Anda di halaman 1dari 25

Mikroeconomic 1

Teori perilaku Konsumen


Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh karena
mengkonsumsi barang. Urtilitas merupakan ukuran manfaat
suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya.
Utilitas digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
konsumen. Utilitas total adalah mafaat total yang diperoleh
dari seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marginal adalah
tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah
konsumsi sebanyak satu unit barang.
Seorang ekonom bernama Gossen menjawab bahwa pertambahan
manfaat dari air cepat sekali menurun. Jika orang sangat haus, segelas
pertama air akan memberi manfaat yang sangat besar, tetapi setelah
gelas ke-empat atau kelima, pertambahan manfaat air sudah sangat
menurun, untuk menghormati Gossen maka, hukum pertambahan
manfaat yang semakin meurun disebut hukum Gossen (Gossen
law).
Ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen
yaitu ;
(1)Lebih suka (prefer)
(2)Sama-sama disukai.
Misalnya; ada barang X dasn Y, maka konsumen lebih
menyukai Y (XY) atau X sama-sama disukai seperti Y (X=Y),
tampa sikap ini prilaku konsumen sulit dianalisis.konsep ini
disebut transitivitas.
Teori ordinal menggunakan kurva iddifferensi (indifference curve)
yaitu kurve yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam
barang yang memberi tingkat kepuasan yang sama bagi seorang
konsumen. Suatu kurva indifferensi atau sekumpulan kurva
indifferensi (indifference map) dihadapi oleh hanya seorang
konsumen.
Indifference curve
makan bakso

U= XY

IC1 IC2 IC3


O Makan sate X
Asumsi indiffrence curve ;
(1) Semakin jauh indifference curve dari titik origin semakin tinggi
tingkat kepuasannya.
Mikroeconomic 2
s

(2) Indifference curve menurun dari kiri atas kekanan bawah dan
cembung ketitik origin.
(3) Indifference curve tidak saling berpotongan
SURPLUS KONSUMEN SURPLUS PRODUSEN

Harga jual Harga jual

S
Surplus konsumen

P Surplus
Produsen
P

O Q Kuantitas O Q
Kuantitas
Surplus Konsumen (consumer surplus), adalah selisih antara
jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus
dibayar.
Surplus Produsen (produser surplus), adalah selisih antara
jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk
dibayar.
Kurva garis Anggaran (Budget Line Curve)
Y Garis Anggaran adalah kurva yang
Menunjukkan kombinasi dua
macam
Barang Yang membutuhkan
biaya
- (anggaran) yang sama besar.
BL = Px.Qx + Py.Qy
-

O X
Perubahan Garis Anggaran
Y Y
Pendapatan nominal naik
Harga X naik

BL2 BL3
Mikroeconomic 3
s

Harga X turun
Pendapatan
Nominal
BL4 turun

O (a) X O (b)
X
Pengaruh perubahan harga Pengaruh perubahan pendapatan
terhadap anggaran garis anggaran terhadap garis anggaran.
Kurva Pendapatan Konsumsi
(Income-Consumption Curve) didefinisikan sebagai tempat
kedudukan titik
keseimbangan konsumen pada berbagai
pendapatan Nominal. Berubah dimana
harga
Y nominal barang tidak berubah.

ICC

O X

Kurva Engel (Engel Curve) dilakukan untuk mengetahui sesuatu


barang merupakan kebutuhan pokok atau barang mewah yaitu
mencoba melihat hubungan antara tingkat pendapatan dengan
dengan tingkat konsumsi.
Bila kurva permintaan diturunkan dari Price consumption
curve(PCC), maka hukum Engel diturunkan dari income
consumtion curve(ICC).

