Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif

yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang

menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan

merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui

proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Wiraswasta dihubungkannya dengan istilah Saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira, swa dan sta, masing-
masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani
pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak; swa artinya sendiri; sta artinya
berdiri. Sedangkan Saudagar terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar artinya akal.
Jadi, Saudagar berarti seribu akal.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi
tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala
lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan


mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini
dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam
perekonomian nasional.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah pengertian wiraswasta dan wirausaha ?

b. Apakah ciri orang wiraswasta dan wirausaha ?

c. Bagaimana keterampilan dalam wiraswasta dan wirausaha ?

d. Bagaimana proses wirausaha ?

e. Apa perbedaan antara wiraswasta dan wirausaha ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :


a. Menjelaskan pengertian wiraswasta dan wirausaha

b. Menguraikan ciri orang wiraswasta dan wirausaha

c. Menguraikan keterampilan dalam wiraswasta dan wirausaha

d. Menjelaskan proses wirausaha

e. Menjelaskan perbedaan antara wiraswasta dan wirausaha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI WIRASWASTA

Wiraswasta terdiri dari tiga kata: wira, swa dan sta, masing-masing berarti, wira manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan dan memiliki
keagungan watak ; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri. Bertolak dari ungkapan etimologis
diatas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan, serta keperkasaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.[1]

Dengan melihat arti etimologis di atas bisa diambil pengertian wiraswasta ialah keberanian,
keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan bersandar pada kekuatan sendiri. Di sini yang
perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari ‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan
usaha yang dilaksanakan secara sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak
bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, ia lebih
mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta bantuan orang lain. Jadi, pengertian
‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai
karyawan.

Adapun ciri-ciri seorang wiraswasta ialah:

1. perilaku orangnya terpuji, disiplin, jujur, tekun

2. Berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan yang matang

3. Mempunyai daya kreasi, motivasi dan imajinasi

4. Hidup efisien, tidak boros, tidak pamer kekayaan (demonstration effect).

5. Mampu menarik orang lain, karyawan untuk bekerjasama

6. Mampu menganalisa, melihat peluang-peluang

2.2 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI WIRAUSAHA

Istilah wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur (Bahasa perancis), yang
diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-between, yaitu orang yang
berani bertindak mengambil peluang.[2]

Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru.
Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
memanfaatkan peluang dengan cara menciptakan suatu organisasi. Dalam tradisi peristilahan di
Indonesia, istilah wirausaha menurut Buchari Alma, pada dasarnya sama dengan istilah wiraswasta.
Walaupun rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama, yaitu memiliki sifat
perwira atau mulia dan mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. Jadi, ia memiliki kemampuan untuk
berdikari, otonom, berdaulat. Atau menurut Ki Hajar Dewantoro, merdeka lahir batin.

Raymond W. Kao menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu
yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi).[3]
Sedangkan menurut Peter F. Drucker sebagaimana dikutip oleh Kasmir, mengatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Artinya
bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang
sudah ada sebelumnya.[4]

Jadi, seorang wirausaha adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam bidang
ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna, efektif, dan efisien),
juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur.[5] Selanjutnya, Alma juga memberikan
penekanan pengertian tersebut berdasarkan ciri-ciri wirausahawan versi Suparman Sumahamijaya,
bahwa, Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif,
melaksanakan kegiatan perencanaan, bermula dari ide sendiri kemudian mengembangkan
kegiatannya dengan menggunakan tenaga orang lain dan selalu berpegang kepada nilai-nilai disiplin
dan kejujuran yang tinggi.

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan
watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang
dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey
G. Meredith mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

No

Ciri-Ciri

Watak

Percaya diri

Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.

Berorientasikan tugas dan hasil

Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad
yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

Pengambil resiko

Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.

Kepemimpinan

Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang
membangun.
5

Keorisinilan

Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bias dan memiliki jaringan bisnis yang luas.

Berorientasi ke masa depan

Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.

