Anda di halaman 1dari 62

BAB I 

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pervasive computing dianggap sebagai generasi lebih lanjut dari teknologi

IT, yang memiliki potensi besar untuk banyak applikasi seperti pervasive

healthcare, smart automotive, smart home, intellegent education, intellegent work

environment, layanan pariwisata yang mudah dan mobile commerce yang

memiliki fitur kapan saja, dimana saja dan berinteraksi dengan manusia, hal ini

yang membuatnya menjadi fitur yang sempurna untuk di aplikasikan dalam

bidang kesehatan (Zhenjiang Miao, Baozong Yuan, Mengsun Yu, 2006).

Penerapan pervasive computing dalam e-commerce antara lain seperti

RFID, GPS, dan jaringan sensor yang memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasi, dan melacak objek secara otomatis. Penggunaan teknologi

tersebut bagi penyedia layanan akan memberikan produk yang dipersonalisasi

untuk pelanggan mereka berdasarkan identitas nasabah, preferensi, dan lokasi

geografis yang dapat membawa manfaat tambahan dan nilai-nilai kepada

pelanggan (Hong Sheng, Fiona Fui-Hoon Nah, Keng Siau, 2008).

Sistem management diabetes saat ini diterapkan dalam lingkungan

ubiquitous / pervasive computing. Sistem ini disebut sebagai ubiquitous diabetes

management systems, pasien dan tim medis dapat berkomunikasi secara langsung

melalui Internet atau telekomunikasi (Jae-Hyoung Cho, Hun-Sung Kim, Jae-Hoon

Han, Jin-Hee Lee, Jeong-Ah Oh, Yoon-Hee Choi, Kun-Ho Yoon, 2010).

 1
  2

Pengembangan ubiquitous health care system secara aktif dapat mengatasi

situasi emergency pada pasien kronis. Dimana hal ini mempunyai peranan penting

dalam kehidupan sehari-hari meskipun dalam kondisi pasien menderita penyakit

kronis (Dong-Wook Jang, 2007).

Penderita diabetes saat ini mengalami peningkatan dari 153Juta pada tahun

1980 menjadi 347Juta pada tahun 2008 (G Danaei MD, 2011). Dalam beberapa

kelompok usia, orang dengan diabetes memiliki peningkatan dua kali lipat dalam

risiko stroke. Diabetes juga penyebab utama gagal ginjal pada banyak populasi di

kedua negara maju dan berkembang (WHO, 2011).

Healthcare saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana banyak

fungsi pengecekan laboratorium yang dahulu harus dilakukan di rumah sakit

sekarang sudah dapat di applikasikan sendiri di rumah (home care), antara lain

pengecekan kadar gula darah untuk pasien diabetes yang harus dilakukan secara

rutin setiap saat.

Alat test pengukur kadar gula darah ini terdiri dari alat Glucometer,

Strip(alat untuk mengambil sampling darah)dan Lancet(alat untuk menusuk jari)

dan dapat digunakan secara bebas tanpa resep dari dokter. Cara pemakaian alat ini

pertama-tama pasang lancet ke handle lancet, kemudian di setting di sesuaikan

dengan ketebalan kulit, pasang 1 buah strip dari tabung ke slot di kaki

Glucometerhingga auto-on menyala, kemudian ambil sampling darah di jari

menggunakan strip dan baca hasil tes glucosa di layar setelah 5 detik.

Pengecekan kadar gula darah bagi penderita diabetes dilakukan sebanyak

1-10 kali sehari dan dapat dilakukan kapan saja, dimana saja.Karakteristik

pemakai alat test kadar gula darah ini adalah pasien penderita diabetes berbagai

 
 
  3

type dan atlet yang aktif berolahraga dimana membutuhkan alat untuk

memonitoring kadar gula darah mereka, sehingga tidak menyebabkan

hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah,sehingga berbahaya bagi tubuh)

atauhiperglikemia (kadar gula darah terlalu tinggi).

Pada saat tubuh mengalami hipoglikemia yang berat menyebabkan

berkurangnya glukosa ke otak dan mengakibatkanbingung, lelah, lemah, sakit

kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan

penglihatan, kejang atau dapat pula menyebabkan koma (Ramona Browder

Lazenby, 2011). Pada saat emergency inilah dibutuhkan suatu sistem pemesanan

yang mudah diakses dimanapun dan sekaligus dapat memberikan posisi pasien /

pembeli secara tepat sehingga memudahkan dalam pengiriman alat-alat medis

tersebut.

Pembahasan penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama,

akan dilakukan reviewpada penelitian-penelitian sebelumnya untuk membentuk

suatu kerangka teori yang memberikan gambaran sistem. Kedua metodologi

penelitian, penelitian ini menggunakan metode SDLC (Sistem Development Live

Cycle). Ketiga melakukan pengembangan aplikasi dan melakukan pengujian

dengan metode Requirement test, Performance test, dan Penetration test, dan

Keempat menarik kesimpulan.

1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini diharapkan dapat menjawab isu permasalahan sebagai

berikut :

 
 
  4

1. Bagaimana mendapatkan supplyalat test kadar gula darah

(Glucometer, lancet dan strip) pada situasi emergency, cepat dan tepat

merupakan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini.

2. Bagaimana menguji sistem yang telah diusulkan agar tidak terdapat

bug (kesalahan atau cacat pada software).

3. Apakah sistem yang diusulkan dapat menampung beban pemesanan

dalam jumlah tertentu secara bersamaan.

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

Penulisan tesis Penerapan Pervasive Computing dalam M-Commerce dan

Global Positioning System untuk Sistem Pengiriman Cepat dan Tepat Pada Alat

Test Kadar Gula Darah ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem M-

Commerce dengan GPS dalam lingkungan pervasive computingdapat digunakan

secara baikpada pemesanan alat test kadar gula darah.

1.3.2 Manfaat

Penulisan tesis Penerapan Pervasive Computing dalam M-Commerce dan

Global Positioning System untuk Sistem Pengiriman Cepat dan Tepat Pada Alat

Test Kadar Gula Darah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Memberikan pelayanan yang bernilai lebih dari sisi teknologi bagi

produk test kadar gula darah, karena pembeli / pasien diabetes dapat

memperoleh alat test kadar gula dalam darah tersebut secara mudah

pada saat dibutuhkan.

 
 
  5

2. Bagi pasien pembeli / pasien diabetes tidak perlu menyimpan

persediaan strip testkadar gula darah terlalu banyak (hal ini berkaitan

dengan masa kadaluarsa).

1. Bagi apotik / outlet akan lebih mempermudah proses pengiriman

barang ke pembeli / pasien diabetes, sehingga mencegah terjadinya

kesalahan dalam pengiriman.

2. Mengusulkan sistem M-Commerce yang handal melalui beberapa

tahap pengujian.

1.4 Ruang Lingkup

• Melakukan studi literatur tentang penerapan pervasive computing dalam

m-commerce dan GPS serta aplikasinya dalam alat test kadar gula darah.

• Mengembangkan aplikasi dengan metode SDLC (System Development

Life Cycle) yang terdiri dari :

o Analisis Requirement

o Desain sistem umum

o Desain sistem terperinci

o Implementasi

o Pengujian aplikasi

 
 
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pervasive Computing

Pervasive computing atau ubiquitous computing adalah suatu lingkungan

dimana sejumlah teknologi (terutama teknologi komputer) digunakan dan

menyatu dalam objek dan aktivitas manusia sehari-hari, sehingga kehadirannya

tidak dirasakan sebagai sesuatu yang khusus. Contoh ubiquitous computing dalam

kehidupan sehari-hari seperti service atau layanan digital library, bisnis transaksi

online, mobile office, mobile tv, pengguna dapat mengakses layanan ini kapan saja

dan dimana saja (Robert H. Deng · Jari Veijalainen · Shiguo Lian · Dimitris

Kanellopoulos, 2010)

Pervasive computing dianggap sebagai generasi ketiga dari teknologi

computing. Gelombang pertama terjadi sebelum tahun 1970 dimana disebut

sebagai era mainframe, sebuah komputer digunakan banyak orang melalui

workstation. Gelombang kedua adalah personal computer (PC) dimana satu orang

menggunakan satu komputer. Gelombang ketiga adalah dimana satu orang

menggunakan lebih dari satu komputer, contohnya seperti Smartphone, Tablet

PC, Notebook.Pervasive computing adalah terintegrasinya teknologi informasi

dan komunikasi di dalam kehidupan manusia sehari-hari dan lingkungannya.

Mark Weiser mengemukakan pemikiran tentang pervasivecomputing, dimana

keberadaan komputer sudah tidak dirasakan lagi, sehingga komputer dapat

menjadi “asisten” yang tidak terlihat oleh penggunanya.

 6
  7

Pervasive computing / Ubiquitous Computing juga telah banyak

diaplikasikan di dalam dunia medis, diantaranya Ubiquitous Diabetes

Management System, Sistem ini memungkinkan pasien dan tim medis dapat

berkomunikasi secara langsung melalui Internet atau telekomunikasi dengan cara

pasien melakukan upload data kadar glucosa dalam darah dan aktivitas sehari-hari

di rumah, dan sistem akan memberikan feedback ke pasien.

2.2 M-Commerce

Masuknya perangkat smartphone ke Indonesia membawa perubahan yang

signifikan terhadap perkembangan m-Commerce di Indonesia. Pada tahun 2009,

BlackBerry mulai menjadi populer di Indonesia. Popularitas BlackBerry

merangsang munculnya berbagai aplikasi m-Commerce di Indonesia seperti

aplikasilayanan informasimobile dan aplikasi mobile shopping (Lukas

Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto, 2012)..

