Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan Pelaksanaan
Rapat Kerja Penataan Dapil dan Alokasi Kursi DPRD Kabupaten Mojokerto Pemilihan
Umum Tahun 2019, dapat berjalan dengan lancar sehingga kami bisa menyajikan laporan
ini. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
bagaimana cara menentukan Daerah pemilihan dalam kabupaten/Kota sebagaimana
bentuk pertanggungjawaban kepada Ketua KPU Kabupaten Mojokerto bahwa pelaksanaan
Kegiatan Penataan Dapil dan Simulasi Dapil telah dilaksanakan dengan baik.

Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penataan dan Simulasi Dapil KPU Kabupaten


Mojokerto secara lengkap diuraikan dalam laporan kegiatan ini,diantaranya: Tujuan yang
hendak dicapai, sasaran pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan serta output
dari pelaksanaan kegiatan.

Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur dalam
pelaksanaan Bimtek Penataan Dapil dan Simulasi Dapil dan menjadi bahan perbaikan
untuk masa yang akan datang.

Ketua Pelaksana Kegiatan Penanggungjawab Kegiatan

Drs. WAYIADI DWI HERU KENDOYO, S.Pd

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................3
1. Gambaran Umum ......................................................................................................3
2. Dasar Hukum................................................................................................................4
B. Tujuan ....................................................................................................................................4
C. Hasil Yang Diharapkan .................................................................................................,,6
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Strategi Pencapaian Keluaran......................................................................................6
1. Metode Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................6
2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................................6
3. Pelaksanaan Simulasi ...............................................................................................6
4. Penyusunan Laporan Kegiatan ............................................................................6
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan..............................................................6
C. Peserta Kegiatan.................................................................................................................6
D. Biaya Anggaran...................................................................................................................7
E. Pelaksanaan Kegiatan .....................................................................................................7
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Hasil Yang Dicapai.............................................................................................................8
B. Kendala Yang Dihadapi ..................................................................................................8

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................................................9
C. Lampiran .............................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum
Kabupaten Mojokerto memiliki luas wilayah 717.83 km 2 yang terdiri dari 18
Kecamatan, 299 Desa dan 5 Kelurahan dengan jumlah penduduk per tahun 2017
sebesar 1.120.259 jiwa.
Daerah pemilihan meliputi :
Dapil I : 1. Kec. Mojoanyar
2. Kec. Bangsal
3. Kec. Dlanggu
4. Kec. Kutorejo
Jumlah kursi : 10 kursi
Dapil II : 1. Kec. Mojosari
2. Kec. Pungging
3. Kec. Ngoro
Jumlah kursi : 10 kursi
Dapil III : 1. Kec. Trawas
2. Kec. Pacet
3. Kec. Gondang
4. Kec. Jatirejo
Jumlah kursi : 8 kursi
Dapil IV : 1. Kec. Sooko
2. Kec. Puri
3. Kec. Trowulan
Jumlah kursi : 10 kursi
Dapil V : 1. Kec. Gedeg
2. Kec. Kemlagi
3. Kec. Jetis
4. Kec. Dawar Blandong
Jumlah kursi : 12 kursi
Berdasarkan keputusan KPU RI nomor 107/Kpts/2013 tanggal 9 Maret 2013
tentang penetapan Daerah Pemilihan.

3
Berkaitan dengan gambaran umum diatas, dimungkinkan akan adanya
penambahan Daerah Pemilihan (Dapil) yang selanjutnya akan kita bahas dan
dicermati melalui rapat/pertemuan dengan berbagai elemen diantaranya KPU,
Partai Politik,dan Pemerintah Daerah serta tokoh masyarakat

2. Dasar Hukum
Landasan normatif dalam penyusunan usulan penataan daerah pemilihan
anggota
DPRD kabupaten/Kota di pemilu 2019 secara hirarkis terdiri dari:
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan
Umum.
 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota
DPR, DPD, dan DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316).
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang nomor 12 Tahun
2008 Tentang Perubahan Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844).
 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 Tentang
Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negera RI Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844).
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
196/PMK.02/2015.
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2017.
 Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan
Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota, sebagaiamana diubah terakhir dengan Peraturan KPU
Nomor 01 Tahun 2010.

4
 Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan KPU
Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
 Keputusan KPU RI Nomor 1/Kpts/KPU/Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Program dan Kegiatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh dan
Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota
Bagian Anggaran 076 Tahun Anggaran 2017.
 PKPU NO 5 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Penetapan Daerah Pemilihan dan
Alokasi Kursi Setiap Daerah Pemilihan.
 Peraturan KPU nomor 7 tahun 2017
 Peraturan KPU nomor 16 tahun 2017
 SK KPU nomor 4/PL.01.3-kpt/03/KPU/I/2018
 SK KPU nomor 18/PP.02-kpt/03/KPU/I/2018

B. TUJUAN
Tujuan Diselenggarakanya Bimtek penataan Dapil adalah untuk merumuskan,
merancang penataan Dapil dan Alokasi Kursi Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto
untuk Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019. Untuk itu dibutuhkan persiapan yang
matang serta dengan sebaik mungkin baik dalam hal anggaran maupun secara
teknis lainya, sehingga setiap kegiatan bisa berjalan dengan baik.

C. HASIL YANG DIHARAPKAN


Pelaksanaan kegiatan Bimtek Penataan dan Simulasi Dapil ini diharapkan
mampu memberikan Arahan dan pendidikan kepada staf dan seluruh sekretariatan
KPU Kabupaten Mojokerto tentang tata cara penataan Dapil dan Simulasi Dapil yang
ada di Kabupaten Mojokerto dengan menghitung jumlah penduduk untuk
menentukan Jumlah Kursi Setiap Dap

5
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah :
a. Menyampaikan materi simulasi.
Penyampaian materi dengan metode ceramah dan tanya jawab,
sehingga ada umpan balik /Fedback.Dengan Metode Tersebut akan
mempermudah pemahaman materi yang disampaikan dan tidak
menimbulkan persepsi yang menyimpang dari materi tersebut. Sehingga
peserta akan mudah dalam penyampaian materi dan dilanjutkan dengan
simulasi pembagian DAPIL.
b. Pelaksanaan berupa Kegiatan :
- Rapat-rapat/Simulasi

2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan-tahapan pelaksanaan/komponen kegiatan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, meliputi :
 Rapat koordinasi dengan Sekretaris;
 Penyusunan kebutuhan pelaksanaan rapat simulasi Dapil;
 Penghitungan anggaran kebutuhan pelaksanaan simulasii;
 Pengumpulan Materi;
3. Pelaksanaan Simulasi;
4. Penyusunan laporan kegiatan.

