WIRAUSAHA
Bagikan:
Sambung0
Berubahnya perilaku orang dalam berbelanja ternyata ikut memengaruhi cara penawaran produk
dan jasa. Pemilik bisnis tidak lagi mengandalkan lokasi fisik untuk menawarkan produk atau jasanya.
Mereka memindahkannya ke pasar online (e-commerce) serta media sosial. Apakah perubahan ini
ikut menciptakan perbedaan wirausaha dan wiraswasta?
Sekitar akhir tahun 1970-an, istilah ‘wiraswasta’ masih didefinisikan menurut paham neoklasik.
Seorang wiraswasta berarti:
Orang yang berani bersikap, berpikir, dan bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk
menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nafkah sendiri, dan berkarier dengan sikap mandiri.
Orang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain, dengan menggunakan waktu
dan kegiatan, disertai modal dan risiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan
pribadi atas usahanya tersebut.
Sementara itu, pembahasan istilah ‘wirausaha’ baru muncul pada perkembangan teori ekonomi
modern. Seorang pengusaha bisa dikategorikan sebagai wirausaha, jika mereka:
Perlunya kesamaan pemahaman antarnegara, membuat istilah ‘wiraswasta’ tidak merujuk pada
entrepreneurship. Bersamaan dengan momentum tersebut, dunia usaha Indonesia pun lumayan
senyap dari pengertian-pengertian lanjutan tentang wiraswasta. Tapi, bukan berarti wiraswastawan
telah lenyap, ya.
Keberadaan wiraswastawan bahkan masih cukup mudah dijumpai di sekitar Anda. Apabila Anda
bertanya pada orang-orang yang lahir di era baby boomers dan generation x, mereka pasti akan
menyebut langsung satu contoh wiraswastawan yang dikenalnya. Kebetulan kedua era ini terjadi
jauh sebelum masuk dan berkembangnya internet di Indonesia.
Penyebab generasi baby boomers dan generation X lebih familiar dengan ‘wiraswasta’ tidak lepas
dari kebiasaan dan tren yang berkembang pada kedua era tersebut. Karena sekarang sedang tren
entrepreneurship, wajar saja kalau pembahasan ‘wiraswasta’ jarang bermunculan.
Apalagi sebagian kecil generation X juga berusaha menyesuaikan diri dan mengikuti tren millennials.
Tidak heran apabila Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V) terbitan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, masih menyamakan definisi ‘wirausaha’ dengan
‘wiraswasta’.
Dengan mencermati fase perkembangan dan penggunaannya, beberapa perbedaan wirausaha dan
wiraswasta yang bisa dikenali, antara lain:
Fokus Usaha
Dilihat dari sikap mental dan kemandirian, wirausaha dan wiraswasta memang serupa. Tapi fokus
usaha wiraswastawan biasanya sekadar part-time. Sementara fokus usaha wirausahawan menuntut
keseluruhan waktu hidupnya. Contohnya seorang pekerja kantoran yang punya usaha laundry. Dia
bisa disebut sebagai wiraswasta karena fokus usahanya bukan hanya laundry. Karena masih
mendapat upah bulanan dari kantor, usaha laundry yang dia jalankan termasuk dalam jenis usaha
part-time. Jika dia tidak lagi terikat kontrak dan fokus secara full time pada usaha laundry-nya, dia
bisa dikategorikan sebagai wirausahawan.
Kepemilikan Aset
Aset yang dimaksud di sini mencakup kepemilikan modal uang dan peran mengambil keputusan
dalam operasional usaha. Pelaku usaha yang memiliki aset sendiri bisa disebut sebagai
wiraswastawan. Sedangkan wirausahawan terlibat secara relatif dalam operasional saja. Pada
perkembangan kekinian, wirausahawan yang punya bisnis perjalanan biasanya berbagi keputusan
bersama pemilik saham lain. Wirausahawan seperti ini juga tidak bertanggung jawab penuh pada
mekanisme pembayaran upah pekerja.
Lingkup Bisnis
Berdasarkan lingkup bisnisnya, seorang pelaku usaha sangat mungkin terlibat dalam lebih dari satu
bidang usaha. Misalnya wirausahawan perjalanan yang menawarkan jasa cetak foto wisata atau jasa
homestay di suatu destinasi. Model keterlibatan dan perluasan bisnis ini relatif tidak dipunyai oleh
seorang wiraswasta, selama mereka tidak menginvestasikan pengetahuan bisnisnya pada jenis usaha
lain.
Jika lingkup bisnis mengacu pada jenis usaha lain, maka rencana inovasi dan pengembangan murni
dilakukan untuk usaha yang sudah dijalankan. Sebagian besar wirausahawan telah memiliki
pemahaman kuat untuk selalu memperbarui pendekatan bisnis sesuai perkembangan teknologi
terbaru. Hal ini agak berbeda dengan wiraswastawan yang relatif lebih tradisional dan cukup
berpuas diri dengan target jangka pendek.
Demikianlah pembahasan tentang perbedaan wirausaha dan wiraswasta, yang akan membantu
Anda merancang rencana dan menyiapkan kesuksesan bisnis secara berkelanjutan.
Pastikan kesuksesan tersebut dapat bermanfaat bagi banyak orang, serupa ucapan First Lady
Amerika Serikat 2009-2017, Michelle Obama,
https://sahabatpegadaian.com/wirausaha/apa-perbedaan-wirausaha-dan-wiraswasta