M-commerce memiliki karakteristik tertentu yang membedakan nya dari

e-commerce. M-commerce memiliki karakteristik ubiquity, immediacy,

localization, pro-active functionality, instant connectivity, and a simple

authentication procedure. (Lukas Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto, 2012).

Beberapa orang di negara berkembang lebih menyukai mobilephones

daripada computer, hal ini mungkin terjadi karena tingginya biaya komputer

terkait biaya internet dan koneksi (Saidi, 2010). M-Commerce hampir sama

dengan E-Commerce dalam type Business to Business (B2B), Business to

Customer (B2C), Customer to Business (C2B), Customer to Customer (C2C)

(Bhasin, 2005; Saidi, 2009).

 
 
  8

B2B adalah antara vendor dengan pembeli, keduanya merupakan sebuah

organisasi B2B memiliki karakteristik, memiliki volume penjualan yang besar,

memprioritaskan perjanjian dan kontrak antara keduanya dan dibutuhkan dengan

persetujuan dari tingkat pimpinan yang lebih tinggi, untuk perpajakan,

dokumentasi, dan perubahan informasi (Khattab M. Ali Alheeti, 2011).

B2C adalah vendor merupakan organisasi bisnis, pembeli adalah

consumer, ini merupakan E-Commerce berorientasi consumer atau disebut

electronic retailing. Dengan karakteristik sebagai berikut, hubungan kerjasama

sementara, jumlah transaksi yang sedikit dan melibatkan pembayaran yang

bernilai kecil (Khattab M. Ali Alheeti, 2011).

C2B adalah bagian dari E-Commerce yang mempunyai peningkatan paling

pesat di dalam E-Commerce. Dalam hal ini customer secara spesifik

menyampaikan keinginannya mengenai jenis produk atau service kepada bisnis

yang diwakili oleh E-Commerce portal yang melakukan pencarian secara

menyeluruh di website untuk menemukan produk atau service yang tepat, sesuai

dengan keinginan dan mengembalikan hasil pencarian kepada consumer (Khattab

M. Ali Alheeti, 2011).

C2C merupakan situasi dimana vendor dan pembeli merupakan consumer,

lelang secara online memberikan cara yang sangat efektif untuk mendukung C2C

E-Commerce (Khattab M. Ali Alheeti, 2011).

2.3 Global Potitioning System

Dalam sebuah paper yang berjudul Location-based services deployment

and demand: a roadmap modelmenyatakan, bahwa penggunaan satelit dalam GPS

 
 
  9

(
(Global Pottitioning Sysstem) di areaa outdoor memiliki
m akurrasi posisi lebih tinggi

d
daripada meenggunakan network basse seperti Cell-ID,
C Enhaanced Cell ID
I (ECID),

A
Angle of Arrival
A (AO
OA) and T Arrival (TDOA) yang
Time Differrence of A

m
menggunaka
an data moobile networrk untuk menentukan
m posisi geoggrafis dari

p
perangkat mobile
m (Krasssie Petrova · Bin Wang, 2010).

Gambaar 1. Outdooor Positioniing Technollogies

Ahli teknologi mengusulkkan, bahwaa device yyang dilenggkapi GPS

m
memungkink
kan untuk berkomunika
b asi dengan server
s applikkasi dengan
n koordinat

(
(longitude/la
atitude) (Pouulcheria Bennou · Costas Vassilakis, 22010).

Di bidang
b healthcare bannyak mendaapatkan keuuntungan dari
d sistem

p
pencarian lo
okasi pasien, rumah sakkit/klinik/apootik dan pennyedia alat-aalat medik.

S
Sistem pencari lokasi mendukung peencarian manusia, alat ddan service pada
p lokasi-

l
lokasi yang sulit secaraa akurat. Sisstem pencarrian lokasi ooutdoor untuuk aplikasi

h
healthcare d
didapat darii cellular/PC
CS system atau
a satellitee-based systtem seperti

G (Upkarr Varshney, 2007).


GPS 2

 
 
  10

ƒ Batasan jangkauan GPS

Selama beberapa tahun terakhir teknologi GPS telah sangat banyak diteliti

dan dikembangkan, khususnya dalam hal realtime positioning system. Mengingat

hal tersebut berdampak sangat tinggi terhadap aplikasi yang dikembangkan

dengan ubiquitous information. Teknologi GPS paling umum hanya dapat bekerja

pada posisi outdoor. Teknologi ini menjadi kurang bagus karena masalah sinyal

yang tidak dapat masuk ke dalam ruangan (Rodrigo Vera, Sergio F. Ochoa,

Roberto G. Aldunate, 2011).

Perkembangan teknologi GPS saat ini sudah cukup signifikan di Singapore

telah mengembangkan indoor GPS dengan nama YFIND dengan cara

mendapatkan RSSI (Received Singnal Strength Information) dari WiFi access

point di dalam bangunan. Lebih dari sepuluh perusahaan di Singapore telah

mendiskusikan tentang implementasi dan kemitraan terkait aplikasi ini, aplikasi

YFIND ini diprediksi akan menjadikan Singapore menjadi the world's first

location- intelligent city (Thai News Service Group, 2011).

2.4 SDLC

System development life cycle (SDLC) adalah suatu metode yang

biasanya digunakan untuk menggambarkan proses pengembangan perangkat

lunak. Salah satu jenis model SDLC yang sering digunakan adalah waterfall

model, dalam waterfall model langkah baru akan dimulai setelah langkah

sebelumnya diselesaikan.

Kelebihan dari system waterfall model adalah proses-prosesnya yang

mudah dipahami dan jelas, Mudah dalam pengelolaan project, tiap fase dijalankan

 
 
  11

setelah fase sebelumnya selesai, struktur system jelas, kemungkinan terjadinya

perubahan kebutuhan user sangat kecil.

Menurut (Ian Sommerville, 2011) waterfall model terdiri dari requirement

definition, system & software design, implementation and unit testing, integration

and system testing, dan operation and maintenance.

Gambar 2.SDLC waterfall model

Requirement definitionbertujuan untuk menetapkan service / kendala / dan

tujuan dari sistem yang akan di kembangkan kemudian didefinisikan secara rinci

dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem.

System & software designadalah proses desain sistem untuk

mengalokasikan persyaratan baik perangkat keras maupun perangkat lunak sistem

dengan membentuk arsitektur sistem secara keseluruhan. Software design

melibatkan identifikasi dan penggambaran secara abstraksoftware sistem.

 
 
  12

Implementation & unit testing selama tahap ini, desain software

direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Unit pengujian

melibatkan verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

Integration & system testing, unit program baik individu ataupun

keseluruhan program yang terintegrasi akan diuji sebagai sistem yang lengkap

untuk memastikan bahwa persyaratan software telah dipenuhi. Setelah pengujian,

sistem perangkat lunak dapat disampaikan kepada customer.

Operation & maintenance, Biasanya (meskipun tidak selalu), ini adalah

fase siklus hidup terpanjang. Sistem ini akan diinstal dan digunakan.

Pemeliharaan melibatkan mengoreksi kesalahan yang tidak ditemukan pada tahap-

tahap awal dari siklus hidup, meningkatkan implementasi unit sistem dan

meningkatkan layanan sistem sebagai persyaratan baru.

2.5 Performance Test

Performance test dirancang untuk memastikan, bahwa sistem dapat

memproses dengan beban yang telah ditentukan (Ian Sommerville, 2011).

Performance test bertujuan untuk menguji kinerja bukan untuk menemukan bug

aplikasi, akan tetapi untuk mengeliminasi bottlenecks dan menetapkan baseline

untuk pengujian lebih lanjut. Idealnya software yang akan diuji harus cukup stabil

sehingga proses dapat berjalan dengan lancar (Gheorghiu, G, 2005).

Load testing adalah meningkatkan beban pada sistem secara otomatis

menggunakan tools. Untuk web application load di definisikan sebagai pengguna

yang mengakses bersamaan (concurrent user) dan koneksi HTTP, dalam literatur

 
 
  13

lain load testing di definisikan sebagai proses untuk menguji sistem dengan

memberi beban terbesar yang dapat dioperasikan nya.

Banyak tools performance test yang biasa dipakai, seperti WAPT, Tsung,

Apache Jmeter, dan Loadimpact. Dalam penelitian ini kami menggunakan tools

loadimpact karena :

- Loadimpact merupakan solusi cloud computing SAAS (software as a

service) sehingga kita tidak perlu untuk melakukan installasi apapun.

- Loadimpact berada dalam infrastruktur jaringan server secara real,

sehingga lebih stabil dari sisi jaringan yang digunakan.

2.6 Penetration Test

SQL Injection adalah teknik serangan dengan memodifikasi perintah SQL

dengan tujuan untuk mendapatkan akses terhadap data di database. Sementara

Cross Site Scripting merupakan serangan yang memungkinkan hacker untuk

mengeksekusi script berbahaya di browser pengunjung website

Cross-Site Scripting (XSS) adalahpervasive vulnerability yang melibatkan

sebagian besar web application modern saat ini. Vulnerability web application

dapat diuji dengan cara manual, akan tetapi hal ini akan sangat memakan waktu

dan mungkin memerlukan ketrampilan ahli, sebaliknya dengan menggunakan

tools memungkinkan penetrasi test dilakukan secara otomatis untuk mendeteksi

keamanan dalam waktu yang relatif cepat dan tingkat deteksi yang cukup

baik(d’Amore F, Gentile M, 2012).

