Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SALAT ISTISQA’

Ditugaskan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah Mata Kuliah Fiqih.
Dosen pengampu: Lukman Firmansya, Drs.,M.M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 10
1. Rahmawati
2. Bima Ghofaroli Sya’bani

PROGRAM STRATA (S1) PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMIJl. Lio


Balandongan Sirnagalih, Jl. Begeg No.74, Cikondang, Kec. Citamiang, Kota
Sukabumi, Jawa Barat 43161

KATA PENGANTAR
‫بسم هللا ال ّرحمن ال ّرحيم‬

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas limpah dan
karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW keluarganya, para sahabatnya dan sekalian umatnya yang
senantiasa memelihara keimanan dan kesetiaan untuk menjalankan sunahnya.

Alhamdulillah, karya tulis yang berjudul Salat Istisqa ini dapat


diselesaikan dengan bantuan dan arahan dari para dosen dan rekan-rekan yang
telah memberikan masukannya.

Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih yang telah
menjadi ketentuan bagi para mahasiswa/i. Penulis mengucapkan terima kasih
teriring doa jazakallahu khairan kepada Orang tua yang telah mendukung,
mendidik, dan menuntun penulis tetap di jalan-Nya, dan juga terimakasih teriring
doa jazakallahu khairan kepada Bapak Lukman Firmansya, Drs.,M.M.Pd selaku
dosen STAI Sukabumi pada mata kuliah fiqih juga kepada seluruh rekan yang
telah memberikan sarannya.

Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kami
meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang
berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Sukabumi, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................


B. Perumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
D. Metode Penulisan........................................................................................

BAB II SALAT IDAIN...........................................................................................

A. Pengertian Salat Istisqa..............................................................................


B. Beberapa Jenis Istisqa Kepada Allah.........................................................
C. Hukum Salat Istisqa...................................................................................
D. Tata Cara Istisqa........................................................................................
E. Waktu Pelaksannan..................................................................................
F. Hal yang di Sunahkan Sebelum Salat
G. Khutbah Istisqa..........................................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................

A. Simpulan....................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertama shalat istisqa merupakan sunnah Rasulullah SAW  dan juga
dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW sepeninggal beliau. Shalat
istisqa adalah shalat sunnah meminta hujan kepada Allah Azza Wajalla
ketika semua makhluk hidup di bumi mengalami kekeringan karena hujan
tak kunjung tiba. Sumur-sumur kering tak ada air,air sungai jauh
berkurang debitnya, rerumputan menguning, kecoklatan dan akhirnya
mati, pohon-pohon meranggas, hewan-hewan kekurangan air dan manusia
pun mengalami bencana serius. Saat itulah dilakukan shalat istisqa. Shalat
minta rahmat kepada Allah SWT agar menurunkan hujan yang penuh
berkah, hujan yang memberi kehidupan. Kullu hayyin minal maa’. Setiap
kehidupan bersumber dari air. Sebagaimana diceritakan di dalam hadits
berikut ini, yang artinya,
“Orang-orang mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tentang musim kemarau yang panjang. Lalu beliau memerintahkan untuk
meletakkan mimbar di tempat tanah lapang, lalu beliau membuat
kesepakatan dengan orang-orang untuk berkumpul pada suatu hari yang
telah ditentukan”.
Aisyah lalu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar ketika
matahari mulai terlihat, lalu beliau duduk di mimbar. Beliau shallallahu
‘alaihi wasallam bertakbir dan memuji Allah Azza wa Jalla, lalu bersabda,
“Sesungguhnya kalian mengadu kepadaku tentang kegersangan negeri
kalian dan hujan yang tidak kunjung turun, padahal Allah Azza Wa Jalla
telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya dan Ia berjanji akan
mengabulkan doa kalian”.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Istisqa’?
b. Berapa jenis istisqa’?
c. Apa Hukum Sholat Istisqa’?
d. Bagaimana tatacara shalat istisqa?
e. Bagaimana pelaksanaan sholat Istisqa’?
f. Apa saja hal yan disunnah kannya?
g. Bagaimana khutbah istisqa?
h. Bagaimana Dopa-do’a istisqa?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa itu Shalat Istisqa
b. Mengetahui apa hokum Shalat Istisqa
c. Mengetahui jenis jenis shalat istisqa
d. Mengetahui tatacara Shalat Istisqa
e. Mengetahui pelaksanaan Shalat Istisqa
f. Mengetahui apa saja yang di sunnahkan
g. Mengetahui khutbah istisqa
h. Mengetahui do’a do;a istisqa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat Istisqa
Istiqa’ adalah Shalat sunnah Muakkad dua rakaat untuk meminta
diturunkan hujan oleh Allah SWT untuk sejumlah negeri atau hamba-hanbaNya
yang membutuhkan melalui shalat, berdo’a dan beristighfar ketika terjadi kemarau
yang Panjang atau ketika krisis air

