AGREGAT PLANNING
2013.2.20831
MANAJEMEN PRODUKSI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari mempelajari praktikum perencanaan agregat ini adalah untuk
mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal.
Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada,
sedangkan optimal berarti menggunakan sumber daya sebijaksana mungkin dengan
pengeluaran biaya serendah mungkin. Meskipun merupakan faktor penting yang menjadi
perhatian, biaya tidak satu-satunya pertimbangan. Faktor lain yang juga perlu menjadi
perhatian, antara lain kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing dan mutu produk
yang dihasilkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Terdapat tujuh strategi yang digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu melakukan variasi
tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan variasi jumlah tenaga kerja,
subkontrak, menggunakan pekerja paruh waktu, mempengaruhi permintaan, dan
pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi.
Tetapi pada laporan kali ini , metode yang digunakan hanya menggunakan dengan tiga
strategi yaitu , tingkat variasi tingkat persediaan , melakukan variasi tenaga kerja , dan
melakukan variasi subkontrak.
Pada strategi ini jumlah karyawan dan waktu kerja dipertahankan tetap sehingga
rata-rata tingkat produksi akan tetap. Kelebihan produksi yang terjadi pada periode
permintaan rendah disimpan sebagai persediaan yang nantinya digunakan untuk
menutupi kekurangan produksi pada waktu terjadi permintaan yang lebih tinggi dari tingkat
produksi
Lembur biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar karena upah lembur lebih
besar daripada upah pada waktu reguler. Selain itu, terlalu banyak lembur dapat
menurunkan produktivitas dan menambah biaya overhead. Undertime di sini bisa dalam
bentuk seluruh atau sebagian karyawan bekerja dalam tingkat kecepatan yang lebih lambat
tetapi dengan upah yang tetap (reguler), yang tentunya menimbulkan biaya tinggi, atau
dengan melalui penggunaan jumlah hari/jam kerja yang lebih pendek yang dikaitkan dengan
pengurangan jumlah upah. Apabila tingkat kecepatan kerja dan jumlah jam kerja
dipertahankan tetap, untuk mengisi kekosongan jam kerja karyawan dapat dimanfaatkan
untuk pemeliharaan mesin dan peralatan, kebersihan atau pekerjaan lain yang bermanfaat.
2.1.3 Subkontrak
PENGOLAHAN DATA
Pada langkah awal , kita mencari prakiraan permintaan dengan cara peramalan
dengan metode quadratic untuk 24 periode ini, pada data awal kita ketahui bahwa data real
pada tahun 2013 – 2014 sehingga kita dapat mencari peramalan untuk periode 2015-2016.
Setelah kita melakukan peramalan maka kita dapat hasil dari data yang sudah ada untuk
menjadi acuan produksi untuk periode selanjutnya. Maka data yang di ketahui untuk
mengolah agregat planning ini sebagai berikut :
Dari hasil peramalan tersebut maka kita memperoleh data yang telah kita ubah menjadi
grafik , gambarnya seperti berikut :
Grafik Peramalan
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
1300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Series1 Series2
3.3 Pengolahan Alternatif 1
produksi 1 unit barang diperlukan 2 jam. Maka 1 hari perorang dapat 4 unit produksi barang
untuk menghasilkan 76 unit / hari diperlukan tenaga kerja sebanyak 76 / 4 = 19 orang tenaga kerja
prakiraan Σ
periode permintaan Σ hari kerja Produksi persediaan subkontrak
1 1505 20 1520 15
2 1508 20 1520 12
3 1512 19 1444 68
4 1515 22 1672 157
5 1519 21 1596 77
6 1522 19 1444 78
7 1526 22 1672 146
8 1530 21 1596 66