Cross-Site Scripting (XSS) berdasarkan methode yang digunakan dibagi

menjadi 3 type Reflected XSS, Stored XSS, dan DOM Based XSS :

 
 
  14

- Reflected XSS adalah jika injection tersebut secara langsung ke server dan

direspon langsung terhadap permintaan HTTP. Hal ini biasanya diperlukan

sebuah tombol klik pada korban untuk membuat serangan awal, di

samping itu, request cross domain dapat digunakan untuk memicu

serangan. Ini juga disebut sebagai orde pertama XSS.

- Stored XSS adalah jika injection tersebut dimasukkan dalam data

permanen dan dikeluarkan setiap kali user mengunjungi situs. Hal ini jelas

akan memiliki range calon korban lebih tinggi daripada reflected XSS.

- DOM Based XSS metode ini mengacu pada type serangan XSS dimana

dieksekusi dengan mengganti hasil DOM di dalam browser korban. Dalam

implementasinya attacker bisa menyalahgunakan script pada sisi client,

bahkan attacker akan mengirimkan data yang salah ke server tujuan, disini

script pada sisi client harus mendapat perhatian lebih.

Penetration test tools yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vega,

vega adalah pengembangan dari source skipfish, penetration tools open source

yang dikembangan di google project. Vega memiliki kelebihan diantaranya

- Open source.

- Multiple platform bisa di install di semua platform windows, linux, dan

mac.

- Memiliki fitur scanning SQL Injection dan Cross Site Scripting XSS,dan

- Memiliki GUI (Graphical User Interface) sehingga mudah untuk

mengoperasikannya.

 
 
  15

2.7 Penelitian Terdahulu

Di bawah ini adalah penelitian-penelitian terdahulu pemanfaatan GPS

dalam M-Commerce.

Tabel. 1 Penelittian Terdahulu

No  Researcher  Fitur  Technology 


1  (Poulcheria B,  ‐ Tiket film reservation  ‐ M‐Commerce 
Costas V, 
2012 ) 
    ‐ Payment via (credit card, bank account,  ‐ GPS 
reserved seat only)
    ‐ Review / critics film ‐ Weather 
Forecast 
    ‐ View trailers music & images 
    ‐ Available seat of each zone
    ‐ User distance 
    ‐Temperature and Rain Probability
     
2  (James E.  ‐ reveal the query resolution behavior of the  ‐M‐Commerce
Wyse, 2006)  location‐aware method 
    ‐ confirm the method’s potential to improve  ‐GPS 
the timeliness of transactional support 
provided to mobile consumers 
    ‐ identify the method‐related adjustments  ‐GIS 
required to maintain optimal levels of query 
resolution performance 
     
3  (Jiang Yu,  ‐ Location‐Based Service in M‐Commerce  ‐ M‐Commerce 
Andrew 
Tappenden, 
James Miller, 
and Michael 
Smith, 2009) 
    ‐ Testing a Mobile Service Tracking System  ‐ GPS, EOTD, 
WAP, J2ME 
    ‐ Functional test 
    ‐ Network Performance Test  
    ‐ Usability Test 
    ‐ Scalability Test 
    ‐ Security Test 
    ‐ Interoperability Test 

 
 
  16

     
4  ( Laerte K.  ‐ Restaurant offering  ‐ M‐Commerce 
Franco, 2011) 

    ‐ Enters the Environment of the shopping  ‐ GPS 
mall(address, personal data) 
    ‐ Opportunity Consultant  ‐ push 
messaging 
    ‐ push messaging
     
5  (Christos K.  ‐ M‐Commerce adoption Location Based  ‐M‐Commerce
Georgiadis,  Service 
2010) 
      ‐ Cell‐ID (Cell 
Identification), 
A‐GPS 
(Assisted GPS), 
triangular 
methods 
      ‐MapPoint 
Location 
Server 
     
6  (Jun Li, Ismail  ‐ Mobile shopping assistant ‐ M‐Commerce
Ari, Jhilmil 
Jain, Alan H. 
Karp, 
Mohamed 
Dekhil, 2009 
    ‐ inform discount / offering from store  ‐ GPS 
     
7  (Courtney  ‐ Intelligent Agent based Hotel Search &  ‐ M‐Commerce 
McTavish,  Booking System 
2010) 
    ‐ User send requirement  ‐ GPS 
    ‐ Searching hotel  
    ‐ Make booking 
    ‐ send feedback 
     

 
 
BAB III

METODOLOGI

3.1 Kerangka Pikir

Untuk mendapatkan supply alat test kadar gula darah (Glucometer, lancet

dan strip) pada situasi emergency, cepat dan tepat dibutuhkan aplikasi yang dapat

mengetahui posisi pembeli. Salah satu metode pengembangan aplikasi yang dapat

digunakan yaitu SDLC yang meliputi beberapa tahapan Analisis, Desain,

Implementasi, Pengujian Applikasi dan Hasil Pengujian.

Analisis Requirement

Design Sistem Umum 
‐ Proses pemesanan barang 
‐ Proses tracking GPS 
‐ Proses penerimaan pesanan  
‐ Proses pengantaran

Design Sistem Terperinci 
‐ Fitur sistem 
‐ Pengembangan diagram dengan UML 
‐ Perencanaan database dengan ERD

Implementasi

Pengujian Aplikasi 
‐ Requirement test 
‐ Performance test 
‐ Penetration test

Hasil

Gambar 3.Methodologi Penelitian

  17
  18

• Analisis Requirement

Dalam fase Analisis Requirement ini akan dikembangkan rumusan

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya untuk dapat diputuskan sebuah

sistem yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian.

• Design Sistem Umum

Design sistem umum disebut juga sebagai Conceptual Systems Design.

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan

gambaransecara umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Fase ini

melibatkan sebuah prosesyang dilaksanakan untuk membuat desain sistem secara

konseptual.

Desain sistem umum dan Analisis requirement bergantung satu sama lain.

Studimenunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan

selamafase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem umum untuk dibuat.

Design sistem umum ini terdiri dari proses pemesanan barang, proses

tracking GPS, proses penerimaan pesanan, dan proses pengantaran

• Design Sistem Terperinci

Design sistem terperinci disebut juga sebagai Physical Systems Design.

Selama fase ini akan ditentukan bagaimana sebuah conceptual design dapat di

implementasikan. Fase ini terdiri dari Fitur sistem, pengembangan diagram

dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language). Dan perencanaan

database dengan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram).

 
 
  19

• Implementasi

Pada fase implementasi ini akan dilakukan beberapa tahapan diantaranya

setup system yang berisi persiapan hardware dan software, Install dependency

application, dan pemrograman.

• Pengujian aplikasi

Pada fasepengujian aplikasi ini bertujuan untukmenguji performa aplikasi,

dan mencari sebanyak-banyaknya kesalahan, error maupun defect dari aplikasi

yang dikembangkan. Pada tahap pengujian ini akan dilakukan requirement test,

performance test, dan penetration test.

• Hasil

Berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian ini akan ditarik

suatu kesimpulan, dan akan disertakan limitasi dari penelitian untuk membatasi

ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan.

 
 
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Dari metodologi yang telah dibahas sebelumnya, dalam pembahasan ini

akan kami implementasikan sistem yang kami usulkan sesuai dengan metode

SDLC dan akan kami lakukan pengujian dengan requirement test, performance

test, penetration test, dan acceptance test .

4.1 Analisis Requirement

Dari rumusan permasalahan yang telah dikemukakan diatas dapat kami

tentukan sistem apa yang tepat untuk mencapai tujuan dari penelitian ini.

diantaranya sebagai berikut :

- Aplikasi akan dikembangkan dengan harapan memberikan kemudahan

untuk diakses secara pervasive dimanapun atau mobile, sehingga

memudahkan bagi pasien diabetes untuk melakukan proses pembelian alat

test gula darah.

- Aplikasi tersebut dapat mengetahui posisi pembeli secara real time yang

bertujuan untuk memudahkan proses pengiriman barang ke pembeli,

sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman.

- Aplikasi diharapkan dapat mengatasi pemesanan dalam jumlah banyak

secara bersamaan tanpa mengurangi kualitas pemesanan.

  20
  21

4.2 Design sistem umum

Desain sistem secara umum yang diusulkan dalam penelitianini

memanfaatkan GPS (Global Potitioning System) di dalam perangkat handphone

sebagai sensor ke systemmobilecommerce untuk dapat mengetahui posisi yang

tepat dari pembeli. Sistem ini dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam

pengiriman sehingga mempercepat proses pengiriman barang pada pembeli.

Dalam Conceptual Systems Design/ design secara umum ini aplikasi yang

akan dikembangkan akan dibagi menjadi 4 tahapan, antara lain :

- Proses pemesanan barang,

- Proses tracking GPS,

- Proses penerimaan pemesanan dan

- Proses pengiriman.

4.2.1 Proses Pemesanan Barang

Pada tahap ini dibutuhkan servermobilecommerce yang berfungsi untuk

menerima pesanan dari pembeli / pasien diabetes dan melanjutkan pesanan ke

apotik / pengirim barang ilustrasi proses ini kami sajikan pada (Gambar 4).

