Anda di halaman 1dari 63

• KETUA UMUM

HIMPUNAN PERAWAT
KESEHATAN KERJA
INDONESIA 2015-2020
• Staff Pengajar
KEDOKTERAN KERJA
FKUI
• Former perawat
kesehatan kerja di
perusahaan
PENDAHULUAN
Perawat :
• Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat
yang dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang
dimilikinya.
(PPNI, 1999 ; Chitty, 1997).

• Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan


perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat pada pasal 1 ayat 1)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN n0 26 tahun 2019
TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN.

1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi


Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2. Perawat Vokasi adalah Perawat lulusan pendidikan vokasi


Keperawatan paling rendah program Diploma Tiga
Keperawatan.

3. Perawat Profesi adalah Perawat lulusan pendidikan profesi


Keperawatan yang merupakan program profesi Keperawatan
dan program spesialis Keperawatan.
PEMBERI
ASUHAN
KEP
PENYULUH/
KONSELOR

TUGAS
PERAWAT PENGELOLA
PELAKSANA PROFESIONAL
TUGAS DALAM PELAYANAN
KEADAAN KESEHATAN
KETERBATASAN
TERTENTU
PELAKSANA
TUGAS
BERDASARKAN
PENELITI
PELIMPAHAN
KEWENANGAN

TUGAS PERAWAT
Kewenangan perawat
(PERMENKES NO 148/2010)
PRAKTIK PERAWAT PADA FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT I , II, III

MELAKSANAKAN KEPERAWATAN YANG DITUJUKAN


PADA INDIVIDU, KELUARGA, KELOMPOK DAN MASY

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

MELAKUKAN UPAYA PROMOTIF, PREVENTIVE,


PEMULIHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELAKUKAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KOMPLEMENTER
Contoh kewenangan perawat :
(di bidang upaya kesehatan perorangan)
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;

b. menetapkan diagnosis Keperawatan;

c. merencanakan tindakan Keperawatan;

d. melaksanakan tindakan Keperawatan;

e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;

f. melakukan rujukan;

g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan

j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan resep


tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Tugas sebagai pemberi Asuhan
Keperawatan di bidang upaya kes mas,
Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat
di tingkat keluarga dan kelompok masy
b. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan mas
c. membantu penemuan kasus penyakit;
d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masy
e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masy
f. melakukan rujukan kasus;
g. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masy
h. melakukan pemberdayaan masyarakat;
i. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masy
j. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
k. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
UNTUK DAPAT
MELAKUKAN SEMUA
TUGAS TERSEBUT
PERAWAT HARUS

SEHAT !!!
RISIKO KESEHATAN
• Keadaan yang berpotensi menyebabkan
penyakit atau gangguan kesehatan.
• Sumber Risiko:
• Genetik (keturunan)
• Fisik tubuh: Usia, jenis kelamin
• Perilaku: merokok, konsumsi makanan
berlebih/kurang, alkohol, kurang tidur
• Lingkungan:
• Tempat tinggal
• Wilayah
• PEKERJAAN
• Untuk pencegahan penyakit, maka risiko
kesehatan harus dikendalikan menjadi
seminimal mungkin

• Bila ada risiko kesehatan yang tidak dapat


dihindari:
- Minimalisasi/hindari faktor risiko kesehatan
lainnya
PERMASALAHAN
PERMASALAHAN :
• Five danger areas for nurses listed in the OSHA
(The Occupational Safety and Health
Administration ) memo include :
- musculoskeletal conditions related to patient
and resident handling;
- workplace violence;
- blood-borne pathogens;
- tuberculosis; and
- slips, trips and falls.
• (OSHA) mengestimasi telah terjadi 253,700 reports yang
berhubungan dengan penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan dan juga cidera pada perawat yang bekerja di RS.
• Pada data ini berarti 6.8% PAK dan KAK pada setiap 100
full-time health care staff.
• Unit kerja tertinggi dari UGD 12.1%
• Juga terjadi physical violence over an average week of
work.
• Klien adalah pelaku kejahatan
• Problem Acute mental health pekerja.
• Burn-out pada nurses
• Cidera yang terjadi pada pekerjaan perawat diantaranya :
- related to falling down,
- running into something,
- and overexertion.