9 1533 20 1520 13
10 1537 20 1520 17
11 1541 19 1444 97
12 1545 21 1596 51
13 1549 22 1672 123
14 1553 20 1520 33
15 1557 19 1444 113
16 1561 22 1672 111
17 1566 21 1596 30
18 1570 22 1672 102
19 1574 20 1520 54
20 1579 19 1444 135
21 1583 20 1520 63
22 1588 22 1672 84
23 1592 19 1444 148
24 1597 21 1596 1
jumlah 37162 491 37316 974 820
*ket : untuk data yang diketahui dapat dilihat pada halaman sebelumnya
Rp206,033,600 Rp244,522,700
Rp247,915,500
BAB IV
ANALISIS
Pada alternatif satu ini berasumsi bahwa jumlah perkerja itu tetap dari awal periode
hingga akhir periode , dan jumlah produksi yang lebih dari prakiraan produksi maka sisa
tersebut akan otomatis masuk pada data perubahan persediaan. Dan hal ini berlaku
akumulasi pada periode selanjutnya. Tapi pada data tersebut terlihat bahwa di periode ke 3,
6 , 9 , 10 , 11 , 14, 15 , 19 , 20 , 21 , 23 , dan 24 terlihat bahwa ada kekurangan untuk
mencapai prakiraan produksi. Maka untuk memenuhi kekurangan tersebut diambil dari
akumulasi persediaan yang telah disimpan. Pada periode 3 terlihat bahwa permintaan tetap
tidak terpenuhi karena jumlah yang di produksi dan barang yang di simpan pun tidak
memenuhi permintaan. Maka hal tersebut akan di penuhi oleh jumlah produksi di peridode
selanjutnya. Dan disini perlu di ingat bahwa semakin banyak menyimpan persediaan maka
jumlah ongkos yang dikeluarkan secara keseluruhan menjadi lebih makal karena barang
yang di simpan itu memerlukan biaya. Untuk biaya yang timbul pada metode persediaan ini
nilainya Rp. 244.522.700 ,-
Pada metode kedua ini jumlah barang yang di produksi di sesuaikan dengan tenaga
kerja yang diperlukan. Contohnya dalam periode satu itu untuk memenuhi permintaan
produksi , tenaga kerja yang di gunakan hanya 19 orang , jadi apabila pada periode
sebelumnya perusahaan memperkerjakan 20 orang , maka pada peridoe satu itu terpaksa
harus mengurangi 1 tenaga kerja. Begitu pula dengan periode periode lainya. Jumlah tenaga
kerja yang diperlukan disesuakan dengan data permintaan yang sudah diramalkan. Untuk
metode variasi tenaga kerja ini biaya totalnya senilai Rp. 247.915.500,-
4.3 Analsis Alternatif 3
Pada metode subkontrak ini permintaan yang di ramalkan akan di bantu oleh pihak
lain (subkontrak) apabila jumlah produksi tidak mencapai permintaan yang sudah
diramalkan. Jadi pada intinya subkontrak itu membantu memenuhi jumlah produksi yang
sudah di tetapkan. Seperti terlihat pada data di periode 3 , 6 , 9 , 10, 11, 14, 15, 19, 20, 23,
dan 24. Pada periode tersebut jumlah yang di produksi oleh perusahaan tidak mencapai
data yang telah di ramalkan. Sehingga pada periode tersebut perusahaan harus menjalin
kerja sama (subkontrak) dengan pihak lain. Biaya total pada metode ini senilai Rp.
206.033.600,-
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil analisa pembuatan alternative yang baik diantara metode
variasi persediaan , metode variasi tenaga kerja , dan metode subkontrak ini mempunyai
kelemahan dan kelebihan masing masing. Dan semua ini bisa diterapkan pada berbagai
perusahaan karena tidak semua perusahaan memiliki karakteristik permasalahan yang
sama. Sehingga pada perencanaan agregat ini perusahaan harus bisa memilih metode yang
terbaik yang bisa diterapkan sesuai situasi dan kondisi perusahaan tersebut. Metode
perencanaan agregat ini sangat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan agar
perusahaan tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Mungkin cukup sekian pembahasan dan kesimpulan yang dapat saya utarakan. Semoga
bermanfaat