Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FERMENTASI

KONVERSI LIMBAH RUMAH TANGGA (SAMPAH ORGANIK)


MENJADI BIOFUEL SECARA SIMULTAN MELALUI REKAYASA
REDUKSI UKURAN BAHAN DAN FERMENTASI DENGAN
MENGGUNAKAN KOMBINASI ENZIM DAN MIKROBA

HALAMAN SAMPUL

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANAS MAULANA

NIM : F1C1 17 037

KELAS :A

JURUSAN : KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Kimia Terapan mengenai Pelabuhan Perikanan
Samudra Kendari.
Adapun makalah fermentasi “KONVERSI LIMBAH RUMAH
TANGGA (SAMPAH ORGANIK) MENJADI BIOFUEL SECARA
SIMULTAN MELALUI REKAYASA REDUKSI UKURAN BAHAN DAN
FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI ENZIM DAN
MIKROBA” telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah fermentasi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah fermentasi
mengenai “KONVERSI LIMBAH RUMAH TANGGA (SAMPAH
ORGANIK) MENJADI BIOFUEL SECARA SIMULTAN MELALUI
REKAYASA REDUKSI UKURAN BAHAN DAN FERMENTASI DENGAN
MENGGUNAKAN KOMBINASI ENZIM DAN MIKROBA” ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini
nantinya.

Kendari, 07 Mei
2020

Penyusun

ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................4
A. Biofuel............................................................................................................4
B. Jenis-Jenis Biofuel........................................................................................5
1. Bioetanol...................................................................................................5
2. Biogas........................................................................................................6
C. Proses Pembuatan Biofuel Secara Simultan Melalui Rekayasa Reduksi
Ukuran Bahan dan Fermentasi dari Limbah Industri Rumah Tangga
dengan Bantuan Enzim dan Mikroba........................................................6
1. Sortasi........................................................................................................7
2. Fermentasi Bakteri Asam Laktat...............................................................7
3. Reduksi Ukuran.........................................................................................7
4. Sarifikasi....................................................................................................8
5. Produksi Bioetanol....................................................................................8
6. Produksi Biogas.........................................................................................8
BAB III. PENUTUP.............................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah merupakan permasalahan besar yang dihadapi oleh Indonesia.
Jumlah sampah organik terus bertambah. Diperkirakan, setiap orang
menghasilkan sampah organik sekitar setengah kilogram per hari. Jika penduduk
Indonesia 220 juta orang, produksi sampah organik mencapai 110.000 ton atau
40,150 juta ton per tahun (Sofian, 2006). Pemanfaatan sampah menjadi bioetanol
di Indonesia merupakan hal yang cukup menarik mengingat permintaan bioetanol
sangat tinggi karena kebutuhan bensin nasional saja mencapai 17,5- miliar per
tahun, 30% dari total kebutuhan itu adalah impor. Dalam Peraturan Pemerintah
No 5/2006 dalam kurun 2007/2010, pemerintah menargetkan mengganti 1,48-
miliar liter bensin dengan bioetanol lantaran kian menipisnya cadangan minyak
bumi. Persentase itu bakal meningkat menjadi 10% pada 2011-2015, dan 15%
pada 2016-2025. Pada kurun pertama 2007-2010 selama 3 tahun pemerintah
memerlukan rata-rata 30.833.000 liter bioetanol per bulan. dari total kebutuhan itu
cuma 137.000 liter bioetanol setiap bulan yang terpenuhi atau 0,4%. Itu berarti
setiap bulan pemerintah kekurangan pasokan 30.696.000 liter bioetanol untuk
bahan bakar.
Pemanfaatan limbah menjadi etanol pada dasarnya adalah memanfaatkan
sisa-sisa sumber karbohidrat yang terdapat pada limbah tersebut untuk diubah
menjadi etanol secara fermentasi aerobik. Selanjutnya sisa sumber karbohidrat
yang belum dapat termanfaatkan menjadi etanol diolah kembali melalui
fermentasi anaerobik menadi gas metan (biogas). Pemanafaatan secara simultan
limbah rumah tangga menjadi etanol dan biogas dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan bakar selain mengurangi beban pembuangan limbah rumah
tangga yang menjadi masalah utama di kota-kota besar di Indonesia bahkan dunia.
Sampai saat ini, masih minim penelitian yang berfokus pada bahan
alternatif dari sampah organik untuk menghasilkan biofuel (bioetanol dan biogas)
dengan cara simultan. Sampah organik saat ini baru dimanfaatkan menjadi pupuk
kompos maupun pupuk cair. Walaupun, potensi pemanfaatan sampah organik
menjadi biofuel cukup besar. Pemanfaatan limbah rumah tangga menjadi
bioetanol dan biogas secara simultan hingga saat ini masih sedikit dilakukan di
2