Pembeli / pasien diabetes membuka aplikasi mobilecommerce dan memilih

menu order yang berisi jenis alat yang akan dipesan dan harganya, langkah

berikutnya pembeli dapat memeriksa isi keranjang apakah sudah sesuai, kemudian

mengkonfirmasi pemesanan dan dilanjutkan dengan mengirimkan koordinat GPS.

Form pemesanan akan muncul dan pembeli / pasien diabetes wajib mengisi nama,

alamat email, nomor telp dan mengirimkannya. Dengan demikian proses

pemesanan telah selesai.

 
 
  22

Gambar 4. Proses Pemesanan Barang

4.2.2 Proses Tracking GPS

Setelah proses pemesanan selesai, dilanjutkan dengan proses tracking

GPS. Proses ini akan berjalan secara otomatis dengan mengirimkan update

koordinat GPS pembeli / pasien diabetes untuk memudahkan pengiriman barang

jika pembeli / pasien diabetes berpindah tempat. Ilustrasi proses ini kami sajikan

pada (Gambar 5).

Kami menggunakan script geolocation yang ada pada fitur google map

untuk mengambil koordinat GPS pada handphone dan menterjemahkan koordinat

GPS tersebut pada peta google. Untuk mendukung sistem tersebut diatas

diperlukan handphone di sisi pembeli / pasien diabetes dengan spesifikasi sebagai

berikut :

- GPS Receiver

- Internet

- Browser dengan fitur Javascript

 
 
  23

- OS Android / Blackberry OS6 keatas / IOS

Sistem tracking GPS dilakukan dengan cara pembeli / pasien diabetes

menghidupkan fitur GPS (Global Potitioning System) pada handphone, kemudian

handphone akan menangkap sinyal GPS dengan minimum 3 satellite untuk

menentukan koordinat latitude dan longitude dari handphone. Koordinat tersebut

nantinya akan di simpan ke mobilecommerce sebagai lokasi pengiriman barang.

Gambar 5. Tracking GPS

4.2.3 Proses Penerimaan Pesanan

Pada tahap ini apotik dan outlet membutuhkan infrastruktur untuk

menerima pesanan dari mobilecommerce sebagai berikut :

- Personal Computer dengan fitur internet (admin)

- Dibutuhkan orang sebagai pengantar barang (kurir).

- Handphone dengan fitur internet dan maps untuk pengantar barang (kurir).

Setiap apotik / Outlet yang termasuk dalam sistem ini akan disediakan

fitur back end di mobilecommerce. Dimana apotik / outlet dapat mengetahui order

 
 
  24

yang masuk dari systemmobilecommerce. Langkah berikutnya barang disiapkan,

kemudian admin memberikan informasi kepada sistem bahwa barang telah

dipersiapkan dan siap untuk diantar dengan mengupdate status dari order menjadi

prepare, sehingga barang siap diantar.

4.2.4 Proses Pengiriman

Pada tahap ini kurir sudah mendapatkan status dari sistem bahwa barang

telah siap untuk diantar, sehingga kurir dapat mengambil barang di apotik dan

mengantarkan ke pembeli. Pada proses pengiriman ini kurir harus memberikan

informasi ke sistem dengan mengupdate status prepare ke delivery, sehingga baik

admin apotik maupun pembeli dapat memantau prosesnya. Kurir mengantar

barang ke pembeli berdasarkan informasi latitude dan longitude yang secara

realtime dikirim oleh pembeli dan dihubungkan dengan google maps.

Setelah barang diterima oleh pembeli kurir harus mengupdate status dari

delivery ke complete sehingga baik pembeli maupun admin dapat mengetahui

bahwa proses pengiriman telah selesai dilakukan oleh kurir. Ilustrasi secara

keseluruhan proses pemesanan, tracking, penerimaan, dan pengiriman ini kami

sajikan dalam (Gambar 6.)

 
 
  25

Gambar 6. Proses Keseluruhan M-Commerce

4.3 Design System Terperinci

Seperti yang telah dibahas di sub bab Conceptual Systems Design atau

desain secara umum diatas, berikut kami akan membahasPhysical Systems

Design/ desain sistem terperinci untuk menentukan bagaimana sebuah conceptual

design dapat di implementasikan. Dalam desain terperinci ini kami akan bahas

tentang fitur dari sistem, pengembangan fitur sistem diatas ke diagram UML,

sehingga dapat memberikan gambaran secara visual dari aplikasi serta akan kami

gambarkan perencanaan database menggunakan ERD (Entity–

RelationshipDiagrams).

4.3.1. Fitur sistem

Berikut adalah fitur sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.

Kami membagi fitur secara garis besar menjadi tiga actor, yaitu pembeli, admin

dan delivery. Fitur ini membagi halaman m-commerce menjadi front end untuk

 
 
  26

pembeli dan back end untuk admin atau deliverysecara lengkap kami lampirkan

pada tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2. Fitur Sistem

Pembeli

Fitur Manfaat

ShoppingCart Berfungsi untuk mengetahui keranjang belanja yang akan dibeli,

sehingga pembeli dapat mereview ulang sebelum order tersebut

diproses.

GPS Mengetahui lokasi pembeli saat ini secara realtime, sehingga

memudahkan dalam pengantaran barang.

Status Order Memberikan informasi status order secara realtimeberdasarkan

nomor order setelah melakukan proses pembelian.

Administrator

Fitur Manfaat

Kategori Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus kategori

produk yang akan dijual

Produk Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus produk

yang akan dijual

Report Dapat mengetahui semua order yang masuk, mengetahui alamat

pengiriman berdasarkan GPS yang dikirim pembeli realtime,

nama/qty barang mengubah status order menjadi prepare,

melihat status yang diberikan oleh delivery, status deliver dan

complete

 
 
  27

Delivery

Fitur Manfaat

Report Dapat mengetahui order mana saja yang telah diprepare oleh

admin dan siap untuk dikirimke alamat pengiriman berdasarkan

GPS realtime yang dikirim oleh pembeli. Dapat mengubah

statusprepare menjadidelivery ataudelivery menjadicomplete.

4.3.2. Pengembangan diagram sistem

Berdasarkan fitur sistem diatas akan kami notasikan kedalam diagram

UML (classdiagram, actordiagram, usecasediagram, activitydiagram) untuk

mendapatkan gambaran secara visual dari desain M-Commerce.

4.3.2.1. Class diagram

Sebelum menotasikan ke class diagram, kami akan membuat kandidat

class entity untuk memudahkan dalam membuat class diagram.

Tabel 3. Tabel Class Diagram

NO Fitur Class Entity

1. Pembeli menggunakan handphoneM- Pembeli, shoppingcart

Commerce untuk melihat, memilih,

menambah, menghapus barang dan di

masukkan ke dalam keranjang belanja

sebelum dipesan dalam orderform.

2. Pembeli memberikan lokasi pemesanan Pembeli,formorder

sekaligus sebagai lokasi pengiriman kedalam

 
 
  28

form pemesanan

3. Untuk melakukan pemesanan, pembeli wajib Pembeli, formorder

mengisi form pembelian dengan data nama,

email, dan nomor telp.

4. Setelah form pemesanan selesai, pembeli akan Pembeli, tracking

mendapatkan halaman tracking barang yang

berisi status pemesanan dan mengupdate

lokasi pembeli melalui GPS

5. Setelah pemesanan masuk ke system, bagian Pembeli, Administrator,

administrator akan mendapatkan report Report Admin

pemesanan barang secara lengkap meliputi

nomor pemesanan, produk yang diorder

beserta jumlah, nama pembeli, GPS

koordinat, nomor telepondan status.

Administrator hanya dapat mengubah status

dari orderke prepare.

6. Setelah status pemesanan diubah ke prepare, Reportdelivery

bagian delivery akan mendapatkan

reportdelivery meliputi nomor pemesanan,

GPS koordinat, nomor telepon dan status.

Delivery dapat mengubah status dari

prepareke delivery dan status delivery ke

complete.

 
 
  29

Berd
dasarkan kanndidat class entity
e diatas dapat kami notasikan dalam UML

s
sebagai Cla milustrasiclass diagram kami sajikkan pada (G
ass Diagram Gambar 7)

d
dengan keterrangan sebaggai berikut :

1. Ordeer harus berrasal dari saatu pembeli saja, namuun satu pem
mbeli dapat

melaakukan 1 atauu beberapa kkali order.

2. Ordeer dapat terddiri dari 1 atau


a lebih dii report adm
min, akan tetapi report

admiin harus terkkait dengan 1 formorder.

3. a dalam 1 report adm


Tracking hanya ada min, akan tetaapi dalam report admin

terdirri dari 1 atauu lebih trackking.

4. Repoortdelivery adalah agregaasi / bagian dari


d report aadmin.

Gam
mbar 7. Classs Diagram

 
 
  30

4.3.2.2. Actor diagram

Dibawah ini adalah pengembangan actor diagram sistem berdasarkan fitur

dan class diagram yang telah dikemukakan di atas, actor diagram sistem ini terdiri

dari actor diagram front end (tabel 3) dan actor diagram sistem back end (tabel 4)

o Actordiagramfront end

Berikut adalah tabel yang menghubungkan antara actor dengan usecase

dalam front endsystem.

