PENDAHULUAN
1.1 Kakao
2.2 Fermentasi
Fermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Fermentasi juga merupakan proses pengubahan bahan organik
menjadi bentuk lain yang lebih berguna dengan bantuan mikoorganisme secara
terkontrol. Prinsip pengolahan kakao dibedakan menjadi dua tahap penting yaitu
tahap fermentasi dan pengeringan. Tujuan fermentasi adalah untuk memberikan
aroma yang baik pada biji kakao lewat proses kimia (Siregar, 2009 dalam
Prihanani, 2001). Beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain,
keasaman pH, mikroba, suhu, oksigen dan waktu. Proses fermentasi biasanya
berlangsung 4-6 hari. Pada tiap bak fermentasi sejak hari pertama biji-biji kakao
masing-masing disimpan selama 12 jam, 24 jam, 24jam, dan 24 jam, dan
seterusnya. Untuk kemudahannya, kotak fermentasi disusunsedemikian rupa
sehingga setiap hari biji dapat dimasukan ke kotak pertama (hari pertama
fermantasi) dan yang telah selesai mengalami fermentasi dapat diolah pada tahap
berikutnya (Siregar, 2009 dalam Prihanani, 2001). Biji kakao akan mengalami
perubahan fisik, kimiawi dan biologis selama proses pengolahan. Aroma khas
kakao akan terbentuk sedangkan cita rasa yang tidak diinginkan akan berkurang.
II. URUTAN PROSES PERENCANAAN
Buah kakao tepat matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah kakao yang
semula hijau menjadi kuning, dan buah kakao sehat adalah buahmatang yang
tidak terkena serangan hama/penyakit yang ditandai dengan kulit buah yang
mulus dan segar.
Buah dibelah dengan alat mekanis untuk memisahkan biji kakao dengan kulit
buah dan plasenta. Biji kakao merupakan produk utama, sedangkan kulit buah
merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku kompos,pakan
ternak dan biogas.
Biji kakao dilapisi oleh pulpa berwarna putih. Lapisan pulpa dikurangi secara
mekanik antara 30-40 % dari berat pulpa awal agar fermentasi berjalan lebih
sempurna dan lebih cepat,Pulpa hasil perasan adalah limbah yang dapat diolah
menjadi nata de kakao dan jus kakao.
Fermentasi biji kakao pada dasarnya bertujuan untuk menghancurkan pulp dan
sebagai bentuk usaha agar terjadi reaksi kimia dan biokimia didalam keping biji.
Penghancuran pulp ini memiliki peran agar keping biji kakao menjadi lebih bersih
dan cepat kering, sedangkan reaksi kimia dan biokimia ini mememiliki peran
membentuk prekursor senyawa aroma dan warna pada kakao.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses fermentasi biji kakao, antara lain
lama fermentasi, keseragaman terhadap kecepatan pengadukan/ pembalikan,
aerasi, iklim, kemasakan buah, wadah dan kuantitas fermentasi. Fermentasi untuk
biji kakao jenis lindak membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 5 hari, sedangkan
biji kakao mulia lebih pendek berkisar 3 hari. Fermentasi yang terlalu lama
meningkatkan kadar biji kakao berjamur dan berkecambah, sedangkan fermentasi
yang singkat menghasilkan kadar biji slaty (biji tidak terfermentasi) tinggi.
Selain lama fermentasi, wadah fermentasi juga ikut menentukan kualitas biji
kakao yang dihasilkan. Wadah fermentasi yang baik terbuat dari kayu dengan
kuantitas minimal 40 kg. Kurangnya kuantitas biji kakao yang difermentasi
menyebabkan suhu fermentasi tidak tercapai sehingga bukan fermentasi biji yang
dihasilkan, tetapi biji yang berjamur.
Biji kakao hasil fermentasi dikeringkan dengan sinar matahari di dalam rumah
kaca hingga kadar air biji kakao menurun dari 55%- 7% .
Biji kakao kering disortasi untuk memilahkan biji atas dasar ukurannya,per 100 g
sample , biji sangat besar berjumlah 85, biji besar berjumlah 85-90, biji medium
berjumlah 95-110
Biji kakao atas dasar ukurannya dikemas dalam karung goni @25kg berlabel dan
disimpan dalam gudang yang bersih dan berventilasi cukup.
III.GAMBAR PERENCANAAN
4.1 Peralatan