Jujur dan tekun

Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.[6]

2.3 KOMPETENSI SEORANG WIRAUSAHA ATAUPUN WIRASWASTA YANG SUKSES

“Bagaimana caranya agar bisa menjadi seorang wirausaha yang sukses?”, itulah pertanyaan yang
seringkali ditanyakan oleh orang-orang yang ingin menjadi seorang wirausaha. Ada beberapa
kompetensi yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh para wirausaha agar dapat membangun
sebuah usaha yang berhasil. Ada tiga kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha,
yaitu:

1. Pengetahuan yang Penting Bagi Seorang Wirausaha

Seorang yang ingin memulai usaha perlu mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis.
Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subjek yang diperoleh melalui pengalaman atau
melalui pembelajaran dan studi. Anda mungkin akan memperoleh pengetahuan melalui cara-cara
berikut ini:

· Belajar tentang komunitas. Seperti apa masyarakat yang tinggal di dalamnya, usia, menikah atau
lajang, jumlah anggota keluarga mereka dan tingkat pendapatan mereka.

· Mengetahui apa yang sedang terjadi. Gaya busana terkini, makanan, layanan yang banyak dicari,
jenis olahraga yang sedang populer. Pada dasarnya, seorang wirausaha selalu ingin mengetahui apa
yang baru dan berbeda.

· Memperoleh pengetahuan melalui pendidikan. Masing-masing pelajaran yang Anda pelajari akan
menjadi bekal penting bagi Anda ketika anda menjadi seorang wirausaha.

· Belajar dalam pekerjaan. Pekerjaan yang mungkin anda lakukan saat ini juga dapat memberikan
pengalaman dan pengetahuan praktis tiap hari sehingga dapat memberikan dasar dalam
mengembangkan kewirausahaan.

Tentunya, semua pengetahuan yang diperoleh setiap individu sepanjang hidupnya merupakan bekal
yang penting untuk menjadi seorang wirausaha dimana kewirausahaan menggabungkan semua
pengetahuan dan pengetahuan individu.[7]

Keterampilan Apa Saja yang Dibutuhkan Seorang Wirausaha atau Wiraswasta

Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan beberapa keterampilan seperti yang dikemukakan di
bawah ini:

· Keterampilan Berpikir Kreatif


Manusia wiraswasta memiliki jiwa interpreneurship. Jiwa interpreneurship itu didukung oleh cara-
cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan
daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Apabila kita tidak mencampurkan daya imajinasi dengan
kemampuan berpikir ilmiah, maka tidak akan mungkin kita mengadakan pemikiran yang kreatif.[8]

· Keterampilan Dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan merupakan suatu hasil penilaian. Keputusan juga merupakan hasil pemilihan alternatif-
alternatif. Proses pembuatan keputusan, keragu-raguan dan ketidak setujuan diperlukan, karena
keraguan dan ketidak setujuan bermanfaat untuk :

a. Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang diambil.

b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih mantap.

c. Keraguan merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar terhadap suatu
masalah. Daya imajinasi bekerja bersama pikiran untuk menelaah masalah dalam situasi baru
sehingga diperoleh pengenalan dan pengertian.[9]

· Keterampilan Dalam Kepemimpinan

Kepemimpinan ialah kualitas tingkah laku seseorang yang mempengaruhi tingkah laku orang lain
atau kelompok orang sehingga mereka bergerak kearah tercapainya tujuan bersama. Manusia
wiraswasta diharapkan memiliki keterampilan untuk memimpin diri sendiri dan orang lain. Manusia
wiraswasta menghendaki kerja sama dengan orang lain hendaknya memiliki keterampilan
kepemimpinan.[10]

· Keterampilan Manajerial

a. Seorang wiraswasta harus terampil dalam perencanaan. Setiap usaha atau kegiatan mempunyai
tujuan yang harus dirumuskan dengan jelas, setelah itu dipersiapkan dengan kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan. Selain berorientasi pada tujuan, berorientasi pada biaya, tenaga, dan waktu.
Penyusunan hal ini memerlukan perencanaan yang cermat.

b. Seorang wiraswasta harus terampil dalam pengorganisasian, mengorganisir pelaksanaan tugas


dan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.

c. Seorang wiraswasta harus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja pada orang lain yang
diajak bekerja sama

d. Seorang wiraswasta harus mengkoordinir pelaksanaan tugas dan pekerjaan orang lain sehingga
tidak terjadi kesimpangsiuran.

e. Seorang wiraswasta hendaknya mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja oleh orang-orang


yang telah diberi kepercayaan.

f. Seorang wiraswasta hendaknya mampu mengadakan penilaian terus-menerus terhadap


pelaksanaan dan prestasi yang dapat dicapai oleh para pelaksana pekerjaan sehingga dapat
mengadakan usaha-usaha peningkatan hasil atau produksi.[11]

· Keterampilan Dalam Bergaul Antar Manusia

Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan
orang lain.[12] Hal ini sangat penting karena dalam kegiatan wirausaha ataupun wiraswasta pastinya
akan berhubungan dengan orang lain, untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha ataupun
berwiraswasta keterampilan ini sangat dibutuhkan.

