Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi yang direncanakan secara ke teknikan dibangun bertumpu pada

tanah, harus didukung oleh pondasi, saat ini berkembang menuju konstruksi

yang lebih ekonomis dan perencanaan dan penggunaan bahan berkekuatan

tinggi. Pondasi adalah bagian dari sistem rekayasa yang meneruskan beban

yang ditopang oleh pondasi (struktur atasnya, bagian system yang di rekayasa,

yang membawa beban ke pondasi (struktur bawah) melalui bidang antara

interface/tanah) serta berat sendiri kedalam tanah dan batuan yang terletak

dibawahnya (Braja M. Das, 1941).

Pada umumnya untuk menentukan daya dukung pondasi biasanya

menggunakan metode Conus Penetration Test (CPT) dan Standard

Penetration Test (SPT). Tetapi setelah tahap akhir pelaksanaan tiang

pancang/bor biasanya jarang mengevaluasi untuk tahap selanjutnya apakah

daya dukung pondasi tiang sesuai dengan perkiraan semula dan bagaimana

kualitas pengerjaannya. Sedangkan banyak kegagalan bangunan akibat

kegagalan pondasi yang tidak dapat diperbaiki sehingga seluruh bangunan

tidak dapat berfungsi lagi atau untuk perbaikannya memerlukan biaya tinggi.

Salah satu cara untuk mengevaluasi daya dukung pondasi tiang dengan

menggunakan metode uji beban statik yaitu pembebanan langsung tiang

pondasi dengan besar beban 200% atau 300% daya dukung ijin tiang. Uji beban

1
sebesar 200% lebih ditujukan untuk ‘pembuktian’ saat konstruksi, sedangkan

uji beban sebesar 300% ditujukan untuk mencari daya dukung batas tiang,

untuk keperluan perencanaan pondasi. Data penting dari pengujian ini adalah

diperolehnya grafik hubungan antara penurunan (settlement) vs beban (load).

Dari grafik ini, dengan menggunakan berbagai metode, seperti metode

CHIN, metode Davission, metode log P vs log S dan Mazurkiewich data

diprediksi daya dukung batas. Uji beban skala penuh (Static Load Test) ini

merupakan metode yang paling dapat dipercaya tapi memiliki beberapa

kekurangan yaitu:

a) Membutuhkan biaya yang besar

b) Waktu yang relatif lama

c) Bahaya bagi pekerja karena tumpukan blok-blok beton yang digunakan

untuk pengujian.

Untuk mengatasi hal tersebut kini berkembang uji beban dinamis High

Strain Dynamics Pile Tests (HSDPT) atau sering disebut Pile Driving Analyzer

(PDA) Test. Uji beban dinamis memiliki beberapa keuntungan antara lain :

a) Dalam satu hari dapat dilakukan test beberap tiang sehingga menghemat

waktu.

b) HSDPT membutuhkan ruang relatif kecil.

c) Mengevaluasi daya dukung dan integritas struktural tiang.

d) Mengevaluasi penurunan (settlement) tiang.

2
Oleh kerena itu peneliti tertarik untuk mengkaji “Evaluasi Pondasi Tiang

Pancang Dengan Pengujian Pile Driving Analyzer (PDA) Test Pada Struktur

Tangki Timbun Di Kuala Tanjung”.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Ada pun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi

pondasi tiang pancang dengan pengujian Pile Driving Analyzer (PDA) pada

struktur tangki timbun di kuala tanjung.

Sedangkan untuk tujuannya adalah sebagai berkut :

a) Untuk mengetahui daya dukung pondasi tiang tunggal.

b) Untuk mengetahui integritas atau keutuhan tiang dan sambungan.

c) Untuk mengetahui efisiensi dari transfer energi pukulan hammer/alat

pancang.

1.3 Rumusan Masalah

a) Berapakah daya dukung ultimit pondasi dan seberapa dalam penurunan

pondasi bila di uji dengan Pile Driving Analyzer (PDA) ?

b) Apakah penurunan yang terjadi dapat mempengaruhi struktur tangki

timbun?