Tabel 4. Tabel Actor diagram sistem front end

No Fitur Actor Use Case

1. Pembeli menggunakan handheld Pembeli Menampilkan

m-commerce untuk melihat / shopping cart

memilih / menambah /

menghapus barang dan di

masukkan dalam keranjang

belanja sebelum dipesan dalam

order form

2. Pembeli memberikan lokasi Pembeli Mendapatkan

pemesanan sekaligus sebagai lokasi GPS

lokasi pengiriman kedalam form

pemesanan

3. Untuk melakukan pemesanan, Pembeli Form pemesanan

pembeli harus mengisi form

pembelian dengan data nama,

email dan nomor telp.

 
 
  31

4. Setelah form pemesanan selesai, Pembeli Status pemesanan,

pembeli akan mendapatkan updatelokasi GPS

halaman tracking barang yang

berisi status pemesanan dan

mengupdate lokasi pembeli

melalui GPS

o Actor diagram back end

Berikut adalah tabel yang menghubungkan antara actor dengan use case

dalam back endsystem yang meliputi halaman administrator dan halaman

delivery.

Tabel 5. Tabel Actor diagram sistem back end

No Fitur Actor Use Case

1. Administrator dapat menambah Administrator Tambah/Edit/Hapus

/ edit / hapus kategori dan kategori,

produk yang akan tampil di Tambah/Edit/Hapus

front end. produk

2. Setelah pemesanan masuk ke Administrator Menampilkan

system, bagian administrator report pemesanan

akan mendapatkan report secara lengkap

pemesanan barang secara

lengkap meliputi nomor

pemesanan, produk yang di

order beserta qty, nama

 
 
  32

pembeli, GPS koordinat,

nomor telepon, status.

Administrator hanya dapat

mengubah status ke prepare

3. Setelah status pemesanan Delivery Mendapatkan

diubah ke prepare, bagian reportdelivery

delivery akan mendapatkan meliputi lokasi

reportdelivery meliputi nomor GPS, no telp, dan

pemesanan, GPS koordinat, status

nomor telepon, status. Delivery

dapat mengubah status ke

delivery dan complete.

4.3.2.3. Use case diagram

Dari pemetaan actor diagram baik front end maupun back end diatas dapat

kami notasikan ke dalam use case diagram sebagai berikut, di dalam M-

Commerce ini terdapat 3 buah actors (Pembeli, Administrator dan Delivery).

Pembeli dapat memasukkan pemesanan kedalam shopping cart dan memberikan

update realtime GPS lokasi ke system M-Commerce dan mendapatkan status

terkini dari pemesanan berdasarkan nomor pemesanan. Administrator dapat

menambah / edit / hapus kategori maupun produk yang akan di tampilkan di front

end dan dapat mengetahui report pemesanan secara lengkap melalui report admin,

administrator juga mengupdate status prepare jika barang telah siap untuk

diantar. Delivery dapat mengetahui report yang berisi update realtime GPS dari

 
 
  33

l
lokasi pemb
beli dan mengupdate
m status pemeesanan jika barang suddah dalam

p
pengantaran
n maupun sudah selesai ddari proses pembelian.
p U
Use case diaagram kami

s
sajikan padaa (Gambar 8))

Gambar 8. Use Casee M-Commeerce

4.3.2.4. Activity diagram

M-co
ommerce inii dibagi menjadi 2 bag
gian front ennd yang dappat diakses

o pembelli dan back end


oleh e yang hannya admin attau bagian ddelivery saja yang dapat

m
mengaksesn
nya. Berdasaarkan use case diatass dapat kam
mi notasikaan activity

d
diagram fron
nt end(Gamb
bar 9)dan baack end(Gam
mbar 10-12)

o Activity diagram
d fronnt end

Prosees diawali oleh


o pembelii dengan meemilih produuk dan masuuk kedalam

s
shopping caart, kemudiaan dilanjutkaan dengan mengambil
m kkoordinat GP
PS sebagai

l
lokasi, jika inisialisasi
i G awal gaagal pembelii masih tetapp dapat melaanjutkan ke
GPS

f
form orderr, kemudiann jika telahh menyelessaikan form
m order prroses akan

 
 
  34

d
dilanjutkan ke pengirim
man data kke report ad
dministratorr dan reporrt delivery,

k
kemudian proses
p diakhhiri dengan halaman trracking yangg berisi upddate status

p
pemesanan d update lokasi gps. Illustrasi kamii sajikan padda (Gambar 9)
dan 9

Gambaar 9. Activitty diagram front end M-Commerc


M ce

o Activity diagram
d bacck end

Activ
vity pada baack end ini terdiri
t dari 3 yaitu yangg pertama management
m

p
product yang berfungsi untuk memb
mbuat group atau
a list prooduct yang akan
a tampil

p
pada front end,
e yang keedua report yang disajikkan untuk aadministratorr dan yang

k
ketiga reportt yang disajiikan untuk delivery.
d

Padaa proses di baack end ini ddiawali deng


gan login sebbagai admin
n, jika login

g
gagal makaa proses beerakhir. Jikaa berhasil admin akann mendapattkan menu

d
diantaranya managemennt kategori / product. Meenu ini berfuungsi untuk memanage

p
produk-prod
duk yang akan tampil dii front end yang
y melipuuti penambahhan / edit /

h
hapus kategori dan prod
duk, ilustrasi activity diagram untukk managemeent product

i kami sajiikan pada (G


ini Gambar 10).

 
 
  35

Gambar 100. Activity d


diagram bacck end manaagement prooduct

Di dalam
d halam
man administtrator juga teerdapat mennu report, daalam menu

r
report adminn ini kita daapat melihatt semua ordder yang maasuk terdiri dari
d nomor

p
pemesanan, produk yangg diorder beserta qty, naama pembelii, gps koordiinat, nomor

t
telepon, stattus. Adminiistrator hanyya dapat mengubah
m staatus order ke
k prepare

s
sedangkan s
status preparre ke deliveryy dan deliveery ke compllete hanya diberikan
d di

b
back end deelivery, jika status telahh diubah ke prepare makka order terrsebut akan

m
masuk ke reeport deliverry. ilustrasi aactivity diaggram untuk rreport adminnistrator ini

k
kami sajikann pada (Gam
mbar 11).

Gambar 11. Activity d


diagram back end report administrrator

Di daalam halamaan delivery hhanya terdappat menu repport deliveryy, di dalam

r
report ini haanya berisi tentang orderr-order manna saja yang telah diubahh statusnya

 
 
  36

o
oleh admin dan telah siap untukk dikirim, beserta
b lokaasi dari gpss pembeli.

K
Kemudian dari
d sini jikaa bagian penngiriman akan mengirim
mkan barang
g dia harus

m
merubah m akan meruubah semua status atas
staatus dari preepare ke deliivery, sistem

n
nomor order tersebut menjadi
m deliivery, sehing
gga di pembbeli dan addministrator

d
dapat menggetahui bahhwa order tersebut teelah dikirim
m. Dan sisstem akan

m
mengembali
ikan lagi ke halaman report delivvery. Jika bbarang telah
h diterima

c
customer deengan baik di
d lokasi penngiriman nyya maka bagian pengiriiman harus

m
merubah staatus dari deliivery menjaadi completee, dan sistem
m akan meru
ubah semua

s
status atas order terseebut ke adm
ministrator dan ke pem
mbeli.ilustraasi activity

d
diagram untu
uk report delivery ini kaami sajikan pada
p (Gambaar 12).

Gam
mbar 12. Acctivity diagrram back en
nd report delivery M-C
Commerce

4.3.3. Pereencanaan Daatabase

Desaain databasee yang digunnakan dalam


m penelitiann Penerapan
n Pervasive

C
Computing dalam M-C
Commerce dan
d Global Positioning System (G
GPS) untuk

S
Sistem Peng
giriman Ceppat dan Teepat Pada Alat
A Kadar Gula Darah ini
Test K

m
menggunaka n kami lamppirkan ERD dan tabel
an ER diagrram, dibawaah ini akan

d
database :

 
 
  37

Gambar 13. Entity Relationship Diagram

Berikut adalah keterangan dari (Gambar 13) ER diagram diatas :

o Relationship1 : menghubungkan tabel category dan tabel product secara

one_to_many. Jadi, setiap category akan dimiliki oleh beberapa product.

o Relationship2 : menghubungkan tabel product dan tabel keranjang secara

one_to_many. Jadi, setiap product dapat di input beberapa kali pada

keranjang.

o Relationship3 : menghubungkan tabel product dan tabel order_product

secara one_to_many. Jadi, setiap product dapat di input beberapa kali pada

order_product.

 
 
  38

o Relationship4 : menghubungkan tabel keranjang dan tabel order_product

secara one_to_many. Jadi, setiap keranjang dapat di input beberapa kali pada

order_product.

