Oleh:
Bella Yolanda 1740312129
Fauzan Nasrullah
Muhammad Fadil
Preseptor :
dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS
atik. Di tempat ini terdapat aditus adantrum, yaitu Gambar 2.3 Kavum Timpani
lubang yang menghubungkan telinga tengah
dengan antrum mastoid. Pars tensa mempunyai 2.1.3 Tuba Eustachius
satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri
dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang Merupakan tuba yang menghubungkan
berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler kavum timpani degan nasofaring. Panjang tuba
pada bagian dalam.1,2 rata-rata pada orang dewasa adalah 36 mm dan
pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.
Tuba Eustachius terdiri dari 2 bagian yakni tulang
dan tulang rawan. Bagian tulang terletak pada
bagian belakang dan pendek (1/3 bagian)
sedangkan bagian tulang rawan terletak pada
bagian depan dan panjang (2/3 bagian). Otot-otot
yang berhubungan dengan tuba adalah m. tensor
veli palatini, m. elevator veli palatini, m. tensor
timpani, dan m. salpingofaringeus.1
Tuba eustachius berfungsi sebagai ventilasi
telinga yaitu mempertahankan keseimbangan
Gambar 2.2 Membran Timpani tekanan udara didalam kavum timpani dengan
tekanan udara luar, drainase sekret dari kavum
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus timpani ke nasofaring dan menghalangi
pada membran timpani disebut sebagai umbo, masuknya sekret dari nasofaring ke kavum
seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Dari umbo timpani.2
bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke
arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran
timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani
kanan. Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya
dari luar yang dipantulkan oleh membran timpani.
Di membran timpani terdapat 2 macam serabut,
sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang
berupa kerucut itu. Membran timpani dibagi
dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis yang Gambar 2.4 Tuba Eustachius
tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga 2.2 Definisi
didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang,
bawah-depan serta bawah-belakang, untuk Otitis media adalah suatu peradangan
menyatakan letak perforasi membran timpani. sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
2.1.2 Kavum Timpani Otitis media akut (OMA) didefinisikan bila proses
peradangan pada telinga tengah yang terjadi
Kavum timpani berbetuk bikonkaf dengan secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari
diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan
sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Dinding sistemik.1
kavum timpani terdiri atas bagian atap, lantai, 2.3 Klasifikasi Otitis Media
dinding lateral, dinding medial, dinding anterior,
dan dinding posterior. Kavum dibagi menjadi 3 Otitis media dibagi atas otitis media supuratif
bagian yakni epitimpanum, mesotimpanum, dan dan otitis media non supuratif (otitis media serosa,
hipotimpanum. Kavum timpani terdiri dari tulang- otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis
tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes), otot, media efusi/OME) seperti pada gambar 2.1.1
saraf korda timpani, saraf pleksus timpanikus.1 Akut
Barotrauma
Non supuratif
Kronis otitis
media efusi
Otitis Media
Otitis Media
Akut
Supuratif
Otitis Media
Supuratif Kronis
Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, Karena selalu tertutup, tuba akan melindungi
seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media telinga tengah dari kontaminasi sekret nasofaring
sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media dan organisme patogen. Jika fungsi tuba
adhesiva. terganggu maka pencegahan invasi kuman ke
dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga
2.4 Epidemiologi kuman masuk ke telinga tengah dan terjadi
peradangan. Dalam keadaan normal, tuba
Otitis media akut adalah salah satu penyakit biasanya akan tertutup dan akan terbuka melalui
infeksi yang paling umum terlihat pada anak-anak. kontraksi aktif otot tensor veli palatine pada saat
Pada beberapa penelitian, infeksi ini diperkirakan menelan, menguap, dan membuka rahang. Saat
terjadi pada 25% anak. Lebih sering pada anak tuba tersumbat, akan tercipta keadaan vakum
Indian Amerika dan Eskimo dibandingkan dengan dalam telinga tengah, yaitu keadaan keadaan
anak kulit putih, dan paling jarang pada anak kulit tekanan negatif yang jika berlangsung terus
hitam. Infeksi umumnya terjadi pada dua tahun menerus akan meningkatkan produksi cairan. 1,2
pertama kehidupan, sedangkan insiden puncak Infeksi saluran napas juga dikatakan sebagai
kedua terjadi pada tahun pertama masa sekolah.2 pencetus dari otitis media akut. Pada anak,
Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada 6 semakin sering terserang infeksi saluran napas,
wilayah besar Indonesia (Bandung, Semarang, maka makin besar kemungkinan terjadi OMA.