B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.


1. Waktu : Pelaksanaan Rapat Penataan dan Simulasi Dapil dilaksanakan pada
tanggal 18 januari 2018
2. Tempat : Di Mojonian Bistro
Jl. Jaya Negara Kenanten, Mojokerto
C. PESERTA KEGIATAN
Peserta rapat dihadiri oleh 20 orang terdiri dari 5 Komisioner KPU Kabupaten
Mojokerto, 1 Sekretaris, 4 Kasubag, dan 10 Staf Sekretariat KPU Kabupaten
Mojokerto.

6
D. BIAYA YANG DIKELUARKAN
Perkiraan total biaya untuk kegiatan Bimtek Penataan Dapil dan Simulasi
Dapil Kabupaten Mojokerto dibebankan pada DIPA APBN KPU Kabupaten Mojokerto
tahun 2017.
E PELKSANAAN KEGIATAN
• Hari Kamis 18 Januari 2018
1. Pukul 08.00 - 09.00 Registrasi
Pelaksanaan Kegiatan Bimtek Penataan Dapil Dilaksanakan Di Mojonian
Bistro dimulai dengan Registrasi Oleh peserta
2. Pukul 09.00 - 10.00 Pembukaan
Pembukaan oleh panitia dengan menyanyinkan lagu Indonesia Raya oleh
petugas dirijen, kemudian dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia oleh
Bapak Dwi Heru Kendoyo selaku penanggung jawab kegiatan yang
kemudian dilanjutkan Sambutan Oleh Ketua KPU Kabupaten Mojokerto
Bapak Ayuhanafiq, SIP dan Doa oleh bapak Drs. Wayiadi kemudian pukul
10.00 s/d 10.30 dilanjutkan dengan Coffe Break.
3. Pukul 10.00 - 10.30
Kemudian dilanjut dengan Coffe Break
4. Pukul 10.30 - 12.00 Materi
Materi I : DAK 2 sebagai Sumber Data Penataan Dapil disampaikan oleh Ibu
Afidatusholikha, S.Ag.,MP.D.I
Materi II : Usulan dan proyeksi Penataan Dapil di Pemilu 2019
disampaikan oleh Bapak Achmad Arif
5. Pukul 12.00-13.00 ISOMA
6. Pukul 13.00 – 14.00 Materi
Simulasi Penataan Dapil Pemilu 2019 disampaikan oleh bapak
Ayuhanafiq/Achmad Arif
7. Pukul 14.00 – 16.00 Materi
Penentuan Alternatif Dapil Pemilu 2019 disampaikan oleh Bapak Achmad
Arif
8. Pukul 16.00 – selesai Penutupan

7
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. HASIL YANG DICAPAI


1. PRINSIP-PRINSIP PENATAAN DAERAH PEMILIHAN
Dalam melaksanakan penataan daerah pemilihan anggota DPRD kabupaten
pada pemilu 2019, daerah pemilihan yang di usulkan harus memperhatikan
prinsip-prinsip sebagi berikut :
a) Prinsip kesetaraan nilai suara yaitu mengupayakan nilai suara atau harga
kursi yang setara antara 1 (satu) dapil dengan dapil lainnya dengan prinsip 1
(satu) orang, 1 (satu) suara, 1 (satu) nilai.

b) Prinsip ketaatan pada sistem pemilu yang proposional yaitu memperhatikan


ketaatan dalam pembentukan dapil dengan mengutamakan jumlah kursi
yang besar agar persentase jumlah kursi yang diperoleh setiap partai politik
setara dengan persentase suara sah yang diperolehnya.

c) Prinsip proporsionalitas yaitu memperhatikan kesetaraan alokasi

d) Prinsip integralitas wilayah yaitu memperhatikan keutuhan dan


keterpaduan
wilayah, kondisi geografis, sarana perhubungan, dan aspek kemudahan
transportasi dalam menyusun beberapa daerah kecamatan ke dalam 1 (satu)
dapil.

e) Prinsip berada dalam satu wilayah yang sama yaitu penyusunan dapil
anggota
DPRD kab/kota yang terbentuk dari satu, beberapa dan/atau bagian
kecamatan harus tercakup seluruhnya dalam suatu dapil anggota DPRD
provinsi.

f) Prinsip kohesivitas yaitu penyusunan dapil memperhatikan sejarah, kondisi


sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas.

8
g) Prinsip kesinambungan yaitu penyusunan dapil memperhatikan penetapan
dapil pada pemilu terakhir kecuali terjadi perubahan jumlah penduduk yang
mengakibatkan alokasi kursi dalam 1 (satu) dapil melebihi batas maksimal
dan/atau kurang dari batas minimal, adanya pemekaran wilayah dan dapil
yang disusun bertentangan dengan prinsip-prinsip penyusunan dapil

2. PENATAAN DAERAH PEMILIHAN ANGGOTA DPRD KABUPATEN


MOJOKERTO
Langkah-langkah yang dilakukan oleh komisi pemilihan umum kabupaten
mojokerto dalam menyusun dan memproyeksikan usulan penataan daerah
pemilihan pada pemilu tahun 2019 adalah sebagai berikut:
a) Membentuk kelompok kerja penataan dapil
Sebagai bentuk implementasi dari keputusan KPU nomor 235/KU.02.4-
kpt/01/KPU/XII/2017 tentang petunjuk teknis pelaksanaan program dan
kegiatan DIPA, langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk
kelompok kerja dengan jumlah personil sebanyak 15 orang dengan
komposisi 2 orang pengarah (komisioner), penanggung-jawab (sekretaris),
ketua (kasubag teknis), sekretaris (staf subag teknis) dan 10 orang anggota
yang diambilkan dari jajaran kasubag dan staf di lingkungan sekretariat KPU
kabupaten mojokerto ditambah 1 (satu) orang dari stake holder yakni
kepala dinas Dispendukcapil pemkab mojokerto.Kelompok kerja ini bertugas
menyiapkan rumusan usulan penataan dapil dengan masa kerja selama 2
bulan (januari-februari).

b) Membuat rumusan usulan penataan dapil.


