Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individuyang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, dan penghiduan. (Keliat, Budi Anna, dan Akemat. 2009. Model
praktik keperawatan professional jiwa).
B. PSIKODINAMIKA
1. Etiologi
Terjadinya perubahan sensori persepsi: halusinasi dipengaruhi oleh multifaktor baik
eksternal maupun internal diantaranya:
4. Macam-macam halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
Klien mendengar suara yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata dan orang lain
tidak melihatnya. Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara –
suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa
yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang nyata dan
orang lain tidak melihatnya. Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam
bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama
yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghiduan/penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan
orang lain tidak menciumnya. Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan
bau yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau
harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi pengecapan
Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan yang
tidak enak. Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
e. Halusinasi perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yang nyata. Kar akteristik ditandai
dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh :
merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Komplikasi
Dampak dari perubahan sensori persepsi: halusinasi adalah:
b. Hal ini terjadi karena prilaku klien yang sering marah-marah dan resiko mencederai
lingkungan, maka lingkungannya akan menjauh dan mengisolasinya
6. Patofisiologi
Halusinasi terjadi mulai karena individu mempunyai koping yang tidak adekuat, mengalami
trauma, koping kelurga yang tidak efektif, hal-hal tersebut menyebabkan individu
mempunyai harga diri rendah, klien akan lebih banyak timbul depresi karena individu
tersebut tidak ingin membicarakan masalahnya dengan orang lain sehingga masalah klien
tersebut tidak terselesaikan. Dalam keadaan ini individu akan mengalami kecemasan, stress,
perasaan terpisah dan kesepian.
d. Eliminasi
Individu dengan halusinasi pendengaran cenderung menarik diri, menyendiri dengan
duduk terpaku dengan pandangan kearah tertentu sehingga aktivitas berkurang. Hal ini
dapat menyebabkan menurunnya metabolisme tubuh dan peristaltik usus, sehingga
dapat menimbulkan konstipasi dan terjadi gangguan eliminasi.
e. Intoleransi aktivitas
Adanya rasa rendah diri menyebabkan individu menarik diri dan selalu menyendiri dan
tidak mau bergaul dan melakukan aktivitas bersama-sama dengan temannya. Disamping
itu, karena asyik dengan dunianya sendiri sehingga akan menyebabkan kurang motivasi
dalam beraktivitas.
f. Kebutuhan rasa aman
Jika halusinasinya mengancam individu maka ia cenderung akan merasa gelisah, takut
ataupun bingung. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman pada individu.
h. Komunikasi
Pada klien dengan halusinasi pendengaran cenderung akan menunjukan perilaku
inkoheren, kadang sulit untuk memulai pembicaran, hal ini akan berdampak
terganggunya komunikasi verbal.
i. Sosialisasi
Klien dengan halusinasi pendengaran cenderung bersikap masa bodoh (apatis) terhadap
lingkungan maupun terhadap dirinya, kadang-kadang pembicaraannya tidak wajar. Hal
ini akan menyebabkan klien menarik diri dari pergaulan sosial, dampaknya gangguan
interaksi sosial.
social
(Stuart, Gail Wiscarz. 1995. Buku saku keperawatan jiwa. Ed : 3. Yani S, Achir. 1998).
5. Perubahan sosial
Jika berhubungan sosial tidak sehat dan menimbulkan kecemasan yang meningkat maka
individu akan merasa kekosongan internal (Stuart and Sundeen, 1998).
Membuka acara.
Mendampingi Leader.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
2. Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.