KURVA ENGEL
Jumlah X Jumlah X

X2
X2
X1
X1
Mikroeconomic 4
s

O M1 M2 Pendapatan (M) O M1 M2
Pendapatan(M)

Barang kebutuhan pokok Barang Mewah

Bentuk-Bentuk Pasar persaingan sempurna dalam keadaan :


Untung, Break Event Point dan Rugi

P P MC
MC
AC

P D=AR=MR=P P
D=AR=MR=P
AC

O Q O Q
PERUSAHAAN UNTUNG PERUSAHAAN KONDISI
IMPAS

MC

AC

P D=AR=MR=P

O Q
PERUSAHAAN RUGI
Mikroeconomic 5
s

MC
AC
MC

P P AC

MR D MR D

O Q O Q

PERUSAHAAN RUGI PERUSAHAAN


UNTUNG
MC

MC
AC
AC

D MR

MR

PERUSAHAAN BRIK EVEN POINT


Mikroeconomic 6
s

INTISARI EKONOMI MIKRO


Ruang lingkup ekonomi mikro
1. Penawaran dan permintaan
2. Tingkah laku Konsumen
3. Produksi dan Biaya
4. Bentuk-Bentuk Pasar
5. Ekonomi Kesejahteraan

Ad.1 Permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen


pada
Berbagai tingkat harga.
Hukum permintaan : Jika harga barang naik, maka jumlah
barang
Yang diminta berkurang, demikian pula sebaliknya jika
harga
barang turun menyebabkan jumlah yang diminta naik.

P1

P2
D

Q1 Q2 Q

Fungsi Permintaan
Permintaan dipengaruhi oleh :
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang subtitusi
3. Penduduk
4. Pendapatan masyarakat
5. selera
Elastisitas Harga dan Pendapatan
Elastisitas harga menunjukkan tingkat kepekaan relatif dari jumlah
yang diminta akibat adanya perubahan harga barang tersebut.
δ Q δ P δ P P
Eh = ------ : ----- = ----- : ------
Q P δ P Q

E > - 1 ------- Elastis


Mikroeconomic 7
s

E = - 1 ------- Unitary
E < - 1 ------- In Elastis
E = ∞ ------- Elastis Sempurna
E = 0 ------- In Elastis sempurna
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN PERILAKU KONSUMEN
Permintaan dan Penawaran
Permintaan
Hukum Permintaan
Jika harga suatu barang tinggi maka jumlah yang diminta sedikit,
tetapi jika harga rendah jumlah yang diminta banyak.
a. Kurva Permintaan

P P P
E> -1
P1 E=-1 E< -1
P2

O Q1 Q2 O Q O Q

P P D

E= ∞ E=0
D

O Q o Q

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan


1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang Subtitusi
3. Pendapatan
4. Penduduk
5. Selera
c. Elastisitas
1. Elastis di mana E > - 1
Contoh : Permintaan terhadap pakaian (barang lux), Televisi

2. Unitari Elastis E = - 1
Contoh : Dalam jangka panjang bensin
3. In Elastis E < -1
Contoh : kebutuhan pokok seperti beras, terigu gula.
4. Elastis Sempurna E = ∼
Contoh : rokok
5. In Elastis Sempurna E = 0
Mikroeconomic 8
s

Contoh : garam, Balacu dan bensin dalam jangka pendek.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah


unit barang yang dibeli sebagai akibat faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
a. Elastisitas harga (Price Elasticity of Demana)
Persentase perubahan jumlah yang diminta
Ep =
Persentase perubahan harga

Eh = ( % ∂ Q ) / ( % ∂ P )
(∂ Q/Q)
Eh =
(∂ P/P)
P ∂Q
Eh = x
Q ∂P
b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity of Demand)
Mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang
akibat perubahan barang lain sebesar satu persen
Persentase perubahan harga barang X yang diminta
Ec =
Persentase perubahan harga barang Y
Ec = ( % ∂ Qx )/ (% ∂ Py )
(∂ Qx/Qx)
Ec =
(∂ Py/Py)
Py ∂ Qx
Ec = x
Qx ∂ Py

c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity of Demand)


Mengukur berapa persen permintaan suatu barang berubah
bila pendapatan berubah satu persen.
Persentase perubahan jumlah yang diminta
Ei =
Persentase perubahan pendapatan

Ei = (% ∂ Q)/(% ∂ I)
(∂ Q/Q)
Ei =
(∂ I/I)
I ∂ Q
Ei = x
Mikroeconomic 9
s

Q ∂ I

I. Penawaran
I.1. Hukum Penawaran
Jika harga barang rendah jumlah yang ditawarkan sedikit,
sedangkan jika harga barang tinggi maka jumlah barang
yang ditawarkan banyak.