Rumusan usulan penataan dapil untuk pemilu 2019 sebelum di finalisasi di
rapat kerja internal terlebih dahulu dibuatkan draft usulan yang berisikan
tentang pedoman, rencana dan proyeksi yang disertai dengan argumentasi
normatif-rasional yang selanjutnya akan dijadikan dasar dan pijakan
dalampenyusunan dan penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi DPRD
kabupaten mojokerto di pemilu tahun 2019.

c) Rapat kerja internal


Rapat kerja internal adalah media dan wadah bagi kelompok kerja penataan
dapil DPRD kabupaten mojokerto di pemilu tahun 2019 yang berfungsi
untuk mendiskusikan dan menetapkan usulan penataan dapil sebelum

9
disampaikan kepada stake holder dan pemangku kepentingan lainnya untuk
dilakukan pencermatan sebelum di bawa ke forum uji publik. Pelaksanaan
dari rapat kerja internal ini adalah pada tanggal 18 januari 2018 bertempat
di Resto Mojonian Bistro Mojokerto dengan peserta sebanyak 20 orang.

d) Penyampaian dan pencermatan usulan dapil DPRD kabupaten kepada


publik
Setelah dimatangkan secara internal di rapat kerja internal, rumusan usulan
penataan dapil akan disampaikan kepada publik dan pemangku kepentingan
untuk dilakukan pencermatan terhadap draft usulan tersebut sebelum
dibawa ke forum uji publik dengan cara :
1. Di upload di website KPU kabupaten mojokerto
2. Disampaikan via surat resmi kepada pemangku kepentingan

e) Uji publik
Uji publik adalah sosialisasi yang dilaksanakan oleh KPU kabupaten
mojokerto kepada pemangku kepentingan untuk dapat mengetahui,
mengukur, dan menilai penataan daerah pemilihan dan alokasi kursi DPRD
kabupaten mojokerto.

Peserta dari Forum uji publik ini berasal dari unsur :


a. Pemerintah daerah
b. Partai politik
c. Bawaslu kabupaten
d. Pemantau pemilu
e. Pemangku kepentingan lainnya
Sesuai dengan tahapan pemilu 2019, uji publik ini akan dilaksanakan pada
tanggal 26 januari 2018.

3. PROYEKSI USULAN DAERAH PEMILIHAN & ANALISANYA.


a) FORMAT 5 (LIMA) DAPIL.
Penataan daerah pemilihan DPRD kabupaten mojokerto pada pemilu tahun
2019 dengan memakai format 5 (lima) dapil, berdasarkan kajian dari pokja
penataan dapil yang mempedomani 7 (prinsip) disebutkan bahwa tidak ada

10
landasan rasional-normatif yang bisa dijadikan dasar dalam melakukan
perubahan daerah pemilihan di kabupaten mojokerto.

Pada prinsip kesinambungan dijelaskan bahwa penyusunan daerah


pemilihan memperhatikan penetapan daerah pemilihan pada pemilu
terakhir (tahun 2014), dimungkinkan berubah apabila terjadi hal-hal sebagai
berikut :
1. Adanya perubahan jumlah penduduk yang mengakibatkan alokasi kursi
dalam 1 (satu) daerah pemilihan melebihi batas maksimal (12 kursi)
dan/atau kurang dari batas minimall (3 kursi).
2. Adanya pemekaran wilayah.
3. Daerah pemilihan yang telah disusun bertentangan dengan prinsip-
prinsip penyusunan dapil.
Dari hasil pengamatan dan kajian, ketiga faktor tersebut tidak ditemukan di
kabupaten mojokerto sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk pemilu
anggota DPRD kabupaten mojokerto tahun 2019 tidak ada perubahan
daerah pemilihan.

Sebagai bentuk akuntabilitas dimasa pelaksanaan tahapan penyusunan


daerah pemilihan berikut disampaikan draft usulan yang di susun oleh pokja
penataan daerah pemilihan KPU kabupaten mojokerto dengan sistematika
sebagai berikut :

(a) Menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi anggota DPRD kabupaten
mojokerto berdasarkan keputusan KPU
Di lampiran peraturan KPU No. 7 tahun 2017 tentang Tahapan, jadwal &
tahapan disebutkan bahwa jadwal penetapan jumlah kursi DPRD
kabupaten /kota berdasarkan DAK2 adalah pada tanggal 5 januari 2017
sampai dengan 11 januari 2017. Dan pada tanggal 5 januari 2018, KPU RI
secara resmi menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi DPRD
kabupaten/kota se indonesia melalui surat keputusan nomor 4/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/I/2018 tentang jumlah penduduk kabupat en/kota dan
jumlah kursi DPRD kabupaten/kota dalam pemilihan umum tahun 2019
dan untuk kabupaten mojokerto secara jelas disebutkan di lampiran XV
no. 16 dengan rincian sebagai berikut :

11
NO KABUPATEN/KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA) JUMLAH KURSI
16 MOJOKERTO 1.104.099 50
16.1 JATIREJO 43.090
16.2 GONDANG 42.635
16.3 PACET 57.936
16.4 TRAWAS 30.225
16.5 NGORO 80.713
16.6 PUNGGING 76.542
16.7 KUTOREJO 64.361
16.8 MOJOSARI 77.846
16.9 DLANGGU 55.599
16.10 BANGSAL 50.910
16.11 PURI 73.709
16.12 TROWULAN 73.784
16.13 SOOKO 72.255
16.14 GEDEG 57.948
16.15 KEMLAGI 58.428
16.16 JETIS 84.814
16.17 DAWARBLANDONG 51.764
16.18 MOJOANYAR 51.540

(b) Menetapkan Bppd (bilangan pembagi penduduk)


Berdasarkan surat keputusan KPU RI nomor 4/PL.01.3-Kpt/03/KPU/I/2018
tentang jumlah penduduk kabupaten/kota dan jumlah kursi DPRD
kabupaten/kota dalam pemilihan umum tahun 2019 disebutkan bahwa
untuk kabupaten mojokerto jumlah penduduk berdasarkan DAK2 adalah
sebanyak 1.104.099 (lampiran XV no. 16).

Dari jumlah penduduk sebanyak 1.104.099 ini kemudian dibagi dengan


jumlah alokasi kursi DPRD kabupaten mojokerto untuk memperoleh angka
bilangan pembagi penduduk. Rumus yang dipakai dalam menentukan angka
Bppd (bilangan pembagi penduduk) adalah sebagai berikut :

BPPd = total jumlah penduduk


Jumlah alokasi kursi

22.081,98 = 1.104.099
50

Dengan menggunakan rumus di atas dapat disebutkan bahwa bilangan


pembagi penduduk untuk kabupaten mojokerto adalah 22.081,98.