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan sesuai yang

diharapkan, maka penelitian dibatasi pada hal-hal seperti berikut :

3
a) Evaluasi masalah pondasi tangki timbun seperti penurunan pondasi yang

diambil dari uji Pile Driving Analyzer (PDA).

b) Tiang pancang yang digunakan dari beton bertampang lingkaran dengan

diameter 450mm. Jenis beton prategang yang di produksi oleh WIKA

dengan spesifikasi yang berstandard SNI Tahun 1991.

1.5 Kerangka Berpikir

Mulai

Studi Pustaka

Pengamatan dan pengambilan data


1. Pondasi tangki 8000 MT
2. Tiang pancang diameter 450mm penampang lingkaran

Analisa data PDA

Case Method CAPWAP


1. Pengukuran data kecepatan 1. Tahanan ujung pondasi tiang tunggal
(velocity) 2. Tahanan friksi pondasi tiang tunggal
2. Gaya (force) 3. Simulasi statik loading test
3. Pengujian (re-strike)
4. Perhitungan variabel
Kesimpulan dan Saran
dinamik (real time)

Selesai
Gambar 1.1 Bagan Alir Penelitian

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan

langsung dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan

gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar bangunan

yang kuat yang terdapat dibawah konstruksi. Pondasi dapat didefinisikan sebagai

bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur dapat digunakan beberapa

macam tipe pondasi. Pemilihan pondasi berdasarkan fungsi bangunan atas

(upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut, besarnya beban dan

beratnya bangunan atas, keadaan tanah dimana bangunan tersebut didirikan dan

berdasarkan tinjauan dari segi ekonomi.

Salah satu jenis pondasi bangunan adalah pondasi tiang pancang (pile).

Fungsi tiang ini sebagai penahan dan penyalur beban dari struktur atas ke tanah

dalam yang dijadikan landasan.

2.2 Pondasi Tiang Pancang (Pile Foundation)

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang

digunakan untuk menerima dan menyalurkan (transfer) beban dari struktur atas

ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang

bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih

dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang

5
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke

dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe

tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang

diklasifikasikan berbeda-beda.

Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem

transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi,

pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat

sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan

beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan

dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan di isi dengan

pasir dan batu.

Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving

yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile)

sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900.

Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving

melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini,

meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para

pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang

kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile

driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan.

Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:

a. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras.

b. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.

6
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar

tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan

tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila

besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang

dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat

menjadi indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada

jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.

Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari

tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di

atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang

normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode

yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga. Adapun salah

satu pengujian pada pekerjaan pondasi tiang (pancang maupun bor) adalah

dengan melaksanakan PDA Test dan analisa CAPWAP.

2.3 Pile Driving Analyzer Test

Dalam menetapkan apakah tiang pancang yang dipasang sudah sesuai

standard atau belum, maka harus dilakukan beberapa pengujian, dengan

melaksanakan PDA Test dan analisa CAPWAP.

7
Gambar 2.1 Pile Driving Analyzer

Gambar 2.2 Pemasangan PDA Test

8
2.3.1 Pile Driving Analyzer Test (PDA) Test

PDA Test termasuk salah satu jenis pengujian dinamik dengan

menggunakan metoda wave analysis dan sering disebut dengan re-strike test

sesuai dengan sifat pengujiannya yang melakukan re-strike atau pemukulan

ulang pondasi tiang yang diuji.

PDA Test pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test

Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations) :

"This test method is used to provide data on strain or force and acceleration,

velocity or displacement of a pile under impact force. The data are used to

estimate the bearing capacity and the integrity of the pile, as well as hammer

performance, pile stresses, and soil dynamic characteristics, such as soil

damping coefficients and quake values. This test method is not intended to

replace Test Method D 1143."

Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur Case Method, yang meliputi

pengukuran data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan

pengujian (re-strike) dan perhitungan variabel dinamik secara real time untuk

mendapatkan gambaran tentang daya dukung pondasi tiang tunggal.

