Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ANANDA NABILA RIZQI NST

NIM : 0305182084

KELAS/ SEMESTER : PMM-1/IV

AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER AGAMA ISLAM

Al-qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW, sebab
turunnya Al qur’an melalui perantara beliau, Al-qur’an mempunyai peranan yang sangat
penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia. Betapa tidak, semua persoalan
manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan jawabannya pada Al-qur’an. Oleh
karenannya kemudian Al-qur’an di yakini sebagai firman Allah yang menjadi sumber
hukum Islam pertama sebelum Hadist serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.

Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati, dan


mengamalkan ajaran Al-qur’ran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya (Q.S.
Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT atau mengaku
Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw satu huruf
mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.

Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran yang utama adalah Al-
qur’an dan As Sunnah. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat untuk
memahami Al –qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan Agama Islam itu
sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya dilakukan oleh nabi
Muhammad SAW.

1. Peranan dan Fungsi Al-qur’an


Menurut pendapat yang paling kuat, seperti yang dikemukakan Subhi Shalih,
Al-Qur’an berarti bacaan. Ia merupakan kata turunan (mashdar) dari kata qara’a
(fi’il madli) dengan arti isim maf’ul, yaitu maqru’ yang artinya dibaca. 1 Menurut
Khallaf, al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah,
Muhammad bin Abdullah, melalui jibril dengan menggunakan lafadz bahasa
arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia
benar-benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi
petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri
dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushhaf,
dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas, disampaikan
kepada kita secara mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun

1
Atang Abdul dan Jaih Mubarok, dkk, Metodologi Studi Islam, (Cipadung : PT. Remaja Rosakarya, 1999),
hlm. 69
tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian. 2 Al-qur’an memiliki banyak
nama, diantaranya Al-Furqan, Az-Zikra, Asy-Syifa’, Al-Huda, dan Al-
Mau’idzah. Masing-masing nama al-Qur’an itu sekaligus menunjukkan fungsi-
fungsinya.
1. Al-Furqan, artinya pembeda atau pemisah, yaitu kitab yang membedakan
antara yang hak dan yang batil penamaan ini terungkap dalam firman Allah
SWT :
Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (al-Qur’an) kepada
hambanya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (QS.
Al-Furqan 25: 1)
2. Az-Zikra, artinya peringatan, yaitu kitab yang berisi peringatan Allah kepada
manusia. Penamaan ini terungkap dalam firman Allah SWT berikut ini:
Sesungguhnya kamila yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya kami
benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr 15: 9)
3. Asy-Syifa’, artinya obat. Dalam al-Qur’an dikatakan bahwa ia berfungsi
sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada manusia. Firman
Allah SWT:
Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada.
(QS. Yunus 10: 57)
4. Al-Huda, artinya petunjuk. Dalam Al-Qur’an terdapat tiga kategori tentang
posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara
umum. Firman Allah SWT:
Bulan ramadhan adalah bula diturunkannya Al-Qur’an yang berfungsi
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu. (QS. Al-Baqarah 2: 185)
5. Al-Mau’idzah, artinya nasehat. Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia
berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang yang bertqwa. Firman Allah
SWT
2. Pendekatan memahami Al-qur’an
Al-qur’an adalah suatu kitab yangditujukan bagi seluruh bangsa di dunia,
maka ada beberapa pendekatandalam studi Al-Quran, diantaranya adalah:
1. Pendekatan kebahasaan (analisis bahasa)Telah disepakati oleh semua
pihak, bahwa untuk memahami isi kandungan Al-Qurandibutuhkan
pengetahuan Bahasa Arab. Dan untuk memahami arti suatu kata dalam
rangkaian redaksi satu ayat, seseorang terlebih dahulu harus
meneliti apa saja pengertian yang dikandung oleh kata tersebut.
Kemudian menetapkan arti yang paling tepat setelah memperhatikan
segala aspek yang berhubungan dengan ayat tadi. Dengan kata lain, bahwa
2
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) , hlm. 67
seseorang yang ingin meneliti tentang ilmu-ilmu Al-Quranharus
mengetahui betul tentang kaedah-kaedah bahasa Al-Quranitu sendiri
dalam hal ini adalah Bahasa Arab, sehingga ia mampu memahami isi yang
terkandung dalam ayat tersebut.
2. Pendekatan korelasi antar ayat dengan ayat lain (analisis ayat per-
ayat)Memahami pengertian suatu kata dalam rangkaian satu ayat, tidak dapat
dilepaskan dari konteks kata tersebut dengan keseluruhan kata-kata dari
ayat tadi. Maksudnya adalah pemaknaan suatu ayat tidakakan sempurna
jika tidak diikuti oleh makna ayat sebelum atau sesudahnya. Dengan
demikian terjadinya hubungan sebab akibat antara suatu ayat dengan ayat
lainnya baik sebelum maupun sesudahnya.
3. Sifat penemuan ilmiahBerkenaan dengan pendekatan ini, Qurais Shihab
mengemukakan pandangannya bahwa, apayang dijelaskanpara ahli dari
berbagai disiplin ilmu, sangat bervariasi dari kebenarannya. Seseorang
bahkan tidak dapat mengatas namakan Al-Qurandalam kaitan dengan
pendapatnya, jika pendapat tadi melebihi kandungan redaksi ayat-ayat.
Tetapi ini bukanpenghalanguntuk memahami suatu ayat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Studi hemeneutikSebagai cara pendekatan baru, studi humanitik tidak
selamanya bisa diterima oleh seluruh umat Islam. Kerana barangkali
kata tersebut masih aneh dan sulit ditemukan dalam katalog khazanah
Islam klasik. Namun, perlu diakui bahwa dengan pendekatan
hermeneutik, kajian tersebut lebih bersifat interdisipliner mengenai Al-
Quran. Sebab Al-Quranselain berbicara tentang nilai-nilai keagamaan, juga
banyak berbicara isyarat-isyarat ilmu pengetahuan bahkan rekaman sejarah
Nabi, masa-masa sebelum Al-Quranditurunkan kepada Nabi Muhammad
saw sebagai rasul terakhir.3

3. Al-qur’an Sebagai Kalamullah


Al-qur’an adalah kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-
Qur’an sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama
dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi
umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Unsur-
unsur penting yang disebutkannya dalam definisi sifat Al-Qur’an itu sebagai:
a. Firman Allah
b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad
c. Berfungsi sebagaai mukjizat

3
Fatimah Purba, “Pendekatan dalam Studi Al-qur’an : Studi Tentang Pendekatan dan Metode dalam Al-
qur’an”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No. 2, September-Desember2016, hlm.33
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya adalah suatu ilmu
yang dikhususkan untuk mereka dengan tidak dipelajari. Kumpulan wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut al-Qur’an, yang merupakan
pembawa rahmat bagi alam semesta dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan
kehidupannya.
Wahyu turun dalam berbagai cara seperti ; Malaikat Jibril langsung atau
menyerupai manusia, berupa suara atau gemuruh, atau lonceng. 4 Sebagai wahyu,
Al-Qur’an bukan pikiran dan ciptaan nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu
mereka yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu pikiran dan ciptaan nabi
Muhammad SAW, tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

4. Al-qur’an Untuk Memahami Kitab Suci Lain


Secara garis besar islam memang dapat memahami kitab suci lain, walaupun
kebanyakan orang pada umumnya tidak menyukai agama lain, misalnya:
Kristen, budha, hindu, dan sebagainya. Akan tetapi manusia itu cuman salah
arah dan kita sebagai umat islam wajib memberitahukan mana yang benar dan
mana yang salah, karena islam selalu mendepankan kejujuran, kebaikan, dan
sebagainya.
Memang seharusnya tidak perlu mengherankan, bahwa islam selaku agama
besar terakhir, mengklaim sebagai agama yang memuncaki proses pertumbuhan
dan perkembangan agama-agama dalam garis kontinuitas tersebut. Karena itu
agama tidak boleh di paksakan (QS Al-Baqarah, 2:256). Bahkan Al-Qur’an juga
mengisyaratkan bahwa para penganut berbagai agama, asalkan percaya kepada
tuhan dan hari kemudian serta berbuat baik semuanya akan selamat. (QS Al-
Baqarah, 2:62; Al-Maidah, 5:26).

5. Ulum Al-qur’an dan Tafsir Al-qur’an


Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri
dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jama’
dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan kepada
kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi
keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap
petunjuk yang terkandung di dalamnaya. Ulumul Qur’an menurut Assuyuthi
dalam kitab itmamu al-Dirayah : “Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-
Qur’an dari segi turunnya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang
berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-

4
Henker, “Makalah Al-Qur’an Sebagai Sumber Agama Islam”, diakses dari
Henker17.blogspot.com.http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-alquran-sebagai-sumber
agama.html, pada tanggal 20 mei pukul 13.50
hukumnya, dan sebagainya”5 Secara garis besar Ilmu al-Qur’an terbagi dua
pokok bahasan yaitu :
1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti ilmu yang
membahas tentang macam-macam qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an,
waktu-waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang diperoleh dengan
jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafadz yang ghorib (asing)
serta mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.

DAFTAR PUSTAKA
5
Anisa Khairunisa, “Makalah Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam” diakses dari http://makalah-
ankasa.blogspot.com/2013/09/makalah-al-quran-sebagai-sumber-ajaran.html, pada tanggal 20 mei
2020 pukul 13.57.
Abdul, Atang dan Jaih Mubarok. 1999. Metodologi Studi Islam. Cipadung : PT.
Remaja Rosakarya.
Nata, Abuddin. 2006. Metodelogi Studi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Purba, Fatimah . “Pendekatan dalam Studi Al-qur’an : Studi Tentang
Pendekatan dan Metode dalam Al-qur’an”, Jurnal As-Salam, Vol.1, No. 2,
September-Desember2016
Henker, “Makalah Al-Qur’an Sebagai Sumber Agama Islam”, diakses dari
Henker17.blogspot.com.http://henker17.blogspot.com/2012/09/makalah-
alquran-sebagai-sumber agama.html, pada tanggal 20 mei pukul 13.50
Anisa Khairunisa, “Makalah Al-Qur’an Sebagai Sumber Ajaran Islam” diakses
dari http://makalah-ankasa.blogspot.com/2013/09/makalah-al-quran-sebagai-
sumber-ajaran.html, pada tanggal 20 mei 2020 pukul 13.57.

Anda mungkin juga menyukai