3. Sifat

Sifat telah dijabarkan diatas sebagai sekumpulan kualitas atau kompetensi yang membentuk
kepribadian seorang individu. Dalam sebuah studi antar budaya di India, Malawi, Equador, telah
diidentifikasi sebanyak 14 sifat pribadi kewirausahaan (PECs=Personal Entrepreneurial
Characteristic) yang menunjukkan perilaku wirausaha yang sukses. Penelitian ini dilakukan oleh
McBer & Co dan Management System Internasional. Adapun ke empat belas PECs tersebut adalah:

1. Berinisiatif

2. Teguh

3. Memiliki standar mutu yang tinggi

4. Berorientasi pada efisiensi

5. Menyelesaikan masalah dengan cara kreatif

6. Mengambil resiko yang diperhitungkan

7. Persuasif

8. Melihat dan segera bertindak apabila ada peluang

9. Secara pribadi haus akan informasi

10. Berkomitmen untuk memenuh kontrak/menepati janji

11. Merencanakan bisnis secara sistematis

12. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

13. Tegas

14. Menggunakan strategi yang tepat

Seseorang yang tidak memiliki ketiga kompetensi tersebut dalam bisnisnya, kemungkinan besar akan
menghadapi kesulitan dalam mengelola bisnis yang dimilikinya. Apa yang akan terjadi bila seseorang
wirausaha memiliki:

· Pengetahuan dan Keterampilan Saja

Seseorang dengan pengetahuan dan keahlian (keterampilan) saja kemungkinan tidak akan bertahan
lama, sekalipun ia dapat memulainya dengan baik. Sebagai contoh, tanpa sifat, ia mungkin akan
menunjukkan keputusasaan bila menghadapi hambatan besar; atau orang tersebut tidak akan
melihat atau bertindak apabila terdapat peluang; atau ia tidak akan mau mengambil resiko dalam
menerjuni dunia bisnis sejak awal.

· Pengetahuan dan Sifat Saja

Seseorang hanya memiliki pengetahuan dan sifat saja mungkin tidak akan menemukan sesuatu yang
bernilai untuk menerapkan kedua hal itu, tanpa kemampuan teknis. Atau mereka akan menemukan
bahwa mereka terlalu tergantung pada pihak lain dan karena itu, mungkin menjadi kurang kuat.
Solusinya mungkin dengan mencari mitra atau pegawai dengan keterampilan yang dibutuhkan
· Keterampilan dan Sifat Saja

Seorang calon wirausaha yang hanya memiliki keterampilan dan sifat kewirausahaan saja, tapi
memiliki pengetahuan yang minim, bisa saja memulai usahanya sendiri. Namun, dalam lingkungan
bisnis yang kompetitif, minimnya pengetahuan atau ketidaktahuan mengenai pelanggan atau pasar
misalnya, dapat mengakibatkan kegagalan dalam mengembangkan bisnisnya. Oleh karena itu,
pengetahuan atau informasi merupakan sesuatu yang penting bagi bisnis, dalam bentuk apapun
untuk dapat meraih keberhasilan.[13]

2.4 PROSES WIRAUSAHA

Lumpkin dan Dess mendefinisikan proses entrepreneurial sebagai proses dalam mengupayakan
sebuah usaha baru, baik itu berupa produk baru yang akan diluncurkan kedalam pasar, memasuki
pasar baru bagi produk yang telah ada saat ini, dan/atau penciptaan organisasi baru.

Proses entrepreneurial terdiri atas empat fase berikut ini :

1. Identifikasi dan evaluasi peluang

2. Pengembangan rencana bisnis

3. Penentuan sumber daya yang diperlukan

4. Pengelolaan usaha yang telah terbentuk

Masing-masing fase yang dijalani oleh wirausaha dalam proses entrepreneurial ini tidaklah bersifat
independen satu sama lainnya, bahkan tidak selalu fase berikutnya dimulai sebelum fase diawalnya
berakhir. Sebagai contoh, saat berada pada fase 1, seorang wirausaha akan sukses melakukan
identifikasi dan mengevaluasi peluang jika dia telah memiliki keinginan kuat tentang bentuk usaha
apa yang akan dikelolanya pada fase 4. Tabel 1.1 menggambarkan aspek-aspek proses
entrepreneurial yang dijalankan oleh wirausaha secara lebih rinci