I.2. Kurva Penawaran

P S P S P
S
E=1 E> 1 E<
1

O Q O Q O Q

S
P P S P
E=∞

S E=0

O Q o Q O
Q

I.3.Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penawaran


a. Harga Produk
b. Teknologi
c. Harga Faktor produksi

Perilaku Konsumen
1. Utilitas ------- Kardinal ----------- Hukum Gossen
2. Indifferen Kurva ------- Ordinal
3. Budged Line
4. PCC (Production Consumption Curva)
5. ICC (Indifference Consumption Curva) -----------------Hukum
Engel
- Utiliti menunjukkan kegunaan kardinal sesuai hukum gossen, bahwa
gelas pertama yang diminum lebih tinggi tingkat kepuasannya
dibanding gelas berikutnya.
Mikroeconomic 10
s

- Indifference curve menunjukkan titik kombinasi dari sejumlah


barang yang memberikan guna total sama kepada konsumen.

- Garis Anggaran
Keseimbangan konsumen
Px
Y MRTSX FOR y =
Py

Maximum Satisfaction

0 X

- Perubahan pendapatan

ICC

0 X
- Perubahan Harga Barang

PCC

O X
Mikroeconomic 11
s

PENURUNAN KURVA ENGEL DARI


INCOME CONSUMPTION CURVE (ICC)
Y

ICC

o X
Jumlah X Jumlah X

x2

x3 x1

x1

o M1 M3 pendapatan (M) o M1 M2
pendapatan
Barang kebutuhan pokok Barang Mewah
Penurunan kurva permintaan dari Price consumption curve
(PCC)

PCC

o X

P1

P2
P3 D
Mikroeconomic 12
s

O x1 x2 x3
TIGA TAHAP PRODUKSI
HUBUNGAN KURVA TP,MP DAN AP
MP = 0
Output

TP
AP Maks

MP Maks

o Tenaga kerja
Output
Tahap I Tahap II Tahap III

AP (Produksi
rata-rata)

O Tenaga kerja

MP (Produksi
Marjinal)

Ditahap mana perusahaan berproduksi ?


Pada tahap I penembahan tenaga kerja akan meningkatkan
produksi total maupun produksi rata-rata, karena itu hasil yang
diperoleh tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan gaji yang
Mikroeconomic 13
s

harus dibayarkan.Prusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini


(slope kurva TP meningkat tajam).

Pada tahap II, karena berlakunya the law diminishing return


(LDR), baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami
penurunan.Namun demikian nilai keduanya masih positif, penambahan
tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai
nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu
horizontal).
Pada Tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,
karena penembahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total.
Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Dengan demikian perusahaan sebaiknya berproduksi ditahap II,
yang menjadi pertanyaan dititik mana pada tahap II perusahaan
berhenti menambah tenaga kerja?
Perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat
tambahan biaya marginal (Marginal Cost) yang harus dibayar adalah
sama dengan tambahan pendapatan (Marginal Revenue) yang
diterima.

Teori Produksi
Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh seorang produsen
dalam menentukan pilihan atas alternatif mengkombinasikan berbagai
macam input. Produsen mencoba memaksimunkan produksi yang bisa
dicapai dengan suatu kendala biaya tertentu agar bisa dihasilkan suatu
frofit yang maksimum.

Fungsi produksi
Konsep funsi produksi berkaitan dengan hubungan fisik antara input
(masukan) dengan output (keluaran) yang dapat dihasilkan.
Hubungan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk matematik sebagai
berikut :
Y = f(L, K, R, S, v, γ )
Dimana :
Y = Output
L = Labor input
K = Capital input
R = Raw Materials
S = Land input
V = Return to scale
= Efficiency Parameter
Harus diingat bahwa pasar kompetitif harus berusaha memilih
kuantitas output dimana pendapatan marjinal (MR) = biaya marjinal
(MC), perusahaan monopoli juga malakukan hal yang sama, karena
tujuannyapun adalah memeksimalkan laba.Namun ada perbedaan
penting diantara keduanya yaitu :
Mikroeconomic 14
s

Pada pasar kompetitif Pendapatan marjinal = Harga produknya; P =


MR = MC Pada pasar Monopoli Pendapatan marjinal < Harga
produknya; P > MR = MC
Para ekonom mengklasifikasi menjadi 4 macam :
1. Persaingan sempurna ; Produk-produk yang identik & banyak
perusahaan
2. Monopoli ; Satu perusahaan
3. Persaingan Monopolistik;Produk-produk yang berlainan & banyak
perusahaan
4. Oligopoli ; Sedikit perusahaan.