(c) Menghitung alokasi kursi per kecamatan.

12
Alokasi kursi tiap kecamatan adalah penentuan jumlah kursi pada setiap
daerah kecamatan, ini dilakukan untuk mengetahui potensi sebuah
kecamatan terhadap jumlah alokasi kursi yang dimilikinya sebelum
kemudian dilakukan penggabungan dengan kecamatan lain yang bisa
membentuk kesatuan menjadi sebuah daerah pemilihan.

Metode yang digunakan dalam menghitung alokasi kursi setiap


kecamatan adalah dengan cara membagi jumlah penduduk di setiap
kecamatan dengan bilangan pembagi penduduk (Bppd)

Rumus : Jumlah penduduk kecamatan


Bppd

Berikut ini adalah jumlah penduduk per kecamatan dan jumlah alokasi kursi
per
kecamatan di kabupaten mojokerto.
N KECAMATAN JML PENDUDUK ALOKASI KURSI KETERANGAN
O
1 JATIREJO 43.090 1,95
2 GONDANG 42.635 1,93
3 PACET 57.936 2,62
4 TRAWAS 30.225 1,36
5 NGORO 80.713 3,65
6 PUNGGING 76.542 3,46
7 KUTOREJO 64.361 2,91
8 MOJOSARI 77.846 3,52
9 DLANGGU 55.599 2,51
10 BANGSAL 50.910 2,30
11 PURI 73.709 3,33
12 TROWULAN 73.784 3,34
13 SOOKO 72.255 3,27
14 GEDEG 57.948 2,62
15 KEMLAGI 58.428 2,64
16 JETIS 84.814 3,84
17 DAWARBLANDONG 51.764 2,34
18 MOJOANYAR 51.540 2,33

Dari uraian diatas dengan merujuk pada peraturan KPU nomor 16 tahun
2017 disebutkan bahwa alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD
kab/kota adalah paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua
belas) kursi, jadi bisa disimpulkan bahwa dari 18 kecamatan yang ada di
kabupaten mojokerto hanya 7 (tujuh) kecamatan yang bisa berdiri sendiri

13
menjadi daerah pemilihan karena memperoleh angka diatas 3 (tiga)
sedangkan 11 (sebelas) kecamatan harus di gabung dengan kecamatan lain
untuk bisa menjadi daerah pemilihan, sedangkan untuk memenuhi prinsip-
prinsip penyusunan daerah pemilihan maka kecamatan-kecamatan tersebut
harus digabungkan menjadi satu kesatuan daerah pemilihan.

(d) Jumlah alokasi kursi per dapil


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI KETERANGAN
O PENDUDUK JML PENDUDUK/Bppd
1 2 3 4 5 6
1 BANGSAL 50.910
MOJOANYAR 51.54O
I
KUTOREJO 64.361 10
DLANGGU 55.599
JUMLAH 222.410
2 NGORO 80.713
MOJOSARI II 77.846
10,64
PUNGGING 76.542
JUMLAH 235.101
3 TRAWAS 30.225
PACET 57.936
III
GONDANG 42.635 7,87
JATIREJO 43.090
JUMLAH 173.886
4 TROWULAN 73.784
SOOKO IV 72.255
9,95
PURI 73.709
JUMLAH 219.748
5 DAWARBLANDONG 51.764
KEMLAGI 58.428
V
GEDEG 57.948 11,45
JETIS 84.814
JUMLAH 252.954

(e)Penghitungan alokasi kursi tahap II


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI JML SISA PERINGKAT ALOKASI
JML
O PENDUDUK PENDUDUK/Bppd PENDUDUK SISA SISA
PENDUDUK KURSI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BANGSAL 50.910
MOJOANYAR 51.54O
I
KUTOREJO 64.361 10 0.000000000 5
DLANGGU 55.599
JUMLAH 222.410
2 NGORO II 80.713 10 14,281 2 1
MOJOSARI 77.846
PUNGGING 76.542

14
JUMLAH 235.101
3 TRAWAS 30.225
PACET 57.936
III
GONDANG 42.635 7 19,312 1 1
JATIREJO 43.090
JUMLAH 173.886
4 TROWULAN 73.784
SOOKO IV 72.255
9 12,010 3 1
PURI 73.709
JUMLAH 219.748
5 DAWARBLANDONG 51.764
KEMLAGI 58.428
V
GEDEG 57.948 11 10,052 4
JETIS 84.814
JUMLAH 252.954
47 3

(f.)Penyusunan dapil anggota DPRD kabupaten mojokerto di pemilu 2019


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI ALOKASI TOTAL ALOKASI
O PENDUDUK KURSI KURSI KURSI
TAHAP I TAHAP II
1 2 3 4 5 6 7
1 BANGSAL 50.910
MOJOANYAR 51.54O
I
KUTOREJO 64.361 10 10
DLANGGU 55.599
JUMLAH 222.410
2 NGORO 80.713
MOJOSARI II 77.846
10 1 11
PUNGGING 76.542
JUMLAH 235.101
3 TRAWAS 30.225
PACET 57.936
III
GONDANG 42.635 7 1 8
JATIREJO 43.090
JUMLAH 173.886
4 TROWULAN 73.784
SOOKO IV 72.255
9 1 10
PURI 73.709
JUMLAH 219.748
5 DAWARBLANDONG 51.764
KEMLAGI 58.428
V
GEDEG 57.948 11 11
JETIS 84.814
JUMLAH 252.954
47 3 50

(g.) Peta dapil

15
Dari hasil simulasi penataan daerah pemilihan diatas dengan skenario 5
(lima) dapil, berdasarkan 7(tujuh) prinsip yang harus dipenuhi maka dapat
disampaikan analisa sebagai berikut :
1. Prinsip kesetaraan nilai suara, yakni prinsip yang mengupayakan harga/nilai
kursi yang setara antara dapil yang satu dengan dapil yang lain. Untuk
mengetahui kesetaraan nilai masing-masing dapil bisa di lihat di point f
(tabel penyusunan dapil). Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa kabupaten
mojokertodengan jumlah penduduk sebanyak 1.104.099 dan angka Bppd
sebesar 22.082, nilai satu kursi di dapil dengan harga kursi tertinggi yakni
dapil 5 adalah 22.995 sedangkan di dapil dengan harga kursi terendah yakni
dapil 3 sebesar 21.735, disparitasnya tidak terlalu tinggi selisih jarak
perimbangan alokasi kursi di masing-masing dapil juga tidak terlalu jauh
kecuali dapil 3 (tiga) sehingga konsep 5 dapil masuk mematuhi prinsip ini.

2. Prinsip ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, artinya prinsip yang
mengutamakan jumlah kursi besar dalam pembentukan dapil
(mengutamakan 6 s/d 12 kursi). Untuk mengetahui hal tersebut dapat
dilihat sebagaimana tabel diatas, dengan model 5 (lima) dapil, jumlah alokasi
kursi secara berurutan di masing-masing dapil adalah 10, 11, 8, 10, 11
sehingga mencerminkan ketaatan pada sistem ini.

3. Prinsip proporsionalitas, yaitu prinsip yang memperhatikan keseimbangan


alokasi kursi antar dapil. Dari data yang ditampilkan tabel di atas
menunjukkan bahwa disparitas jumlah alokasi kursi per dapil kecuali dapil 3
(tiga) perbedaannya tidak terlalu mencolok, berada di angka 10 dan 11

16
hanya selisih 1 (satu) angka. Sehingga bisa disimpulkan sesuai dengan
prinsip proporsionalitas.

4. Prinsip integralitas wilayah, prinsip yang memperhatikan keutuhan dan


keterpaduan wilayah, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sarana
penghubung. Jika di pantau fakta dilapangan, usulan dengan model 5 (dapil)
mencerminkan prinsip integralitas wilayah karena memang sarana
transportasi dan perhubungan, infrastrukturnya sudah sangat representatif,
begitupun penggabungan wilayahnya juga mencerminkan kesamaan
geografis, misalnya dapil 3 (tiga), merupakan gabungan kecamatan yang
memiliki karakteristik daerah pegunungan.

5. Prinsip coterminus, yakni dapil yang terbentuk harus dalam cakupan


tingkatan yang lebih besar (dapil DPRD provinsi jatim). Usulan 5 (lima) dapil
ini secara normatif sudah memenuhi prinsip coterminus, karena di lampiran
IV UU nomor 7 tahun 2017 memposisikan kabupaten mojokerto bersama
kabupaten jombamng dan kota mojokerto menjadi 1 (satu) dapil yakni jatim
8 untuk DPRD provinsi pada pemilu tahun 2019.

6. Prinsip kohesivitas, yakni prinsip yang memperhatikan aspek sejarah,


kondisi sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas. Format 5 (lima)
dapil secara sosio-kultur cenderung memiliki kesamaan antara daerah
kecamatan, penggabungan kecamatan yang tergabung menjadi dapil 3 (tiga)
memiliki kesamaan sebagi daerah yang berlatar belakang daerah
pegunungan ataupunpenggabungan kecamatan yang berada di dapil 5
(lima), memiliki kesamaan sebagai daerah pinggiran yang mulai tersentuh
industrialisasi dinilai cukup tepat sehingga dianggap sesuai dengan prinsip
ini.

7. Prinsip kesinambungan, penataan dapil yang memperhatikan komposisi


dapil pada pemilu sebelumnya (pemilu 2014). Secara langsung usulan 5
(lima) dapi ini menunjukkan kepatuhan pada prinsip kesinambungan karena
tidak ada perubahankomposisi dapil di pemilu 2019.

4. FORMAT 7 (TUJUH) DAN 8 (DELAPAN) DAPIL.

17
Penataan daerah pemilihan DPRD kabupaten mojokerto pada pemilu tahun
2019 berdasarkan pertemuan antara KPU kabupaten mojokerto dengan para
stake holder yang terdiri dari partai politik, panwaslih, unsur pemerintah
daerah dan stake holder lainnya pada forum rapat koordinasi dan
konsolidasi pada tanggal 30 november 2017 di hotel sun palace mojokerto di
usulkan berubah menjadi 7 (tujuh) atau 8 (delapan) dapil.

Argumentasi yang dibangun adalah format dapil di 2014 terlalu luas secara
geografis di masing-masing dapil sehingga partai politik sebagi institusi yang
mengagregasi kepentingan masyarakat acap kali mengalami kesulitan dalam
membangun kedekatan dengan konstituen, selain itu juga menimbulkan
politik biaya tinggi karena luasnya medan yang harus digarap.

Usulan partai politik yang disampaikan di forum tersebut kemudian di


tindaklanjuti oleh komisi pemilihan umum kabupaten mojokerto melalui
pokja penataan daerah pemilihan dengan membuat kajian dan rumusan
usulan yang disertai dengan argumentasi yang rasional dan bisa
dipertanggung jawabkan berdasarkan 7 (prinsip) penataan dapil yang harus
dipedomani dan menyajikan dalam bentuk konseptualisasi sebagai pijakan
argumentatif kenapa kemudian daerah pemilihan DPRD kabupaten
mojokerto harus berubah.

Bentuk konseptualisasi atau rumusan usulan penyusunan daerah pemilihan


DPRD kabupaten mojokerto di susun oleh pokja penataan daerah pemilihan
KPU kabupaten mojokerto dengan sistematika sebagai berikut :

a.) Menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi anggota DPRD kabupaten
mojokerto berdasarkan keputusan KPU
Di lampiran peraturan KPU No. 7 tahun 2017 tentang Tahapan, jadwal &
tahapan disebutkan bahwa jadwal penetapan jumlah kursi DPRD
kabupaten /kota berdasarkan DAK2 adalah pada tanggal 5 januari 2017
sampai dengan 11 januari 2017. Dan pada tanggal 5 januari 2018, KPU RI
secara resmi menetapkan jumlah penduduk dan jumlah kursi DPRD
kabupaten/kota se indonesia melalui surat keputusan nomor 4/PL.01.3-
Kpt/03/KPU/I/2018 tentang jumlah penduduk kabupat en/kota dan jumlah
kursi DPRD kabupaten/kota dalam pemilihan umum tahun 2019 dan untuk

18
kabupaten mojokerto secara jelas disebutkan di lampiran XV no. 16 dengan
rincian sebagai berikut :

NO KABUPATEN/KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA) JUMLAH KURSI


16 MOJOKERTO 1.104.099 50
16.1 JATIREJO 43.090
16.2 GONDANG 42.635
16.3 PACET 57.936
16.4 TRAWAS 30.225
16.5 NGORO 80.713
16.6 PUNGGING 76.542
16.7 KUTOREJO 64.361
16.8 MOJOSARI 77.846
16.9 DLANGGU 55.599
16.10 BANGSAL 50.910
16.11 PURI 73.709
16.12 TROWULAN 73.784
16.13 SOOKO 72.255
16.14 GEDEG 57.948
16.15 KEMLAGI 58.428
16.16 JETIS 84.814
16.17 DAWARBLANDONG 51.764
16.18 MOJOANYAR 51.540

b.) Menetapkan Bppd (bilangan pembagi pemilih)


Berdasarkan surat keputusan KPU RI nomor 4/PL.01.3-Kpt/03/KPU/I/2018
tentang jumlah penduduk kabupaten/kota dan jumlah kursi DPRD
kabupaten/kota dalam pemilihan umum tahun 2019 disebutkan bahwa
untuk kabupaten mojokerto jumlah penduduk berdasarkan DAK2 adalah
sebanyak 1.104.099 (lampiran XV no. 16).