Fase identifikasi dan evaluasi peluang merupakan fase yang sangat sulit dijalani oleh hampir setiap
wirausaha. Sering kali peluang usaha yang bagus tidak dapat diidentifikasi dengan mudah. Meskipun
hampir tidak ada wirausaha yang memiliki mekanisme formal dalam mengidentifikasi peluang usaha,
tetapi beberapa sumber informasi yang ada dilingkungan dapat menjadi kunci keberhasilannya
dalam menemukan peluang yang baik. Berbagai sumber informasi dapat diperoleh wirausaha dari
konsumen dan rekan usaha, anggota sistem distribusi, serta tenaga-tenaga teknis. Seluruh informasi
tentang peluang yang diidentifikasi oleh wirausaha selanjutnya perlu dievaluasi lebih lanjut untuk
menemukan peluang usaha yang terbaik dan layak diteruskan pada fase berikutnya.

Dalam fase pengembangan rencana bisnis, wirausaha harus mengembangkan rencana bisnis dengan
baik agar dapat menjelaskan peluang usaha secara jelas. Fase ini merupakan fase yang paling
memakan waktu selama proses entrepreneurial berlangsung. Wirausaha pada umumnya tidak
menyiapkan rencana bisnis terlebih dahulu dan tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk
menyusun rencana bisnis ini.

Tahap selanjutnya pada proses entrepreneurial adalah fase menentukan sumber daya yang
diperlukan yang diawali dengan menilai sumber daya yang telah dimiliki wirausaha saat ini. Seluruh
sumber daya penting yang diperlukan dalam upaya pendirian usaha perlu diidentifikasi dengan jelas
dan dipisahkan dari sumber daya lain yang sifatnya kurang penting. Perlu diperhitungkan dengan
hati-hati jumlah kebutuhan sumber daya tersebut serta variasi yang diperlukan untuk tiap-tiap
sumber daya. Pada tahap ini, wirausaha juga harus mempertimbangkan risiko jika terjadi kekurangan
sumber daya. Sumber daya yang diperlukan harus diperoleh dalam waktu yang tepat agar keinginan
wirausaha untuk mendirikan usahanya dapat tercapai.

Fase terakhir dalam proses entrepreneurial adalah fase pengelolaan usaha. Setelah wirausaha
memperoleh sumber daya yang diperlukan maka selanjutnya wirausaha harus menggunakan sumber
daya tersebut untuk mengimplementasikan rencana bisnis yang telah disusunnya. Fase ini
melibatkan evaluasi masalah operasional dan implementasi gaya serta struktur pengelolaan usaha
dan penentuan variabel kunci kesuksesan. Untuk menghindari kendala karena munculnya
permasalahan maka wirausaha perlu menerapkan sistem kontrol agar seluruh permasalahan dapat
diidentifikasi dan diatasi dengan cepat.

Tabel 1.1 Aspek Proses Entrepreneurial

Identifikasi dan Evaluasi Peluang

Pengembangan Rencana Bisnis

Penentuan Sumber Daya yang Diperlukan

Pengelolaan Usaha

· Evaluasi peluang

· Penciptaan dan jangka waktu peluang

· Nilai riil dan nilai yang dipersepsikan atas peluang

· Risiko dan pengembangan atas peluang

· Peluang vs keahlian dan tujuan pribadi

· Lingkungan yang kompetitif

· Judul rencana bisnis

· Daftar isi

· Ringkasan eksekutif

· Bagian utama

1. Deskripsi usaha

2. Deskripsi industri

3. Rencana teknologi

4. Rencana pemasaran

5. Rencana keuangan

6. Rencana produksi

7. Rencana organisasi

8. Rencana operasional

9. Ringkasan
· Lampiran

· Tentukan sumber daya yang diperlukan

· Identifikasikan kesenjangan sumber daya dan pemasok yang tersedia

· Kembangkan akses atas sumber daya yang diperlukan

Kembangkan gaya pengelolaan usaha pahami variabel kunci kesuksesan identifikasi permasalahan
dan potensi permasalahan kembangkan strategi pertumbuhan [14]

2.5 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA WIRASWASTA DAN WIRAUSAHA