Perbedaan yang mendasari teori ekonomi mikro dengan teori ekonomi


makro
Penurunan kurve permintaan dalam teori ekonomi mikro
menggambarkan pendekatan kurve indifferen seperti berikut :
Barang Y Asumsi : Pendapatan konsumen tetap konstan,
harga
A barang Y tetap, harga barang X
mengalami
Penurunan.

PCC (Price Consumption curve)


I3 Kurve harga konsumsi
I1 I2

O X1 X2 X3 B B’ B” Barang X

Harga
Barang X

P1
P2
P3

Demand Curve

O X1 X2 X3 Kuantitas barang X (QX)


Pembentukan kurve permintaan aggregate (AD) dalam teori menggunakan
Kurve IS -LM
LM0 (P1)
r
r1 E1 LM0 (P0) Asumsi:• Penawaran uang
tidak
Mikroeconomic 15
s

E0 mengalami perubahan.
r0 • Tingkat harga mengalami
perubahan
IS

Y
O Y1 Y0 Pendapatan Nasional
Tingkat
Harga Kurve permintaan Agregate adalah suatu
kurve yang
Menunjukkan keseimbangan di pasar uang
diberbagai
P1 tingkat harga.

P0
AD
Yriil
O Y1 Y0 Pendapatan Nasional Riil
Fungsi produklsi untuk satu produk

Process P1 Process P2 Process P3


Labor unit 2 3 1
Capital unit 3 2 4

4
3
2
1
O 1 2 3 4 L

II. LAWS OF PRODUCTION


A. LAWS OF RETURN TO SCALE LONG-RUN ANALYSIS OF
PRODUCTION
Return to scale and homogeneity of the producttion function
Product lines
Grafical presentation of the return to scale for a homogeneous
production function
B.

Untuk memproduksi tingkat output tertentu dari dua macam input


dapat ditunjukkan
dengan Isoquant.
Mikroeconomic 16
s

Isoquat merupakan “locus” dari berbagai kombinasi teknis yang


efisien dari input yang digunakan untuk memproduksi suatu tingkat
output tertentu. Berbagai bentuk isoquant merupakan tigkat subtitusi
yang digunakan misalnya :
1. linear isoquant (Isoquant garis lurus)
Menunjukkan derajat subtitusi
sempurna
a antara faktor-faktor produksi
(input)
yang digunakan.
x = f (a, b)

O b

2. Leontief Isoquant (input-output Isoquant)


Menunjukkan derajat subtitusi nol
atau adanya “Strict
complementary”, hanya ada satu
macam kombinasi input yaitu pada
titik A.
A x = f(a, b)
• b
3. Kinked Isoquant, menunjukkan adanya subtitusi terbatas antara
input yang digunakan, subtitusi terjadi pada belokan Isoquant (AB)

•A
•B x = f (a, b)
o b
Mikroeconomic 17
s

4. Smooth Convex Isoquant, Bentuk semacam ini menganggap adanya


subtitusi yang berkesinambungan antara input yang digunakan
walaupun hanya terbatas pada daerah tertentu.
5.
a
X = f (a, b)

O b
MONOPOLY
1. Definisi
2. Demand dan Revenue
3. Biaya
4. Keseimbangan monopolist
a. Keseimbangan jangka pendek
b. Keseimbangan jangka pendek
5. Prediksi perubahan
a. Pergeseran permintaan pasar
b. Peningkatan biaya seorang monopolist
c. Posisi Pengenaan pajak
MONOPOLI
I.Definisi
Monopoli merupakan suatu struktur pasar dimana hanya ada satu penjual,
tidak ada substitusi untuk komoditi tersebut dan ada hambatan masuk.
Penyebab terjadinya monopoli adalah :
1. Kepemilikan bahan baku yang strategis atau pengetahuan khusus tentang
teknik produksi.
2. Hak paten untuk suatu produk atau suatu proses produksi.
3. Lisensi pemerintah atau pengenaan hambatan perdagangan bagi pesaing
dari luar negeri.
4. Menguasai hajat hidup orang banyak, misalnya listrik dan komunikasi.
5. Menerapkan kebijakan harga yang bersaing (limit-pricing) sehingga dapat
Mikroeconomic 18
s

mencegah pendatang baru untuk masuk.