B.  Beberapa Jenis Istisqa Kepada Allah


Memohon kepada Allah agar diturunkan hujan berdasarkan apa yang
ditetapkan oleh syari’at, dapat dilakukan dengan beberapa cara :
       a)      Sholat istisqa secara berjama’ah ataupun sendirian.
      b)      Imam sholat Jum’at memohon kepada Allah agar diturunkan hujan dalam
khutbahnya. Para ulama ber-ijma’ bahwa hal ini disunnahkan senantiasa
diamalkan oleh kaum muslimin sejak dahulu.
      c)      Berdo’a setelah shalat atau berdo’a sendirian tanpa didahului shalat. Para
ulama ber-ijma’ akan bolehnya hal ini.

C. Hukum Sholat Istisqa


Sholat istisqa’ termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan sekali
(sunnah muakkadah), dimana Rasulullah SAW pun telah melaksanakannya dan
beliau juga memberitahukannya kepada orang-orang agar ikut serta untuk pergi
ketempat pelaksanaan sholat istisqa’.
Oleh karena itu apabila hujan sangat lama tidak turun dan tanah menjadi
gersang, maka dianjurkan bagi kaum muslimin pergi ketanah lapang untuk
melaksanakan sholat istisqa’ dua rakaat dipimpin seorang imam, memperbanyak
do’a dan istighfar.
  D.     Tata Cara Istisqa’
Pergi ke tanah lapang kemudian shalat berjama’ah bersama orang-orang
yang dipimpin seorang imam tanpa adzan dan iqomah akan tetapi hendaknya
mengucapakan ‫الصالة جامعة‬. Kemudian shalat dua rakaat, jika imam berkenan maka
ia dapat membaca takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali
pada rakaat kedua seperti  pada shalat hari raya. Pada rakaat pertama imam
membaca surat al-’Ala setelah ia membaca surat Al-Fatihah dengan suara yang
nyaring, sedang pada rakaat yang kedua membaca surat al-Ghasiyah.
Setelah selesai shalat hendaknya imam menghadap ke arah jama’ah
kemudian ia berkhutbah di hadapan mereka dengan menghimbau mereka supaya
banyak beristighfar, lalu imam berdoa yang diamini oleh jama’ah, lalu imam
menghadap kiblat serta mengubah posisi selendangnya, sehingga bagian sebelah
kanan berpindah ke bagian sebelah kiri, serta bagian sebelah kiri berpindah ke
bagian sebelah kanan dan kemudian mengangkat tangannya, lalu orang-orangpun
harus mengubah posisi selendang mereka sebagaimana yang dilakukan seorang
imam. Selanjutnya mereka berdoa sesaat kemudian bubar.
Namun sebagian ulama ahli fiqih juga berpedapat bahwa tata cara shalat istisqa
adalah sebagaimana shalat sunnah biasa, yaitu sebanyak dua rakaat tanpa ada
tambahan takbir dan lainnya sebagaimana pada shalat id.

