Anda di halaman 1dari 3

GANGGUAN PSIKOTIK

No. Dokumen : C/VII/SOP/Yannis/


/II/2017
S O P No. Revisi :0
Tgl. Terbit : 01 Februari 2017
Halaman :1/3
UPT PUSKESMAS Hery Sudaryanto, S.Kep.MM
TEPUS I NIP. 19660610 198511 1 002

1. Pengertian
Gangguan Psikotik adalah gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan/hendaya berat
dalam menilai, berupa sindroma (kumpulan gejala), antara lain dimanifestasikan dengan
adanya halusinasi dan waham.
No ICD-10 : F20 Chronic Psychotic Disorder
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan gangguan psikotik.
3. Kebijakan
Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 440/136/PKM-TPS1/2017 tentang Jenis-jenis
Penyakit Yang Dapat Ditangani di UPT Puskesmas Tepus I.
4. Referensi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama.
5. Prosedur
a. Petugas melakukan anamnesis, didapat keluhan: sulit berpikir/sulit berkonsentrasi,
tidak dapat tidur, tidak mau makan, perasaan gelisah, tidak dapat tenang,
ketakutan, bicara kacau yang tidak dapat dimengerti, mendengar suara orang
yang tidak dapat didengar oleh orang lain, adanya pikiran aneh yang tidak sesuai
realita, marah tanpa sebab yang jelas, kecurigaan yang berat, perilaku kacau,
perilaku kekerasan, menarik diri dari lingkungannya dan tidak merawat diri
dengan baik.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan penyebab organik
dari psikotiknya.
c. Petugas menegakkan diagnosis dengan gejala halusinasi, waham, perilaku
kacau/aneh, gangguan proses pikir, agitatif, isolasi sosial, perawatan diri yang
buruk.
d. Petugas memberi rujukan ke rumah sakit jika tidak bisa ditangani di puskesmas,
jika bisa ditangani lanjut ke huruf e
e. Petugas memberi terapi kepada pasien, berupa:
i. Intervensi psikososial:
1. Informasi penting bagi pasien dan keluarga: agitasi dan perilaku
aneh merupakan gejala gangguan mental yang juga termasuk
penyakit medis; episode akut sering mempunyai prognosis yang
baik; gejala dapat hilang timbul; dukungan keluarga penting untuk
ketaatberobatan dan rehabilitasi; menyediakan dukungan untuk
pasien dan keluarga.
2. Konseling pasien dan keluarga: bicarakan rencana pengobatan
dengan anggota keluarga dan minta dukungan mereka; dorong
pasien untuk melakukan fungsinya seoptimal mungkin; dorong
pasien untuk menghargai norma dan harapan masyarakat; menjaga
keselamatan pasien dan orang yang merawatnya; meminimalisasi
stress dan stimulasi; pada agitasi memerlukan rawat inap.
ii. Farmakologi: berikan obat antipsokotik: Haloperidol 2-3x2-5 mg/hari atau
Klorpromazin 2-3x100-200 mg/hari. Untuk haloperidol dapat
digabungkan dengan benzodiazepine, Triheksifenidil 2 x 1 tablet
iii. Kunjungan rumah, dilakukan sesuai indikasi untuk: memastikan
kepatuhan dan kesinambungan pengobatan, melakukan asuhan
keperawatan, pelatihan bagi pelaku rawat.
6. Bagan Alir

Petugas melakukan anamnesis


Didapat gejala:
- sulit berpikir/sulit berkonsentrasi - tidak dapat tidur
- tidak mau makan, - perasaan gelisah,
- tidak dapat tenang, - ketakutan,
- bicara kacau , - perilaku kacau
- marah tanpa sebab yang jelas - perilaku kekerasan
- kecurigaan yang berat - menarik diri dari lingkungan
- pikiran aneh tidak sesuai realita - tidak dapat merawat diri
- mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain

Pemeriksaan fisik

Diagnosis:
halusinasi,
waham,
perilaku aneh ya
agitatiif Rujuk RS
gangguan proses pikir ke rujukan
isolasi sosial RS?
perawatan diri yang buruk

tidak

Petugas memberi terapi kepada pasien:


Intervensi psikososial
Farmakologi: Haloperidol atau
Klorpromazin, Triheksifenidil
Kunjungan rumah

7. Unit Terkait
Unit Pelayanan BP Umum
UGD
8. Dokumen Terkait
Rekam Medis

2/3
9. Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai