BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh bata-batas
wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan
interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainya (Word Health
Organization, 1974).
Pembangunan kesehatan kabupaten Kampar secara umum bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator meningkatnya kualitas
sumber daya manusia, meningkatnya kualitas hidup masyarakat, memperpanjang umur
harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan meningkatnya kesadaran
masyarakat untuk hidup sehat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan ada upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Profil Dinkes Kampar, 2013).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Logan dan Darkwin, 2005).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan baik dirumah sakit, puskesmas, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan
keperawatan yang dilaksanakan di masyarakat atau komunitas merupakan bidang khusus
dalam ilmu keperawatan. Perawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran aktif masyarakat. Peran serta masyarakat itu diartikan sebagai suatu
proses dimana individu, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab atas kesehatan
sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan kesehatan masyarakat dimana perawatan masyarakat itu sendiri adalah bidang
khusus ilmu keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat yang
didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyajikan hasil kegiatan program profesi keperawatan komunitas oleh
mahasiswa program ners ilmu keperawatan STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru
kepada masyarakat RW 07 Desa Tanah Merah di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten
Kampar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan dari RW 07
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode atau strategi yang sesuai
c. Menganalisa data yang diperlukan memlalui RT, RW,Desa,Puskesmas kader dan
masyarakat RW 07
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dan masalah keperawatan berdasarkan
kriteria
f. Melaksanakan rencana keperawatan
g. Melakukan evaluasi keperawatan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa dapat dijadikan ilmu tambahan dan pengalaman serta
menambah wawasan bagi mahasiswa tentang praktek komunitas dan keluarga
STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
2. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan pedoman
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan di RW 07
Desa Tanah Merah Kecamatan Siak Hulu serta dapat menumbuhkan kesadaran
masyarakat tentang arti pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi bahan
perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program
atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah di tetapkan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
a. Prinsip Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1) Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).
2) Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3) Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai
tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4) Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5) Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
(Mubarak, 2005).
b. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian langsung
terhadap kesehatan seluruh masyarakat danmempertimbangkan masalah atau isu
8
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide
baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,
2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan
kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
10
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
d. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
18
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok
yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,
AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka
derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-
batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
7. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
a. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang
19
pengkajian yang dapat digunakan adalah “Betty Neuman”. Pada model ini terdapat 8
komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri
(community core).
a. Community Core (data inti)
1) Histori dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas.
2) Data demografi: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, ras, tipe keluarga,
status perkawinan.
3) Vital statistik: angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan.
4) Agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Lingkungan fisik: perumahan yang dihuni oleh penduduk, bagaimana
penerangannya, sirkulasi dan kepadatan penduduk.
2) Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah,
bahasa), fasilitas pendidikan (SD, SMP, dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas.
3) Keamanan dan transportasi: Bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa
yang tersedia di komunitas.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup
menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan, jenjang pemerintahan, kebijakan depkes.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan atau
merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan
penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang diberikan kepada
komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas
UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada anjuran dapat
dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
23
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk membantu mengurangi stressor.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.Pengkajian atau tahap pengkosepan adalah mengidentifikasi masalah
masalah yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi
dan penyebaran questioner. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, rumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005)
Pengkajian tersebut mencakup :
1) Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai satu sama lainnya, dan
mempunyai peran masing-masing. Individu mempunyai pola pertahanan dan
koping dalam menghadapi satu masalah.
2) Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga,
sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan Dpemeriksaan fisik.
3) Komunitas
Core = Inti = Komunitas
Tabel 2.1
Data Pengkajian Keperawatan Komunitas
9) Komunikasi
a) Komunikasi formal
Surat kabar, radio, dan televisi, telepon, internet dan hotline.
b) Komunikasi non formal
Papan pengumuman, poster, brosur, pengeras suara dari masjid, dan
lain-lain
10) Pendidikan
Sekolah yang ada dikomunitas, tipe pendididkan, perpustakaan,
pendidikan khusus, pelayanan kesehatan disekolah, program makan siang
disekolah, akses pendidikan yang lebih tinggi
11) Rekreasi
Taman,area bermain, perpustakaan,rekresi umum, dan privat, fasilitas
khusus.