II. Permintaan dan Penerimaan
Pada pasar monopoli hanya dijumpai satu penjual. Oleh karena itu, kurve
permintaan pasar merupakan juga kurve permintaan industri. Untuk
penyederhanaan, digunakan fungsi permintaan linier dengan persamaan sebagai
berikut :
X = b*0 - b1* P
P
D

D’
O MR X
Gambar 1.

III.Keseimbangan Monopolis
A. Keseimbangan Jangka Pendek
Monopolis memaksimisasi keuntungan jangka pendeknya jika terpenuhi dua
kondisi, yaitu 1). MC = MR, 2) slope MC lebih besar dari slope MR pada titik
perpotongan. Pada Gambar berikut, keseimbangan monopolis ditentukan oleh
titik e, dimana kurve MC berpotongan kurve MR.
P

SMC
PM SATC
A

MC=MR e
Mikroeconomic 19
s

0 XM X
MR
Keseimbangan Jangka Panjang
Pada jangka panjang, monopolis memiliki waktu yang cukup banyak untuk
memperluas pabrik atau menggunakan kapasitas pabrik yang ada pada level
yang memberikan keuntungan masimum.
Gambar berikut ini memperlihatkan monopolis mencapai keuntungan
maksimum pada titik e, dimana LMC = MR.
P

SMC LMC
P A SAC LAC
E
e’ e D

0 XE MR X
Apabila monopolis menambah (membangun) pabrik dalam rangka
memaksimisasi outputnya karena adanya permintaan pasar yang lebih besar.

P LMC

LAC
PM
SAC
D
e
SMC MR
0 XM X
Mikroeconomic 20
s

Konsekuensi dengan penambahan pabrik menyebabkan maksimisasi


keuntungan monopolis mengarah pada biaya yang lebih tinggi dengan alasan :
a. karena ukuran pabrik lebih besar dari ukuran optimal.
b. Karena ia overutilised.
Akhirnya, pada gambar berikut diperlihatkan kasus dimana ukuran pasar
adalah agak cukup besar (just large enough) yang memungkinkan monopolis
membangun pabrik dengan penggunaan optimal dan full capacity.
P LMC

P SAC LAC

MR
0 XE X
IV. Prediksi Model Monopoli Dalam Situasi Dinamis
Pada bagianakan dibahas mengenai pengaruh keseimbangan monopilis
pada a) pergeseran permintaan pasar, b) perubahan biaya, dan c)pembebanan
pajak oleh pemerintah.
A. Pergeseran Permintaan Pasar
1. Pada keseimbangan baru harga diasumsikan konstan dengan kuantitas
yang ditawarkan meningkat. Kasus ini ditunjukkan dalam gambar berikut.
P
C

A B SMC
P

e’ D2
Mikroeconomic 21
s

e D1
0 X1 X2 X
MR1 MR2

P
C SATC

P A B SMC
K C
K’ M
e’ D2
D1
0 X1 X2 X
MR1 MR2

Pada gambar di atas diasumsikan bahwa kurva permintaan baru adalah D2.
Pergeseran dalam D akan mengakibatkan pergeseran kurva MR (dari MR1 ke
MR2). Kurva MC dari monopolis adalah given, posisi ekuilibrium baru adalah e’
dimana harga adalah sama seperti sebelumnya.
Dalam kasus ini TR dari monopolis akan meningkat yang ditunjukkan oleh
OPBX2 .
2. Asumsi Harga dan kuantitas berubah
Pada gambar berikut (6.10) ditunjukkan bahwa jika demand bergeser dari D 1 ke
D2 maka keseimbangan baru adalah e’ di mana harga dan kuantitas yang
ditawarkan oleh monopolis adalah lebih besar dari ekuilibrium origional e
(jelasnya P2 > P1 dan OX2 > OX1).

