Anda di halaman 1dari 9

Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Meet The Expert

OTITIS MEDIA AKUT

Oleh:
Bella Yolanda 1740312129
Fauzan Nasrullah
Muhammad Fadil

Preseptor :
dr. Fachzi Fitri, Sp.THT-KL(K), MARS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2018

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Meet The Expert


Otitis Media Akut
Bella Yolanda, Fauzan Nasrullah, Muhammad Fadil

Affiliasi penulis : 1. Profesi Dokter FK UNAND 1.3 Tujuan Penulisan


(Fakultas Kedokteran Universitas Andalas); 2. Bagian
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Mengetahui penegakan diagnosis dan
Kepala Leher (THT-KL) RSUP Dr. M. Djamil Padang; penatalaksanaan yang tepat terhadap otitis
media akut sesuai dengan standar yang harus
PENDAHULUAN dikuasai oleh dokter umum.
1.1 Latar Belakang
1.4 Metode Penulisan
Otitis media merupakan suatu keadan
peradangan sebagian atau seluruh mukosa Metode penulisan pada referat ini adalah
telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid tinjauan pustaka yang merujuk pada literatur
dan sel-sel mastoid. Otitis media dikatakan akut yang ada.
apabila peradangan yang terjadi kurang dari tiga
minggu.1
Otitis media akut banyak mengenai bayi dan TINJAUAN PUSTAKA
anak-anak dengan puncak prevalensi usia 6-36 2.1 Anatomi Telinga Tengah
bulan. Hal ini disebabkan karena sistem
kekebalan tubuh anak yang belum sempurna dan
juga anatomi Tuba Eustachius yang berbeda
degan dewasa, yaitu lebih pendek, lebar dengan
posisi lebih horizontal. Selain itu, ISPA juga
menjadi salah satu faktor pencetus dari otitis
media akut 80% pada anak usia 3 tahun
setidaknya memiliki satu episode otitis media
akut dan hampir 50% anak memiliki episode otitis
media akut lebih dari tiga kali.2
Otitis media akut dapat menyebabkan
komplikasi intratemporal dan intrakranial.
Komplikasi intratemporal diantaranya mastoiditis, Gambar 2.1 Anatomi Telinga Tengah
subperiosteal, paralisis fasial, petrositis, fistula Telinga tengah berbentuk kubus dengan:1
labirin dan tuli saraf. Komplikasi intrakranial yaitu - Batas luar :Membran timpani
abses epidural, trombosis sinus sigmoid, - Batas depan :Tuba eustachius
trombosis jugular interna, hidrosefalus, - Batas bawah :Vena Jugularis (bulbus
kelumpuhan saraf kranial VI dan infark jugularis)
serebelum kiri.1 - Batas belakang :Aditus ad antrum, kanalis
Otitis media akut merupakan salah satu fasialis pars vertikalis
masalah kesehatan dengan kategori 4A. Hal - Batas atas: Tegmen timpani (meningen/otak)
tersebut mewajibkan setiap dokter umum mampu - Batas dalam :Berturut-turut dari atas ke
menguasai dan dapat menangani secara mandiri bawah kanalis semi sirkularis horizontal,
dan tuntas, baik diagnosis maupun kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval
tatalaksananya. Oleh karena itu, perlu window), tingkap bundar (round window) dan
pembahasan lebih lanjut mengenai masalah promontorium.
penegakan diagnosis cepat dan tepat yang
berhubungan dengan otitis media akut untuk 2.1.1 Membran Timpani
mencegah komplikasi yang berlanjut.
Membran timpani berbentuk bundar dan
1.2 Batasan Masalah cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga.
Makalah ini membahas tentang anatomi Bagian atas disebut pars flaksida (membran
telinga tengah, definisi, epidemiologi, etiologi, Shrapnell). Pars flaksida hanya berlapis dua,
patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang
diagnosis banding, komplikasi, dan tatalaksana telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus
OMA bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas.
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