1. Persamaan wiraswasta dan wirausaha

Secara umum orang mengenal istilah wiraswasta adalah pengusaha swasta, yang terkesan untuk
membedakan orang yang makan gaji dengan seseorang yang dapat menggaji dirinya sendiri. Namun
demikian ada istilah lain yang mungkin dianggap secara tegas berbeda istilahnya dengan wiraswasta
yaitu wirausaha. Wirausaha sering diartikan sebagai seorang yang mengerti dan dapat membedakan
antara tantangan dan peluang lalu memanfaaatkannya untuk keuntungan meeka.[15]

Wiraswasta adalah keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif, kemauan untuk menerima
tanggungjawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang dipilih dan keinginan
berprestasi yang tinggi, sikap optimis dan kepercayaan terhadap masa depan. Wiraswasta berasal
dari kata wira dan swasta, wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari
dua kata yaitu swa dan sta, swa artinya sendiri sedangkan sta artinya berdiri. Maka swasta dapat
diartikan kekuatan sendiri. Wiraswsata sering juga diartikan dengan wirausaha. Wirausaha berasal
dari kata wira dan usaha, wira berarti berani, utama dan berdiri sendiri. Kata usaha berarti kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan. Maka istilah wirausaha dalam arti luas dimaksudkan keberanian dalam
mememuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri.[16]

Di dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dengan wirausaha sering berganti tempat alias
artinya dianggap sama. Memang ada sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah tersebut.
Tetapi pembedaan itu tidaklah terlalu signifikan.

Istilah wiraswasta atau wirausaha merupakan terjemhan dari kata entrepreneur. Entrepreneur
sendiri berasal dari bahasa prancis yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa inggris dengan arti
between taker atau go-between.

Secara umum wiraswasta dan wirausaha adalah mempunyai arti yang sama yaitu seseorang yang
memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada
dirinya sendiri, yang membedakan adalah hanya istilahnya saja.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi wirausaha adalah orang yang memiliki ide-ide
kreatif dan inovatif dalam menemukan dan menciptakan suatu barang dengan menggunakan
sumber daya yang ada dan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya dan nilai
tambah bagi masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa persamaan dari wiraswasta dan wirausaha adalah seseorang yang mampu
melihat peluang dengan menggunakan sumber daya yang gunanya memperoleh keuntungan,
dengan melalui tindakan yang tepat guna meraih sukses.

2. Perbedaan wiraswasta dan wirausaha

Ketika seseorang bekerja (berusaha) sendiri, tidak menjadi pegawai baik negeri maupun swasta, baik
pada usaha produksi, perdagangan ataupun jasa maka dia akan disebut sebagai wiraswasta. Itu
terjadi di Indonesia sekitar sepuluh tahun yang lalu atau sebelumnya. Tetapi sepuluh tahun terakhir
maka orang-orang seperti itu akan disebut sebagai wirausahawan atau istilah kerennya adalah
entrepreneur.

Menurut kamus Bahasa Indonesia, wiraswasta berarti “jenis usaha berdikari atas dasar percaya pada
diri sendiri (tanpa mengharapkan belas kasihan orang lain)”. Sedangkan wirausaha berarti, “usaha
yang digerakkan oleh semangat keberanian dan kejujuran”. Dari definisi diatas jelaslah bahwa
keduanya memang berbeda. Akan tetapi dalam pemaknaan sehari-hari tentu saja agak sulit untuk
membedakan secara hitam dan putih.

Walaupun kalau kita berbicara asal katanya dari Bahasa Inggris yaitu entrepreneur, tidak ada
bedanya dengan capitalist, industrialist, businessman, businesswoman, atau factory owner. Kembali
kepada definisi menurut kamus Bahasa Indonesia diatas, sekarang ini orang lebih merasa “keren”
dan percaya diri dengan menyandang sebutan wirausaha, bahkan ada juga orang yang menyebut
wirausaha mandiri daripada disebut sebagai wiraswasta.

Tentu saja bukan tanpa alasan kalau saat ini orang yang mempunyai usaha lebih merasa nyaman
disebut sebagai wirausaha daripada wiraswasta, selain karena tren yang berlaku global di seluruh
belahan dunia ini. Ada satu gerakan (atau budaya) baru dalam dunia usaha yang mulai mengarah
kepada spiritualisasi usaha. Hal ini terkait dengan kecenderungan secara umum manusia dewasa ini
yang sudah mulai jenuh dengan segala sesuatu yang hanya bersifat materialistis, dan terbukti tidak
mampu memberikan ketenangan kepada jiwa mereka.