Skema database

Tabel 6. Struktur tabel category

Kolom Jenis Kosong Default Keterangan

id Int(11) Tidak Tidak ada AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY

category varchar(100) Tidak Tidak ada

Tabel 7. Struktur tabel product

Kolom Jenis Kosong Default Keterangan

id Int(11) Tidak Tidak ada AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY

product_name varchar(100) Tidak Tidak ada

price bigint(20) Tidak Tidak ada

image Varchar(1000) Tidak Tidak ada

id_category Int(11) Tidak Tidak ada

deskripsi text Tidak Tidak ada

Tabel 8. Struktur tabel keranjang

Kolom Jenis Kosong Default Keterangan

id_keranjang Int(11) Tidak Tidak ada AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY

id_product int(11) Tidak Tidak ada

id_session varchar(100) Tidak Tidak ada

 
 
  39

tgl_keranjang date Tidak Tidak ada

qty Int(4) Tidak Tidak ada

Tabel 9. Struktur tabel order_product

Kolom Jenis Kosong Default Keterangan

id int(11) Tidak Tidak ada AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY

id_product int(11) Tidak Tidak ada

id_pemesan varchar(100) Tidak Tidak ada

name varchar(100) Tidak Tidak ada

email varchar(100) Tidak Tidak ada

gps varchar(100) Tidak Tidak ada

address varchar(100) Tidak Tidak ada

phone text Tidak Tidak ada

status varchar(30) Tidak Order 

jumlah Int(4) Tidak Tidak ada

tanggal date Tidak Tidak ada

no_order text Tidak Tidak ada

Tabel 10. Struktur tabel user

Kolom Jenis Kosong Default Keterangan

 
 
  40

id_user varchar (50) Tidak Tidak ada PRIMARY KEY

password varchar (50) Tidak Tidak ada

email varchar (50) Tidak Tidak ada

level varchar (50) Tidak Tidak ada

4.4 Implementasi

Pada fase implementasi ini akan dilakukan beberapa tahapan diantaranya

setup system yang berisi persiapan hardware dan software, Install dependency

application, dan pemrograman.

4.4.1 Hardware dan Software

Persiapan hardware disini kami menggunakan VPS (Virtual Private

Server) yang digunakan sebagai server M-Commerce dan mendaftarkan domain

supaya dapat lebih mudah untuk diakses dari internet, domain yang kami gunakan

sebagai contoh simulasi di http://www.dicoba.in

VirtualPrivateServer (VPS) kami gunakan sebagai

hostingscriptmobilecommerce. Alasan pemakaian VPS karena memiliki

operatingsystem yang independen, sehingga lebih mudah untuk memanage

software aplikasi di dalamnya. Topologi jaringan terlampir di (gambar 14). VPS

yang dipergunakan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi hardware dan

software sebagai berikut :

- Hardware :

o CPU 4 Core 2GHz (Share)

 
 
  41

o Memory 2 GB

o Diskspace 100 GB

Gambar 14. Topologi Jaringan

Persiapan software, dalam penelitian ini kami mempersiapkan beberapa

software opensource yang dapat secara mudah di dapat di internet, diantara nya :

o Operating System Linux CentOs 5.8

o Apache 2.2

o PHP 5

o MySql 5.1

o Dan beberapa software pendukung (phpMyAdmin, CPanel)

4.4.2 Install Dependency Application

Pada tahap ini akan dilakukan installasi software pendukung dengan

menggunakan SSH sebagai koneksi ke server. Secure Shell atau SSH adalah

protokol jaringan yang memungkinkan pertukaran data melalui saluran aman

antara dua perangkat jaringan.

 
 
  42

4.4.3 Pemrograman

Pada tahap ini akan dilakukanpemrogramandengan bahasa pemrograman

PHP dan Javascript. Kemudian akan dibuat database MySqldi server sesuai

dengan ER Diagram dengan tools phpMyadmin agar aplikasi dalam penelitian

yang telah dirancang dapat terwujud. Pemrograman dilakukan secara live pada

server menggunakan edit tools yang tersedia pada software pendukung CPanel.

Kemudian proses debugging(Pratinjau ulang) dengan menginstall add-on firebug

pada browser mozilla dan mengakses aplikasi melalui browser pada domain

www.dicoba.in

4.5 Pengujian Applikasi

Pada tahap pengujian ini applikasi Pervasive Computing dalam M-

Commerce dan Global Positioning System (GPS) untuk Sistem Pengiriman Cepat

dan Tepat Pada Alat Test Kadar Gula Darah akan dilakukan pengujian internal

pada applikasi dengan menggunakan Requirement test, Performance test, dan

Penetration test.

4.5.1 Requirement Test

Reguirement-based testing adalah suatu pendekatan sistematis untuk

menguji dari sebuah design dimana harus dipertimbangkan masing-masing

requirement dan menurunkannya menjadi sebuah test (Ian Sommerville, 2011).

Penelitian ini telah kami lakukan requirement test dengan mengacu pada analisis

requirement yang telah dibahas sebelumnya.Hasil dari requirement tracebility

table kami lampirkan pada lampiran 1.

4.5.2 Performance Test

 
 
  43

Dalam penelitian ini kami akan melakukan pengujian performance

testyang diadopsi dari (Poulcheria Benou, Costas Vassilakis., 2012) dimana

sistem akan diberikan beban sejumlah user secara bertahap untuk melihat

performance aplikasi dan tingkat keakurasian hasil pengiriman data koordinat

GPS pada applikasi.

Loadimpact memiliki fitur untukmemberikan simulasi sejumlah user

online dalam waktu yang bersamaan untuk memesan melalui sistem, setiap user

akan memiliki session_id berbeda-beda,jadi sistem akan mendeteksi user baru

dalam proses pemesanan. Kemudian akan dilakukan 3 tahap (pemesanan barang,

inputGPS dan confirm order).Performance test dilakukan secara bertahap : 1

virtual user online, 100 virtual user online dan 500virtual user online secara

bersamaan dengan interval waktu setiap tahap 60 detik. Pada waktuyang sama

juga akan dilakukan 1 pemesanan melalui handphone pada lokasi yang sama

untuk melihat apakah sistem dapat berfungsi dengan baik walaupun diakses oleh

500 concurrent user.

Dari masing-masingtahap proses pemesanan akan dianalisaberdasarkan

performance loading page/detik, response timedan kami akan bandingkan nilai

koordinat GPS yang masuk ke database untuk membuktikan apakah pemesanan

melalui handphone dapat diproses pada saat diakses bersamaan dengan 500

concurrent user.

Skenario performance test dengan loadimpact ini adalahsebagai berikut :

Tabel 11. Tabel skenario performance test

 
 
  44

NO Parameter Value

1. Virtual user online 1, Max VU’s = 1, 100, 500

100, dan 500 user Duration = 1 minutes every steps

2. Proses 1 : resp = http.request_batch({

Pemesanan barang 1. GET


(‘http://dicoba.in/input.php?input=add&id=35’ )

})

3. Proses 2 : resp = http.request_batch({

Input GPS 1. GET (‘http://dicoba.in/order.php?gps=-


6.211544%2C106.845172’ )

})

4. Proses 3 : resp = http.request_batch({

Confirm order 1. POST


(‘http://dicoba.in/input.php?input=inputform’ )
Headers = {
1. [‘Content-Type’ ] = ‘application/x-
www-form-urlencoded’

}
POST data =
‘no_order=82&name=Performance_Test&email=
mamat%40namaku.web.id&gps=loadimpact&add..
’ })

Berdasarkan hasil penelitian ini kami mendapatkan report dari loadimpact

yang berisi user active, dan loading time, dibawah ini akan kami lampirkan hasil

dari performance test yang dihasilkan oleh tools loadimpact.

 
 
  45

Gambar 15. User active dibanding loading time pada saat 1 User Active

Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 1 virtual user, data load

time yang dihasilkan oleh loadimpact kurang dari 1 detik (Gambar 15).

Gambar 16. User active dibanding loading time pada saat 100 User Active

Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 100 virtual user load time

yang dihasilkan loadimpact 3,98 detik. (Gambar 16)

 
 
  46

Gambar 17. User active dibanding loading time pada saat 500 User Active

Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 500 virtual user, data load

time yang dihasilkan 7.5 detik (Gambar 17). Tabel lengkap hasil performance test

dengan loadimpact kami lampirkan pada tabel 12.

Tabel 12. Tabel hasil performance test dengan Loadimpact

Client  Client 
Active   User Load Time  Active   User Load Time  
1   656.43  ms 60 2.43   s 
1   508.98  ms  65  2.57   s 
1   493.55  ms  70  2.86   s 
1   489.43  ms 75 3.07   s 
1   490.71  ms  80  3.48   s 
1   518.56  ms  85  3.80   s 
1   493.59  ms  90  3.87   s 
1   510.03  ms 95 4.00   s 
1   498.23  ms  100  3.98   s 
1   496.51  ms  120  4.39   s 
1   504.83  ms 140 4.90   s 
1   501.63  ms  160  5.35   s 
1   487.42  ms  180  4.68   s 
1   488.13  ms  220  5.44   s 
1   482.62  ms 240 6.18   s 
1   483.55  ms  260  6.18   s 
1   479.05  ms  280  6.49   s 

 
 
  47

1   479.83  ms  300  6.46   s 


1   506.33  ms  320  7.25   s 
6   498.62  ms  340  6.65   s 
11   501.22  ms  360  6.60   s 
16   570.29  ms  380  6.64   s 
21   675.06  ms  400  8.09   s 
26   880.60  ms  420  8.40   s 
31   1.14  s 440 8.26   s 
36   1.32  s  460  6.72   s 
41   1.56  s  480  5.96   s 
46   1.73  s 500 6.90   s 
51   1.97  s  500  7.50   s 
55   2.18  s

Selain melakukan pengujian dengan tools loadimpact pada saat yang

bersamaan kami juga melakukan pengujian pemesanan melalui handpone untuk

membuktikan bahwa sistem masih dapat bekerja dengan baik walaupun diakses

sampai dengan 500 user online. Berikut kami lampirkan data yang diperoleh dari

databaseMySql server pada saat dilakukan pengujian.

Tabel 13. Tabel data mysql pengujian performance test

Jumlah User Koordinat GPS

1 -6.160370,106.848260

100 -6.160370,106.848260

500 -6.160370,106.848260

Dari data performance test yang dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Grafikloading timeberbanding lurus dengan jumlah user active atau

penambahan user mengakibatkan loadingtime aplikasi menjadi lebih lama.