Balikpapan, Makasar, Palembang, Denpasar) Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena
didapatkan bahwa otitis media sangat signifikan tuba Eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya
terjadi pada anak usia sekolah. Prevalensi kejadian agak horizontal.1
OMA, OME, dan Otitis media kronis secara 2.7 Manifestasi Klinik
berurutan adalah 5/1000, 4/100, dan 27/1000
anak.3 Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal
berikut: 6,7
2.5 Etiologi 1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah.
Kuman penyebab terbanyak dari otitis media Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di
akut adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus antara tanda berikut: menggembungnya
hemolitikus, Staphylococcus aureus, gendang telinga, terbatas / tidak adanya
Pnemuococcus. Kadang-kadang juga ditemukan gerakan gendang telinga, adanya bayangan
Haemophilus influenza yang banyak ditemukan cairan di belakang gendang telinga, cairan
pada anak usia kurang dari 5 tahun, meskipun juga yang keluar dari telinga.
merupakan patogen pada orang dewasa. Selain itu 3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga
juga ditemukan Escherichia colli, Streptococcus tengah
anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Dibuktikan dengan adanya salah satu di
Pseudomonas aurugenosa.1,2 antara tanda berikut: kemerahan pada
2.6 Patofisiologi gendang telinga, nyeri telinga yang
mengganggu tidur dan aktivitas normal.
Telinga tengah merupakan suatu tempat yang
steril, meskipun terhubung dengan nasofaring dan Diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan
faring yang terdapat banyak mikroba. Hal ini anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.
disebabkan oleh fungsi fisiologik dari tubuh yang Gejala klinik OMA bergantung pada stadium
berfungsi sebagai mekanisme pencegahan penyakit serta umur pasien. Pada anak yang
masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa
Mekanisme pencegahan tersebut adalah nyeri di dalam telinga disamping keluhan suhu
gabungan aksi fisiologis dari silia mukosa tuba tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk
eustachius, enzim penghasil mucus (muramidase), pilek sebelumnya.1
dan antibodi. Otitis media akut terjadi jika Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA
mekanisme pencegah tersebut terganggu.1,2 adalah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5oC
Sumbatan pada tuba Eustachius merupakan (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar
faktor penyebab utama dari otitis media. Tuba tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare,
Eustachius berfungsi sebagai ventilasi yang kejang-kejang, menangis berlebihan, dan kadang
memungkinkan untuk menjaga keseimbangan anak memegang atau menggosok atau meanarik
tekanan atmosfer pada kedua sisi membran telinga yang sakit. Pada anak yang lebih besar
timpani. Selain berfungsi sebagai ventilasi, tuba atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri
eustachius juga memiliki fungsi drainase, sehingga terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa
sekret dari telinga tengah akan dialirkan ke penuh di telinga atau rasa kurang dengar.1
nasofaring melalui tuba eustachius. Fungsi ketiga Beberapa teknik pemeriksaan dapat digunakan
dari tuba eustachius adalah sebagai proteksi untuk menegakkan diagnosis OMA, seperti dengan
telinga tengah dari kontaminasi dari nasofaring. menggunakan otoskop, otoskop pneumatik,
diketahui atau diduga disebabkan penisilin resistan spontan (indikasi relatif), kemungkinan OMA
S.pneumoniae dapat diberikan klindamisin 30-40 dengan komplikasi supuratif akut, OMA refrakter
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi. Pada pasien yang tidak respon terhadap paket kedua antibiotik.6
yang muntah atau tidak tahan obat oral dapat Timpanosintesis dapat mengidentifikasi
diberikan dosis tunggal parenteral ceftriakson 50 patogen pada 70-80% kasus. Walaupun
mg/kg (Tabel 1).10 timpanosintesis dapat memperbaiki kepastian
Jika pasien tidak menunjukkan respon pada diagnostik untuk OMA, tapi tidak memberikan
terapi inisial dalam 48 -72 jam, harus diperiksa keuntungan terapi dibanding antibiotik sendiri.
ulang untuk mengkonfirmasi OMA dan Timpanosintesis merupakan prosedur yang invasif,
menyingkirkan penyebab lain. Jika OMA dapat menimbulkan nyeri, dan berpotensi
terkonfirmasi pada pasien yang pada awalnya menimbulkan bahaya sebagai penatalaksanaan
diterapi dengan observasi, harus dimulai rutin.6
pemberian antibiotik. Jika pasien pada awalnya Miringotomi adalah tindakan insisi pada
sudah diberi antibiotik, harus diganti dengan membran timpani untuk drainase cairan dari telinga
antibiotik lini kedua, seperti amoksisilin-klavulanat tengah. Pada miringotomi dilakukan pembedahan
dosis tinggi, sefalosporin, dan makrolid.10 kecil di kuadran posterior-inferior membran
Waktu yang optimum dalam terapi OMA masih timpani. Untuk tindakan ini diperlukan lampu
kontroversi. Terapi jangka pendek (3 hari kepala yang terang, corong telinga yang sesuai,
azitromisin, 5 hari antibiotik lain) adalah pilihan dan pisau khusus (miringotom) dengan ukuran
untuk anak umur diatas 2 tahun dan terapi paket kecil dan steril. Miringotomi hanya dilakukan pada
penuh (5 hari azitromisin, 7-10 hari antibiotik lain) kasus-kasus terpilih dan dilakukan oleh ahlinya.