Dari PDA Test dengan menggunakan "Case Method" kita akan dapat

mengetahui :

a. Kapasitas daya dukung tiang.

b. Nilai keutuhan tiang.

c. Penurunan (displacement) tiang.

d. Efisiensi dari transfer energy pukulan palu (hammer) terhadap tiang

9
Pada umumnya, pengujian dengan metode PDA dilaksanakan setelah tiang

mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan tumbukan palu (hammer) atau

umur tiang telah mencapai 28 hari.

2.3.2 CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program)

Analisa lanjutan yang dilakukan bersama dengan pengujian PDA adalah

analisa CAPWAP yang merupakan salah satu metoda signal matching analysis

(SMA). Analisa ini menggunakan data yang diperoleh dari pengujian PDA untuk

memberikan hasil analisa yang lebih detail.

Dari analisa CAPWAP kita akan mengetahui lebih rinci data yang

diperoleh dari pengujian PDA Test, dengan tambahan informasi :

a. Tahanan ujung pondasi tiang tunggal

b. Tahanan friksi pondasi tiang tunggal

c. Simulasi statik loading test

2.3.3 Bagan Pemasangan Instrument

Gambar 2.3 Rencana Pemasangan PDA Test

10
Yang di perhatikan pada waktu pemasangan instrument strain transducer

dan accelerometer (minimal masing – masing 2 buah) adalah posisinya harus

sedemikian rupa sehingga pengaruh lentur (kelentingan) tiang dapat di

minimalkan.

Karena jika terjadi lenturan (bending) selama pelaksanaan re-strike, maka

data yang diperoleh akan mengalami distorsi sehingga analisa yang dilakukan

tidak akan akurat.

2.3.4 Data Pemancangan yang Diberikan Kepada Penguji

Sebelum pelaksanaan pengujian, data berikut ini harus diberikan kepada

penguji PDA, dan menjadi tanggung jawab Kontraktor yang melaksanakan

pemancangan untuk memberikan data yang benar :

a. Nomor identifikasi pondasi tiang.

b. Tanggal pemancangan.

c. Bentuk dan dimensi penampang tiang.

d. Panjang total tiang.

e. Panjang tertanam pondasi tiang.

f. Konfigurasi sambungan tiang (jika menggunakan tiang sambungan)

g. Data hammer yang digunakan untuk melaksanakan pengujian PDA

(re-strike).

11
2.3.5 Data dan Parameter Pengujian PDA Test

Gambar 2.4 Kode dan Keterangan pada alat PDA

Gambar 2.5 Monitor alat PDA

Penghentian re-strike dan perekaman data dilakukan setelah penguji yakin

bahwa hammer telah memberikan energi transfer maksimum yang mampu

dilakukannya.

12
Gambar 2.6 Proses pelaksanaan PDA Test

2.3.6 Refusal dan Ultimate

Pada pengujian dengan PDA Test akan diperoleh hasil daya dukung yang

bersifat salah satu dari dua kondisi berikut :

a. Refusal

b. Ultimate

Pengertian daya dukung yang bersifat refusal adalah daya dukung yang

terdeteksi / terdata dan di analisa merupakan daya dukung yang diperoleh dari

kondisi pondasi tiang yang belum sepenuhnya termobilisasi.

13
Kondisi belum sepenuhnya termobilisasi adalah kondisi di mana pondasi

tiang belum mencapai kapasitas tertinggi atau ultimate-nya. Kondisi ini dapat

disebabkan karena pada saat pengujian / re-strike dilakukan, energi yang di

transfer tidak cukup besar untuk memobilisasi seluruh kemampuan tahanan atau

daya dukung pondasi tiang yang diuji.

Pengertian daya dukung yang bersifat ultimate adalah daya dukung yang

diperoleh dari kondisi pondasi tiang yang sudah termobilisasi sepenuhnya.

Dengan demikian angka daya dukung yang dihasilkan dari analisa PDA dan

CAPWAP pada kondisi ini adalah benar-benar daya dukung ultimate atau batas

yang dimiliki oleh pondasi tiang yang diuji. Kondisi ultimate ditentukan oleh

salah satu dari :

a. Telah bergeraknya tiang pancang akibat beban tertentu (beban ultimate) yang

berarti terlampauinya tahanan friksi dan ujung dari pondasi tiang.

b. Telah terlampauinya kemampuan material tiang pancang itu sendiri yang jika

diteruskan dengan beban yang lebih berat akan mengakibatkan kegagalan

pada bahan / material tiang pancang.