atik. Di tempat ini terdapat aditus adantrum, yaitu Gambar 2.3 Kavum Timpani
lubang yang menghubungkan telinga tengah
dengan antrum mastoid. Pars tensa mempunyai 2.1.3 Tuba Eustachius
satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang terdiri
dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang Merupakan tuba yang menghubungkan
berjalan secara radier di bagian luar dan sirkuler kavum timpani degan nasofaring. Panjang tuba
pada bagian dalam.1,2 rata-rata pada orang dewasa adalah 36 mm dan
pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.
Tuba Eustachius terdiri dari 2 bagian yakni tulang
dan tulang rawan. Bagian tulang terletak pada
bagian belakang dan pendek (1/3 bagian)
sedangkan bagian tulang rawan terletak pada
bagian depan dan panjang (2/3 bagian). Otot-otot
yang berhubungan dengan tuba adalah m. tensor
veli palatini, m. elevator veli palatini, m. tensor
timpani, dan m. salpingofaringeus.1
Tuba eustachius berfungsi sebagai ventilasi
telinga yaitu mempertahankan keseimbangan
Gambar 2.2 Membran Timpani tekanan udara didalam kavum timpani dengan
tekanan udara luar, drainase sekret dari kavum
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus timpani ke nasofaring dan menghalangi
pada membran timpani disebut sebagai umbo, masuknya sekret dari nasofaring ke kavum
seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Dari umbo timpani.2
bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke
arah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran
timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani
kanan. Reflek cahaya (cone of light) ialah cahaya
dari luar yang dipantulkan oleh membran timpani.
Di membran timpani terdapat 2 macam serabut,
sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang
berupa kerucut itu. Membran timpani dibagi
dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis yang Gambar 2.4 Tuba Eustachius
tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga 2.2 Definisi
didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang,
bawah-depan serta bawah-belakang, untuk Otitis media adalah suatu peradangan
menyatakan letak perforasi membran timpani. sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
2.1.2 Kavum Timpani Otitis media akut (OMA) didefinisikan bila proses
peradangan pada telinga tengah yang terjadi
Kavum timpani berbetuk bikonkaf dengan secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari
diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan
sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Dinding sistemik.1
kavum timpani terdiri atas bagian atap, lantai, 2.3 Klasifikasi Otitis Media
dinding lateral, dinding medial, dinding anterior,
dan dinding posterior. Kavum dibagi menjadi 3 Otitis media dibagi atas otitis media supuratif
bagian yakni epitimpanum, mesotimpanum, dan dan otitis media non supuratif (otitis media serosa,
hipotimpanum. Kavum timpani terdiri dari tulang- otitis media sekretoria, otitis media musinosa, otitis
tulang pendengaran (maleus, inkus, stapes), otot, media efusi/OME) seperti pada gambar 2.1.1
saraf korda timpani, saraf pleksus timpanikus.1 Akut
Barotrauma
Non supuratif
Kronis otitis
media efusi
Otitis Media
Otitis Media
Akut
Supuratif
Otitis Media
Supuratif Kronis