luar negeri (Jepang), sedangkan di Indonesia sendiri belum ada yang telah
melakukan penelitian tersebut. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan dalam mengatasi permasalahan sampah di kota-kota,
dengan mendaur ulangnya menjadi sumber biofuel etanol dan biogas dari sumber
bahan baku yang sama sehingga makin sedikit limbah yang benar-benar dibuang.
Untuk dapat menghasilkan biofuel (bioetanol dan biogas) dari limbah
rumah tangga dibutuhkan bantuan mikroorganisme dalam mendegradasi
kandungan gula yang ada pada sampah organik menjadi bioetanol dan anaerobik
bakteri guna menghasilkan gas biogas. Mikroorganisme yang dibutuhkan untuk
menghasilkan bioetanol adalah bakteri penghasil enzim glukoamilase. Enzim
glukoamilase merupakan enzim yang dapat memecah polisakarida (pati, glikogen,
dan lain-lain) pada ikatan α-1,4 dan α-1,6 dan menghasilkan glukosa (Darwis dan
Sukara, 1990). Penggunaan mikroba sebagai penghasil enzim memiliki beberapa
keuntungan, yaitu diantaranya biaya produksi relatif murah, dapat diproduksi
dalam waktu singkat sesuai permintaan, mempunyai kecepatan tumbuh serta
mudah dikontrol (Fogarty and Westhoff, 1988).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biofuel ?
2. Apa saja jenis-jenis dari biofuel ?
3. Bagaimana proses pembuatan biofuel secara simultan melalui rekayasa
reduksi ukuran bahan dan fermentasi dari limbah industri rumah tangga
dengan bantuan enzim dan mikroba ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu biofuel
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari biofuel
3. Agar dapat mengetahui proses pembuatan biofuel secara simultan melalui
rekayasa reduksi ukuran bahan dan fermentasi dari limbah industri rumah
tangga dengan bantuan enzim dan mikroba
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu biofuel
2. Dapat mengetahui jenis-jenis dari biofuel
3

3. Dapat mengetahui proses pembuatan biofuel secara simultan melalui


rekayasa reduksi ukuran bahan dan fermentasi dari limbah industri rumah
tangga dengan bantuan enzim dan mikroba
4

BAB II. PEMBAHASAN

A. Biofuel
Bahan bakar hayati (bahasa Inggris: Biofuel) adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik.
Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung
dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk
pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah
tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran
hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen
metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester;
dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh
sebagai bahan bakar).
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa
meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan
untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak
seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah
permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu biofuel lebih
bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca
di atmosfer (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam
praktiknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak
bumi serta meningkatkan keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama
adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum
manis) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu
menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua
adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi
seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jatropha. Saat dipanaskan, maka
kekentalanan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam
mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan
5

bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa


dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol.

B. Jenis-Jenis Biofuel
1. Bioetanol
Bioetanol termasuk salah satu jenis biofuel. Bioetanol dapat dijadikan
bahan pengganti bahan bakar bensin yang ramah lingkungan. Bioetanol (C2H5OH)
adalah cairan dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan
bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati
yang memiliki sifat menyerupai minyak premium (Assegaf dalam Khairani,
2007). Untuk menghasilkan bioetanol, disarankan bahan yang digunakan memiliki
sifat berkadar pati tinggi, memiliki potensi hasil yang tinggi, fleksibel dalam
usaha tani dan umur panen serta bioetanol juga dapat dihasilkan melalui limbah
industri rumah tangga.
Bioetanol pada prinsipnya adalah etanol yang diperoleh melalui proses
fermentasi sehingga dinamakan bioetanol. Bioetanol dihasilkan dari distilasi bir
hasil fermentasi. Bioetanol merupakan bahan bakar nabati yang relatif mudah dan
murah diproduksi sehingga industri rumahan sederhana pun mampu membuatnya.
Biasanya bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-
umbian, jagung atau tebu dan dilanjutkan dengan destilasi. Bioetanol dapat
digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar. Untuk
bahan bakar kendaraan bermotor terlebih dahulu bioetanol harus dicampur dengan
premium dengan perbandingan tertentu. Hasil pencampuran ini kemudian disebut
dengan Gasohol (Gasoline Alcohol). Gasohol memiliki performa yang lebih baik
daripada premium karena angka oktan etanol lebih tinggi daripada premium.
Selain itu gasohol juga lebih ramah lingkungan daripada premium. Penguapan
bioetanol dari cair ke gas juga tidak secepat bensin. Karena itu pemakaian
bioetanol murni pada kendaraan dapat menimbulkan masalah. Tetapi masalah
dapat diatasi dengan mengubah desain mesin dan reformulasi bahan bakar.
6

Gambar 1. Struktur Etanol

2. Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi
dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan,
limbah domestik, sampah atau limbah biodegradable dalam kondisi anaerobik.
Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
Metana yang terkandung di dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih
daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi
karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan
penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang
lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon
dioksida. Saat ini, banyak negara maju mulai meningkatkan penggunaan biogas
yang dihasilkan baik dari limbah cair, padat atau yang dihasilkan dari sistem
pengolahan limbah. Komposisi gas di dalam biogas yang dihasilkan bervariasi
tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Rata-rata biogas memiliki
konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah modern
dapat menghasilkan biogas dengan kadar metana berkisar dari 55-75%.