Kedua kondisi tersebut (refusal atau ultimate) dapat diterima selama daya

dukung yang diperoleh masih memenuhi syarat faktor keamanan yang dituntut

dari desain yang ditetapkan.

Dari beberapa data yang diambil pada waktu pelaksanaan pengujian PDA,

pada umumnya akan diambil satu grafik dan data yang paling baik dalam

mewakili dan menggambarkan kekuatan atau daya dukung pondasi tiang yang

diuji. Penentuan data tersebut pada umumnya diambil dari data transfer energi

14
atau energi tersalurkan (EMX) yang paling besar atau maksimum selama

pelaksanaan re-strike dan terdata dalam program yang digunakan.

2.3.7 Safety Factor

Safety Factor yang digunakan untuk pengujian PDA pada umumnya

adalah 2,0.

Gambar 2.7 Global Safety Factor

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Proyek

Adapun lokasi proyek penelitian dilakukan pada pelaksanaan

pembangunan Tangki Timbun di Kawasan Pelabuhan Pelindo 1 Kuala

Tanjung, Kabupaten Batubara – Sumatera Utara. Seperti terlihat dalam gambar

1.9 dibawah ini. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mengambil data ke

lapangan.

Gambar 3.1 Lokasi proyek

16
Gambar 3.2 Tampak atas lahan proyek

Gambar 3.3 Luas area proyek

17
3.2 Pengumpulan Data Proyek

Metode pengumpulan data demi tercapainya tujuan penulisan dan agar

diperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam pembahasan penulisan

skripsi ini maka teknik pengambilan data melalui metode pengambilan data

langsung dari lapangan (Field Method) yaitu pengumpulan data melalui hasil

survey di lapangan berupa laporan pekerjaan dan gambar situasi yang didukung

konsultasi dengan dosen pembimbing maupun dari pihak proyek.

3.2.1 Sumber Data

Adapun sumber data yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Data Primer

Data primer merupakan yang diperoleh langsung dilapangan untuk

dijadikan data dasar, namun dapat juga dijadikan pengontrol data yang sudah

tersedia pada data sekunder. Data-data yang berhubungan dengan data primer

meliputi data hasil survey wawancara kepada pihak owner, kontraktor maupun

konsultan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh penyusun berupa

informasi tertulis atau bentuk dokumen lainnya yang berupa informasi tertulis

atau bentuk dokumen lainya yang berhubungan dengan rencana proyek, seperti

Deskripsi Bangunan yaitu direncanakan pembangunan Tangki Timbun di

Kawasan Pelabuhan Pelindo 1 Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara – Sumatera

Utara. Dengan jumlah pancang per tangkinya adalah 120 tiang.

18
c. Data – Data Lain

Data – data lain yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu :

 Tiang pancang dengan diameter 450mm

 Panjang tiang pancang 20 m (10 m + 10 m)

 Mutu tiang pancang 52 MPa

 Daya dukung rencana tiang pancang 75 ton.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/70522-ID-evaluasi-pondasi-tiang-

dengan-pile-drive.pdf

https://www.academia.edu/30132123/jurnal_studi_pembebanan_tiang_dengan_pd

a_test_di_pelabuhan_pt.semen_tonasa_biringkassi

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/article/download/18912/8004

https://docplayer.info/54051820-Analisis-perubahan-struktur-kolom-baja-pipe-

rack-tinjauan-dampak-struktur-bawah.html

https://lauwtjunnji.weebly.com/pda-test.html

https://duniatekniksipil76.blogspot.com/2017/01/pile-driving-analyzer-pda-

test.html

http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/2012/06/pondasi-tiang-pancang-pile-

foundation.html

http://www.repository.trisakti.ac.id/webopac_usaktiana/digital/000000000000000

87659/2017_TA_SP_05113070_Bab-3.pdf

Anda mungkin juga menyukai