Dari jumlah penduduk sebanyak 1.104.099 ini kemudian dibagi dengan


jumlah alokasi kursi DPRD kabupaten mojokerto untuk memperoleh angka
bilangan pembagi penduduk. Rumus yang dipakai dalam menentukan angka
Bppd (bilangan pembagi penduduk) adalah sebagai berikut :

BPPd = total jumlah penduduk


Jumlah alokasi kursi

22.081,98 = 1.104.099
50

19
Dengan menggunakan rumus di atas dapat disebutkan bahwa bilangan pembagi
penduduk untuk kabupaten mojokerto adalah 22.081,98.

c.) Menghitung alokasi kursi per kecamatan


Alokasi kursi tiap kecamatan adalah penentuan jumlah kursi pada setiap
daerah kecamatan, ini dilakukan untuk mengetahui potensi sebuah
kecamatan terhadap jumlah alokasi kursi yang dimilikinya sebelum
kemudian dilakukan penggabungan dengan kecamatan lain yang bisa
membentuk kesatuan menjadi sebuah daerah pemilihan.

Metode yang digunakan dalam menghitung alokasi kursi setiap kecamatan


adalah dengan cara membagi jumlah penduduk di setiap kecamatan dengan
bilangan pembagi penduduk (Bppd)

Rumus : jumlah penduduk kecamatan


Bppd

Berikut ini adalah jumlah penduduk per kecamatan dan jumlah alokasi kursi
per
kecamatan di kabupaten mojokerto.

N KECAMATAN JML PENDUDUK ALOKASI KURSI KETERANGAN


O
1 JATIREJO 43.090 1,95
2 GONDANG 42.635 1,93
3 PACET 57.936 2,62
4 TRAWAS 30.225 1,36
5 NGORO 80.713 3,65
6 PUNGGING 76.542 3,46
7 KUTOREJO 64.361 2,91
8 MOJOSARI 77.846 3,52
9 DLANGGU 55.599 2,51
10 BANGSAL 50.910 2,30
11 PURI 73.709 3,33
12 TROWULAN 73.784 3,34
13 SOOKO 72.255 3,27
14 GEDEG 57.948 2,62
15 KEMLAGI 58.428 2,64
16 JETIS 84.814 3,84
17 DAWARBLANDONG 51.764 2,34

20
18 MOJOANYAR 51.540 2,33

Dari uraian diatas dengan merujuk pada peraturan KPU nomor 16 tahun
2017 disebutkan bahwa alokasi kursi setiap daerah pemilihan anggota DPRD
kab/kota adalah paling sedikit 3 (tiga) kursi dan paling banyak 12 (dua
belas) kursi, jadi bisa disimpulkan bahwa dari 18 kecamatan yang ada di
kabupaten mojokerto hanya 7 (tujuh) kecamatan yang bisa berdiri sendiri
menjadi daerah pemilihan karena memperoleh angka diatas 3 (tiga)
sedangkan 11 (sebelas) kecamatan harus di gabung dengan kecamatan lain
untuk bisa menjadi daerah pemilihan, sedangkan untuk memenuhi prinsip-
prinsip penyusunan daerah pemilihan maka kecamatan-kecamatan tersebut
harus digabungkan menjadi satu kesatuan daerah pemilihan.

d. Jumlah alokasi kursi per dapil (format 7 dapil)


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI KETERANGAN
O PENDUDUK JML PENDUDUK/Bppd
1 2 3 4 5 6
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8,490180681
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
KUTOREJO II 64.361
8,957801791
DLANGGU 55.599
JUMLAH 197.806
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6,505802469
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6,613492087
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL 50.910
MOJOANYAR V 51.540
7,977500206
PURI 73.709
JUMLAH 176.159
6 DAWARBLANDONG 51.764
VI
JETIS 84.814 6,185043189
JUMLAH 136.578
7 KEMLAGI 58.428
VII
GEDEG 57.948 5,270179576
JUMLAH 116.376

e. Penghitungan alokasi kursi tahap II (7 dapil)

21
N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI JUMLAH PERINGKAT ALOKASI
O PENDUDUK JML SISA SISA SISA
PENDUDUK/Bppd PENDUDUK PENDUDUK KURSI

22
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8 10,824 5
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
KUTOREJO II 64.361
8 34,449 1 1
DLANGGU 55.599
JUMLAH 197.806
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6 11,169 4 1
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6 13,547 3 1
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL 50.910
MOJOANYAR V 51.540
7 29,325 2 1
PURI 73.709
JUMLAH 176.159
6 DAWARBLANDONG 51.764
VI
JETIS 84.814 6 4,086 7
JUMLAH 136.578
7 KEMLAGI 58.428
VII
GEDEG 57.948 5 5,966 6
JUMLAH 116.376

f. Penyusunan dapil anggota DPRD kabupaten mojokerto di pemilu 2019 (7 dapil)


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI ALOKASI KURSI TOTAL
O PENDUDUK TAHAP I TAHAP II ALOKASI
KURSI
1 2 3 4 5 6 7
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8 8
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
KUTOREJO II 64.361
8 1 9
DLANGGU 55.599
JUMLAH 197.806
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6 1 7
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6 1 7
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL V 50.910 7 1 8
MOJOANYAR 51.540
PURI 73.709

23
JUMLAH 176.159
6 DAWARBLANDONG 51.764
VI
JETIS 84.814 6 6
JUMLAH 136.578
7 KEMLAGI 58.428
VII
GEDEG 57.948 5 5
JUMLAH 116.376
46 4 50

g. Peta dapil

Dari hasil simulasi penataan daerah pemilihan diatas dengan skenario 7


(tujuh) dapil, berdasarkan 7 (tujuh) prinsip yang harus dipenuhi maka dapat
disampaikan analisa sebagai berikut :