Gambar 2.5 Klasifikasi Otitis Media1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, Karena selalu tertutup, tuba akan melindungi
seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media telinga tengah dari kontaminasi sekret nasofaring
sifilitika. Otitis media yang lain adalah otitis media dan organisme patogen. Jika fungsi tuba
adhesiva. terganggu maka pencegahan invasi kuman ke
dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga
2.4 Epidemiologi kuman masuk ke telinga tengah dan terjadi
peradangan. Dalam keadaan normal, tuba
Otitis media akut adalah salah satu penyakit biasanya akan tertutup dan akan terbuka melalui
infeksi yang paling umum terlihat pada anak-anak. kontraksi aktif otot tensor veli palatine pada saat
Pada beberapa penelitian, infeksi ini diperkirakan menelan, menguap, dan membuka rahang. Saat
terjadi pada 25% anak. Lebih sering pada anak tuba tersumbat, akan tercipta keadaan vakum
Indian Amerika dan Eskimo dibandingkan dengan dalam telinga tengah, yaitu keadaan keadaan
anak kulit putih, dan paling jarang pada anak kulit tekanan negatif yang jika berlangsung terus
hitam. Infeksi umumnya terjadi pada dua tahun menerus akan meningkatkan produksi cairan. 1,2
pertama kehidupan, sedangkan insiden puncak Infeksi saluran napas juga dikatakan sebagai
kedua terjadi pada tahun pertama masa sekolah.2 pencetus dari otitis media akut. Pada anak,
Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada 6 semakin sering terserang infeksi saluran napas,
wilayah besar Indonesia (Bandung, Semarang, maka makin besar kemungkinan terjadi OMA.
Balikpapan, Makasar, Palembang, Denpasar) Pada bayi terjadinya OMA dipermudah oleh karena
didapatkan bahwa otitis media sangat signifikan tuba Eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya
terjadi pada anak usia sekolah. Prevalensi kejadian agak horizontal.1
OMA, OME, dan Otitis media kronis secara 2.7 Manifestasi Klinik
berurutan adalah 5/1000, 4/100, dan 27/1000
anak.3 Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal
berikut: 6,7
2.5 Etiologi 1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)
2. Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah.
Kuman penyebab terbanyak dari otitis media Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di
akut adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus antara tanda berikut: menggembungnya
hemolitikus, Staphylococcus aureus, gendang telinga, terbatas / tidak adanya
Pnemuococcus. Kadang-kadang juga ditemukan gerakan gendang telinga, adanya bayangan
Haemophilus influenza yang banyak ditemukan cairan di belakang gendang telinga, cairan
pada anak usia kurang dari 5 tahun, meskipun juga yang keluar dari telinga.
merupakan patogen pada orang dewasa. Selain itu 3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga
juga ditemukan Escherichia colli, Streptococcus tengah
anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Dibuktikan dengan adanya salah satu di
Pseudomonas aurugenosa.1,2 antara tanda berikut: kemerahan pada
2.6 Patofisiologi gendang telinga, nyeri telinga yang
mengganggu tidur dan aktivitas normal.
Telinga tengah merupakan suatu tempat yang
steril, meskipun terhubung dengan nasofaring dan Diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan
faring yang terdapat banyak mikroba. Hal ini anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat.
disebabkan oleh fungsi fisiologik dari tubuh yang Gejala klinik OMA bergantung pada stadium
berfungsi sebagai mekanisme pencegahan penyakit serta umur pasien. Pada anak yang
masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa
Mekanisme pencegahan tersebut adalah nyeri di dalam telinga disamping keluhan suhu
gabungan aksi fisiologis dari silia mukosa tuba tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk
eustachius, enzim penghasil mucus (muramidase), pilek sebelumnya.1
dan antibodi. Otitis media akut terjadi jika Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA
mekanisme pencegah tersebut terganggu.1,2 adalah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5oC
Sumbatan pada tuba Eustachius merupakan (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar
faktor penyebab utama dari otitis media. Tuba tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare,
Eustachius berfungsi sebagai ventilasi yang kejang-kejang, menangis berlebihan, dan kadang
memungkinkan untuk menjaga keseimbangan anak memegang atau menggosok atau meanarik
tekanan atmosfer pada kedua sisi membran telinga yang sakit. Pada anak yang lebih besar
timpani. Selain berfungsi sebagai ventilasi, tuba atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri
eustachius juga memiliki fungsi drainase, sehingga terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa
sekret dari telinga tengah akan dialirkan ke penuh di telinga atau rasa kurang dengar.1
nasofaring melalui tuba eustachius. Fungsi ketiga Beberapa teknik pemeriksaan dapat digunakan
dari tuba eustachius adalah sebagai proteksi untuk menegakkan diagnosis OMA, seperti dengan
telinga tengah dari kontaminasi dari nasofaring. menggunakan otoskop, otoskop pneumatik,

