Anda di halaman 1dari 17

Case Report Session

Ruptur Membran Timpani Sinistra ec Trauma

Disusun oleh:

Kelompok VI

Endah Setyaningsih 1210313066

Wiwi Hermy Putri 1110312010

Preseptor:

dr. Fachzi Fitri, Sp. THT-KL, MARS

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK-

KEPALA LEHER

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2016
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Anatomi Membran Timpani

Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum timpani, tuba

Eustachius dan prosessus mastoideus. Membran timpani dibentuk dari dinding

lateral kavum timpani yang memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani.

Membran ini memiliki panjang vertikal rata-rata 9-10 mm dan diameter antero-

posterior kira-kira 8-9 mm dengan ketebalannya rata-rata 0,1 mm. 1 Secara

Anatomis membran timpani dibagi dalam 2 bagian, yaitu: Pars tensa dan pars

flaksida (Gambar 1.1). Pars tensa merupakan bagian terbesar dari membran

timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar dengan sekelilingnya yang

menebal dan melekat di anulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang

dari tulang temporal. Pars flaksida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian

atas muka dan lebih tipis dari pars tensa. Pars flaksida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu

plika maleolaris anterior (lipatan muka) dan plika maleolaris posterior (lipatan

belakang).1

Gambar 1.1 Membran timpani telinga kanan.2


1.2 Definisi Ruptur Membran Timpani

Perforasi atau ruptur membran timpani merupakan hilangnya kontinuitas

membran timpani yang terdapat pada telinga tengah. Perforasi membran

timpanidapat hasil dari penyakit (terutama infeksi), trauma, atau perawatan medis.

Perforasi dapat bersifat sementara atau persisten. 3

Berdasarkan penyebabnya, perforasi membran timpani dapat dibedakan

menjadi perforasi traumatik dan perforasi karena infeksi. Perforasi traumatik ini

biasanya disebabkan oleh kecelakaan, benturan atau pukulan pada wajah dan

akibat tindakan ekstraksi benda asing di telinga sedangkan karena proses infeksi

terbanyak disebabkan oleh otitis media supuratif kronis (OMSK).4,5

Bentuk perforasi membran timpani antara lain :

1. Perforasi sentral, lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior

dan postero-superior, kadang-kadang sub total.

2. Perforasi marginal, terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya

erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar

digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior

berhubungan dengan kolesteatom.

3. Perforasi atik yang erjadi pada pars flaksida.

1.3 Etiologi

Cedera pada membran timpani dapat terjadi secara langsung melalui

kanalis auditory eksternal akibat benda runcing maupun secara tidak langsung

yang disebabkan karena perubahan tekanan. Perforasi traumatik terjadi akibat

kecelakaan, pukulan kuat ke telinga (misalnya, pukulan kuat dengan telapak

tangan; jatuh dari ski dengan kepala terhempas ke permukaan air dan telinga
dengan posisi dibawah). Paparan overpressure atmosfer yang kuat dari suatu

ledakan (eksplosif) dapat merobek membran timpani. Perforasi membran timpani

karena tekanan air dapat terjadi pada penyelam scuba, biasanya pada membran

timpani yang atrofi akibat penyakit sebelumnya. Membersihkan liang telinga

dengan menggunakan suatu benda juga dapat menyebabkan perforasi pada

membran timpani.

Infeksi akut pada telinga tengah juga dapat menyebabkan iskemia relatif

pada membran timpani bersamaan dengan peningkatan tekanan dalam ruang

telinga tengah. Hal ini dapat menyebabkan robek atau pecahnya gendang telinga

yang biasanya didahului rasa nyeri. Jika perforasi tidak sembuh-sembuh, akan

meninggalkan perforasi membran timpani residual. Infeksi saluran telinga jarang

menyebabkan perforasi membran timpani. Ketika ini terjadi, sering dikaitkan

dengan otitis media supuratif kronik.3,4

1.4 Patogenesis

Ruptur Membran timpani terjadi akibat perubahan tekanan udara yang

signifikan pada telinga tengah dan adanya trauma langsung seperti trauma tajam. 6