Hal ini didasari hadits Sebagaimana sabda Nabi saw dari Abdullah bin Zaid
ia berkata:
‫ستَ ْقبَ َل ا ْلقِ ْبلَةَ يَ ْدعُو ثُ َّم‬ ِ ‫سقِي قَا َل فَ َح َّو َل إِلَى النَّا‬
ْ ‫س ظَ ْه َرهُ َوا‬ ْ َ ‫ست‬ ْ َ‫سلَّ َم يَ ْو َم َخ َر َج ي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫َرأَيْتُ النَّبِ َّي‬
‫صلَّى لَنَا َر ْك َعتَ ْي ِن َج َه َر فِي ِه َما ِبا ْلقِ َرا َء ِة‬ َ ‫َح َّو َل ِردَا َءهُ ثُ َّم‬
            “Saya melihat Nabi saw tatkala pergi ke tanah lapang untuk shalat istisqa’
beliau palingkan punggungnya menghadap para sahabat dan kiblat sambil
berdo’a, lalu beliau palingkan selendangnya, kemudian shalat dengan kami du’a
rakaat dengan suara yang keras ketika membaca ayat.(H.R.Bukhori dan Muslim)
Ini juga menunjukkan beliau khutbah dan berdoa terlebih dahulu, baru kemudian
shalat istisqa.
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi setelah menjelaskan dua tata cara ini mengatakan
bahwa mengerjakan yang mana saja dari dua cara tersebut adalah boleh dan baik.

E.     Waktu Pelaksanaan

          Waktu pelaksanaan shalat istisqa’ sama seperti shalat hari raya, ini adalah
pendapat Malikiyah, berdasarkan keterangan dari Aisyah, “Rasulullah saw pergi
menunaikan shalat istisqa’ ketika tampak penghalang matahari.” Namun dalam
hadits ini bukan membatasi bahwa waktu shalat istisqa’ itu hanya seperti
keterangan dalam hadits, akan tetapi waktu pelaksanaan shalat istisqa’ dapat
dikerjakan kapan saja, selain waktu yang dilarang untuk shalat. Karena
shalat istisqa’ memiliki waktu yang panjang, namun yang lebih afdhal adalah
dilaksanakan pada awal hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, karena
shalat istisqa’ menyerupai (hampir sama) dengan  shalat ‘ied tata cara dan
tempatnya.