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

timpanometri, dan timpanosintesis. Dengan


otoskop dapat dilihat adanya gendang telinga yang
menggembung, perubahan warna gendang telinga
menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram,
serta cairan di liang telinga.1,8
Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan
dengan otoskopi pneumatik. Gerakan gendang
telinga yang berkurang atau tidak ada sama sekali
dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.1,8
Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas
diagnosis OMA. Namun umumnya diagnosis OMA
Gambar 2.6.1 Stadium Oklusi Tuba Eustachius
dapat ditegakkan dengan otoskop biasa. Untuk
mengkonfirmasi penemuan otoskopi pneumatik
2. Stadium Hiperemis (Stadium Pre-supurasi)
dilakukan timpanometri. Timpanometri dapat
Pada stadium ini tampak pembuluh darah
memeriksa secara objektif mobilitas membran
yang melebar di membran timpani atau
timpani dan rantai tulang pendengaran.
seluruh membran timpani tampak hiperemis
Timpanometri merupakan konfirmasi penting
dan edem. Sekret yang telah terbentuk
terdapatnya cairan di telinga tengah. Timpanometri
mugkin masih bersifat eksudat yang serosa
juga dapat mengukur tekanan telinga tengah dan
sehingga sukar terlihat.
dengan mudah menilai patensi tabung miringotomi
dengan mengukur peningkatan volume liang
telinga luar. Timpanometri punya sensitivitas dan
spesifisitas 70-90% untuk deteksi cairan telinga
tengah, tetapi tergantung kerjasama pasien.1,9
Timpanosintesis, diikuti aspirasi dan kultur
cairan dari telinga tengah, bermanfaat pada anak
yang gagal diterapi dengan berbagai antibiotika,
atau pada imunodefisiensi. Timpanosintesis
merupakan standar emas untuk menunjukkan
adanya cairan di telinga tengah dan untuk
mengidentifikasi patogen yang spesifik. Menurut Gambar 2.6.2 Stadium Hiperemis
beratnya gejala, OMA dapat diklasifikasi menjadi
OMA berat dan tidak berat. OMA berat apabila 3. Stadium Supurasi
terdapat otalgia sedang sampai berat, atau demam Membran timpani menonjol (bulging) ke
dengan suhu lebih atau sama dengan 39oC oral arah liang telinga luar. Hal ini akibat edem
atau 39,5oC rektal, atau keduanya. Sedangkan yang hebat pada mukosa telinga tengah dan
OMA tidak berat apabila terdapat otalgia ringan hancurnya sel epitel superficial, serta
dan demam dengan suhu kurang dari 39oC oral terbentuknya eksudat yang purulen di kavum
atau 39,5oC rektal, atau tidak demam.8,9 timpani. Pada keadaan ini pasien tampak
sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta
2.7.1 Stadium Otitis Media Akut rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai tidak berkurang, maka terjadi iskemia akibat
akibat infeksi dapat dibagi atas lima stadium. tekanan pada kapiler-kapiler serta timbul
Keadaan ini berdasarkan pada gambaran tromboflebitis pada vena-vena kecil dan
membran timpani yang diamati.1 nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius ini pada membrane timpani terlihat sebagai
Oklusi tuba eustachius ditandai dengan daerah yang lebih lembek dan berwarna
gambaran retraksi membran timpani akibat kekuningan. Di tempat ini akan terjadi ruptur.
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga Pada stadium ini bila tidak dilakukan insisi
tengah, akibat absorbsi udara. Kadang- membran timpani (miringotomi), maka
kadang membran timpani tampak normal kemungkinan besar membran timpani akan
(tidak ada kelainan) atau bewarna keruh ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar.
pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak Jika dilakukan miringotomi, luka insisi akan
dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi
dengan otitis media serosa yang disebabkan ruptur, maka lubang tempat ruptur tersebut
oleh virus atau alergi. (perforasi) tidak mudah untuk menutup
kembali

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Gambar 2.6.5 Stadium Resolusi

