Kimia Dasar
Kimia Dasar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Na-CMC
2.2 Kegunaan Na-CMC
2.3 Sifat fisika dan sifat kimia Na-CMC
2.3.1 Sifat Fisika
2.3.2 Sifat Kimia
2.4 Proses Pembuatan Na-CMC
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
R OH + NaOH R Na + NaOH
Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak
berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat
higroskopis (Inchem, 2002). Menurut Tranggono dkk. (1991), CMC ini mudah
larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi
pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan
CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan
pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap
(Anonymous.2004).Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-
CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air danterjadi pembengkakan. Air
yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak
lagidengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan
viskositas (Fennema, Karen andLund, 1996). Hal ini akan menyebabkan partikel-
partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambatproses
pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Menurut Fardiaz, dkk. (1987), ada empat sifat fungsional yang penting
dari Na-CMC yaitu untuk pengental,stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal
sebagai pengemulsi. Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC)tidak
berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan
kestabilan.Penambahan Na-CMC pada sari wortel berfungsi sebagai bahan
pengental, dengan tujuan untuk membentuksistem dispersi koloid dan
meningkatkan viskositas. Dengan adanya Na-CMC ini maka partikel-partikel
yangtersuspensi akan terperangkap dalam sistem tersebut atau tetap tinggal
ditempatnya dan tidak mengendap olehpengaruh gaya gravitasi (Potter, 1986).
Mekanisme bahan pengental dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasiextended
atau streched Ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D
glukopiranosil yaitu dari rantaiselulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena
bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer denganjembatan hydrogen
dengan 1,4 -Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi
stabil. Na-CMCyang merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan pada
produk dengan memerangkap air denganmembentuk jembatan hydrogen dengan
molekul Na-CMC yang lain (Belitz and Grosch, 1986).
Belizt and Grosch (1986) mengatakan, penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari
selulosa antara 0,01%-0,8% akanmempengaruhi produk pangan seperti jelli buah,
sari buah, mayonaise dan lain-lain. Menurut Fennema (1986),semua zat pengental
dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai
hidrokoloid.
2.3 SifatfisikadansifatkimiaNA-CMC
2.3.1 SifatFisika NA-CMC
Nama Lokal
a. BP : Carmllose sodium
b. JP : Carmllose sodium
c. USPNF : Carmllosum natricum
d. PhEur : Carboxymethylcellulose sodium
e. Sinonim : Akuacell; Aquasorb;Blanose; cellulose gum; CMC
sodium; E466; Finnfix; nymcel;SCMC; sodium
carboxymethylcellulose; sodium cellulose glycolate;
sodium CMC;Tylose CB
Kategori Fungsional
Sebagai agen penyalut, agen stabilitas, suspending agen, tablet dan kapsul
disintegran tablet pengikat, agen pengabsorbsi air.
Muatan Cairan : Dapat dianggap sebagai cirinya berisi air kurang dari 10
%. Tetapi Sodium CMC meupakan higroskopik dan artinya menyerap air
sebanyak temperatur diatas 37o C yang relatif basah sekitar 80 %.
Viskositas : Tingkatan atau Sodium CMC yang tersedia dalam perdagangan
memiliki perbedaan kekentalan cairan, solut cairan 1 % b/v dengan
kekentalan 5 – 13000 mPas (5 – 13000 cP) kemungkinan mampu tercapai.
Sebuah peningkatan konsentrasi menghasilkan peningkatan pada
kekentalan solut cairan, memperpanjang pemanasan pada temperatur tinggi
mampu mempermanen penurunan kekentalan. Viskositas solut Sodium
CMC dapat stabil dengan baik pada rentang pH 4 – 10. Jauhnya pH
optimum adalah netral.
Inkompatibilitas
Sodium CMC inkompatibilitas dengan kuat pada larutan asam dengan
beberapa garam besi dan beberapa logam atau baja, beberapa aluminium,
merkuri dan besi. Namun dapat terjadi pada pH kurang dari 2 dan juga
ketika dikocok dengan etanol 95%. Sodium CMC berbentuk kompleks
dengan gelatin dan pektin. Sodium CMC juga dapat kompleks dengan
kolagen dan mengandung beberapa protein.
Kelarutan : praktis larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluen. Air
mudah didispersi pada semua suhu, pada bentuk yang murni, pada solut
koloid. Kelarutan caiaran bermacam – macam tergantung derajat substitusi
(DS)
Secara garis besar, proses pembuatan Karboksi metil selulosa (CMC) melalui dua
tahap reaksi, yaitu :
Pada reaksi tahap pertama, yaitu alkalisasi merupakan reaksi antara selulosa
dengan larutan soda (basa) menjadi alkali selulosa (selulosa bersifat larut
dalam larutan soda) Sedangkan tahap kedua, yaitu eterifikasi merupakan reaksi
antara alkali selulosa dengan senyawa natrium kloro asetat menjadi natrium
karboksi metil selulosa (Na.CMC) yang membentuk larutan kental (viskous)
a. Reaksi alkalisasi
b. Reaksi eterifikasi
3.2 SARAN
Melalui Makalah ini diharapkan para pembaca khususnya Mahasiswa
dapat mengenal lebih jauh mengenai Na-CMC serta diharapkan agar
mahasiswa mampu melihat peluang usaha untuk mengembangkan Na-CMC
ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/28916040/MAKALAH_KIMIA_DASAR_NA-
CMC_CARBOXY_METHYL_CELLULOSE
NA-CMC
( CARBOXY METHYL CELLULOSE )
TUGAS
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH:
NAMA : FIRDAUS
NIM : 13.31.2.017
2019