Nilai-nilai agama (spiritual) menjadi semangat baru dalam dunia usaha, sehingga kejujuran menurut
pakar marketing Indonesia dari MarkPlus and Co, Hermawan Kertajaya adalah sebuah keunggulan
kompetitif di tengah dunia usaha yang menghalalkan segala macam cara. Jadi keberanian dan
kejujuran lebih tepat menjadi semangat baru dunia usaha selain tentu saja kreativitas, yang akhir-
akhir ini pun banyak disebut orang. Apalagi berkaitan dengan isu pembangunan berkelanjutan
(sustainable development).

Selama ini pelaku usaha konvensional yang sering disebut wiraswasta atau pengusaha biasa, di
dalam operasinya melakukan berbagai tindakan yang seringkali tidak mengindahkan keberlanjutan,
kelestarian lingkungan, kejujuran, dan persaingan sehat berbasis kreativitas apalagi keadilan.
Mereka lebih banyak mencari keuntungan dengan menghalalkan berbagai cara dan menindas yang
lemah, walaupun pada akhirnya mereka akan sampai pada suatu titik di mana keuntungan materi
berupa uang dan barang berharga tidak mampu memenuhi batinnya.

Sehingga sangat wajar jika pelaku usaha (apalagi usaha kecil menengah) lebih suka disebut
wirausaha daripada wiraswasta. Tentu saja bagi yang mengetahui definisi diatas, dan mungkin saja
karena pengaruh tren yang sedang berkembang. Akan tetapi yang lebih penting bagi kita semua
adalah mengembangkan segala bentuk usaha kecil dan menengah di negeri ini untuk
membangkitkan perekonomian nasional yang memang sedang terpuruk ini. Tetapi ingatlah satu hal,
apa pun nama, istilah, atau sebutannya, tetapi semangat keberanian, kejujuran dan kreativitas harus
menjadi dasarnya. Dan tidak cukup hanya sekadar percaya pada diri sendiri.

Jadi perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap mental dan suatu bentuk gerak
usaha dari perwujudan sikap itu sendiri. Jelas bahwa wirausaha merupakan suatu bentuk usaha
sendiri. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain.
Sedangkan wiraswata merupakan suatu sikap mental yang berani berdiri diatas kekuatan sendiri.
Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ‘ikut orang’ atau bagi yang punya usaha
sendiri.[17]

Sebagian ahli mambedakan kedua istilah wirausaha dengan wiraswasta, tetapi perbedaan itu dinilai
tidaklah terlalu signifikan. Sehingga dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dan wirausaha
sering berganti tempat alias artinya dianggap sama. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kedua istilah tersebut tidak dibedakan artinya atau dianggap sama. Perbedaan lain yang hampir
mirip dengan contoh diatas adalah kewirausahaan, wirausahawan, pengusaha dan swasta.

Perbedaan wiraswasta dan wirausaha

Wiraswasta

Wirausaha

§ Orientasi jangka pendek

§ Orientasi produk

§ Apa adanya

§ Dapur ngebul

§ Kurang kreatif dan inovatif

§ Tidak ada perkembangan atau kemajuan

§ Orientasi jangka panjang

§ Orientasi pasar

§ Apa yang seharusnya

§ Lebih maju dan mandiri

§ Kreatif dan inovatif

§ Ada perkembangan atau kemajuan


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Wiraswasta ialah keberanian, keutamaan, atau keperkasaan dalam berusaha dengan


bersandar pada kekuatan sendiri

2. Wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru.
Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan
memanfaatkan peluang dengan cara menciptakan suatu organisasi

3. Tiga kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu:

Pengetahuan, keterampilan, dan sifat

4. Proses entrepreneurial terdiri atas empat fase berikut ini :

· Identifikasi dan evaluasi peluang

· Pengembangan rencana bisnis

· Penentuan sumber daya yang diperlukan

· Pengelolaan usaha yang telah terbentuk

5. Perbedaan wiraswasta dan wirausaha

Wiraswasta
Wirausaha

§ Orientasi jangka pendek

§ Orientasi produk

§ Apa adanya

§ Dapur ngebul

§ Kurang kreatif dan inovatif

§ Tidak ada perkembangan atau kemajuan

§ Orientasi jangka panjang

§ Orientasi pasar

§ Apa yang seharusnya

§ Lebih maju dan mandiri

§ Kreatif dan inovatif

§ Ada perkembangan atau kemajuan

DAFTAR PUSTAKA

Alam S, Ekonomi Islam SMA Kelas 2, Jakarta :eksisi, 1999.