2.8 Diagnosis Banding

Pada setiap pasien yang memiliki otorrhea,


terutama jika terjadi rekuren, maka pertimbangkan
diagnosis otitis media supuratif kronis (OMSK),
baik tubotympanic atau dengan kolesteatoma.
Otitis eksterna juga muncul dengan otalgia dan
otorrhea dan mungkin juga dapat merupakan
. diagnosis utama, atau dapat terjadi sebagai akibat
Gambar 2.6.3 Stadium Supurasi iritasi pada kulit kanal auditori eksternal oleh cairan
infeksi dari telinga tengah. Pada otitis eksterna
4. Stadium Perforasi ditemukan nyeri tarik pada pinna dan nyeri tekan
Karena beberapa sebab seperti pada tragus.5
terlambatnya pemberian antibiotika atau Jika otalgia adalah keluhan utama, maka
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat pertimbangkan adanya referred pain, terutama
terjadi ruptur membran timpani dan nanah ketika otoscopy menunjukkan membran timpani
keluar mengalir dari telinga tengah ke liang normal. Tempat yang paling sering asal referred
telinga luar. Anak yang tadinya gelisah pain adalah gigi dan temporomandibular joint.
menjadi tenang, suhu badan turun dan anak Pada orang dewasa, neoplasma faring dan laring
dapat tertidur nyenyak. dapat hadir dengan otalgia sebagai satu-satunya
gejala.5
Diagnosis banding yang lainnya yaitu otitis
media efusi serosa/mukosa, yang biasanya tidak
melibatkan nyeri, kemerahan membran timpani,
atau eksudat purulen di dalam rongga timpani.4
2.9 Komplikasi

Komplikasi otitis media akut dapat dibedakan


menjadi komplikasi intratemporal dan intrakranial.
Komplikasi intratemporal termasuk di dalamnya
Gambar 2.6.4 Stadium Perforasi mastoiditis, subperiostela, paralisis fasial,
petrositis, fistula labirin dan tuli saraf. Komplikasi
5. Stadium Resolusi intrakranial yaitu abses epidural, trombosis sinus
sigmoid, trombosis jugular interna, hidrosefalus,
Bila membran timpani tetap utuh,maka kelumpuhan saraf kranial VI dan infark serebelum
keadaan membran timpani perlahan-lahan kiri.1
akan normal kembali. Bila sudah terjadi
perforasi, maka sekret akan berkurang dan 2.10 Tatalaksana
akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik
atau virulensi kuman rendah, maka resolusi Tujuan penatalaksanaan OMA adalah
dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. mengurangi gejala dan rekurensi. Pada fase inisial
OMA dapat berubah menjadi OMSK penatalaksanaan ditujukan pada penyembuhan
apabila perforasi menetap dengan sekret gejala yang berhubungan dengan nyeri dan
yang keluar terus menerus atau hilang timbul. demam dan mencegah komplikasi supuratif seperti
OMA dapat menimbulkan gejala sisa mastoiditis atau meningitis. Penatalaksanaan
(sequele) berupa otitis media serosa bila medis OMA menjadi kompleks disebabkan
sekret menetap di kavum timpani tanpa perubahan patogen penyebab. Diagnosis yang
terjadinya perforasi. tidak tepat dapat menyebabkan pilihan terapi yang
tidak tepat. Pada anak di bawah dua tahun, hal ini
bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Diagnosis yang tidak tepat dapat menyebabkan
pasien diterapi dengan antibotik yang sebenarnya
kurang tepat atau tidak perlu. Hal ini dapat
menyebabkan meningkatnya resistensi antibiotik,
sehingga infeksi menjadi lebih sulit diatasi.7

Penatalaksanaan OMA tergantung pada


stadium penyakit yaitu:1
1. Stadium Oklusi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Diberikan obat tetes hidung HCL efedrin