P
Mikroeconomic 22
s

C SMC

P2 B

P1 A

e’
D1 D2
0 x1 x2 X
MR1 MR2

B. Peningkatan Biaya Monopolis


1. Peningkatan biaya tetap. Jika biaya tetap meningkat, keseimbangan jangka
pendeknya tidak terpengaruh selama permintaannya given dan SMC-nya
tidak dipengaruhi oleh perubahan biaya tetap. Dalam jangka panjang
keseimbangan monopolis juga tidak terpengaruh sepanjang peningkatan
biaya tetap ditutupi oleh kelebihan “excess profit”. Bagaimanapun jika
peningkatan biaya tetap adalah sangat substansial yang membuat SATC
bergeser ke atas permintaan pasar, monopolis akan menghentikan,
sepanjang pada semua tingkat output dimana TC tidak tertutupi.
2. Jika variabel cost meningkat kurva MC akan bergeser ke sebelah kiri dengan
konsekuensi terhadap suatu penurunan dalam output dan peningkatan
harga, seperti dalam gambar berikut :

P ∆P
C MC2
P2 MC1
Mikroeconomic 23
s

P1 e’
∆C e
D
0 x2 x1 MR X
C. Pembebanan Pajak
1. Pembebanan Lump-sum tax. Dalam kasus monopolis kita tidak membedakan
antara short-run dan long-run sebagaimana yang dilakukan pada pasar
persaingan murni karena pada umumnya monopolis merealisasikan
beberapa excess profit baik dalam short-run maupun dalam long-run. Di
bawah kondisi ini pembebanan pajak lump-sum akan mengurangi ekses profit
karena menambah total biaya tetap, namun kurva MC tidak terpengaruh dan
karenanya keseimbangan dalam pasar monopoli akan tetap sama bahkan
dalam jangka panjang.
2. Pembebanan Pajak Keuntungan. Pengaruh pajak pada keuntungan
monopoli terhadap keseimbangan monopolis adalah sama seperti dalam
kasus pajak lump-sum: Keuntungan pajak mengurangi keuntungan abnormal
tetapi keseimbangan dalam pasar tidak terpengaruh, sepanjang pajak
keuntungan tidak mengikis (mengurangi) keuntungan normal.
3. Pembebanan Pajak Penjualan Khusus. Pengaruh dari pajak spesifik padai
output monopolis adalah secara umum sama dengan pasar persaingan
murni. Pembebanan pajak ini akan menggeser kurva MC ke atas, dimana
akan menghasilkan suatu perubahan keseimbangan; dalam posisi
keseimbangan baru ini (e’) harga akan lebih tinggi dan kuantitas akan lebih
kecil bila dibandingkan dengan keseimbangan pertama.
Perubahan harga dari monopoli dapat lebih kecil, sama dengan, atau lebih besar
dari paajak spesifik seperti dalam kasus kompetisi murni. Namun dalam pasar
monopolis kita tidak membedakan antara short-run dan long-run selama kondisi
keseimbangan adalah sama dalam kedua periode tersebut.
Pertama, jika MC mempunyai suatu slope yang positif, peningkatan dalam harga
akan lebih kecil dari pajak spesifik seperti dalam kasus kompetisi murni. dalam
gambar berikut :
Mikroeconomic 24
s

P
∆P
C MC2
P2 MC1
P1
taxe D

0 x2 x1 MR X
Kedua, jika MC adalah horisontal, monopolis akan meningkatkan harga tetapi
tidak sebesar peningkatan pasat seperti dalam kompetisi murni. Bahkan ketika
kurva MC-nya adalah elastisitas sempurna, monopolis akan menanggung
sejumlah pajak. Seperti pada gambar berikut :

∆P
C
P2
P1 MC2
tax MC1
e
D
0 x2 x1 MR X
Ketiga, kondisi-kondisi dimana monopolis dapat melampaui pajak total dari
konsumen dengan membebankan pada harga yang lebih tinggi, atau dapat
meningkatkan harga lebih dari jumlah pajak, adalah sangat sulit untuk
diterapkan disini.
Mikroeconomic 25
s

Anda mungkin juga menyukai