Alma Buchari , Panduan Kuliah Kewirausahaan. Bandung: CV Alvabeta, 2000.

Anonim. Karakter Wirausaha. http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/KARAKTER%20WIRAUSAHA


%20III.pdf. Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 12.48 WIB.

Anonim, perbedaan wirausaha dan wiraswsata. http://risauku.blogspot.co.id/2011/10/perbedaan-


wirausaha-dan-wiraswasta.html. Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 21.17 WIB

Dhyah Setyorini. 2010. Pengembangan Motivasi Berwirausaha.


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ARTIKEL%20PPM%20KEWIRAUSAHAAN.pdf. Diakses
pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.06 WIB.

Dwi Riyanti, Benedicta. Kewirausahaan dari sudut psikologi kepribadian, Jakarta : grasindo, 2003.

Euis Puspitasari. 2014. Keterampilan Dalam Berwiraswasta.


http://download.portalgaruda.org/article.php?article=312557&val=7488&title=KETERAMPILAN
%20DALAM%20BERWIRASWASTA. Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.07 WIB.

Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006.

Lupiyoadi Rambat, Kewirausahaan, From Mindset to Strategy, Jakarta: LPUI, 2005.

Rasyid Sudradjat, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri, Jakarta: PT Citrayudha Alamanda
Perdana, 2005.
Slamet, Franky, dkk. Dasar-Dasar Kewirausahaan TEORI & PRAKTIK. Jakarta : PT. Indeks, 2014

Sumanto, Wasty. Pendidikan Wiraswasta,.Jakarta: Bumi Aksara, 1984.

Soemanto, Wasty. Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Malang: Bina Aksara, 1984.

[1]Wasty Sumanto, Pendidikan Wiraswasta, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlm. 43

[2]Sudradjat Rasyid, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri, (Jakarta: PT Citrayudha


Alamanda Perdana, 2005), hlm. 5

[3]Rambat Lupiyoadi,Kewirausahaan, From Mindset to Strategy, (Jakarta: LPUI, 2005), hlm. 27

[4]Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Utama, 2006), hlm. 17

[5]Buchari Alma, Panduan Kuliah Kewirausahaan. (Bandung: CV Alvabeta, 2000),hlm. 70

[6] Geoffrey G. Meredith, et. Al., Kewirausahaan Teori dan Praktek (Terjemahan), (Jakarta: PT.
Pustaka Binawan Prasindo, 1996), hlm. 5-6

[7]Anonim, Karakter Wirausaha,

http://belnokov.narotama.ac.id/referensi/KARAKTER%20WIRAUSAHA%20III.pdf, Diakses pada


tanggal 27 September 2015 pukul 12.48 WIB.

[8]Drs. Wasty Soemanto, Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, (Malang: Bina Aksara,
1984), hlm. 63.

[9]Euis Puspitasari, 2014, Keterampilan Dalam Berwiraswasta,

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=312557&val=7488&title=KETERAMPILAN
%20DALAM%20BERWIRASWASTA, Diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 13.07 WIB.

[10]Drs. Wasty Soemanto, op. cit., hlm. 70.

[11]Euis Puspitasari, loc. cit.

[12]Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak., 2010, Pengembangan Motivasi Berwirausaha,


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ARTIKEL%20PPM%20KEWIRAUSAHAAN.pdf, Diakses
padatanggal 27 September 2015 pukul 13.06 WIB.

[13]Anonim, loc. cit.

[14] Franky S., Hetty K.T., Mei le. Dasar-Dasar Kewirausahaan TEORI & PRAKTIK. (Jakarta : PT Indeks.
2014). Hlm. 5-7

[15]Alam S, Ekonomi Islam SMA Kelas 2, (Jakarta, eksisi, 1999) hal. 337

[16]Dwi Riyanti Benecdita. Kewirausahaan dari sudut psikologi kepribadian, (Jakarta, grasindo, 2003)
hal. 21

[17]Anonim, perbedaan wirausaha dan wiraswsata.


http://risauku.blogspot.co.id/2011/10/perbedaan-wirausaha-dan-wiraswasta.html. Diakses pada
tanggal 27 September 2015 pukul 21.17 WIB

Anda mungkin juga menyukai