0,5%, dan pemberian antibiotik. Penanganan nyeri harus dilakukan terutama
2. Stadium Presupurasi dalam 24 jam pertama onset OMA tanpa
Analgetika, antibiotika (biasanya golongan memperhatikan penggunaan antibiotik.
ampicillin atau penisilin) dan obat tetes Penanganan nyeri telinga pada OMA dapat
hidung. menggunakan analgetik seperti: asetaminofen,
3. Stadium Supurasi ibuprofen, preparat topikal seperti benzokain,
Diberikan antibiotika dan obat-obat naturopathic agent, homeopathic agent, analgetik
simptomatik. Dapat juga dilakukan narkotik dengan kodein atau analog, dan
miringotomi bila membran timpani menonjol timpanostomi / miringotomi.8
dan masih utuh untuk mencegah perforasi. Pada stadium supurasi bila membran timpani
4. Stadium Perforasi menonjol dan masih utuh dianjurkan untuk
Diberikan H2O2 3% selama 3-5 hari dan melakukan miringotomi. Antihistamin dapat
diberikan antibiotika yang adekuat. membantu mengurangi gejala pada pasien dengan
alergi hidung. Dekongestan oral berguna untuk
2.10.1 Observasi mengurangi sumbatan hidung. Tetapi baik
antihistamin maupun dekongestan tidak
Penanganan OMA dengan menunggu dan memperbaiki penyembuhan atau meminimalisir
melihat (observasi) secara bermakna menurunkan komplikasi dari OMA, sehingga tidak rutin
penggunaan antibiotik pada populasi yang datang direkomendasikan.6
ke instalasi gawat darurat. Metoda menunggu dan Manfaat pemberian kortikosteroid pada OMA
melihat menurunkan penggunaan antibiotik pada juga masih kontroversi. Dasar pemikiran untuk
56% anak usia 6 bulan sampai 12 tahun dengan menggunakan kortikosteroid dan antihistamin
OMA.8 adalah: obat tersebut dapat menghambat sintesis
Dibanding dengan observasi saja, pemberian atau melawan aksi mediator inflamasi, sehingga
antibiotik segera berhubungan dengan penurunan membantu meringankan gejala pada OMA.
jumlah kegagalan terapi dan memperbaiki kontrol Kortikosteroid dapat menghambat perekrutan
gejala tetapi meningkatkan efek samping yang leukosit dan monosit ke daerah yang terkena,
disebabkan antibiotik dan persentase yang lebih mengurangi permeabilitas pembuluh darah, dan
tinggi terhadap strain multidrug resistant menghambat sintesis atau pelepasan mediator
S.pneumoniae di nasofaring pada hari keduabelas inflamasi dan sitokin.8
kunjungan. Indikasi untuk protokol observasi
adalah: tidak ada demam, tidak ada muntah, 2.10.3 Terapi antibiotik
pasien atau orang tua pasien menyetujui
penundaan pemberian antibiotik. Kontra indikasi Antibiotik direkomendasikan untuk semua anak
relatif protokol observasi adalah telah mendapat di bawah 6 bulan, 6 bulan – 2 tahun jika diagnosis
lebih dari 3 seri antibiotik dalam 1 tahun ini, pernah pasti, dan untuk semua anak besar dari dua tahun
mendapat antibiotik dalam 2 minggu terakhir, dengan infeksi berat (otalgia sedang atau berat
terdapat otorea.10 atau suhu tubuh lebih dari 39oC ). Jika diputuskan
Pilihan observasi ini mengacu pada perlunya pemberian antibiotik, lini pertama adalah
penundaan pemberian antibiotik pada anak terpilih amoksisilin dengan dosis 80-90 mg/kg/hari. 8
tanpa komplikasi untuk 72 jam atau lebih, dan Pada pasien dengan penyakit berat dan bila
selama waktu itu, penatalaksanaan terbatas pada mendapat infeksi β-laktamase positif Haemophilus
analgetik dan simtomatis lain. Pemberian antibiotik influenzae dan Moraxella catarrhalis terapi dimulai
dimulai jika pada hari ketiga gejala menetap atau dengan amoksisilin-klavulanat dosis tinggi (90
bertambah. Faktor-faktor kunci dalam menerapkan mg/kg/hari untuk amoksisilin, 6,4 mg/kg/hari
strategi observasi adalah: metoda untuk klavulanat dibagi 2 dosis). Jika pasien alergi
mengklasifikasi derajat OMA, pendidikan orang amoksisilin dan reaksi alergi bukan reaksi
tua, penatalaksanaan gejala OMA, akses ke hipersensitifitas (urtikaria atau anafilaksis), dapat
sarana kesehatan, dan penggunaan regimen diberi cefdinir (14 mg/kg/hari dalam 1 atau 2 dosis),
antibiotik yang efektif jika diperlukan. Jika hal cefpodoksim (10 mg/kg/hari 1 kali/hari) atau
tersebut diperhatikan, observasi merupakan cefuroksim (20 mg/kg/hari dibagi 2 dosis). 8
alternatif yang dapat diterima untuk anak dengan Pada kasus reaksi tipe I (hipersensitifitas),
OMA yang tidak berat.9 azitromisin (10 mg/kg/hari pada hari 1 diikuti 5
Penggunaan metoda observasi secara rutin mg/kg/hari untuk 4 hari sebagai dosis tunggal
untuk terapi OMA dapat menurunkan biaya dan harian) atau klaritromisin (15 mg/kg/hari dalam 2
efek samping yang ditimbulkan oleh antibiotik dan dosis terbagi). Obat lain yang bisa digunakan
menurunkan resistensi kuman terhadap antibiotik eritromisin-sulfisoksazol (50 mg/kg/hari eritromisin)
yang umum digunakan.8 atau sulfametoksazol-trimetoprim (6-10 mg/kg/hari
trimetoprim (Tabel 1). Alternatif terapi pada pasien
2. 10.2 Terapi simptomatis alergi penisilin yang diterapi untuk infeksi yang