Membran timpani yang ruptur cenderung untuk sembuh sendiri. Terkadang,

perforasi sembuh dengan selaput tipis yang hanya terdiri dari mukosa dan lapisan

epitel skuamosa tanpa lapisan fibrosa di tengah. Misalnya suatu neomembrane

yang mungkin begitu tipis sehingga bisa disalahartikan sebagai suatu perforasi

bukannya perforasi yang sudah sembuh. Neomembranes dapat menyebabkan

retraksi kembali dalam ke telinga tengah, kadang-kadang membuatnya lebih sulit

untuk membedakan dari perforasi yang sebenarnya. Retraksi yang dalam terutama
di kuadran superior posterior membran timpani, dapat merupakan pertanda

pembentukan kolesteatoma.3

Kehadiran perforasi menjadikan telinga lebih rentan terhadap infeksi jika

air masuk liang telinga. Jika air yang terkontaminasi bakteri melewati perforasi,

infeksi dapat terjadi di telinga tengah. Kehadiran perforasi merupakan

kontraindikasi mutlak untuk irigasi untuk menghilangkan serumen. Sejarah

perforasi juga merupakan kontraindikasi absolut kecuali pengetahuan pribadi yang

berasal dari pemeriksaan sebelumnya menunjukkan membrane timpani utuh.3

1.5 Diagnosis

Pasien dengan perforasi membran timpani sering mengeluhkan nyeri,

kehilangan pendengaran, rasa penuh pada telinga, tinitus, dan keluarnya darah dari

telinga setelah trauma. Vertigo yang berat mungkin terjadi, tetapi bersifat

sementara pada kebanyakan kasus. Vertigo yang persisten mengindikasikan

adanya keterlibatan dari telinga tengah (fistula perilimfatik).7,8

Penyebab trauma terbanyak yaitu overpressure termasuk trauma tampar

dan ledakan. Setelah overpressure injury terjadi, darah, sekret purulen, dan debris

harus di-suction dengan hati-hati dari liang telinga. Trauma akibat tamparan biasa

terjadi dan menyebabkan perforasi dengan bentuk linier atau triangular pada

kuadran inferior membran timpani (Gambar 1.2). Perforasi ini dapat terlihat

melalui pemeriksaan otoskopi dan perlu diidentifikasi ukuran dan lokasi perforasi.

Jika membran timpani kering, sebaiknya dilakukan observasi (tetes telinga tidak

diindikasikan) dan jika basah, perlu dipikirkan adanya cairan serebrospinal akibat

fraktur temporal sehingga pemeriksaan CT scan dikerjakan segera.6,8


Gambar 1.2 Perforasi pada kuadran anteroinferior membran timpani.7

Pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan tes penala dan audiogram

juga dilakukan. Pada perforasi membran timpani, jenis tuli yang sering yaitu tuli

konduktif ringan dengan adanya lateralisasi pada telinga yang sakit dan Rinne

yang negatif atau positif pada beberapa kasus. Pada trauma yang melibatkan

osikel, tuli konduktif bisa terjadi lebih berat. Adanya tuli sensorineural,

nistagmus, vertigo, mual, muntah dan paralisis nervus fasialis merupakan tanda

dari trauma telinga tengah berat dengan keterlibatan telinga dalam. Pemeriksaan

neurotologi lengkap diperlukan untuk menilai status nervus fasialis dan nervus

vestibularis.6,8

1.6 Tatalaksana

Miringoplasti adalah suatu prosedur tindakan terhadap perforasi membran

timpani yang disebabkan oleh trauma atau infeksi, dimana dilakukan pemasangan

graft pada membran timpani tanpa melakukan pada liang telinga dan telinga

tengah. Tujuan dilakukannya miringoplasti yaitu untuk memperbaiki fungsi

pendengaran dan mencegah infeksi ke telinga tengah bahkan ke telinga dalam.


Ada 2 prosedur miringoplasti yang biasa digunakan yaitu patch

miringoplasti dan graft miringoplasti. Patch miringoplasti dilakukan dengan

menempatkan material graft di atas membran timpani. Umumnya digunakan

kertas rokok yang dikenal dengan nama paper patch miringoplasti. Paper patch

digunakan untuk memandu migrasi epitel dari pinggir perforasi yang efektif

dilakukan pada perforasi akibat trauma yang akut atau setelah pengangkatan pipa

ventilasi grommet. Graft miringoplasti dengan menempatkan graft pada membran

timpani baik secara overlay maupun secara anterior underlay. Amnion sangat baik

digunakan sebagai graft karena strukturnya yang sangat kuat, mengandung

antiangiogenesis, anti-inflamasi, dan berbagai jenis factor pertumbuhan.9

1.7 Komplikasi dan Prognosis

Komplikasi yang terjadi akibat adanya rupture pada membran timpani

meliputi beberapa keadaan:

- Paralisis fasial

- Subluksasi stapes

- Vertigo dan nistagmus

- Tuli sensorineural10

Angka penyembuhan perforasi membran timpani sangat baik, mencapai

80%. Perbaikan dalam pendengaran dicapai melalui teknik timpanoplasti,

meskipun penyembuhan spontan juga dapat terjadi.8


BAB II

LAPORAN KASUS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK


BEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG

STATUS PASIEN PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. AA Tanggal pemeriksaan : 14 Mei 2016

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Suku Bangsa : Minang

Alamat : Lubuk Alung

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berumur 13 tahun datang ke IGD RSUP DR.M Djamil

Padang pada tanggal 14 Mai 2016, dengan :

Keluhan Utama :

Telinga kiri terasa sakit sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :

 Telinga kiri terasa sakit sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit.

Sebelumnya pasien ditampar pipi kirinya oleh orang tidak dikenal. Setelah

itu pasien merasa telinga kirinya nyeri dan juga mengeluh pusing. Pasien

langsung berobat ke RSUP M. Djamil.

 Riwayat memasukkan air ke telinga setelah kejadian ada


 Keluar darah dari telinga kiri tidak ada

 Riwayat telinga berdenging setelah kejadian ada, sekarang sudah tidak

berdenging.

 Pusing berputar tidak ada

 Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada

 Demam, batuk, pilek tidak ada

 Penurunan pendengaran ada

Riwayat Penyakit Dahulu :

Belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat hipertensi, penyakit jantung pada keluarga tidak ada.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan:

 Pasien seorang pelajar, Kebiasaan meminum alkohol tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Frekuensi nadi : 92 x/menit

Frekuensi nafas : 20 x/menit

Suhu : 36,7o C

BB : 42 kg

TB : 156 cm
Pemeriksaan Sistemik

Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva : anemis (-/-)

Sklera : tidak ikterik

Toraks : dalam batas normal

Jantung : dalam batas normal

Abdomen : hepar dan lien tidak teraba

Extremitas : tidak ada kelainan, edem (–)

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Kel. Kongenital - -
Trauma - -
Radang - -
Daun Telinga
Kel. Metabolik - -
Nyeri tarik - -
Nyeri tekan - -
Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang
Sempit - -
Dinding Liang
Hiperemis - -
Telinga
Edema - -
Massa - -
Bau - -
Warna - -
Sekret / Serumen
Jumlah - -
Jenis - -
Membran Timpani
Warna Putih mengkilat Putih mengkilat
Refleks cahaya (+) (-)
Utuh Bulging - -
Retraksi - -
Atrofi - -
Jumlah perforasi - 1
Jenis - Sentral
Perforasi Kwadran -
Pinggir - Tidak rata,clotting
(+),darah mengalir(-)
Gambar
Dextra
Sinistra

Tanda radang - -
Fistel - -
Mastoid Sikatrik - -
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Rinne (+) (+)
Schwabach Lateralisasi ke kiri
Tes Garpu tala
Weber =pemeriksa = pemeriksa
Kesimpulan Gangguan konduktif
Audiometri Tidak dilakukan

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dextra Sinistra


Deformitas - -
Kelainan - -
congenital
Hidung luar
Trauma - -
Radang - -
Massa - -

Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -

Rinoskopi Anterior

Vestibulum Vibrise + +
Radang - -
Kavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang
Sempit - -
Lapang - -
Sekret Lokasi - -
Jenis - -
Jumlah - -
Bau - -
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema - -
Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema - -
Septum Cukup Cukup lurus
lurus/deviasi
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Spina - -
Krista - -
Abses - -
Perforasi - -
Massa Lokasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh - -
vasokonstriktor

Rinoskopi Posterior

Sukar dinilai

Oral cavity dan Orofaring

Orofaring sukar dinilai.

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Trismus
Uvula Edema - -
Bifida - -
Palatum mole + Simetris/tidak simetris Simetris
Arkus faring Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Bercak/eksudat - -
Dinding Faring Warna Merah muda Merah muda
Permukaan rata rata
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan licin licin
Muara kripti
Detritus - -
Eksudat - -
Perlengketan - -
dengan pilar
Peritonsil Warna Merah muda Merah muda
Edema - -
Abses - -
Tumor Lokasi - -
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Karies/radiks - -
Gigi
Kesan
Warna Merah muda Merah muda
Bentuk normal Normal
Lidah
Deviasi - -
Massa - -

Laringoskopi Indirek

Sukar dinilai

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening leher .