 
 
  48

2. Denganpenambahanuser sampai dengan 500 useronline secara bersamaan

tidak terjadi penurunan kualitas pemesanan, hal ini dibuktikan dengan data

koordinat GPS yang terkirim ke server masih tetap sama walaupun diakses

oleh 500 user.

4.5.3 Penetration Test

Dalam banyak kasus, sejumlah masalah keamanan ditemukan tidak hanya

tergantung padasistem konfigurasi tetapi juga dari aplikasi (Shakeel Ali, 2012)

oleh sebab itu dibutuhkan pengujian dari sisi aplikasi.Tahap pengujian selanjutnya

dengan penetration test yang merupakan methodologi pengujian danmerupakan

proses mutlak untuk mengevaluasi jaringan, sistem dan aplikasi.

Dalam penelitian ini kami menggunakan toolsVega untuk melakukan

penetration test. Vegamerupakan salah satu tools open source yangdikembangkan

untuk mendeteksi kerentanan website dandirancang untuk menemukan lubang

keamanan pada sebuah aplikasi web dari serangan orang-orang yang tidak

memiliki otorisasidimana kemungkinan akan menyalahgunakan aplikasi web

untuk mendapatkan akses ilegal ke data dan sistem.

Parameter scanner yang dipakai dalam penelitian iniadalah dengan

menggunakan SQL Injection and XSS (Cross Site Scripting).Tools Vegadapat

memeriksa semua kerentanan web termasuk SQL Injection danCross Site

Scripting (XSS). SQL Injection adalah teknik serangan dengan memodifikasi

perintah SQL dengan tujuan untuk mendapatkan akses terhadap data di database.

Sementara Cross Site Scripting merupakan serangan yang memungkinkan hacker

untuk mengeksekusi script berbahaya di browser pengunjung website.

 
 
  49

Metode penetration test yang kami gunakan dalam penelitian ini dengan

melakukan scanning menggunakan tools Vega. Setelah proses scanning tools

Vega selesai, pada menu alert akan terdapat report yang berisi tentang

thread/ancaman yang mungkin terjadi, dan beberapa saran untuk menutupinya.

Kemudian kami lakukan analisa dan penutupan lubang keamanan tersebut. Proses

scanning akan dilakukan secara berulang-ulang untuk memastikan apakah sudah

tidak terdapat bug dalam aplikasi.

Hasil screenshot pengujian dengan tools Vega kami lampirkan pada

lampiran 2. Berikut adalah parameter yang telah diperbaiki selama dilakukan

proses pengujian dengan tools Vega :

Tabel 14. Tabel pengujian penetration test

Bug Deskripsi Perbaikan Bug

(XSS) Cross Vega mendeteksi 1. Mengganti method form dari GET

Site adanya kemungkinan menjadi POST pada source order.php

Scriptinghttp://d serangan hacker dengan dan gps.php

icoba.in/order.p memasukkan variable 2. Menutup form gps untuk input manual

hp?gps= gps pada input form, dari luar dengan parameter readonly=’’

dan memasukkan 3. Menutup form order mendapat input gps

variable gps dari dari browser dengan menambahkan code

browser pengguna. htmlspecialchars()

Weak password Halaman admin Mengganti username dan password dari

http://dicoba.in/ memiliki Username dan default ADMIN dengan kombinasi huruf

admin/login.php password yang dan angka yang tidak mudah ditebak,

 
 
  50

lemahVega menebak

kombinasi password

MD5 dengan brute

force attack

4.6 Technology Acceptance

Dalam sub bab ini akan kami lakukan evaluasi rancangan system yang

kami ajukan melalui interview dengan user. Interview kami lakukan

denganManager product alat test kadar gula darah. Kami juga telah

mempresentasikan system yang diajukan terlebih dahulu sehingga beliau dapat

memahami tentang rancangan yang diusulkan dalam penelitian ini, kemudian

kami lakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan pada lampiran 3.

Berdasarkan parameter yang diadopsi dari Technology Acceptance Model (TAM).

(Davis F., 1986).

• Perceived Usefulness

Menurut pendapat user bahwa rancangan system diatas dapat membantu

proses penjualan alat test gula darah yang ada saat ini. Karena proses penjualan

yang ada saat ini masih sebatas tradisional, dari distributor ke retailer, atau ke

customer. Dengan adanya rancangan system yang diajukan ini dapat bermanfaat

untuk mempermudah distributormaupunretailer yang memiliki fasilitas delivery

service dapatmempermudah distribusi product alat test kadar gula darah secara

langsung ke customer.

 
 
  51

Melihat dari fitur trackingdalam konteks ini sangat dibutuhkan pada

pasient penderita diabetes homecare yang pada situasi tertentuatau

emergencymembutuhkan peralatan medis secara cepat.

• Perceived Easy of Use

Pendapat user menyebutkan rancangan system diatas dapat dengan mudah

untuk diakses dari smartphone yang beredar saat ini, sehingga customertidak

harus memiliki peralatan khusus seperti GPS receiver untuk menggunakan

layanan ini. Rancangan system ini memiliki fitur yang mudah difahami dan design

yang simple sehingga mudah digunakan oleh calon pembeli.

• Intention to Use

Pendapat usermenyatakan adanya ketertarikan dengan rancangan system

yang diajukan ini, Terutama dengan fitur tracking yang diharapkan dapat

membantu pengiriman dalam situasi emergency, dan ingin menggunakan

rancangan system ini untuk pengembangan lebih lanjut.

 
 
BAB V

KESIMPULAN

Pada bab ini akan ditarik suatu kesimpulan berdasarkan penemuan dari

pembahasan pada bab sebelumnya. Pembahasan dalam bab ini meliputi

kesimpulan, dan limitasi penelitian.

5.1 Kesimpulan

Melalui hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

• Pemanfaatan sistem M-Commerce dalam lingkungan pervasive computing

pada pemesanan dan pengiriman alat test kadar gula darah dengan

mengunakan kemajuan teknologi di bidang mobile phone dengan GPS

untuk mengetahui lokasi pembeli / pasien diabetes secara cepat dan tepat,

dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman dan mempercepat

proses pengiriman barang.

• Dari hasil Performace test (loading page dan response time) berbanding

lurus dengan jumlah user hal ini menunjukkan bahwa penambahan

userakan mengakibatkan loading dan response time aplikasi menjadi lebih

lama. Dengan penambahan jumlah user sampai dengan 500 user online

secara bersamaan tidak terjadi penurunan kualitas pemesanan, hal ini

dibuktikan dengan data koordinat GPS yang terkirim ke server masih tetap

sama walaupun diakses oleh 500 user.

  52
  53

• Penetration test denganparameter SQL Injection and XSS (Cross Site

Scripting) dapat diketahui, bahwa sistem ini sudah tidak terdapat bug /

lubang keamanan yang membahayakandalam aplikasi.

5.2 Limitasi Penelitian

Penelitian ini menitikberatkan hanya pada pemanfaatanteknologi M-

Commerce dan GPS dalam lingkungan pervasive computing pada pemesanan dan

pengiriman alat test kadar gula darah untuk mengetahui lokasi pembeli / pasien

diabetes secara cepat dan tepat, agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam

pengiriman dan mempercepat proses pengiriman barang, sedangkan untuk analisa

dari sisi bisnis seperti return of investment dari infrastructureyang digunakan,

man power yang dibutuhkan karena keterbatasan waktu tidak dapat dibahas dalam

penelitian ini.

 
 
Daftar Acuan

Dong-Wook Jang, BokKeun Sun, Sang-Yeon Cho, Surgwon Sohn and Kwang-

Rok Han. (2007). Implementation of Ubiquitous Health Care Systemfor

Active Measure of Emergencies, IEEEDOI 10.1109/ALPIT.2007.37

Davis, F (1986). A technology acceptance model for empirically testing new end

user information systems: theory and result.

Edwin Saidi, MBCS, MSc BIS, BSc CS, Cert Mgt. (2010). Towards a Faultless

Mobile Commerce Implementation in Malawi. Journal of Internet Banking

and Commerce, April 2010, vol. 15, no.1

Fabrizio d’Amore, Mauro Gentile (2012). AUTOMATIC AND CONTEXT-

AWARECROSS-SITE SCRIPTING FILTEREVASION. Sapienza

University of Rome.

Goodarz Danaei, Mariel M Finucane (2011). National, regional, and global trends

in fasting plasmaglucose and diabetes prevalence since 1980:

systematicanalysis of health examination surveys and

epidemiologicalstudies with 370 country-years and 2·7 million

participants. Elsevier June 25, 2011

Hong Sheng, Fiona Fui-Hoon Nah, Keng Siau (2008), An Experimental Study on

Ubiquitous commerce Adoption: Impact ofPersonalization and Privacy

Concerns. Journal of the Association for Information Systems. Volume 9,

Issue 6, pp. 344-376, Special Issue 2008

Ian Sommerville (2011), SOFTWARE ENGINEERING, Ninth Edition.