• PAK dan KAK terjadi karena :


- needle-sticks,
- infectious diseases,
- back pain,
- coming in contact with toxic and allergy-causing
substances, and so on.
di INDONESIA
(berdasarkan hasil hasil penelitian)
• Disimpulkan suatu penelitian untuk perawat yang bekerja di RS :

➢ bahaya level terbesar diperoleh pada tindakan memasang


infus berupa risiko tertusuk jarum suntik,
➢ terpapar darah pasien,
➢ posisi tubuh yang salah,
➢ terpapar virus hepatitis,
➢ dan low back pain.
• Nilai Consequences (C), Exposure (E), dan Likelihood (L) pada tindakan ini
adalah C:5, E:6, dan L:6. Rumah sakit disarankan untuk melakukan upaya
pengendalian lebih lanjut sesuai dengan hirarki pengendalian K3.
• Distribusi Frekuensi unsafe action dengan
kecelakaan kerja pada perawat di RS xx Malang
Variabel n %
• Unsafe action
Safe 45 45,5
Unsafe 54 54,5
• Kecelakaan kerja
Tidak Pernah 54 54,5
Pernah 45 45,5
• Dengan jenis kecelakaan kerja paling banyak (30,3%) yang terjadi
pada perawat di RS tersebut adalah gangguan muskuloskeletal.

• Jenis gangguan musculoskeletal yang dialami :


– nyeri pinggang dan punggung,
– nyeri pada leher,
– nyeri bahu,
– nyeri pada pergelangan tangan dan
– nyeri pada kaki dan lutut

• Gangguan ini didapat karena perawat bekerja pada posisi tubuh


yang sama dalam waktu yang lama seperti pada saat
– perawat memasang infus,
– memandikan pasien,
– mengangkat pasien yang gemuk,
– memindahkan pasien dari/ke kursi roda/brankar,
– dll.
• Distribusi Responden Menurut Kecelakaan
Kerja Perawat di RSU xx di Sulawesi
• Kecelakaan Kerja
n %
Ya 42 50,6%
Tidak 41 49,4%
• Gambaran Kecelakaan Kerja Ditinjau Dari
Segi Unit Kerja di RSU xx di Sulawesi
• Kecelakaan Kerja Unit Kerja Jumlah
UGD R. Operasi ICU P. Bedah P. dewasa P. Anak Total
% % % % % %

YA 12,0% 4,8% 4,8% 7,2% 7,2% 14,4% 50,6%

TIDAK 7,2% 6,0% 9,6% 9,6% 12% 4,8% 49,4%


Distribusi Jenis Kecelakaan kerja
di RSU xx
Jenis kecelakaan %

TERJATUH 6.3
TERTIMPA BENDA 1.6

TERTUMBUK 3.1

TERJEPIT 1.6

TERKENA ARUS LISTRIK 3.1

TERTUSUK JARUM 46.8

TERIRIS BENDA TAJAM 37.5


Pengguanaan Alat Pelindung Diri

• Kecelakaan Kerja PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

• SELALU SERING BIASA JARANG TIDAK


• PERNAH

• YA 1,2% 19,3% 21,7% 8,4% 0% 50,6%



• TIDAK 0,0% 43,4% 6,0% 0,0% 0% 49,4%

• TOTAL 1,2% 62,7% 27,7% 8,4% 0% 100,0%

• Sumber : Data Primer 2010


Penelitian lain :
• Status HBsAg (+)
Studi di Mataram : Petugas Kes 13.6%
Petugas di Puskesmas di Jak-Tim 4.4.% →Jakarta 4.1 %

• Prevalensi gangguan mental emosional perawat di salah satu


RS di Jakarta 17.7% → hub bermakna dgn stress kerja

• 4 RS di Jakarta menunjukkan 70.1% perawat menderita


insomnia → 11.9% berat

• Penurunan tingkat kewaspadaan perawat yang bekerja shift


malam di salah satu RS di Jakarta 71.1% → hub bermakna
dg beban kerja lebih
Workplace
safety is a
must for
nurses !!!
RISIKO LINGKUNGAN KERJA
PADA PEKERJA
BAHAYA / HAZARD dan RISIKO
RISIKO
KIMIA
FISIK

KESEHATAN
BIOLOGI
HAZARDS ERGONOMIC

KESELAMATAN
PSIKOSOSIAL
getaran

tekanan
BAHAYA
FISIK
Bising

radiasi

Suhu
ekstrim
Hazardous drugs BAHAYA
Gas anestesi
Asap pembedahan
KIMIA
disinfectant
Merkuri
Golongan
Kimiawi:
• Semua bahan
kimia dalam
bentuk debu,
uap , gas,
larutan, kabut
• >150.000
GOLONGAN
BIOLOGIK
• Bakteri, virus, jamur ,
binatang, tanaman dll,
GOLONGAN
FISIOLOGIK/
ERGONOMIK

• Desain tempat
kerja
• beban kerja,
• posisi janggal,
• gerakan berulang,
• kerja shift,
• jam kerja lama
SAFETY
(kecelakaan
kerja)
BAHAYA
PSIKOSOSIAL

• Stress psikis,
• monotoni kerja,
• tuntutan pekerjaan dll

Di negara maju faktor fisik, biologi dan


kimiawi sudah dapat dikendalikan –
→golongan fisiologik dan psikososial yang
menjadi penyebab utama
CONTOH :
BAHAYA DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN/RUMAH SAKIT