Diagnosis Kerja : Ruptur Membran Timpani Sinistra ec Trauma

Pemeriksaan Anjuran : Audiometri

Terapi :

- Ear toilet

- Amoxicilin clavulanat 3x1

- Ibuprofen 3x400 mg

Terapi Anjuran : Timpanoplasti


Prognosis:

 Quo ad Vitam : bonam

 Quo ad Sanam : bonam

 Quo ad Functionam: dubia et malam


BAB III

DISKUSI

Seorang pasien laki-laki berumur 13 tahun datang ke IGD RSUP DR.M

Djamil Padang pada tanggal 14 Mei 2016, dengan keluhan utama telinga kiri

terasa sakit sejak 9 jam sebelum masuk rumah sakit.

Pada anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan nyeri telinga setelah

ditampar pada bagian wajah sebelah kiri. Selain nyeri, pasien juga merasa pusing,

telinga berdengung, dan pendengaran yang berkurang. Saat dilakukan

pemeriksaan fisik pada telinga kiri, tidak ditemukan refleks cahaya pada MT kiri,

nampak perforasi di sentral MT berjumlah satu dengan pinggir tidak rata, dan

clotting (+). Selanjutnya pada pemeriksaan garpu tala didapatkan Rinne +/+,

lateralisasi ke kiri, dan Schawabah sama dengan pemeriksa dengan kesan adanya

gangguan konduksi.

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis

dengan ruptur membran timpani ec trauma. Adanya trauma ini menyebabkan

perubahan tekanan udara yang tiba-tiba yang dapat mengenai struktur telinga,

terutama membran timpani. Membran timpani dapat mengalami ruptur bahkan

dapat mengenai bagian telinga dalam.

Diagnosis banding yang memungkinkan yaitu perforasi membran timpani

karena Otitis media supuratif kronik.Namun, pada pasien tidak ditemukan adanya

riwayat keluar cairan dari telinga yang terus menerus atau hilang timbul serta

identifikasi perforasi pada pemeriksaan telinga pasien dengan adanya pinggir

perforasi yang tidak rata menyingkirkan diagnosis banding OMSK, karena proses
yang kronik, seringkali pinggir perforasi membran timpani menjadi rata. Berbeda

dengan pinggir yang tidak rata yang sering ditemukan pada trauma atau OMA

stadium perforasi. OMA disingkirkan dengan tidak adanya riwayat batuk pilek.

Pasien diberikan antibiotik amoxicilin clavulanat sebagai antibiotik

profilaks dan analgetik ibuprofen untuk mengurangi nyeri. Pasien dianjurkan

untuk dilakukan timpanoplasti dengan tujuan untuk memperbaiki pendengaran

dan mencegah infeksi pada telinga tengah.


DAFTAR PUSTAKA

1. Dhingra PL. Disease of Ear Nose and Throat. 4thEd.New Delhi, India :
Elsevier. 2007.
2. Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M.,. Gray's Anatomy for
Students. 2nd ed . Philadelphia: Churcill Livingston. 2009.
3. Howard ML. Middle Ear, Tympanic Membrane, Perforations. California.
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. 2015
4. Amadasun JEO. An observasional study of the management of traumatic
tympanic membran perforation. The journal of laryngology & Otology
2002; 116 : 181-4
5. Jones RO. Myringoplasty in :Haberman II RS, editors. Middle Ear and
mastoid Surgery. New York : Thieme : 2004. p 5-11.
6. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology. New York:
Thieme Publisher: 2006. p 250-1
7. O’Handley JG, Tobin EJ, Shah AR. Textbook of Family Medicine:

Otorhinolaringology. Ed 9. 2016: 305-50

8. Snow JB, Ballenger JJ. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and Neck

Surgery. 16th ed. Ontario: Decker. 2003.

9. Triana W, Munilson J, Edward Y. Amnion Patch Miringoplasti pada


Ruptur Membran Timpani. Bagian THT-KL FK Unand. 2012
10. Bansal M. Disease Ear, Nose, and Throat. India: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2013

Anda mungkin juga menyukai