Boston:Pearson Education, Inc

  54
  55

Jae-Hyoung Cho, Hun-Sung Kim, Jae-Hoon Han, Jin-Hee Lee, Jeong-Ah Oh,

Yoon-Hee Choi, Kun-Ho Yoon(2010), Ubiquitous Diabetes Management

System viaInteractive Communication Based on InformationTechnologies:

Clinical Effects and Perspectives. Korean Diabetes Journal. 2010;34:267-

273

Khattab M. Ali Alheeti (2011). A Novel Approach of Large-Scale Exchange and

Its Effect on E-Commerce Usability. Developments in E-systems

Engineering, 2011IEEE International. pp. 345-350

Krassie Petrova · Bin Wang (2011). Location-based services deployment and

demand: a roadmap model. Electron Commer Res. Springer

Science+Business Media, LLC pp. 5-29

Lukas Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto(2012). M-Commerce in Indonesia:

Problems and Prospects. International Journal of Computer Applications &

Information Technology. Vol. I, Issue II, September 2012

Poulcheria Benou · Costas Vassilakis (2012). A context management architecture

for m-commerce applications, Springer Journal of Computer ScienceJune

2012, Volume 2, Issue 2, pp 87-117

Poulcheria Benou · Costas Vassilakis (2010). The conceptual model of context for

mobile commerce applications. Electron Commer Res. Springer

Science+Business Media, LLC. pp. 139–165

Ramona Browder Lazenby, EdD, MSN, FNP-BC, CNE (2011). Handbook

ofPathophysiology Fourth Edition. Wolters Kluwer Health

 
 
  56

Robert H. Deng · Jari Veijalainen · Shiguo Lian · Dimitris Kanellopoulos (2011).

Editorial: special issue on ubiquitous electronic commerce systems.

Electron Commer Res. Springer Science+Business Media, LLC . pp. 1-4

Rodrigo Vera, Sergio F. Ochoa, Roberto G. Aldunate, (2011). EDIPS: an Easy to

Deploy Indoor Positioning System to supportloosely coupled mobile work.

Pers Ubiquit Comput. Springer-Verlag London pp. 365–376

Shakeel Ali (2012). Practical Web Application Security Audit Following Industry

Standards and Compliance. IGI Global. pp. 259-279

Thai News Service Group (OCT,12-2011). Singapore: Singapore firm working on

"indoor GPS".

Upkar Varshney (2007).Pervasive Healthcare and Wireless Health Monitoring.

Mobile Netw Appl. Springer Science + Business Media, LLC. pp. 113–

127

World Health Organization (2011). Global status report on noncommunicable

diseases2010.

Zhenjiang Miao, Baozong Yuan, Mengsun Yu (2006). A Pervasive Multimodal

Tele-Home Healthcare System. Journal of Universal Computer Science,

vol. 12, no. 1. pp. 99-114

 
 
Daftar Pustaka

Aboul-Ella Hassanien, Jemal H. Abawajy, Ajith Abraham, Hani Hagras (2009).

Pervasive Computing : Innovations in Intelligent Multimediaand

Applications. London: Springer-Verlag

Christos K. Georgiadis (2010). Developing Personalized Information Servicesfor

Mobile Commerce Location-Aware Applications. International Journal on

Advances in Internet Technology, vol 3 no 3 & 4, year 2010

Courtney McTavish, Suresh Sankaranarayanan (2010).Intelligent Agent based

Hotel Search &Booking System. IEEE International Conference on

Telecommunications and Informatics.

Frederick Gail, Rajesh Lal (2009), Beginning Smartphone Web Development:

Building Javascript, CSS, HTML and Ajax-Based Applications for iPhone,

Android, Palm Pre, Blackberry, Windows Mobile and Nokia S60. New

York: Springer-Verlag

Gheorghiu, G.: Performance vs. load vs. stress testing

(2005),http://agiletesting.blogspot.com/2005/02/performance-vs-load-vs-

stress-testing.html (accessed December 16, 2012 )

Gary P. Schneider, Ph.D., CPA (2011). Electronic Commerce, Ninth Edition.

Canada: Cengage Learning

James E. Wyse (2006). Location-Aware QueryResolution forLocation-Based

Mobile Commerce:Performance Evaluation and Optimization. Journal of

Database Management, vol. 17, issue 3

  57
  58

Jiang Yu, Andrew Tappenden, James Miller, and Michael Smith (2009). A

Scalable Testing Framework for Location-Based Services. JournalOf

Computer Science And Technology 24(2): 386-404 Mar. 2009

Jun Li, Ismail Ari, Jhilmil Jain, Alan H. Karp, Mohamed Dekhil (2009). Mobile

In-Store Personalized Services. IEEE International Conference on Web

Services.

Laerte K. Franco, Joao H. Rosa, Jorge L.V. Barbosa, Cristiano A. Costa,

Adenauer C. Yamin (2011). MUCS: A model for ubiquitous commerce

support. Elsevier Electronic Commerce Research and Applications 10

(2011) 237–246

Martin Fowler (2004). UML Distilled Third EditionA Brief Guide to the Standard

Object Modeling Language. Boston: Pearson Education, Inc

Nixon Robin (2009), A step to step creating dinamic website : Learning PHP,

MySql, and JavaScript. Sebastopol, CA 95472: O’Reilly Media, Inc.,

Stephen M. Swartz, Vijay Vaidyanathan (2010). A post-retail consumer

application of RFIDin medical supply chains. Emerald Journal of Business

& Industrial Marketing25/8 (2010) 607–611

Thomas Wilhelm (2010). Professional Penetration Testing Creating and Operating

a Formal Hacking Lab. Burlington: Elsevier

Xinyu Li, Zhongchun Mi, Zhenmei Zhang, Jiani Wu (2010). A location-aware

recommender system for Tourismmobile commerce. IEEE

 
 
  59
Requirement Traceability Table
Design Development Testing Noted
Accounted
Requirement Description Custom Delivered Accounted Development Function Performance Penetration Accounted
for
Interface Solution for Design Complete Tested Tested Tested for Testing
Development
Untuk
mengetahui isi
keranjang
belanja yang
akan dibeli, Mengetahui
Shopping Cart sehingga Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes jenis barang,
pembeli dapat qty dan harga
mereview ulang
sebelum order
tersebut
diproses.
Mengetahui
lokasi pembeli
saat ini secara
Memberikan
realtime,
informasi
GPS sehingga Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes
koordinat dan
memudahkan
peta
dalam
pengantaran
barang.
Form untuk
memesan no.order dan
barang yang koordinat GPS
Form
wajib diisi Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes akan otomatis
Pemesanan
dengan nama, mengisi form
alamat email, no pemesanan
Handphone
Memberikan
informasi status
order secara
realtime
berdasarkan no.order,
nomor order status
Status Order setelah Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes pemesanan,
melakukan dan update
proses koordinat GPS
pembelian. Dan
memberikan
update koordinat
GPS pembeli
Dapat melihat,
menambah,
View, Edit,
merubah dan
Kategori Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Hapus kategori
menghapus
barang
kategori produk
yang akan dijual
Dapat melihat,
menambah,
View, Edit,
merubah dan
Produk Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Hapus product
menghapus
barang
produk yang
akan dijual

Dapat
mengetahui
semua order
yang masuk,
mengetahui
alamat
pengiriman
berdasarkan
GPS yang
Mengetahui
dikirim pembeli
Report Admin Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes semua order
realtime,
yang masuk
nama/qty barang
mengubah
status order
menjadi prepare,
melihat status
yang diberikan
oleh delivery,
status deliver
dan complete

Dapat
mengetahui
order mana saja
yang telah di
prepare oleh
admin dan siap
untuk dikirim ke
alamat Mengetahui
pengiriman semua order
Report
berdasarkan Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes yang sudah
Delivery
GPS realtime siap untuk
yang dikirim oleh dikirim
pembeli. Dapat
mengubah
status prepare
menjadi delivery
atau delivery
menjadi
complete.

Lampiran 1. Requirement Tracebility Table

 
 
  60

Lampiran 2. Hasil Penetration Test dengan tools Vega

 
 
Lampiran 3. User Evaluation

1. Perceived Usefulness

a. Apakah system ini akan membantu dalam penjualan?

b. Secara umum apakah system ini berguna jika diterapkan pada

distributor atau retailer alat test kadar gula darah?

c. Apakah fitur tracking dibutuhkan dalam system m-commerce?

2. Perceived Easy of Use

a. Apakah dengan adanya m-commerce akan memudahkan customer

dalam melakukan pembelian?

b. Apakah system ini mudah dimengerti dan dipelajari?

c. Apakah semua fitur dalam system ini mudah dipahami fungsinya?

3. Intention to Use

a. Apakahperusahaan akan berminat menggunakan system ini?

b. Mengapa perusahaan ingin menggunakan system ini?

c. Apakah system ini menjadi ide yang baik untuk dikembangkan?

  61
  62

Riwayat Hidup 
 

Nama        : Rochmat Budi Sulistyo 

Tempat / tgl lahir    : Sragen / August24, 1984 

Alamat        : Jl. Bunga rampai II/50, Duren Sawit Jakarta Timur 

Tel.        : +62 8888 333 107 

E‐Mail         : mamat@medihop.com 

Riwayat Pendidikan 

2002 – 2006      : Teknik Elektro 

          Universitas Negeri Semarang  

1999 – 2002      : SMUNegeri 1 Sragen 

1996 – 1999      : SLTP Negeri 1 Sragen 

1990 – 1996      : SD Negeri 7 Sragen 

Riwayat Pekerjaan 

PT. MEDIHOP, Jakarta 

1. Assistant Manager  
Working period (October 2009 – at present) 

2. IT Staff  
Working Period (Agustus 2006 – October 2009) 

Anda mungkin juga menyukai