BIOLOGI KIMIA FISIK ERGONOMI PSIKOSOSIAL

Virus: Ethylene Oxide Radiasi Posisi Statis Kerja Shift


- Hepatitis Formaldehyde Pengion Mengangkat Menghadapi
B, C Glutaraldehyde Suhu panas Membungkuk kematian dll.
- HIV/AIDS Obat Ca Listrik Menghadapi
- Bakteri: Gas Anestesi Bising tuntutan
Bahaya pasien
- TBC Mercury
Kebakaran Stress kerja
- Dll. Chlorine
Bahan
pembersih
(300 bahan
kimia)
POTENSI BAHAYA MENURUT AREA KERJA:
PELAYANAN PASIEN
AREA PAJANAN
Klinik Biologis: Blood- & Airborne pathogen
Ergonomic, Lateks
Kecelakaan: terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah S.D.A.Gas anestesi, Laser

Laboratorium Kuman, virus, jamurFormaldehid,


toluene, xylene
Kecelakaan & Ergonomi
Radiologi Radiasi Pengion & non-pengionPatogen,
kecelakaan, ergonomi
Fisioterapi Ergonomi, Kecelakaan, Biologis,
Peralatan
POTENSI BAHAYA MENURUT AREA KERJA:
PENUNJANG PELAYANAN PASIEN
AREA PAJANAN
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi,
kecelakaan, Lateks
Sentral Sterilisasi Gas anestesi, Compressed gases, Bahan
sterilisasi, pembersih, Ergonomi, kecelkn
Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising,
Panas, Kecelakaan, kebakaran,
mengangkat beban
Urusan Rumah Cairan pembersih, bahan terkontaminasi,
Tangga lateks, beban mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,
Pembuangan Bahan terkontaminasi, radiasi, benda
Limbah tajam
CONTOH : PENYAKIT AKIBAT KERJA
Akibat Pajanan Fisik

PENYEBAB PAK
• Bising • TAB, Gg. Keseimbangan
• Panas • Dehidrasi Kronik, Gg.
Ginjal
• Radiasi
Mengion • Kanker, Infertilitas
• Radiasi non- • Katarak
ion • White Finger sindrome
• Vibrasi
CONTOH : PENYAKIT AKIBAT KERJA

Akibat Pajanan Kimia


PAK
PENYEBAB
• Benzena • Leukemia, Anemia
Aplastik
• Asbest
• Kanker Paru,
• Chlorine Mesothelioma
• Iritasi saluran
pernafasam
• Dermatitis Kontak
CONTOH : PENYAKIT AKIBAT KERJA
Akibat Pajanan Biologis
PENYEBAB PAK
• Bakteri • TBC
• Virus • Flu, Campak, Hepatitis B, C,
• Jamur HIV
• Berbagai Penyakit Kulit
CONTOH : PENYAKIT AKIBAT KERJA
Akibat Pajanan Ergonomi dan Psikososial
PENYEBAB PAK
• Sikap Kerja statis • Nyeri Punggung Bawah
• Gerakan Berulang • Carpal Tunnel Syndrome
• Stress Kerja • Berbagai Gangguan
• Kerja Sedentary Kejiwaan
• Sikap Janggal
• Frozen Shoulder
Terjadi perubahan Irama Sirkadian
HUBUNGAN KESEHATAN PEKERJA
DENGAN RISIKO KECELAKAAN

K
PENYEBAB LANGSUNG E
C
UNSAFE ACTS E
AKIBAT
L
UNSAFE CONDITIONS A
K
A
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
A
KONDISI N
PROGRAM KONDISI FISIK
K3 MENTAL PEKERJA
PEKERJA
Upaya pencegahan dan
pengendalian

KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA


Prinsip pengendalian :
Bahaya Potensial & Risiko

• Hazard, • Hazard,
• High Risk • Low Risk
Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja

• Usia, Jenis Kelamin, Memiliki atau tidak penyakit kronis,


Pekerja
Aktifitas tempat kerja, Status Imunologi, Etnik, Gaya Hidup
(Host)

• Lingkungan Fisik (panas, bau, ventilasi yang mempengaruhi interaksi


Host & agent)
Lingkungan
(Environmen
• Lingkungan Psikologis (rendahnya otonomi, tingkat kepuasan kerja,
t) serta pengawasan yang berlebihan)

• Faktor Kimia (debu, merkuri, zat kimia dan lainnya yang berbahaya
masuk ke tubuh manusia)
• Faktor Fisika (kebisingan, getaran, suhu panas dan dingin, serta
Health gelombang elektromagnetik)
Hazard • Faktor Biologi (bakteri, pathogen, jamur dan virus)
• Faktor Enviromechanical (proses kerja yang berpengaruh terhadap
kesehatan kerja dilaksanakan berulang-ulang)
Upaya Pencegahan