1. Prinsip kesetaraan nilai suara, yakni prinsip yang mengupayakan harga/nilai


kursi yang setara antara dapil yang satu dengan dapil yang lain. Untuk
mengetahui kesetaraan nilai masing-masing dapil bisa di lihat di point f
(tabel penyusunan dapil). Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa kabupaten
mojokerto dengan jumlah penduduk sebanyak 1.104.099 dan angka Bppd
sebesar 22.082, nilai satu kursi di dapil dengan harga kursi tertinggi yakni
dapil 1 adalah 23.435 sedangkan di dapil dengan harga kursi terendah yakni
dapil 5 sebesar 15.656, ada disparitas sekitar 7,779, selisih jarak

24
perimbangan alokasi kursi di masing-masing dapil cukup merata kecuali
dapil 7 (tujuh) sehingga konsep 7 dapil masih fifty-fifty terhadap prinsip ini.

2. Prinsip ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, artinya prinsip yang
mengutamakan jumlah kursi besar dalam pembentukan dapil
(mengutamakan 6 s/d 12 kursi). Untuk mengetahui hal tersebut dapat
dilihat sebagaimana tabel diatas, dengan model 7 (tujuh) dapil, jumlah
alokasi kursi secara berurutan di masing-masing dapil adalah 8, 9, 7, 7, 8, 6,
dan 5, dapil 7 (tujuh) kurang merepresentasikan prinsip ini.

3. Prinsip proporsionalitas, yaitu prinsip yang memperhatikan keseimbangan


alokasi kursi antar dapil. Dari data yang ditampilkan tabel di atas
menunjukkan bahwa disparitas jumlah alokasi kursi per dapil kecuali dapil 7
(tujuh) cukup merata, perbedaan mencolok berada di dapil 7 (tujuh) terjadi
disparitas yang cukup tajam, jadi kesimpulannya tidak 100% memenuhi
prinsip ini.

4. Prinsip integralitas wilayah, prinsip yang memperhatikan keutuhan dan


keterpaduan wilayah, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sarana
penghubung. Jika di pantau fakta dilapangan, usulan dengan model 7 (dapil)
mencerminkan prinsip integralitas wilayah karena memang sarana
transportasi dan perhubungan, infrastrukturnya sudah sangat representatif,
begitupun penggabungan wilayahnya juga mencerminkan kesamaan
geografis, misalnya dapil 3 (tiga), merupakan gabungan kecamatan yang
memiliki karakteristik daerah pegunungan.

5. Prinsip coterminus, yakni dapil yang terbentuk harus dalam cakupan


tingkatan yang lebih besar (dapil DPRD provinsi jatim). Usulan 7 (tujuh)
dapil ini secara normatif sudah memenuhi prinsip coterminus, karena di
lampiran IV UU nomor 7 tahun 2017 memposisikan kabupaten mojokerto
bersama kabupaten jombamng dan kota mojokerto menjadi 1 (satu) dapil
yakni jatim 8 untuk DPRD provinsi pada pemilu tahun 2019.

6. Prinsip kohesivitas, yakni prinsip yang memperhatikan aspek sejarah,


kondisi sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas. Format 7
(tujuh) dapil secara sosio-kultur cenderung memiliki kesamaan antara

25
daerah kecamatan, penggabungan kecamatan yang tergabung menjadi dapil
3 (tiga) memiliki kesamaan sebagi daerah yang berlatar belakang daerah
pegunungan ataupun penggabungan kecamatan yang berada di dapil 6 (jetis-
dawarblandong), memiliki kesamaan sebagai daerah pinggiran yang mulai
tersentuh industrialisasi dinilai cukup tepat sehingga dianggap sesuai
dengan prinsip ini.

7. Prinsip kesinambungan, penataan dapil yang memperhatikan komposisi


dapil pada pemilu sebelumnya (pemilu 2014). Usulan perubahan menjadi 7
(tujuh) dapil agar terjadi kesinambungan, pergeseran atau perubahan
wilayah kecamatan sebisa mungkin di upayakan tidak terlalu mencolok
perbedaannya sehingga masih terjadi kesinambungan dengan dapil di 2014.

h. Jumlah alokasi kursi per dapil (format 8 dapil)


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI KETERANGAN
O PENDUDUK JML PENDUDUK/Bppd
1 2 3 4 5 6
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8,490180681
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
II
KUTOREJO 64.361 6,439956924
JUMLAH 142.207
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6,505802469
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6,613492087
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL 50.910
V
DLANGGU 55.599 4,823344646
JUMLAH 106.509
6 MOJOANYAR 51.540
VI
PURI 73.709 5,672000427
JUMLAH 125.249
7 DAWARBLANDONG 51.764
VII
JETIS 84.814 6,185043189
JUMLAH 136.578
8 KEMLAGI 58.428
VIII
GEDEG 57.948 5,270179576
JUMLAH 116.376

26
i. Penghitungan alokasi kursi tahap II (format 8 dapil)
N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI JML SISA PERINGKAT ALOKASI
O PENDUDUK JML PENDUDUK SISA KURSI
PENDUDUK/Bp PENDUDUK
pd
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8 10,824 5
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
II
KUTOREJO 64.361 6 9,715 6
JUMLAH 142.207
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6 11,169 4 1
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6 13,547 3 1
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL 50.910
V
DLANGGU 55.599 4 18,181 1 1
JUMLAH 106.509
6 MOJOANYAR 51.540
VI
PURI 73.709 5 14,839 2 1
JUMLAH 125.249
7 DAWARBLANDONG 51.764
VII
JETIS 84.814 6 4,086 8
JUMLAH 136.578
8 KEMLAGI 58.428
VIII
GEDEG 57.948 5 5,966 7
JUMLAH 116.376
JUMLAH TOTAL 1.104.099 46 4

j. Penyusunan dapil DPRD kabupaten mojokerto di pemilu 2019 (format 8 dapil)


N KECAMATAN DAPIL JUMLAH ALOKASI KURSI ALOKASI KURSI TOTAL
O PENDUDUK TAHAP I TAHAP II ALOKASI
KURSI
1 2 3 4 5 7 8
1 TRAWAS 30.225
NGORO I 80.713
8 8
PUNGGING 76.542
JUMLAH 187.480
2 MOJOSARI 77.846
II
KUTOREJO 64.361 6 6
JUMLAH 142.207
3 PACET 57.936
GONDANG III 42.635
6 1 7
JATIREJO 43.090
JUMLAH 143.661

