REVISI 4 Fix Laporan Kasus ANC - Ida Ayu Made Danika Karunia
REVISI 4 Fix Laporan Kasus ANC - Ida Ayu Made Danika Karunia
Disusun Oleh :
PRODI D3 KEBIDANAN
JURUSAN ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan oleh:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
…..
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat-
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Perempuan “D” UK 28 minggu Puki Janin Tunggal Hidup Intra
Uteri Di PMB Danika” sebagai salah satu syarat menyelesaikan praktek klinik
Kebidanan I pada Program Studi D-III Kebidanan di Universitas Pendidikan
Ganesha.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Anjar Tri Astuti,S.ST.,M.Keb, selaku pembimbing saya yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Kasus ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA.................................................................................. 4
2.1 Konsep Teori Klinis Kehamilan................................................................ 4
2.2 Konsep SOAP Kebidanan........................................................................32
BAB 3 TINJAUAN KASUS.................................................................................37
3.1 Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil ……………………………………37
BAB 4 PEMBAHASAN....................................................................................... 44
4.1 Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil.........................................................44
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................53
5.1 Kesimpulan..............................................................................................53
5.2 Saran ........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
LAMPIRAN..........................................................................................................57
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB 1 PENDAHULUAN
dan patologis1. Bengkak kaki adalah masalah yang sering terjadi pada ibu
hamil, biasanya mulai terlihat saat kehamilan mulai membesar pada trimester
II dan III2. Dalam masa kehamilan tidak jarang ibu akan mengalami
ketidaknyamanan, meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu
1
kepada ibu hamil, khususnya ibu hamil yang mengalami bengkak kaki.
Jangan mengkonsumsi makanan yang terlalu asin, jangan duduk dengan kaki
menggantung, ganjal kaki pada saat duduk, jalan dipagi hari tanpa
menggunakan alas kaki, pijat kaki agar aliran darah mengalir lancar,
berbaring dengan posisi miring kekiri, perbanyak minum, perbanyak istirahat,
perbanyak konsumsi ikan dan kacang-kacangan, jika bengkak tidak teratasi
segeralah untuk kedoter kandungan untuk mengetahui keadaan ibu dan calon
bayi6. Selain itu ibu perlu melakukan pemeriksaan ANC terpadu oleh petugas
kesehatan agar jika terjadi kelainan dalam kehamilan dapat terdeteksi secara
dini, melaksanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K).
Dari latar belakang diatas maka pada kesempatan ini penulis tertarik untuk
memberikan Asuhan Kebidanan Kepada Perempuan “D” UK 28 Minggu Puki
Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Di PMB Danika ini.
2
1. Dapat melakukan pengkajian data subyektif pada Asuhan
Kebidanan Kepada Perempuan “D” UK 28 Minggu Puki
Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Di PMB Danika.
2. Dapat melakukan pengkajian data objektif pada Asuhan
Kebidanan Kepada Perempuan “D” UK 28 Minggu Puki
Janin Tunggal Hidup Intra Uteri Di PMB Danika.
3. Dapat melakukan analisa data Asuhan Kebidanan Kepada
Perempuan “D” UK 28 Minggu Puki Janin Tunggal Hidup
Intra Uteri Di PMB Danika.
4. Dapat menyusun penatalaksanaan pada Asuhan Kebidanan
Kepada Perempuan “D” UK 28 Minggu Puki Janin Tunggal
Hidup Intra Uteri Di PMB Danika.
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan, meningkatkan pemahaman dan menambah
pengalaman tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajemen kebidanan.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4
zygote.
Dalam persiapan untuk perbuahan, baik sel benih pria maupun
wanita tersebut mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan
kromosom maupun sitoplasma. Sel somatik manusia mengandung 23
pasang atau jumlah kromoson yang diploid.Ada 22 pasang kromoson
autosom dan 1 pasang kromoson seks. Kalau pasangan kromoson seks
tersebut adalah XX, individu tersebut secara genetika wanita, kalau
pasangan kromoson seks tersebut XY individu tersebut secara genetika
laki-laki. Salah satu kromoson pada tiap pasangan berasal dari ibu dan
yang lain berasal dari ayah.
Spormatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke rahim dan
selanjutnya masuk kedalam saluran telur. Untuk dapat membuahi oosit,
spermatozoa harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom. Segera
setelah spermatozoa memasuki oosit. Sel telur menanggapi dengan 3
cara yang berbeda yaitu reaksi kontikal dan zona, melanjutkan
pembelahan meiosis kedua dan penggiatan metabolik sel telur. Hasil
utama pembuahan tersebut adalah pengembalian menjadi jumlah
kromoson diploid lagi. Penentuan janin kelamin individu baru dan
dimulainya pembelahan Zigot mencapai tingkat 2 sel kira-kira 30 jam
setelah pembuahan, tingkat 4 sel kira-kira 40 jam setelah pembuahan.
Kira-kira 3 hari setelah pembuhan, sel-sel embrio membelah membentuk
manik dengan 16 sel. Sel-sel bagian dalam merula merupakan masa sel
dalam yang akan membentuk jaringan-jaringan embrio yang sebenarnya
dan sel-sel sekitar membentuk masa sel luar yang akan menjadi trofoblas
yang kemudian ikut membentuk placenta. Hasil pembelahan ini akan
bergerak ke arah rongga rahim oleh getaran silia dan kontraksi tuba dan
tiba dalam kavum uteri pada stadium blastula. Blastula akan mengalami
nidasi ke dalam endometrium yang menyebabkan luka kecil sehingga
kadang kadang pada saat nidasi terjadi sedikit pendarahan (tanda
Hartman).
Umumnya nidasi pada dinding depan atau belakang rahim dekat
fudus uteri. Setelah terjadi nidasi, sel sel trofoblas di atas kutub
5
embrioblas makin menyusup diantara sel epitel mukosa rahim sehingga
pada hari ke 8 sebagian blastokista terbenam dalam stroma endometrium
dimana pada hari ke 8 ini trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan
yaitu silotrofoblas dan sinsitic trofoblas dan embrioblas berdiferensiasi
menjadi hipoblas dan epiblas. Pada hari ke 9 blastokista semakin dalam
terbenam di dalam endometrium dan luka bekas penembusan pada
endometrium ditutup oleh endapan fibin. Blastokista terbenam
seluruhnya pada hari ke 11 sampai hari ke 12. Pada saat ini terjadilah
sirkulasi uteroplasenta. Menjelang akhir minggu ke 2 sinsitiotropoblas
telah memproduksi cukup banyak hormone HCG dimana fungsinya
untuk mempertahankan korpus luteum untuk dapat menghasilkan
progestenon sendiri. Placenta lengkap terbentuk pada umur kehamilan
16 minggu.
Seiring terbentuknya placenta embrio juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang awalnya terdiri dari 3 lapisan
yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm sampai terbentuk fetus mulai
umur kehamilan 5 minggu yang akhirnya tumbuh dan berkembang.
Placenta mempunyai fungsi yang sangat penting bagi embrio yaitu
pemberi makanan pada janin, pertukaran produk-produk metabolisme
dan gas, pertukaran nutrient dan elektrolit, pemindahan antibodi ibu,
produksi hormon dan alat penyaring obat-obatan. Selain placenta,
keberadaan amnion juga sangat penting bagi janin yaitu sebagai bantalan
pelindung dimana cairan amnion ini akan menyusup goncangan-
goncangan, mencegah perlekatan mudigah pada amnion, memberikan
ruang gerak pada janin dan pada saat lahir ketuban (amnion) akan
membantu membersihkan jalan lahir.
6
1. Tanda-tanda Dugaan Hamil
7
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra = grisea).
l. Epulis yaitu hipertropi dari papil gusi
m. Pemekaran vena-vena (varises) dapat terjadi pada kaki, betis dan
vulva biasanya dijumpai pada trimester akhir.
a. Pembesaran abdomen
Pembesaran uterus dan peningkatan tinggi fundus uteri karena
pertumbuhan dan perkembangan janin secara langsung juga
menyebabkan pembesaran abdomen pada ibu yang disertai dengan
regangan pada permukaan kulit abdomen yang terlihat berupa garis-
garis tidak teratur yang disebut striae gravidarum.