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

diketahui atau diduga disebabkan penisilin resistan spontan (indikasi relatif), kemungkinan OMA
S.pneumoniae dapat diberikan klindamisin 30-40 dengan komplikasi supuratif akut, OMA refrakter
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi. Pada pasien yang tidak respon terhadap paket kedua antibiotik.6
yang muntah atau tidak tahan obat oral dapat Timpanosintesis dapat mengidentifikasi
diberikan dosis tunggal parenteral ceftriakson 50 patogen pada 70-80% kasus. Walaupun
mg/kg (Tabel 1).10 timpanosintesis dapat memperbaiki kepastian
Jika pasien tidak menunjukkan respon pada diagnostik untuk OMA, tapi tidak memberikan
terapi inisial dalam 48 -72 jam, harus diperiksa keuntungan terapi dibanding antibiotik sendiri.
ulang untuk mengkonfirmasi OMA dan Timpanosintesis merupakan prosedur yang invasif,
menyingkirkan penyebab lain. Jika OMA dapat menimbulkan nyeri, dan berpotensi
terkonfirmasi pada pasien yang pada awalnya menimbulkan bahaya sebagai penatalaksanaan
diterapi dengan observasi, harus dimulai rutin.6
pemberian antibiotik. Jika pasien pada awalnya Miringotomi adalah tindakan insisi pada
sudah diberi antibiotik, harus diganti dengan membran timpani untuk drainase cairan dari telinga
antibiotik lini kedua, seperti amoksisilin-klavulanat tengah. Pada miringotomi dilakukan pembedahan
dosis tinggi, sefalosporin, dan makrolid.10 kecil di kuadran posterior-inferior membran
Waktu yang optimum dalam terapi OMA masih timpani. Untuk tindakan ini diperlukan lampu
kontroversi. Terapi jangka pendek (3 hari kepala yang terang, corong telinga yang sesuai,
azitromisin, 5 hari antibiotik lain) adalah pilihan dan pisau khusus (miringotom) dengan ukuran
untuk anak umur diatas 2 tahun dan terapi paket kecil dan steril. Miringotomi hanya dilakukan pada
penuh (5 hari azitromisin, 7-10 hari antibiotik lain) kasus-kasus terpilih dan dilakukan oleh ahlinya.
lebih baik untuk anak yang lebih muda. Terdapat Disebabkan insisi biasanya sembuh dengan cepat
beberapa keuntungan dari terapi jangka pendek (dalam 24-48 jam), prosedur ini sering diikuti
yaitu: kurangnya biaya, efek samping lebih sedikit, dengan pemasangan tabung timpanostomi untuk
komplian lebih baik dan pengaruh terhadap flora ventilasi ruang telinga tengah. Indikasi untuk
komensal dapat diturunkan.7 miringotomi adalah terdapatnya komplikasi
Terapi antibiotik jangka panjang dapat supuratif, otalgia berat, gagal dengan terapi
mencegah rekurensi dari OMA. Pertanyaan antibiotik, pasien imunokompromis, neonatus, dan
antibiotik apa yang akan digunakan, untuk berapa pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. 6
lama, dan berapa episode OMA untuk menilai
terapi belum dievaluasi secara adekuat. Timbulnya KESIMPULAN
resistensi bakteri telah memunculkan pemikiran Otitis media akut (OMA) adalah proses
risiko dibanding keuntungan dalam meresepkan peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara
antibiotik untuk seluruh OMA. Risiko antibiotik cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu)
termasuk reaksi alergi, gangguan pencernaan, yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik.
mempercepat resistensi bakteri dan perubahan Patofisiologi dari OMA yaitu sumbatan pada tuba
pola flora bakteri di nasofaring. Hal tersebut Eustachius. OMA terbagi atas 5 stadium, yaitu stadium
menyebabkan penggunaan antibiotik dianjurkan oklusi tuba eustachius, stadium hiperemis (stadium
berdasarkan hasil timpanosintesis.6 pre-supurasi), stadium supurasi, stadium perforasi,
dan stadium resolusi. Diagnosis OMA yaitu penyakit
2.10.4 Terapi bedah muncul mendadak (akut), ditemukan tanda efusi di
telinga tengah, dan adanya gejala radang pada telinga
Terapi pembedahan perlu dipertimbangkan tengah. Teknik pemeriksaan yang digunakan untuk
pada anak dengan OMA rekuren, otitis media efusi menegakkan diagnosis yaitu otoskop, otoskop
(OME), atau komplikasi supuratif seperti pneumatik, timpanometri, dan timpanosintesis
mastoiditis dengan osteitis. Beberapa terapi bedah Penatalaksanaan dari OMA meliputi antibiotik, obat-
yang digunakan untuk penatalaksanaan OMA obat simptomatik, dan terapi bedah.
termasuk timpanosintesis, miringotomi, dan
adenoidektomi.8
Timpanosintesis adalah pengambilan cairan DAFTAR PUSTAKA
dari telinga tengah dengan menggunakan jarum 1. Djaafar ZA, Helmi, Restuti RD. Kelainan Telinga
untuk pemeriksaan mikrobiologi. Risiko dari Tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
prosedur ini adalah perforasi kronik membran Bashiruddin J, Restuti RD, penyunting. Buku Ajar
timpani, dislokasi tulang-tulang pendengaran, dan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
tuli sensorineural traumatik, laserasi nervus fasialis Kepala dan Leher. Edisi ke 7. Jakarta: Balai
atau korda timpani. Oleh karena itu, Penerbit FKUI, 2012
timpanosintesis harus dibatasi pada: anak yang 2. GC Ilechukwu, CGA. Ilechukwu, AC Ubesie2, CN
menderita toksik atau demam tinggi, neonatus Ojinnaka, GO Emechebe, KK Iloh. Otitis Media in
risiko tinggi dengan kemungkinan OMA, anak di Children: Review Article. Open Journal of
unit perawatan intensif, membran timpani yang Pediatrics. 2014; 4, 47-53.
menggembung (bulging) dengan antisipasi ruptur