27
4 TROWULAN 73.784
IV
SOOKO 72.255 6 1 7
JUMLAH 146.039
5 BANGSAL 50.910
V
DLANGGU 55.599 4 1 5
JUMLAH 106.509
6 MOJOANYAR 51.540
VI
PURI 73.709 5 1 6
JUMLAH 125.249
7 DAWARBLANDONG 51.764
VII
JETIS 84.814 6 6
JUMLAH 136.578
8 KEMLAGI 58.428
VIII
GEDEG 57.948 5 5
JUMLAH 116.376
JUMLAH TOTAL 1.104.099 46 4 50

k. Peta dapil

Dari hasil simulasi penataan daerah pemilihan diatas dengan skenario 8


(delapan) dapil, berdasarkan 7 (tujuh) prinsip yang harus dipenuhi maka
dapat disampaikan analisa sebagai berikut :

1. Prinsip kesetaraan nilai suara, yakni prinsip yang mengupayakan harga/nilai


kursi yang setara antara dapil yang satu dengan dapil yang lain. Untuk
mengetahui kesetaraan nilai masing-masing dapil bisa di lihat di point j

28
(tabel penyusunan dapil). Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa kabupaten
mojokerto dengan jumlah penduduk sebanyak 1.104.099 dan angka Bppd
sebesar 22.082, nilai satu kursi di dapil dengan harga kursi tertinggi adalah
dapil 2 yakni 23.701 sedangkan di dapil dengan harga kursi terendah adalah
dapil 3 sebesar 20.523, disparitasnya di angka 3.178, selisih jarak
perimbangan alokasi kursi di masing-masing dapil juga cukup merata
sehingga konsep 8 dapil tidak sepenuhnya mematuhi prinsip ini.

2. Prinsip ketaatan pada sistem pemilu yang proporsional, artinya prinsip yang
mengutamakan jumlah kursi besar dalam pembentukan dapil
(mengutamakan 6 s/d 12 kursi). Untuk mengetahui hal tersebut dapat
dilihat sebagaimana tabel diatas, dengan model 8 (delapan) dapil, jumlah
alokasi kursi secara berurutan di masing-masing dapil adalah 8, 6, 7, 7, 5, 6,
6, dan 5 sehingga kurang mencerminkan ketaatan pada sistem ini.

3. Prinsip proporsionalitas, yaitu prinsip yang memperhatikan keseimbangan


alokasi kursi antar dapil. Dari data yang ditampilkan tabel di atas
menunjukkan bahwa disparitas jumlah alokasi kursi per dapil berada di
angka 3 Sehingga bisa disimpulkan cukup sesuai dengan prinsip
proporsionalitas.

4. Prinsip integralitas wilayah, prinsip yang memperhatikan keutuhan dan


keterpaduan wilayah, dengan memperhatikan kondisi geografis dan sarana
penghubung. Jika di pantau fakta dilapangan, usulan dengan model 5 (dapil)
mencerminkan prinsip integralitas wilayah karena memang sarana
transportasi dan perhubungan, infrastrukturnya sudah sangat representatif,
begitupun penggabungan wilayahnya juga mencerminkan kesamaan dan
kedekatan geografis, misalnya sookodan trowulan, dua kecamatan yang
memiliki karakteristik menengah perkotaan.

5. Prinsip coterminus, yakni dapil yang terbentuk harus dalam cakupan


tingkatan yang lebih besar (dapil DPRD provinsi jatim). Usulan 8 (delapan)
dapil ini secara normatif sudah memenuhi prinsip coterminus, karena di
lampiran IV UU nomor 7 tahun 2017 memposisikan kabupaten mojokerto
bersama kabupaten jombamng dan kota mojokerto menjadi 1 (satu) dapil
yakni jatim 8 untuk DPRD provinsi pada pemilu tahun 2019.

29
6. Prinsip kohesivitas, yakni prinsip yang memperhatikan aspek sejarah,
kondisi sosial budaya, adat istiadat dan kelompok minoritas. Format 5 (lima)
dapil secara sosio-kultur cenderung memiliki kesamaan antara daerah
kecamatan, penggabungan kecamatan yang tergabung menjadi dapil 3 (tiga)
memiliki kesamaan sebagi daerah yang berlatar belakang daerah
pegunungan ataupun penggabungan kecamatan yang berada di dapil 8
(delapan), memiliki kesamaan sebagai daerah pinggiran yang berbatasan
langsung dengan wilayah kabupeten lain (jombang-lamongan) sehingga
dianggap sesuai dengan prinsip ini.

7. Prinsip kesinambungan, penataan dapil yang memperhatikan komposisi


dapil pada pemilu sebelumnya (pemilu 2014). Penataan dan penggabungan
wilayah kecamatan dengan format 8 (delapan) dapil diusahakan sebisa
mungkin tidak terlalu jauh pergeserannya agar tetap terjadi kesinambungan
penyatuan kewilayahan.

B. KENDALA YANG DIHADAPI


1. Adanya Kesalahan dalam pembagian kursi Perwakilan mejadi tidak adil
berdasarkan jumlah populasi, sebagian wilayah under representativ sebagian
wilayah upper representative.
2. Pembentukan Dapil yang secara sistematis menguntungkan pihak atau partai
terten

30
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Uraian Permasalahan diatas bahwa urusan dapil dan
pengalokasian kursi merupakan masalah sangat kompleks, bukan sekedar
pembagian diatas kertas dan hitung hitungan matematika, apalagi hanya
berdasarkan kepentingan yang menguntungkan pihak pihak tertentu.Penentuan
dan pengalokasian kursi dapil harus disusun dengan perencanaan yang matang
disusun oleh orang orang yang tepat, dibutuhkan waktu yang cukup dan
berpedoman pada prinsip-prinsip pembentukan dapil yang ideal.

B. SARAN
1. Dalam penentuan dapil harus mengutamakan 7 prinisip sesuai PKPU NO 5
Tahun 2013.
2. Penataan Dapil harus disusun dengan perencanaan yang matang dan
disusun oleh orang yang tepat dalam kurun waktu yang cukup.

C. LAMPIRAN
1. Daftar Hadir
2. Foto / Dokumentasi Kegiatan
3. Materi Kegiatan

31
32
33

Anda mungkin juga menyukai