ َسلَّ َم يَ ْو َم َخ َر َج ي
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َوَ َرأَيْتُ النَّبِ َّي
صلَّى لَنَا َر ْك َعتَ ْي ِن َج َه َر فِي ِه َما ِبا ْلقِ َرا َء ِة َ َح َّو َل ِردَا َءهُ ثُ َّم
“Saya melihat Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’
beliau palingkan punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil
berdo’a, lalu beliau palingkan selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a
rakaat dengan suara yang keras ketika membaca ayat.(H.R.Bukhori dan Muslim)
Ini juga menunjukkan beliau khutbah dan berdoa terlebih dahulu, baru kemudian
shalat istisqa.
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi setelah menjelaskan dua tata cara ini mengatakan
bahwa mengerjakan yang mana saja dari dua cara tersebut adalah boleh dan baik.
E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan shalat istisqa’ sama seperti shalat hari raya, ini adalah
pendapat Malikiyah, berdasarkan keterangan dari Aisyah, “Rasulullah saw pergi
menunaikan shalat istisqa’ ketika tampak penghalang matahari.” Namun dalam
hadits ini bukan membatasi bahwa waktu shalat istisqa’ itu hanya seperti
keterangan dalam hadits, akan tetapi waktu pelaksanaan shalat istisqa’ dapat
dikerjakan kapan saja, selain waktu yang dilarang untuk shalat. Karena
shalat istisqa’ memiliki waktu yang panjang, namun yang lebih afdhal adalah
dilaksanakan pada awal hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, karena
shalat istisqa’ menyerupai (hampir sama) dengan shalat ‘ied tata cara dan
tempatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Istisqo(meminta hujan)ada3macam cara :
-berdoa ,baik dilakukan sendiri-diri atau secara barjamaah.
-Berdoa setelah mengerjakan sholat baik sholat fardhu atau sunah dan berdoa pada
saat khutbah
jumat serta khutbah hari raya.
-Melakukan sholat istisqo yang tata caranya sebagai mana dibawah ini :
sholat istisqo’
Sholat istisqo’ : sholat yang di lakukan untuk meminta hujan kepada Alloh,
sholat ini hukumnya sunnah mu’akkad dan termasuk sholat sunnah yang memiliki
sebab, sholat ini dilaksanakan jika ada hajat (beberapa factor) antara lain kemarau
panjang , tidak ada mata air, air berubah menjadi asin dll.
B. Saran
Akhirnya selesailah makalah kami yang membahas tentang Shalat Istisqa.
Sungguh masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam penyusunan
makalah ini.Apabila terdapat Kesalahan dalam penulisan,kami mohon maaf,maka
dari itu kami tunggu kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun.Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA