Anda di halaman 1dari 11

UJIAN ONLINE VIA SCHOOLOGY SAAT PANDEMI COVID-19

DI SMP DARUL IHSAN MUHAMMADIYAH SRAGEN


Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Pendidikan dan Komputer

Dosen Pengampu:
Prof. Budi Murtiyasa, M.kom

Disusun oleh:
Hanan Fuady (Q100190046)

PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
IMPLEMENTASI TIK VIA SCHOOLOGY SAAT PANDEMI
COVID-19 DI SMP DARUL IHSAN MUHAMMADIYAH
SRAGEN
Hanan Fuady1, Budi Murtiyasa2
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Magister Administrasi Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Kartasura, Surakarta, Kode Pos 57169
hananfuady@gmail.com, bdmurtiyasa@yahoo.com

ABSTRAK
Pengimplementasian TIK ke dalam kurikulum saat pandemi covid-19 sangat diperlukan
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, pandemi covid-19 telah membuat dunia
pendidikan yang lekat dengan pembelajaran tatap muka, berfikir jauh kedepan bagaimana
menciptakan kurikulum yang effektif melalui pembelajaran daring. Stigma masyarakat
bahwa dunia pendidikan anti dengan teknologi akan berubah, kedepan akan tercipta
sekolah-sekolah online yang tidak mempunyai bangunan fisik. pengimplemtasian TIK
dalam kurikulum telah dilakukan, salah satunya di SMP Darul Ihsan Muhammadiyah
Sragen yang telah menerapkan pembelajaran, ujian, dan kegiatan-kegiatan kependidikan
secara virtual saat pandemi covid-19. Kebijakan sekolah memutuskan bahwa
pembelajaran di tahun ajaran baru dari bulan juli hingga september akan menerapkan
pembelajaran secara daring, hal tersebut bukan tanpa alasan, menginggat siswa-siswi
berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tujuannya agar pendidikan tetap berlangsung
dan rantai pandemi covid-19 dapat segera terputus. Sehingga dunia pendidikan dapat
kembali normal seperti semula.
Kata kunci: Implementasi; Schoology; TIK; Covid-19, Pandemi

ABSTRACT
The implementation of ICT into the curriculum when pandemic Covid-19 is
indispensable to support teaching learning activities, pandemic Covid-19 has made the
educational world with face-to-face learning, think far forward how to create an effective
curriculum through online learning. Public think that the world of education with anti-
technology will change, the fore will create online schools that have no physical building.
ICT implemation in the curriculum has been conducted, one of them in SMP Darul Ihsan
Muhammadiyah Sragen which has been implementing learning, exams, and educational
activities virtually during the pandemic Covid-19. The school's policy decides that
learning in the new school year from July to September will apply learning online, not
without reason, to remember students from various regions in Indonesia, the goal is to
keep the education in progress and the Covid-19 pandemic chain can be interrupted
immediately. So the educational world can return to normal as before.
Keywords: Development; Curriculum, ICT, Covid-19, Innovation.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menghasilkan sumber daya manusia dan masyarakat yang melek dengan
kemajuan teknologi, diperlukan strategi yang tepat melalui berbagai cara. Diantaranya
adalah mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai satu kajian
(content) dalam pendidikan di Indonesia yang terintegrasi dalam kurikulum nasional.
Dengan demikian, pemanfaatan TIK diperkenalkan kepada siswa mulai dari pendidikan
dasar agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk
bisa menerapkan dan menggunakannya dalam kegiatan belajar, bekerja serta berbagai
aspek kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan tuntutan bahwa manusia secara
berkelanjutan membutuhkan pemahaman dan pengalaman agar bisa memanfaatkan TIK
secara optimal dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman dan menyadari
implikasinya bagi pribadi maupun masyarakat. Siswa yang telah mengikuti dan
memahami serta mempraktekkan TIK akan memiliki kapasitas dan kepercayaan diri
untuk memahami berbagai jenis TIK dan menggunakannya secara efektif. Selain itu
siswa memahami dampak negatif, dan keterbatasan TIK, serta mampu memanfaatkan
TIK untuk mendukung proses pembelajaran dan dalam kehidupan.
Pandemi covid 19 telah menyumbangkan angka kematian tertinggi di berbagai
negara di belahan dunia. Hari demi hari korban berjatuhan meninggal dunia, tidak hanya
masyarakat sipil bahkan tenaga medis pun juga menjadi korban. hal ini patut menjadi
perhatian yang serius oleh dunia untuk membuat kebijakan di berbagai negara termasuk
negara Indonesia, dengan tujuan agar penyebaran virus covid 19 semakin cepat tertangani
dan tidak menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia.
Fenomena pandemi covid 19 menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan
untuk memutus penyebaran covid-19 di berbagai negara. upaya yang telah diterapkan
pemerintah Indonesia salah satunya adalah dengan memberlakukan himbauan kepada
masyarakat untuk menerapkan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak
antar masyarakat. Menjauhi segala bentuk aktivitas fisik dalam segala bentuk termasuk
kerumunan, perkumpulan, menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang
titik upaya tersebut ditunjukkan kepada masyarakat agar rantai penyebaran covid-19
dapat segera terputus.
Kebijakan pemerintah Indonesia yaitu menerapkan work from home (wfh).
Kebijakan ini merupakan upaya dari pemerintah Indonesia kepada masyarakat untuk
menerapkan bekerja dari rumah. Pendidikan di Indonesia pun juga salah satu bidang yang
terdampak covid 19 dengan adanya pembatasan interaksi dan juga himbauan untuk work
from home maka Kementerian Pendidikan Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu
dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem
pembelajaran secara daring terkadang muncul berbagai permasalahan yang dihadapi guru
maupun siswa seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan kemudian guru
mengganti dengan tugas. Hal tersebut juga menjadi keluhan bagi siswa karena seringkali
tugas yang diberikan oleh guru terlampau banyak dari pembelajaran yang dilakukan
secara tatap muka.
Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa tahun ajaran 2019-2020 akan
segera berakhir, di lain sisi materi yang disampaikan oleh guru belum selesai. Selain itu
evaluasi pembelajaran juga belum dilakukan, sehingga hal ini perlu dipikirkan secara
serius agar pembelajaran dan evaluasi dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan kebijakan pemerintah yang telah diuraikan di atas yaitu itu kebijakan
work from home (wfh), dan Kebijakan Physical distencing yaitu menjaga jarak antar
masyarakat menjauhi kerumunan, perkumpulan dan acara yang melibatkan orang banyak.
Maka pilihan yang paling masuk akal untuk diterapkan adalah dengan memberlakukan
pembelajaran dalam jaringan (daring).
Pembelajaran dan evaluasi yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) bisa
menjadi solusi di tengah pandemi covid. Siswa dan guru dapat melakukan pembelajaran
tanpa harus bertemu atau bertatap muka secara langsung, hal ini juga dapat meningkatkan
kompetensi bagi siswa maupun guru untuk mengimplementasikan TIK dalam dunia
pendidikan. Siswa dan guru dapat memanfaatkan gawai mereka yang biasa digunakan
untuk bermain game dan komunikasi untuk mengakses pembelajaran secara daring.
Banyak aplikasi pembelajaran yang menawarkan pembelajaran secara online.
Diantara fitur yang ditawarkan oleh aplikasi tersebut adalah pembelajaran secara virtual
melalui tatap muka, pembelajaran online dan video conference salah satu sekolah yang
telah menerapkan pembelajaran dan evaluasi melalui daring adalah SMP Darul Ihsan
Muhammadiyah Sragen. Sejak awal pandemi covid 19 hingga sampai saat ini SMP
tersebut telah melakukan pembelajaran dan evaluasi melalui daring disini peneliti akan
memfokuskan untuk mendeskripsikan bagaimana pembelajaran dan evaluasi dilakukan
secara online.
Salah satu dari sekian banyak platform yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran dan evaluasi dalam jaringan (daring) adalah schoology. Schoology adalah
salah satu dari laman web yang menawarkan pembelajaran online yang berkonsep seperti
sekolah pada umumnya, dimana siswa dapat dipisahkan berdasarkan kelas, dan dimasing
masing kelas terdapat jadwal dan materi, layak seperti sekolah pada umumnya juga tidak
hanya dapat melakukan pembelajaran saja, schoology juga mempunyai filtur untuk
melakukan evaluasi pembelajaran. Bias dikatakan bahwa hanya dengan menggunakan
platform schoology saja sudah cukup untuk membuat sistem pendidikan secara online.
B. Kajian Teoritis
Penelitian cepi riyana (). Menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan sumber daya
manusia dan masyarakat yang melek dengan kemajuan teknologi, diperlukan strategi
yang tepat melalui berbagai cara. Diantaranya adalah mengintegrasikan teknologi
informasi dan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Pada penelitian yang dilakukan Irkham (2020) menunjukan bahwa memanfaatkan
dan menggunakan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat
membuat proses pembelajaran di sekolah dasar berkualitas. Guru perlu memanfaatkan
TIK dalam mempersiapkan proses pembelajaran mulai dari memilih bahan ajar dan
metode pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswanya. Ketika proses
pembelajaran berlangsung, guru dapat memanfaatkan TIK menjadi media pembelajaran
dalam bentuk aplikasi atau penayangan matei secara audio, visual, dan audio-visual.
Herry (2013) dalam penelitiannya tentang integrase teknologi informasi
komunikai dalam pendidikan menyimpulkan bahwa proses internalisasi nilai dalam
pembelajaran TIK dapat ditranformasikan dengan melakukan pembudayaan di
lingkungan sekolah dengan mengintegrasikan pendidikan nilai dalam bahan ajar sehingga
pembiasaan, penugasan, dan keteladanan menjadi bagian yang integral, holistik, yang
secara terus menerus menjadi bagian yang dipelajari, dipahami, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Nurul dan Lukman (2019) dalam penelitiannya tentang effektifitas pembelajaran
berbasis daring. Menyimpulkan bahwa pembelajaran daring berbantuan web blog
tersebut memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan membaca
bahasa Inggris mahasiswa.
Penelitian pembelajaran daring menggunakan schoology juga pernah dilakukan
oleh tugiyo (2014). Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan media schoology
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI SMA Kota Jambi.
C. Tujuan
Kegiatan Penilaian akhir tahun pada tahun ajaran 2019-2020 tidak bisa
diselenggarakan di sekolah secara tertulis, sebab terkendala pandemic covid 19. Sekolah-
sekolah masih diliburkan dan juga untuk mematuhi aturan physical distancing (menjaga
jarak, dilarang berkumpul yang menghimpun banyak orang), termasuk didalamnya
adalah dunia pendidikan. Merespon hal tersebut SMP Darul Ihsan Muhammadiyah
Sragen telah memutuskan bahwa evaluasi pembelajaran penilaian akhir tahun, akan
dilaksanakan secara online menggunakam laman web schoology. Penerapan TIK dalam
pelaksanaan penilaian akhir tahun secara online baru dilaksanakan untuk pertama kali.
Sehingga hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian yang
bertujuan untuk melihat sejauh mana keefektifan implementasi evaluasi pembelajaran
menggunakan laman web schoology.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode
Penelitian ini menggunakan desain kajian literatur yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dan mengintegrasikan ilmu sains dan islam. Langkah – langkah
yang dilakukan diantaranya pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
membandingkan literatur untuk kemudian diolah dan menghasilkan kesimpulan. Data
yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari textbook, jurnal, artikel
ilmiah, literature review yang berisikan tentang konsep yang diteliti. Memulai dengan
materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan,
relevan, dan cukup relevan. Membaca abstrak dari setiap penelitian terlebih dahulu untuk
memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak
dipecahkan dalam penelitian. Mencatat bagian– bagian penting dan relevan dengan
permasalahan penelitian.
B. Perancangan
Strategi pengajaran yang dilakukan oleh guru yaitu: Kegiatan pendahuluan,
dengan mengucapkan salam dan do’a, kemudian menanyakan sedikit mengenai materi
sebelumnya atau tugas sebelumnya. Untuk pelajaran diawali juga. dengan apersepsi yang
dapat menarik siswa terutama disinggung sedikit mengenai materi keagamaan yang
berkaitan dengan materi. Pretest jarang sekali dilakukan di kegiatan pendahuluan.
Kegiatan inti, menjelaskan materi ajar ataupun pembahasan soal-soal. Integrasi materi
keagamaan, lebih banyak disampaikan pada saat kegiatan inti. Kegiatan penutup,
dilakukan dengan melakukan post-test, penyampaian tugas bila ada, dan penarikan
kesimpulan materi yang sudah disampaikan yang biasanya dimasukkan nilai-nilai
keislaman. Kemudian ditutup dengan do’a dan salam.
Strategi tersebut, sesuai dengan yang dikembangkan oleh Deni Kurniawan (2013:
35). “Pada tahap pendahuluan di dalamnya terdiri dari tiga kegiatan”: pertama,
menjelaskan secara singkat tentang isi pembelajaran; kedua, menjelaskan relevansi isi
pembelajaran baru dengan materi yang lalu, pengalaman siswa dan kegunaan potensial
secara teoritik dan praktik; ketiga, menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Pada tahap penyajian atau kegiatan inti, terdiri dari langkah kegiatan yaitu:
pertama, menguraikan/menyampaikan materi pelajaran (eksplorasi); kedua, memberikan
contoh untuk memperjelas uraian (elaborasi); ketiga, mengadakan latihan untuk
memperkuat penerimaan siswa (konfirmasi). Tahap penutupan terdiri dari dua tahap
kegiatan, yaitu: membuat rangkuman materi, mengadakan tes dan umpan balik, dan
memberikan tindak lanjut.
Langkah-langkah proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggambarkan
adanya integrasi materi keagamaan dalam proses pembelajaran. Integrasi yang dilakukan
bersifat insidental dan natural. Sifat penginterasian pada maple tertentu lebih kepada
nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan penyampaian Qur’an dan
hadits serta nilai-nilai keislaman. Namun, langkah-langkah proses pembelajaran yang
dilakukan belum sistematis dan terarah pada tujuan pengintegrasian materi keagamaan
secara menyeluruh.
C. Implementasi
Berdasarkan metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
hasil bahwa: (1) perencanaan yang disiapkan oleh guru dalam proses pembelajaran yang
mengintegrasikan materi keagamaan yakni penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), penyusunan materi ajar (bahan ajar), dan penyiapan media
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nana Sudjana (2013: 30) bahwa pada
hakikatnya, persoalan-persoalan yang harus dijawab dalam perencanaan proses
pembelajaran adalah tujuan proses pengajaran, materi atau bahan pelajaran, metode dan
alat yang digunakan dalam proses pengajaran, serta penilaian dalam proses pengajaran.
RPP adalah bagian utama yang harus dipersiapkan dalam perencanaan proses
pembelajaran terintegrasi antara mata pelajaran sains dengan materi keagamaan. Dalam
pelaksanaan di lapangan, RPP yang disusun oleh guru belum secara eksplisit
menunjukkan adanya integrasi materi keagamaan dalam proses pembelajaran. RPP yang
disusun baru merupakan RPP berkarakter dan belum terintegrasi dengan materi
keagamaan.
Adapun langkah-langkah yang digunakan utuk mengintegrasikan pendidikan
sains dan teknolgi dengan keislaman adalah sebagai berikut:
1. Memilih tema atau topik yang akan dipelajari. Tema harus cukup luas agar
peserta didik dapat melakukan investigasi berbagai konsep yang berkaitan.
2. Menentukan konsep-konsep yang akan dikembangkan kemudian dibuat
daftarnya. Konsep-konsep ini sekaligus juga merupakan titik tolak dalam
menentukan kegiatan pembelajaran. Konsep-konsep yang ditentukan harus
secara langsung berkaitan dengan tema.
3. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka menginvestigasi
konsepkonsep yang telah didaftar. Pastikan bahwa setiap konsep yang dikaji
memerlukan satu atau lebih kegiatan yang berkaitan dengan tema.
4. Tentukan bidang studi atau mata pelajaran apa saja yang terkait dengan suatu
konsep tertentu. Dengan cara seperti ini berarti telah terjadi keterpaduan
berbagai bidang studi atau bidang ilmu dalam menyoroti suatu konsep.
5. Me-review kegiatan-kegiatan dan bidang studi-bidang studi yang terkait
dengan pembelajaran terpadu. Review dimaksud untuk menilai keefektifan
penggunaan bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dipilih.
6. Menata materi untuk memudahkan dalam pendistribusian atau
pemanfaatannya dalam kegiatan yang akan dilaksanakan baik secara
individual maupun kelompok.
7. Menentukan urutan kegiatan dalam pelaksanaan di kelas, sebaiknya dimulai
dari urutan yang paling mudah atau paling sederhana atau sudah terbiasa
dilakukan oleh peserta didik.
8. Menyelenggarakan diskusi tindak lanjut. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mendeskripsikan apa yang
telah mereka lakukan dan membuat kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Model pembelajaran integratif, dapat digambarkan dengan bagan jaring laba-laba
model pembelajaran integratif Islam dengan sains. Pada bagan digambarkan jaring laba-
laba pembelajaran integratif islam dengan sains.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa perlu
penyederhanaan mata pelajaran agar tujuan untuk tercapainya pesantren yang berbasis
keilaman sains dan teknologi dapat tercapai selanjutnya yang dipersiapkan oleh guru
mata pelajaran dalam perencanaan proses pembelajaran yang mengintegrasikan materi
keagamaan dan teknologi dalam penyusunan RPP, bahan/materi ajar, dan media
pembelajaran. RPP yang disusun belum merupakan RPP yang terintegrasi dengan materi
keagamaan, sains dan teknologi. Untuk mempersiapkan RPP terintegrasi, perlu
ditentukan tema pada mata seluruh mata pelajaran yang akan diintegrasikan dengan
materi keagamaan, kemudian menentukan indikator dan tujuan yang akan dicapai. Modul
pembelajaran yang digunakan juga harus mengintegrasikan materi keagamaan sains dan
teknologi. Pembelajaran dalam prosesnya sudah terintegrasi antara materi sains dengan
materi keagamaan. Pengintegrasiann umumnya dilakukan secara insidental, serta sifat
mata pelajaran pokok tetap dipertahankan. Sehingga dapat diklasifikasikan
pengintegrasian materi keagamaan terhadap mata pelajaran sains termasuk kedalam
correlated model (model keterhubungan). Penilaian keberhasilan belajar siswa dalam
pembelajaran terintegrasi antara mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin Ahmad. Konstruksi Kurikulum Sains Islam Keindonesiaan (Integrasi Islam, Sains
Kealaman, Sains Humaniora dan Keindonesiaan). EDUKASI: Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama dan Keagamaan, 16(1), 2018, 80-96
Zain Zarima. Integrasi Keilmuan Sains Dan Islam Dalam Proses Pembelajaran. Seminar
Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri di Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 18-19 Mei 2017: 2579-5406.
Republika.co.id. (2014, 25 juli ). saatnya pesantren melek teknologi. Diakses pada 10 mei 2020.
Dari https://www.republika.co.id/berita/koran/pendidikan-koran/14/07/25/n99a4523-
saatnya-pesantren-melek-teknologi

Anda mungkin juga menyukai