• Edukasi
• Kenali • Vaksinasi • Alur
risiko • Penyiapan penanga
• Poster SEKUN APD nan NSI
PRIMER • SOP TERSIER
DER • MCU • Penanga
• Lay out • Cuci nan
ruang tangan medis
kerja
Program K3
Di Indonesia pelaksanaan K3 merupakan
kewajiban bagi semua tempat kerja:
• UUD’45 Pasal 27, 2 hak WN atas pekerjaan yang
layak
• UU no 1/1970 Keselamatan Kerja
• UU no 13/2003 Ketenagakerjaan---> Pelindungan
bagi TK
• Per Men 01/82 kewajiban lapor kecelakaan kerja
dan PAK
• Per Mennakertrans 03/82 mengenai pelayanan
kesehatan kerja
• UU no thn 2009 mengenai kesehatan
• PERMENKES No 66/tahun 2016 mengenai K3RS
• PERMENKES No 52 / tahun 2018 mengenai K3 di
fasilitas Pelayanan Kesehatan
PERATURAN MENNAKERTRANS
NO. 2/MEN/1980

• PEMERIKSAAN KESEHATAN
SEBELUM BEKERJA

• PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA

• PEMERIKSAAN KESEHATAN
KHUSUS
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL

• UPAYA TEKNIS:
• Substitusi
• Isolasi
• Ventilasi
• Alat Pelindung Diri
• UPAYA ADMINISTRATIF:
• Rotasi
• Variasi Kerja

Lingkungan kerja : PERMENKES NO 70/2017


mengenai Standard Kesehatan Lingkungan Kerja
K3 dalam tindakan
ASUHAN KEPERAWATAN
Lingkungan
PERAWAT Fisik
❖ Batasi jumlah petugas di lingkungan pasien
Memiliki atau tidak penyakit kronis, seminimal mungkin
Aktifitas tempat kerja, Status Imunologi, ❖ Tempatkan pasien di ruangan tersendiri.
❖ Pastikan ruangan cukup udara (buka pintu
Etnik, Gaya Hidup
dan jendela) atau gunakan ventilasi
❖ Membudayakan perilaku K3
❖ Mengikuti pelatihan PI, FP
mekanik di ruang tindakan.(WHO, 2008)
❖ Mengikuti SOP ❖ Manajemen harus menyediakan dan
❖ Melakukan pemeriksaan kesehatan (sebelum menyiapkan lingkungan kerja yang
bekerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan memenuhi syarat fisik, kimia, biologi,
pemeriksaan khusus SDM Kesehatan ) ergonomi dan psikososial
❖ Melakukan vaksinasi ❖ Pemantauan/pengukuran terhadap faktor
❖ Mengikuti pembinaan sarana, prasarana, peralatan lingkungan kerja secara berkala
kesehatan di fasyankes,
❖ Melakukan evaluasi dan memberikan
❖ Memiliki pengetahuan pengelolaan limbah, barang
beracun dan barang berbahaya,
rekomendasi untuk perbaikan lingkungan
K3 DALAM PROSEDUR
Pelayanan Askep

Bekerja sesuai SOP

Pakai APD

Ikuti Pelatihan PPI,


APD, dsb

Budayakan perilaku
K3
Standar K3 di Fasyankes meliputi:
(PERMENKES NO 52/2018)
. pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di Fasyankes;
a

b. penerapan kewaspadaan standar;

c. penerapan prinsip ergonomi;

d. pemeriksaan kesehatan berkala;

e. pemberian imunisasi;

f. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di Fasyankes;

g. pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek k3

h. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja;

i. kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran;

j. pengelolaan bahan B3 dan limbah bahan berbahaya dan beracun; dan

k. pengelolaan limbah domestik.


Standard K3 RS meliputi :
(PERMENKES NO 66/2016)
Pasal 11

a. manajemen risiko K3RS;

b. keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;

c. pelayanan Kesehatan Kerja;

d. pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja;

e. pencegahan dan pengendalian kebakaran;

f. pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;

g. pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan

h. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.


KESIMPULAN
• PERAWAT BERHADAPAN DENGAN BAHAYA POTENTIAL DI
TEMPAT KERJA DAN BERISIKO TERHADAP KESEHATAN
DAN KESELAMATAN

• RISIKO DI TEMPAT KERJA BISA DI MINIMALISIR

• PERAN AKTIF PERAWAT SENDIRI DAN PENGELOLA


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

• PEMERINTAH TELAH MENYIAPKAN STANDARD YANG


BISA DIIKUTI
WASSALAM dan
TERIMA KASIH
• Read books that you
enjoy ....................

• Read books that you


enjoy ....................
References :
ALAT UKUR

Anda mungkin juga menyukai