Gambar 2. Struktur Metana


7

C. Proses Pembuatan Biofuel Secara Simultan Melalui Rekayasa Reduksi


Ukuran Bahan dan Fermentasi dari Limbah Industri Rumah Tangga dengan
Bantuan Enzim dan Mikroba
Adapun langkah-langkah proses fermentasi biofuel menggunakan
kombinasi enzim dan mikroba :

Gambar 3. Diagram alir produksi secara keseluruhan bioetanol dan biogas


dari sampah organik
1. Sortasi
Bahan baku limbah industri rumah tangga disortasi untuk memisahkan
antara limbah organik dengan non organik serta menyeragamkan ukuran yang
diperlukan untuk proses selanjutnya.
2. Fermentasi Bakteri Asam Laktat
8

Sampah rumah tangga difermentasi bakteri asam laktat dilakukan untuk


mengurangi bau tak sedap yang dihasilkan limbah organik serta membantu proses
degradasi tahap awal bahan kompleks.
3. Reduksi Ukuran
Reduksi atau pengecilan ukuran dilakukan agar penetrasi dari enzim
glukoamilase (Tang et al., 2008) atau crude enzim Aspergillus niger dapat lebih
baik. Reduksi ukuran dilakukan dengan menggunakan blender dan ballmills lalu
disaring dengan penyaring sebesar 100-200 mesh. Untuk mengetahui adanya
perbedaan hasil dari reduksi ukuran ini, maka hasil reduksi ukuran dibagi 3, yaitu:
reduksi ukuran hasil blender, reduksi ukuran hasil blender yang telah disaring
dengan penyaring 100 mesh dan reduksi ukuran dengan menggunakan ballmills
yang disaring dengan penyaring 200 mesh.
4. Sarifikasi
Sakarifikasi dilakukan dengan membandingkan efektivitas dua metode.
Metode pertama menggunakan enzim alpha amilase dan glukoamilase (Tang et al.
2008) pada suhu 60°C selama 2 jam pada rotary shaker. Metode kedua
menggunakan ekstrak enzim kasar (crude enzyme) dari Aspergillus niger.
5. Produksi Bioetanol
Produksi bioetanol dlaksanakan dengan menginokulasikan Saccharomyces
cerevisie (starter telah dipersiapkan pada medium YPD) pada medium hasil
sakarifikasi yang telah disterilisasi. Inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu
30°C. Hasil fermentasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan destilasi yang
kemudian hasil samping dari destilasi tersebut merupakan bahan baku untuk
menghasilkan biogas.
9

Organic waste

Gambar 4. Skema produksi etanol dari sampah organik


6. Produksi Biogas
Limbah cair dari produksi etanol dicampur dengan fraksi padat dari
pemisahan proses sakarifikasi dan selanjutnya diumpankan pada alat digester atau
fermentor anaerobik dengan penambahan senyawa Ni, Co dan Fe dengan
konsentrasi 4,57; 4,57 dan 61,11 mg/liter (Tang et al. 2008).
10

Gambar 5. Skema produksi biogas dari sampah organik


Proses fermentasi biofuel diatas dikatakan ramah lingkungan karena bahan
baku yang digunakan berasal dari limbah rumah tangga. Pemanfaatan sampah
organik sebagai sumber bioenergi secara simultan memiliki prospek cerah karena
produk akhir yang dihasilkan sudah terdegradasi dengan baik sehingga
pemanfaatannya untuk pupuk organik menjadi lebih sempurna.
11

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahan bakar hayati (bahasa Inggris: Biofuel) adalah setiap bahan bakar
baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan
organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara
tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
2. Ada 3 jenis biofuel yaitu : bioetanol, biogas dan biodiesel
3. Proses pembuatan biofuel dapat dilakukan secara simultan melalui
rekayasa reduksi ukuran sampah organik dan fermentasi dengan bantuan
kombinasi enzim dan beberapa mikroba
12

DAFTAR PUSTAKA

Darwis AA dan E Sukara. 1990. Isolasi, Purifikasi dan Karakterisasi Enzim.


Penuntun Praktikum. Depdikbud. DIKTI. PAU-Biotek. IPB. Bogor.
Fogarty WC and Weshoff DC. 1983. Microbial Enzymes and Biotecnology. App.
Scle. Pub. London and New York.
Sofian. 2006. Sukses Membuat Kompos dari Sampah. Penerbit Agromedia,
Jakarta.
Tang YQ. 2006. Ethanol Production from Acid Hydrolysate of Wood Biomass
using the Flocculating Yeast Saccharomyces cerevisiae Strain KF-7.
Process Biochemistry. 41:909-4.
Tang YQ. 2008. Ethanol Production from Kitchen Waste Using the Flocculating
Yeast Saccharomyces Cerevisiae Strain KF-7. Biomass & Bioenergy.
32:1034-1045.
http://:wikipedia.com/biofuel.html

Anda mungkin juga menyukai