Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerapkali ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada
di awang-awang (= tidak mendarat) saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan
berada dalam kehidupan kita sehari. Benar, filsafat bersifat tidak konkrit, karena
menggunakan metode berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup
kita.
Dewasa ini, bidang-bidang filsafat diketahui meliputi kebanyakan disiplin
yang disebut di atas tadi, meski ada kekecualian, seperti fisika dan psikologi telah
mendapat privilesenya sendiri. Filsafat sering dianggap sebagai ilmu politik.
Teologi telah digantikan oleh filsafat agama.
Di samping itu, tanggung jawab filsafat terhadap bidang-bidang lain
semakin diakui melalui perkembangan filsafat, studi dan kursus interdisipliner.
Yang paling penuh perkembangannya adalah filsafat ilmu pengetahuan. Disiplin
ini mengandung anataf filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial:
filsafat sejarah, filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat pendidikan.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa atomisme logis mengandung suatu
metafisika, alasannya adalah teori ini mau menjelaskan struktur hakiki dari bahasa
dan dunia, atau dengan kata lain teori ini menjelaskan bagaimana akhirnya halnya
dengan realitas seluruhnya.
Dunia dapat diasalkan kepada fakta-fakta atomis, jelas sekali merupkana
suatu pendapat metafisis. Metafisika yang terdapat dalam teori Russell merupakan
suatu pluralisme radikal, sama sekali bertentangan dengan monisme yang
menandai idealisme, khususnya idealisme Bradley.

B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk dapat memahami tentang: pengertian filsafat, kedudukan
filsafat, manfaat filsafat serta hubungan filsafat dengan logika dan penerapannya
dalam ilmu pengetahuan serta pengembangan pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Filsafat , ​philosophy,​ dalam bahasa Inggeris, atau ​philosophya dalam
Yunani mempunyai arti cinta akan kebijaksanaan. ​Philos (​ cinta) atau ​philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan ​sophos (kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi. Dari pengertian tersebut filsafat
sebenarnya amat dekat dengan realitas kehidupan kita. Untuk mengerti apa filsafat
itu, orang perlu menggunakan akal budinya untuk merenungkan relaitas hidupnya,
“apa itu hidup? Mengapa saya hidup? Akan kemana saya hidup? Tentunya
pertanyaan tersebut sejatinya muncul alamiah bila akal budi kita dibiarkan
bekerja. Persoalannya, apakah orang atau peminat filsafat sudah membiarkan akal
budinya bekerja dengan baik memandang relaitas? Aristoteles menyebut manusia
sebagai “binatang berpikir”.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.

a. Berbagai pengertian Filsafat


● A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu
tentag bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan
tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang. ​Thinking about
thinking.
● Beberapa filsuf mengajukan beberapa definifi pokok seperti:
● Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta
lengkap tentang seluruh realitas
● Upaya untuk melukiskan hakekat realitas akhir dan dasar serta nyata,
● Upaya untuk menentukan batas-batas jangkauan pengetahuan: sumbernya,
hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.
● Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan
● Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yang ada
katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.
● Penulis sendiri mendefinisikan ilmu filsafat sebagai disiplin ilmu yang
mencari dan menggeluti segara yang ada sehingga sampai pada suatu
kebijaksanaan universal dengan mengunakan akal budi guna
merumuskanya secara sistematis, metodis dan dapat
dipertanggungjawabkan secara akal budi pula.

b. Ciri-ciri berfikir filosfi:


1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.

c. Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :


1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh
Metafisika
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh
Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

d. Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah
ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah
alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual.
Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan
materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang
sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif
dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi
murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap
mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan
minusia.
e. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

B. Metode Filsafat
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek forma filsafat adalah ratio
yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi tugas filsafat
mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan
kebijaksanaan universal.

C. Pembagian Bidang Ilmu Filsafat


● A. Sonny Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1)
metafisika atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau
filsafat ilmu pengetahuan; (3) etika atau filsafat moral yang berbicara
mengenai baik-buruknya perilaku manusia; (4) logika berbicara mengenai
cara berpikir lurus dan tepat; (5) estetika atau filsafat keindahan berbicara
tentang seni.
● Aristoteles memasukkan ke dalam bidang filsafat: logika, etika, estetika,
psikologi, filsafat politik, fisika, dan metafisika. Pembagiannya terhadap
bidang-bidang ilmu, mempunyai tiga bagian: ilmu-ilmu teoritis, ilmu-ilmu
praktis, dan ilmu-ilmu produktif.
● Christian Wolff membagi filsafat menjadi: logika, filsafat pertama,
ontologi, teologi, kosmologi, psikologi rasional, etika, dan teori
pengetahuan. Disiplin-disiplin ini dibagi menjadi tiga bagian: teoritir,
praktis dan kriteriologis.
D. Beberapa Cabang Filsafat
● Filsafat Alam
Obyeknya: alam kehidupan dan alam bukan kehidupan. Tujuannya:
menjelaskan fenomena alam dari aspek eksistensi fenomena
tersebut dan menelusuri syarat-syarat kemungkinan.
● Filsafat Analitis
Ilmu memusatkan perhatian pada bahasa dan upaya untuk
menganalisis pernyataan (konsep, atau ungkapan kebahasaan aatau
bentuk-bentuk logis. Tujuannya ialah untuk menemukan
pernyataan-pernyataan yang berbentuk logis dan ringkas dan yang
terbaik, yang cocok dengan fakta atau arti yang disajikan.
● Filsafat Bahasa Sehari-hari
Paham ini berpandangan bahwa dengan menganalisis bahasa biasa
(makna, implikasi, bentuk dan fungsinya) kita dapat
memperlihatkan kebenaran mengenai kenyataan. Dengan analisis
bahasa biasa kita dapat memahami masalah pokok filsafat dan
sekaligus dapat memecahkannya.
● Filsafat Gestalt
Salah satu pandangan filsafat ini berpandangan bahwa realitas
merupakan dunia tempat organisme fisik memberikan tanggapan
dalam proses mengatur struktur-struktur atau keseluruhan yang
diamati.
● Filsafat Kebudayaan
Filsafat ini memberikan gambaran keseluruhan mengenai gejala
kebudayaan (bentuk, nilai dan kreasinya). Tugasnya untuk
menyelidiki hakekat kebudayaan, memahaminya berdasarkan
sebab-sebab dan kondisi-kondisinya yabg esensial. Filsafat ini juga
bertugas untuk menjabarkan pada tujuan-tujuannya yang paling
mendasar dan karena itu juga menemukan arah dan luas
perkembangan budaya.

● Filsafat Kehidupan
Filsafat kehidupan dalam bahasa sehari-hari berarti (1) cara tau
pandangan hidup. Dan ini bertujuan mengatur segalanya secara
praktis. (2) Etika sebagai ilmu yang berbicara mengenai tujuan dan
kaidah-kaidah kehidupan dapat juga disebut sebagai filsafat
kehidupan.

Dari pemaparan di atas, ilmu filsafat merupakan ilmu yang lahannya luas dan
rumit. Untuk mereka yang berminat pada filsafat, mereka harus mempelajari
pengantar-pengantar ke bidang filsafat. Peminat Ilmu filsafat di Indonesia
semakin berkembang. Hal ini terlihat berkembangnya peminat filsafat di
perguruan tinggi/ sekolah tinggi filsafat baik yang dikelola pemerintah
maupun swasta nasional. Semoga informasi ini bermanfaat bagi siapa saja
yang mencintai kebijaksanaan.