12) Persepsi
a) Persepsi masyarakat
Bagaimana perasaan masyarakat tentang kehiodupan bermasyarakat
yang dirasakan dilingkungan tempat tinggal mereka,apa yang menjadi
kekuatan mereka, permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam
kelompok yang berbeda (misalnya: lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu
rumah tangga).
b) Persepsi perawat
Pertanyan umum tentang kondisi kesehatan dari masyarakat apa yang
menjadi kekuatan, apakah masalahnya atau potensial masalah yang dapat
identifikasi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis,
sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,
2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa
26
3 : Cukup
4 : Tinggi
5 : Sangat tinggi
8. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan
dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan
diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat
seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan
kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan
(Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih kader
29
e. Tindakan Keperawatan
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komunitas organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
31
BAB III
HASIL PENDATAAN
A. Pengkajian
1. Wawancara
Menurut hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa/i profesi ners
STIKes TENGKU MAHARATU kepada ketua RW 07 masyarakat RW 07 ini terdiri
lebih kurang 305 KK yang terdata, belum termasuk warga yang datang maupun pergi
tanpa melapor, menurut wawancara ketua RW 07 kegiatan masyarakat yang sering
dilakukan di RW 07 adalah gotong royong,dan wirid ibuk ibuk.
2. Observasi
33
Diagram 3.1
1000
900
800 575
520
700
600
500
400
300
200
100
0
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
b. Agama
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kuesioner, terdapat kategori agama,
adalah sebagai berikut:
35
Diagram 3.2
Distribusi Agama
304
400
300
200 6
100
0
Agama
Diagram 3.3
Chart Title
146
160
140
120
100
80 46 43
60
19
40
20
0
Pendidikan
Diagram 3.4
90%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30% 10%
20%
10%
0%
Pembungan Air Limbah/Got
Diagram 3.5
38
Diagram 3.6
40
70%
70%
60%
50%
40%
30% 18%
20% 10%
2%
10%
0%
Jaminan Kesehatan
Diagram 3.7
41
75%
80%
70%
60%
50%
40% 25%
30%
20%
10%
0%
Perokok
Dari diagram di atas diketahui bahwa jumlah perokok aktif yang ada di
wilayah RW 07 berdasarkan jumlah responden 75% dan yang tidak perokok
sebesar 25%.
5. Penyakit
a) Penyakit Kronis
Berdasarkan hasil pengolahan pada kuesioner, didapatkan penyakit kronis yang
ada pada masyarakat RW 07, adalah sebagai berikut:
Diagram 3.8
42
50% 40%
45%
40% 30% 30%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Penyakit Kronis
Distribusi Pengguna KB di RW 07
55%
60% 45%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pengguna Pil KB
50% 50%
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Pasangan Usia Subur
Desember Januari
Diagram 3.11
90%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30% 10%
20%
10%
0%
Jarak Sumber Air
Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa jarak sumber air bersih dengan
septic tank paling banyak <10 meter sebanyak 90% sedangkan >10 meter sebanyak
10%.
9. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah adalah tempat untuk menimbun sampah dan
merupakan tempat yang digunakan oleh produsen. Berdasarkan hasil observasi
dilapangan menemukan bahwa sampah dari rumah tangga diangkut oleh petugas
kebersihan setiap 3 hari sekali, namun disebagian tempat disekitar RW 07 masih
terdapat sampah yang bertumpik dan dibiarkan berserakan di tepi jalan, hal ini
menurut warga disebabkan karena di wilayah mereka tidak ada tempat
penampungan atau pembuangan sampah akhir (TPA)
45
Gambar 3.1
Sampah berserakan di tepi jalan RW 07
C. Prioritas Masalah
Dalam suatu komunitas, terkadang ditemukan beberapa masalah keperawatan yang
di angkat. Untuk menentukan masalah mana yang terlebih dahulu diatasi, perlu dilakukan
penentuan prioritas masalah dengan memperhatikan kriteria penafsiran. Kriteria penafsiran
menurut Mueke (1988) terdiri dari:
a. Resiko terjadi
b. Resiko parah
c. Potensi untuk pendidikan kesehatan
d. Minat masyarakat
e. Kemungkinan diatasi
f. Sesuai dengan Program Pemerintah
g. Tempat
h. Waktu
i. Dana
j. Fasilitas kesehatan
k. Sumber daya
Jumlah skor untuk masing-masing kriteria antara rentang 1-5 dengan skala 0 paling
rendah dan 5 paling tinggi.
Tabel 3.2
Skoring Diagnosa Komunitas
Keterangan : Keterangan :
48