lebih baik untuk anak yang lebih muda. Terdapat Disebabkan insisi biasanya sembuh dengan cepat
beberapa keuntungan dari terapi jangka pendek (dalam 24-48 jam), prosedur ini sering diikuti
yaitu: kurangnya biaya, efek samping lebih sedikit, dengan pemasangan tabung timpanostomi untuk
komplian lebih baik dan pengaruh terhadap flora ventilasi ruang telinga tengah. Indikasi untuk
komensal dapat diturunkan.7 miringotomi adalah terdapatnya komplikasi
Terapi antibiotik jangka panjang dapat supuratif, otalgia berat, gagal dengan terapi
mencegah rekurensi dari OMA. Pertanyaan antibiotik, pasien imunokompromis, neonatus, dan
antibiotik apa yang akan digunakan, untuk berapa pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. 6
lama, dan berapa episode OMA untuk menilai
terapi belum dievaluasi secara adekuat. Timbulnya KESIMPULAN
resistensi bakteri telah memunculkan pemikiran Otitis media akut (OMA) adalah proses
risiko dibanding keuntungan dalam meresepkan peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara
antibiotik untuk seluruh OMA. Risiko antibiotik cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu)
termasuk reaksi alergi, gangguan pencernaan, yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik.
mempercepat resistensi bakteri dan perubahan Patofisiologi dari OMA yaitu sumbatan pada tuba
pola flora bakteri di nasofaring. Hal tersebut Eustachius. OMA terbagi atas 5 stadium, yaitu stadium
menyebabkan penggunaan antibiotik dianjurkan oklusi tuba eustachius, stadium hiperemis (stadium
berdasarkan hasil timpanosintesis.6 pre-supurasi), stadium supurasi, stadium perforasi,
dan stadium resolusi. Diagnosis OMA yaitu penyakit
2.10.4 Terapi bedah muncul mendadak (akut), ditemukan tanda efusi di
telinga tengah, dan adanya gejala radang pada telinga
Terapi pembedahan perlu dipertimbangkan tengah. Teknik pemeriksaan yang digunakan untuk
pada anak dengan OMA rekuren, otitis media efusi menegakkan diagnosis yaitu otoskop, otoskop
(OME), atau komplikasi supuratif seperti pneumatik, timpanometri, dan timpanosintesis
mastoiditis dengan osteitis. Beberapa terapi bedah Penatalaksanaan dari OMA meliputi antibiotik, obat-
yang digunakan untuk penatalaksanaan OMA obat simptomatik, dan terapi bedah.
termasuk timpanosintesis, miringotomi, dan
adenoidektomi.8
Timpanosintesis adalah pengambilan cairan DAFTAR PUSTAKA
dari telinga tengah dengan menggunakan jarum 1. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga
untuk pemeriksaan mikrobiologi. Risiko dari Tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
prosedur ini adalah perforasi kronik membran Bashiruddin J, Restuti RD, penyunting. Buku Ajar
timpani, dislokasi tulang-tulang pendengaran, dan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
tuli sensorineural traumatik, laserasi nervus fasialis Kepala dan Leher. Edisi ke 7. Jakarta: Balai
atau korda timpani. Oleh karena itu, Penerbit FKUI, 2012
timpanosintesis harus dibatasi pada: anak yang 2. GC Ilechukwu, CGA. Ilechukwu, AC Ubesie2, CN
menderita toksik atau demam tinggi, neonatus Ojinnaka, GO Emechebe, KK Iloh. Otitis Media in
risiko tinggi dengan kemungkinan OMA, anak di Children: Review Article. Open Journal of
unit perawatan intensif, membran timpani yang Pediatrics. 2014; 4, 47-53.
menggembung (bulging) dengan antisipasi ruptur
3. Mattos JL, Colman KL, Casselbrant ML, Chi DH. 7. Kitamura K, et al. Clinical Practice Guidelines for
Intratemporal and Intracranial Complications of The Diagnosis and Management of Acute Mtitis
Acute Otitis Media in A Pediatric Population. Media (AOM) in Children in Japan – 2013
2014; 78(12): 2161-2164 Update. Auris Nasus Larynx. 2015; 42(2): 99-106
4. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. 8. Buku acuan modul telinga. Radang telinga
Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam: Soepardi tengah. Edisi pertama. Kolegium ilmu kesehatan
EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, THT-KL, 2008.
penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga 9. Jacobs MR. Current considerations in the
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke 7. management of acute otitis media. Infectious
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2012 disease Otitis Media. US Pediatrics review
5. Adams GL, Boies LR, Higler PA.Boies: Buku Ajar 2007:15-16.
Penyakit THT. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, 2012 10. Ramakrishnan K, Sparks RA, Berryhill WE.
6. Lieberthal AS, et all. Clinical Practice Guideline: Diagnosis and treatment of otitis media. Am Fam
The Diagnosis and Management of Acute Otitis Physician. 2007;76(11):1650-58.
Media.The American Academy of Pediatrics.
2014; 131(3): 964-999
Lampiran
Tabel 1. Antibiotik yang direkomendasikan pada pasien yang diterapi inisial dengan antibiotik atau yang telah gagal
48-72 jam pada terapi inisial dengan observasi