E. Logika sebagai Esensi dari Filsafat


Permasalahan yang selama ini dihadapi oleh pada filusuf menurut Russell
adalah karena para filusuf terkadang terlalu berlebihan dan selalu berusaha untuk
mencapai sesuatu yang terbaik. Walaupun keadaan ini tidak mungkin bisa dicapai
karena para filusuf yang ada selama ini kurang tepat melihat permasalahan filsafat
dan metode-metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan filsafat.
Menurut Russell permasalahan-permasalahan filsafat dan metode-metode
filsafat selama ini tidak mudah untuk dipahami atau dirumuskan oleh
sekolah-sekolah yang ada, banyak permasalahan-permasalahan tradisionalyang
belum dapat dipecahkan oleh pengetahuan yang sekarang ada. Bahkan ada
beberapa permasalahan yang sudah mulai di tinggalkan namun sebenarnya masih
bisa dipecahkan melalui metode-metode yang tepat dengan tingkat pengetahuan
yang lebih maju.
Dalam merumuskan permasalahan ini, Russell menoba membaginya ke
dalam 3 tipe besar yaitu tipe pertama disebut sebagai tipe tradisional klasik yang
diwakili oleh pemikiran Kant dan Hegel, periode ini menekankan pada
kecenderungan untuk mengadopsi pemecahan permasalahan yang terjadi sekarang
dengan metode-metode dan hasil-hasil yang telah dicapai pada masa Plato dan
lainnya. Tipe kedua adalah Evolusionisme, yang dimulai dari pemikiran Darwin
hingga Herbert Spencer. Namun pada perkembangan selanjutnya didominasi oleh
pemikiran William James dan M Bergson. Dan Tipe Ketiga adalah yang disebut
Logika Atomisme, yang melihat filsafat melalui metode kritis matematika.
Pada tipe Tradisional Klasik perhatian utamanya adalah para filusuf
Yunani yang menekankan pada rasio sebagai perhatian utamanya. Metode deduksi
apriori digunakan dalam tipe ini untuk mengkaji fenomena yang ada. semua
realita adalah suatu kesatuan dan tidak ada perubahan. Sense yang ada dalam
dunia merupakan ilusi. Keganjilan dari hasil yang diperoleh oleh para filusuf tidak
membuat mereka merasa cemas karena bagi mereka rasio merupakan satu-satunya
keabsahan yang sahih.
Ketika para filusuf yang mereka jadikan acuan meninggal, maka ajaran
mereka terus dipertahankan dengan menggunakan kekuasaan, tradisi, kekuatan
hukum dan juga kekuatan yang selama ini masih ada yaitu otoritas agama.
Di Inggris, rasio apriori ini digunakan untuk mengungkapkan rahasia
tentang dunia dan dapat membuktikan kenyataan seperti apa yang di tampakkan.
Logika dalam tipe Tradisional Klasik ini di konstruksikan melalui proses negasi.
Logika dibuat untuk mengutuk mereka semua untuk menerima fenomena dan
fenomena diungkapkan untuk sadar akan dunianya. Dunia dibentuk oleh logika
dengan sedikit peran dari pengalaman.
Dunia, menurut tipe ini, merupakan ”organic unity”, dimana
bagian-bagiannya yang berbeda bergabung menjadi satu dan bekerja sama karena
mereka sadar bahwa mereka berada dalam satu tempat yang sama sebagai satu
kesatuan. Intinya tipe ini merupakan penggabungan antara pemikiran Yunani yang
menekankan pada rasio dan abad pertengahan yang menkankan pada
kesempurnaan alam semesta.
Pada tipe Evolusionisme, percaya pada dirinya yang mendasarkan pada
ilmu pengetahuan, Sebuah pembebasan dari harapan-harapan, memberikan
inspirasi dalam menghidupkan kembali kekuatan manusia. Evolusionisme ini
bukan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, dan juga bukan metode untuk
memecahkan masalah. Filsafat ilmiah yang sesungguhnya adalah suatu yang lebih
kuat sekaligus lebih longgar, menguak harapan-harapan tentang keduaniaan dan
membutuhkan beberapa disiplin supaya berhasil dalam mempraktekkannya.
Logika, matematika, fisika hilang dalam tipe ini disebabkan karena