      F.    Hal yang Disunnahkan Sebelum Shalat


Disunnahkan kepada imam untuk mengumumkan pelaksanaan
shalat istisqa’ beberapa hari sebelumnya, menghimbau orang-orang supaya
bertaubat dari kemaksiatan dan menjauhkan diri dari kedzaliman. Juga
menganjurkan mereka supaya berpuasa, bersedekah, meninggalkan permusuhan 
dan memperbanyak amal kebaikan, karena kemaksiatan itu penyebab kemarau
dan tidak diturunkannya hujan, sebagaimana ketaatan menjadi penyebab kebaikan
dan keberkahan sehingga Allah swt akan menurunkan hujan dari langit.
      G.    Khutbah Istisqa’
Para ulama’ berbeda pendapat mengenai waktu khutbah pada shalat istisqa’,
Sebagian ulama’ berpendapat dan ini adalah merupakan riwayat dari Imam
Ahmad, bahwasanya Imam berkhutbah sebelum shalat istisqa’.
          Namun mayoritas ulama’ di antaranya adalah Malik, Syafi’I dan
Muhammad bin Hasan dan ini juga riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal dari
jalur yang lain, bahwasanya khutbah istisqa’ dilaksanakan setelah shalatistisqa’ 
dan ini merupakan pendapat yang benar,  sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu
Qudamah dalam Al-Mughni berdasarkan perkataan dari Abu Hurairah di dalam
hadits yang shahih,
‫صلَّى بِنَا َر ْك َعتَي ِْن بِاَل أَ َذا ٍن َواَل إِقَا َم ٍة‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ًما يَ ْستَ ْسقِي ف‬ َ ِ ‫ال َخ َر َج َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬
‫ب ِردَا َءهُ فَ َج َع َل اأْل َ ْي َمنَ َعلَى اأْل َ ْي َس ِر َواأْل َ ْي َس َر َعلَى‬
َ َ‫ثُ َّم َخطَبَنَا َو َدعَا هَّللا َ َو َحو ََّل َوجْ هَهُ نَحْ َو ْالقِ ْبلَ ِة َرافِعًا يَ َد ْي ِه ثُ َّم قَل‬
‫اأْل َ ْي َم ِن‬
          Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah saw keluar pada waktu istisqa’
maka kemudian ia shalat bersama kami dua raka’at tanpa adzan dan iqamah
kemudian berkhutbah pada kami dan berdo’a kepada Allah dan menghadapkan
wajahnya ke arah kiblat dengan mengangkat tangannya kemudian membalik
selendangnya dan menjadikan selendang sebelah kanan pada pundak yang kiri dan
selendang sebelah kiri diletakkan di pundak yang kanan.” (HR. Ibnu Majah).
      H.  Do’a-do’aIstisqa’
          Di bawah ini akan kami sebutkan beberapa do’a di dalam istisqa’ yang
sesuai dengan sunnah Rasulullah saw :
1. Sebagaimana hadits yang telah lalu ketika seorang laki-laki datang ke masjid dan
Rasulullah saw sedang berkhutbah, kemudian ia minta supaya Rasulullah saw
berdo’a sebanyak tiga kali.
‫اللهم أغثنا اللهم أغثنا اللهم أغثنا‬ 
 “Ya Allah tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami”.
2. Sebagaimana sabda Nabi saw dari Ibnu Abbas
ٍ ِ‫سقِنَا َغ ْيثًا ُم ِغيثًا َم ِريئًا طَبَقًا َم ِري ًعا َغ َدقًا عَا ِجاًل َغ ْي َر َرائ‬
‫ث‬ ْ ‫اللَّ ُه َّم ا‬
“Ya Allah berilah kami hujan yang menolong, menyegarkan tubuh dan
menyuburkan tanaman dan segera tanpa ditunda-tunda.”
3.    Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya Nabi Saw ketika dalam istisqa’
beliau membaca
 ‫اللهم اسقنا اللهم اسقنا اللهم اسقنا‬
 ”Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami, Ya Allah turunkanlah hujan kepada
kami, Ya Allah turunkanlah hujan kepada kami”.
Salah satu do’a dalam istisqa’ adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari
ِ ِ‫ب َواأْل َ ْو ِديَ ِة َو َمنَاب‬
‫ت الش ََّج ِر‬ ِ ‫ اللَّ ُه َّم َح َوالَ ْينَا َواَل َعلَ ْينَا اللَّ ُه َّم َعلَى اآْل َك ِام َوا ْل ِجبَا ِل َواآْل َج ِام َوالظِّ َرا‬                       
“Ya Allah turunkanlah hujan disekitar kami, bukan pada kami. Ya Allah berilah
hujan ke dataran tinggi, pegunungan, anak bukit, dan lembah serta di tempat
tumbuhnya pepohonan.”

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Istisqo(meminta hujan)ada3macam cara :
-berdoa ,baik dilakukan sendiri-diri atau secara barjamaah.
-Berdoa setelah mengerjakan sholat baik sholat fardhu atau sunah dan berdoa pada
saat khutbah  
  jumat serta khutbah hari raya.
-Melakukan sholat istisqo yang tata caranya sebagai mana dibawah ini :
sholat istisqo’
Sholat istisqo’ : sholat yang di lakukan untuk meminta hujan kepada Alloh,
sholat ini hukumnya sunnah mu’akkad dan termasuk sholat sunnah yang memiliki
sebab, sholat ini dilaksanakan jika ada hajat (beberapa factor) antara lain kemarau
panjang , tidak ada mata air, air berubah menjadi asin dll.
B. Saran
Akhirnya selesailah makalah kami yang membahas tentang Shalat Istisqa.
Sungguh masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki dalam penyusunan
makalah ini.Apabila terdapat Kesalahan dalam penulisan,kami mohon maaf,maka
dari itu kami tunggu kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun.Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Al Ihkam Syarh Ushulil Ahkam, Ibnul Qasim


Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, Al Inshaf , Al Mughni
Rasjid, sulaiman. 2012. Fikih Islam. Sinar Baru Algesindo: Bandung

Anda mungkin juga menyukai