Anda di halaman 1dari 8

KONSEP SUPERVISI

A. Konsep Peran Supervisi


Supervisi berasal dari bahasa latin, super : atas, dan videre : melihat. Supervisi yaitu
melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh bawahan, dan jika ditemukan masalah segera diberi petunjuk atau bantuan
langsung untuk mengatasi masalah tersebut. Supervisi mempunyai pengertian yang sangat
luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang
tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan.Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan
kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya
supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi
juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang
berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat
dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Muninjaya (2013) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian proses atau
kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling). Swanburg (2014) melihat
dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian suatu tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang
berkaitan erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari
kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang
manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya
dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari . Supervisi diartikan sebagai pengamatan
atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin
(Arwani, 2006).
B. Tanggung Jawab Sesuai Peran
1. Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal melakukan evaluasi tentang mutu asuhan
keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengevaluasi mahasiswa praktik serta
membahas dan mengevaluasi tentang implementasi MPKP.
2. Bekerjasama dengan PP menvalidasi setiap diagnose keperawatan yang sudah ditetapkan
oleh PP. CCM menganalisis data klien berdasarkan dokumentasi, bila perlu CCM
melakukan pemeriksaan langsung kepada klien. Beberapa pertanyaan yang perlu
dipikirkan :
3. Membimbing PP pada implementasi MPKP, kegiatan yag dilakukan adalah sebagai berikut :
- Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP dan PA.
- Mempresentasikan isu-isu terbaru yang terkait dengan asuhan keperawatan
- Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
- Mengidentifikasi masalah penelitian, menerima usulan dan melakukan penelitian di
bidang keperawatan.
- Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan member masukan untuk
perbaikan.
- Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil evaluasi / penelitian tentang
asuhan keperawatan.
- Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrumen evaluasi
implementasi MPKP oleh CCM.
- Melakukan perintah atasan yang berhubungan dengan pekerjaan baik secara lisan
maupun tulisan.
- Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan.
- Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan.
- Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan,
kerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.

C. Kompetisi Sesuai Peran


Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal sebagai berikut :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf
dan pelaksana keperawatan.
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan
keperawatan
4. Proses kelompok (dinamika kelompok)
5. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan
keperawatan
6. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.
8. Mengetahui dan menarapkan funsi manajemen (POAC)
9. Memberi contoh yang baik (Role model)
10. Bisa memutuskan dengan baik dan memberikan keputusan yang terbaik.

D. Uraian Tugas Sesuai Peran


Supervisor sebagai anggota tim menajemen harus memahami kedudukannya. Jika ada
masalah dengan atasan jangan diselesaikan dengan bawahan, harus dibicarakan dengan yang
bersangkutan. Tugas supevisior menjalankan perintah/ kebijakan atasan 2. Memberi informasi
keatasan Tanggung jawab utama ialah mencapai target QCDSME (Quality, Cost, Delivery,
Safety, Morale, Environtment), yaitu Q-Kualitas, C-Biaya, D-Waktu, S-Keselamatan kerja, M-
Semangat motivasi tim, dan E-Lingkungan. Supervisor sebagai fungsi manajemen meliputi:
Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan Pelaksanaan
(Actuating) dan Pengawasan/Pengendalian (Controlling).

P-O-A-C
1. Perencanaan
Perencanaan melibatkan seluruh bawahan, duduk bersama guna merumuskan
permasalahan yang dihadapi, menetapkan tujuan dan sasaran (komitmen) dan rencana
pelaksanaan termasuk didalamnya adalah perencanaan penganggaran (konsensus).
Konsensus yang telah ditetapkan harus dipublikasikan secara terbuka.
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus
SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja
atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat
dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada
tantangan. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

2. Pengorganisasian
Peran kepemimpinan (leadership) seorang supervisor sangat penting dalam rangka
menjalankan perencanaan jangka pendek, kalo manager atau diatasnya lebih ke jangka
panjang. Dalam fungsi Pengorganisasian, pemimpin (supervisor) menentukan siapa
melakukan apa (who does what) sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi
berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan uraian jabatan (Job Description). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya
semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar
penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan.
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen.
Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

3. Penggerakan Pelaksanaan
Melakukan koordinasi dan pengarahan terhadap seluruh bagian atau sektor yang
terlibat dalam pencapaian target QCDSME. Perencanaan dan pengorganisasian yang
baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan
kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja
harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

4. Pengawasan/Pengendalian
Merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan)
pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan)
terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya
standar kinerja yang jelas. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan alat ukur
apakah implementasi sesuai dengan rencana yang merupakan konsesus bersama yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga
audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting
adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga
dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-
penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan terbaru.

E. SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.
F. Cara dan Strategi
Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaiakan tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan supervisi memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan
berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuahan keperawatan di ruang yang
bersangkutan melalui analisis secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat
secara efektif dan efesien. Melalui kegiatan supervisi seharusnya kualitas dan mutu pelayanan
keperawatan menjadi fokus dan menjadi tujuan utama, bukan malah menyibukkan diri mencari
kesalahan atau penyimpangan (Arwani, 2006). . Cara dan strategi supervisi dibedakan menjadi
dua, supervisi langsung dan tak langsung :
1. Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi
modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian
petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif
adalah :
- Pengarahan harus lengkap
- Mudah dipahami
- Menggunakan kata-kata yang tepat
- Berbicara dengan jelas dan lambat
- Berikan arahan yang logis
- Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
- Pastikan bahwa arahan dipahami
- Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan mendampingi perawat


dalam pengisian setiap komponen dalam proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi. Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana,
2018):

- Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa pendokumentasiannya akan


disupervisi.
- Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara langsung
dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
- Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan keperawatan
yang sesuai.
- Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang disupervisi
komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan
pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan yang sesuai.
- Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi
2. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat
langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik
dapat diberikan secara tertulis. Langkah-langkah Supervisi tak langsung adalah sebagai
berikut:
- Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada buku
rekam medik perawat.
- Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
- Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan
keperawatan yang ditetapkan rumah sakit
- Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan memberikan tanda
bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan tertulis pada perawat yang
mendokumentasikan
- Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai standar

G. Kegiatan Rutin Supervisi


Untuk dapat mengkoordinasikan system kerja secara efektif, para supervisor harus
melakukan dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan tugas dan kegiatan supervisi. Kegiatan tugas
adalah kegiatan yang melibatkan supervisor dalam pelaksanaan lansung suatu pekerjaan.
Kegiatan supervisi adalah kegiatan yang mengkoodinasikan pekerjaan yang dilkukan orang
lain. Supervisor yang efektif menekankan kegiatan supervisi (Dharma, 2013).
Kegiatan rutin dalam supervise setiap harinya adalah sebagai berikut (Wiyana, 2018) :
1. Sebelum Pertukaran Shift (15-30 menit)
a. Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu
b. Mengecek jadwal kerja
2. Pada Waktu Mulai Shift (15-30 menit)
a. Mengecek personil yang ada
b. Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan
c. Mengatur pekerjaan
d. Mengidentifikasi kendala yang muncul
e. Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.
3. Sepanjang Hari Dinas (6-7 jam)
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi
atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya.
b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu
apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk
personil baru.
e. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal
yang terkait.
f. Mengatur jam istirahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara
memudahkannya.
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
a. Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit.
b. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan
pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya.
5. Sebelum Pulang
a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.
b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya,
kecukupan material dan peralatannya.
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah
sebelum pergi bekerja kembali.

Anda mungkin juga menyukai