mereka terlalu statis. Apa yang nyata adalah sesuatu yang mendesak dan bergerak
menuju pada satu tujuan. Terdapat 2 kritik terhadap hal ini, diantaranya, pertama,
kebenaran tidak mengikuti apa yang telah dihasilkan ilmu pengetahuan yang
selalu memperhatikan fakta yang mengalami evolusi. Kedua, motif dan
kepentingan di inspirasikan oleh praktek-praktek eklusif.
Hal yang paling penting dalam tipe Evolusionisme adalah pertanyaan
tentang tujuan manusia atau setidaknya tentang tujuan hidup manusia.
Evolusionisme lebih tertarik pada moralitas dan kebahagiaan dari pada
pemngetahuan semata.
Pada awalnya Russell sudah mulai menampakkan penyerangan pada
idealismedengan memihak pada akal sehat (​common ​sense) dan Ia lebih
menekankan pada analisis logis. Namun setelah buku ini dikeluarkan maka
Russell sudah mulai beralih dari ​common sense ke pada ilmu pengetahuan,
maksudnya adalah dalam berfilsafat atau dalam memecahkan permasalahan
filsafat harus mengacu pada ilmu pengetahuan yang ketat dan kritis.
Tipe Logika Atomisme ini mempunyai tujuan untuk mengupas habis
struktur hakiki bahasa dan dunia. Tujuan ini dicapai melalui jalan analisis.
Menurut Russell filsafat bertugas menganalisa fakta-fakta. Filsafat harus
melukiskan jenis-jenis fakta yang ada. Bagi Russell fakta-fakta tidak dapat
bersifat benar dan salah yang mengandung dan bisa dikatakan benar dan salah
adalah proposisi-proposisi yang mengungkapkan fakta-fakta. Atau dengan kata
lainproposisi-proposisi merupakan simbol dan tidak merupakan sebagian dunia.
Dimana suatu proposisi terdiri dari kata-kata, yang menunjukkan kepada data
inderawi (​sense-data)​ dan universalia (​universalis)​ , yaitu ciri-ciri atau
relasi-relasi.
Ada yang disebut proposisi atomis, dimana proposisi ini sama sekali tidak
mengandung unsur-unsur majemuk. Suatu proposisi atomis mengungkapkan suatu
fakta atomis. Dengan demikian Russell menyimpulkan bahwa bahasa sepadan
dengan dunia. Dengan kata lain melalui bahassa kita dapat menemukan
fakta-fakta jenis mana yang ada. Menurur Russell bahasa menggambarkan
realitas. Namun bahasa yang Ia maksud adalah bahasa sempurna, yang terlepad
dari kedwiartian dan kekaburan, yaitu bahasa logis yang dirumuskan dalam
principia mathematica​.
Dengan proposisi-proposisi atomis kita dapat membentuk suatu proposisi
majemuk, misalnya dengan menggunakan proposisi-proposisi atomis kita dapat
membentuk suatu proposisi majemuk, misalnya dengan menggunakan kata ”dan”
atau ”atau”. Yang dihasilkan adalah suatu proposisi molekuler (​molecular
proposition)​ . Tetapi tidak ada fakta molekuler yang hanya menunjuk pada
fakta-fakta atomis.
Kebenaran atau ketidak benaran suatu proposisi molekuler tergantung
pada kebenaran atau ketidakbenaran proposisi-proposisi atomis yang terdapat di
dalamnya. Jadi fakta-fakta yang atomis menentukan benar tidaknya proposisi apa
pun juga. Atau perkataan Russell adalah ​”molecular proposition are
truth-function’s of propositions​.
Russell sadar bahwa dalam argumennya ini juga ada beberapa kelemahan
yang masih dapat dihindari, hal ini ditunjukkan bahwa bagi Russell masih ada
fakta umum. Seperti pernyataan-pernyataan umum yang tidak harus dibentuk oleh
proposisi atomis seperti semua orang akan mati, dari proposisi ini pernyataan ini
benar karena bukan terdiri dari serangkaian fakta-fakta atomis tetapi proposisi ini
benar karena adanya fakta umum yang berlaku benar.
Hal kedua Russell juga mengakui adanya fakta-fakta negatif., karena
itulah satu-satunya cara untuk menerangkan kebenaran dan ketidakbenaran
proposisi-proposisi negatif. Dan terakhir Russell harus mengakui adanya
fakta-fakta khusus yang lebih mengacu pada suatu kepercayaan atau suatu fakta
psikis (​mental fact​)