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018


Dokter Muda THT-KL Periode September – Oktober 2018 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

3. Mattos JL, Colman KL, Casselbrant ML, Chi DH. 7. Kitamura K, et al. Clinical Practice Guidelines for
Intratemporal and Intracranial Complications of The Diagnosis and Management of Acute Mtitis
Acute Otitis Media in A Pediatric Population. Media (AOM) in Children in Japan – 2013
2014; 78(12): 2161-2164 Update. Auris Nasus Larynx. 2015; 42(2): 99-106
4. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. 8. Buku acuan modul telinga. Radang telinga
Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam: Soepardi tengah. Edisi pertama. Kolegium ilmu kesehatan
EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, THT-KL, 2008.
penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga 9. Jacobs MR. Current considerations in the
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi ke 7. management of acute otitis media. Infectious
Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2012 disease Otitis Media. US Pediatrics review
5. Adams GL, Boies LR, Higler PA.Boies: Buku Ajar 2007:15-16.
Penyakit THT. Edisi ke 6. Jakarta: EGC, 2012 10. Ramakrishnan K, Sparks RA, Berryhill WE.
6. Lieberthal AS, et all. Clinical Practice Guideline: Diagnosis and treatment of otitis media. Am Fam
The Diagnosis and Management of Acute Otitis Physician. 2007;76(11):1650-58.
Media.The American Academy of Pediatrics.
2014; 131(3): 964-999

Lampiran

Tabel 1. Antibiotik yang direkomendasikan pada pasien yang diterapi inisial dengan antibiotik atau yang telah gagal
48-72 jam pada terapi inisial dengan observasi

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2018

Anda mungkin juga menyukai