F. Kritik-kritik terhadap Teori Atomisme Logis


Atomisme logis menggunakan suatu kriterium untuk menentukan makna.
Suatu proposisi mengandung makna kalau dapat ditunjukkan suatu fakta atomis
yang sepadan dengannya atau kalau suatu proposisi majemuk terdiri dari
proposisi-proposisi atomis yang masing-masing sepadan dengan suatu fakta
atomis. Akan tetapi proposisi yang dinyatakan oleh atomisme logis tidak dapat
disamakan dengan kedua jenis proposisi ini.
Tidak ada fakta atomis yang membuat proposisi-proposisi yang
membentuk teori proposisi atomisme logis itu menjadi benar atau tidak benar.
Akibatnya perlu disimpulkan bahwa proposisi-proposisi atomisme logis sendiri
tidak bermakna. Dan Russell sendiri tidak memberikan penyelesaiannya karena Ia
telah beralih kepada pembahasan yang lain.

G. Analisa Kritis
Mengenai pendapat Russell tentang tipe Tradisional Klasik memang ada
benarnya karena pada tipe ini mereka lebih menekankan pada
pemikiran-pemikiran yang sudah lama adanya, dan belum tentu tepat dan dapat
menentukan benar atau salah suatu fakta. Dengan kata lain pendekatan filsafat
yang sudah usang belum tentu tepat untuk diterapkan pada masa tertentu,
terkadang apa yang ditawarkan oleh filusuf-filisuf terdahulu haya dapat berlaku
pada jamannya.
Memang logika pada saat ini sudah digunakan, karena Aristoteles sudah
memulainya, namun logika disini digunakan hanya untuk mengkonstruksi fakta
melalui negasi saja. Atau dengan kata lain dunia dibentuk melalui pernyataan saja
tanpa memperhatikan pengalaman yang kongkrit.
Pada dasarnya pendekatan yang ditawarkan oleh Russell adalah
pendekatan logika yang atomis, dimana pendekatan ini lebih mengandalkan
pendekatan yang sangat matematis. Disatu sisi pendekatan yang dilihat dari sudut
matematis lebih sistematis. Biasanya filsafat dan permasalahannya jika dikaji
dengan menggunakan pendekatan yang secara sistematis umumnya lebih
sistematis, alur berfikir sangat runtut.
Namun kelemahannya ada beberapa permasalahan filsafat yang tidak
dapat didekati dengan pendekatan yang bersifat matematis seperti metafisis, atau
mengenai ontologi. Maka kebanyakan para filusuf yang menekankan kajian
filsafatnya dengan metode logika, mereka tidak terlalu ambil pusing dengan
metefisis atau segala hal yang berbau dengan idealisme. Sesuatu itu harus dapat
dipertanggungjawabkan dengan proposisi-proposisi yang tepat dan benar.
Sehingga fakta-fakta yang hadir dapat diwakilkan dengan proposisi-proposisi
yang benar dan sahih. Sayangnya Russell kurang membahas lebih lanjut
berkenaan dengan kekuarngan teorinya.

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Lorens, ​Kamus Filsafat,​ Gramedia: Jakarta, 2002.

Bertens, Kees. 2002. ​Filsafat Barat Kontemporer: Inggris-Jerman.​ Jakarta: PT.


Gramedia Pustaka Utama.

Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua, ​Ilmu Pengetahuan, sebuah tinjauan filosofis,​
Kanisius: Yogyakarta, 2001.

Russell, Bertrand. 1993. ​Our Knowledge of The External World: As a Field for
Scientific Method in Philoshophy.​ London: Routedge.
STFT Widya Sasana Malang, ​Diktat Kuliah,​ 1999, Widya Sasana: Malang.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, kami ucapkan
atas selesainya makalah ini. Tanpa ridha dan kasih saying serta petunjuk dari Nya
mustahil makalah ini dapat dirampungkan.
Makalah ini membahas tentang masalah filsafat, penulis selesaikan guna
melengkapi tugas-tugas mata kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Aceh.
Terimakasih penulis ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
memberikan motivasi sehingga penulisan makalah ini dapat berjalan dengan
lancar. Yang pertama sekali kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Filsafat.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak demikian pula dengan makalah ini.
Bila ada kekurangan dan kesalahan atas penulisan makalah ini tolong dimaafkan.

Penulis,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Filsafat 2
B. Metode Filsafat 4
C. Pembagian Bidang Ilmu Filsafat 4
D. Beberapa Cabang Filsafat 5
E. Logika sebagai Esensi dari Filsafat 6
F. Kritik-kritik terhadap Teori Atomisme Logis 9
G. Analisa Kritis 10
DAFTAR PUSTAKA 11

Makalah Filsafat

FILSAFAT DAN LOGIKA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

DINA MULIA
0607110732
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH
BANDA ACEH
2010

Anda mungkin juga menyukai