8
menggunakan system Doppler pada kehamilan 12 minggu. DJJ
normal yaitu : 120 – 160 x / menit
9
ditentukan oleh lamanya siklus maka Hukum Naegle menggunakan
rumus tanggal + 7 bulan -3 tahun + 1
A. Perubahan Fisiologi
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
- Terjadi hipertropi dan hyperplasia sehinggan berat uterus meningkat
20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali.
- Permukaannya tidak rata terutama pada daerah implantasi dan insersi
placenta
- Pada minggu pertama istinus uteri mengadakan hipertropi sehingga
istinus uteri menjadi panjang dan lebih lunak
b. Cerviks
Terjadi peningkatan vaskularisasi dan karena pengaruh hormon
menyebabkan terjadinya perubahan konsistensi, warna, oedema,
hipertropi, hyperplasia, sel-sel servik dan peningkatan sekresi
mukosa serviks.
c. Ovarium
Peningkatan hormone estrogen dan progesteron selama hamil
sebagai inhibitor untuk FSH sehingga tidak terjadi pertumbuhan
folikel dan ovulasi serta corpus luteum dipertahankan.
d. Vagina
Peningkatan vaskularisasi menyebabkan sekresi vagina meningkat,
vagina lebih sensitif dan berwarna ungu kebiruan. PH meningkat 3,5
– 6,0
e. Tuba falopii
Tuba mengalami sedikit hipertrofi selama kehamilan. Epitelium
mukosa tuba menjadi gepeng selama kehamilan dibanding dengan
keadaan tidak hamil
10
f. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robekan serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
dan disebut linea nigra.
2. Sistem Pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Ini
disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran
rahim. Kapasitas vital paru akan meningkat, pernafasan lebih dalam dan
menggunakan pernafasan dada.
3. Sistem Pencernaan
Salivasi meningkat pada Trimester pertama dan mengeluh mual muntah.
Motilitas usus meningkat akibat tonus otot melemah yang dapat
menimbulkan obstipasi. Appendiks biasanya bergeser kearah atas dan
agak lateral saat uterus membesar dan seringkali dapat mencapai
pinggang kanan. Gejala muntah (hiperemesis gravidarum ) sering terjadi
biasanya pada pagi hari disebut morning sickness.
4. Sistem Perkemihan
Perubahan karena meningkatnya vaskularisasi ke organ-organ dalam
pelvis, peningkatan kegiatan ginjal, penekanan kandung kemih oleh
11
uterus yang menyebabkan ibu sering kencing, aktivitas rahim,
angiotensin meningkat yang mempengaruhi reabsorpsi Na.
7. Sistem Endokrin
a. Kelenjar tiroid :dapat terjadi pembesaran yang diakibatkan
karena kebutuhan kalori yang meningkat
b. Kelenjar hipofise :dapat membesar terutama lobus anterior
karena penekanan FSH dan perpanjangan fase
luteal.
c. Kelenjar adrenal
- Hormon kortisol :menyiapkan dan merangsang proses
kehamilan, progesterone menurun
- Hormon aldosteron : metabolisme natrium
d. Kelenjar paratiroid : menghasilkan parat hormon yang mengalami
hipertiroidisme yang dapat meningkatkan
kebutuhan kalsium dan vitamin B
e. Kelenjar pancreas :mengalami hiperfungsi karena pada saat
kehamilan insulin harus memberi makanan
12
untuk ibu dan bayi. Metabolisme makanan
meningkat sehingga kebutuhan insulin
meningkat dan kerja pankreas meningkat.
8. Metabolisme
13
A. Perubahan Psikologis
1. Trimester 1
- Segera setelah terjadi perubahan hormone progesterone dan
estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan
timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah dan lelah serta
terjadi pembesaran payudara. Ibu merasa tidak sehat, membenci
kehamilannya, merasa kecewa, penolakan cemas dan sedih serta
ibu berharap untuk tidak hamil
- Terjadi penurunan libido pada periode ini. Pada trimester ini
seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan
bahwa dirinya hamil.
2. Trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, tubuh ibu
sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa
tidak nyaman karena hamilnya. Ibu belum merasakan hal ini
sebagai beban, ibu sudah dapat menerima kehamilannya dan mulai
merasakan gerakan janin yang pertama (quickening) sehingga ibu
memiliki dorongan psikologis yang besar libido meningkat.
3. Trimester III
- Disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan bayinya.
- Ibu merasa khawatir akan timbulnya gejala-gejala yang tidak
diinginkan dan cemas terhadap proses persalinannya.
a. Kebutuhan Nutrisi
Wanita hamil harus betul-betul mendapat perhatian susunan
14
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan Ibu. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, partus prasmaturus, inersia uteri,
perdarahan pasca salin, sepsis puerpueralis dan lain-lain. Sedangkan
makanan berlebihan dapat menyebabkan gemuk. Preeklamsi janin
besar dan lain-lain. Ibu perlu minum 6-8 gelas cairan sehari.
Peningkatan kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 285 kalori /
hari. Makanan yang di kosumsi harus banyak mengandung protein dan
diberikan FE (SF 200 mg 3 x sehari). Makanan yang seimbang harus
mengandung unsur sumber energi, sumber pembangun dan sumber
pengatur.
1. Sumber Energi.
WHO menganjurkan jumlah tambahan energi sebesar 150 kkl
sehari pada trimester I, 350 kkl sehari pada trimester II dan III.
Sekitar 60% dari seluruh kalori yang diperlukan oleh ibu hamil
berasal dari karbohidrat. Sedangkan ibu hamil dianjurkan
mengkomsumsi makanan yang mengandung lemak, tidak lebih
dari 20% dari seluruh kebutuhan kalori per hari. Kebutuhan kalori
bagi ibu hamil sebanyak 15% dari seluruh kalori yang berasal dari
protein.
2. Sumber Pembangun.
Kebutuhan protein akan ibu hamil meningkat sampai 68%.
Jumlah protein yang harus tersedia sampai pada akhir kehamilan
diperkirakan sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam jaringan
ibu, plasenta suatu janin. Asupan protein tambahan pada ibu
hamil sebesar 30 gram perhari.
3. Sumber Pengatur.
a) Kebutuhan zat besi selama kehamilan sekitar 1000 mg dimana
500 mg ditransfer ke janin, 300 mg untuk ibu dan 200 mg
hilang karena ekskresi. Rata-rata kebutuhan zat besi sehari
15
adalah 7 mg. Pemberian suplemen zat besi kepada ibu hamil
minimal 90 tablet (tablet 60 mg zat besi).
b) Asam folat.
Asam folat kebutuhannya selama hamil berlipat ganda.
c) Vitamin-vitamin.
Vitamin B, vitamin C, dan vitamin D juga perlu diperhatikan
pemenuhannya untuk menunjang proses penyerapan zat
makanan lainnya.
b. Kebutuhan Eleminasi.
Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Pada
waktu hamil mungkin juga terjadi obstipasi yang disebabkan oleh
karena kurang gerak badan. Peristaltik usus kurang karena hormon
dan tekanan pada rectum oleh kepala janin. Untuk menghindari
terjadinya obstipasi ini sebaiknya makan sayur-sayuran dan buah-
buahan, minum yang banyak dan gerak badan yang cukup.
c. Kebutuhan Respirasi.
Selama kehamilan, fungsi paru tidak mengalami gangguan.
Kecepatan pernafasan selama kehamilan tidak mengalami perubahan
secara bermakna. Volume tidal selama kehamilan mengalami
peningkatan secara progresif dan volume residual mangalami sedikit
penurunan. Pernafasan normal 20-24x / menit.
d. Kebutuhan Sexual.
Bila ada riwayat abortus sebaiknya hubungan sexual
ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada umumnya koitus
diperbolehkan pada masa kehamilan . Jika dilakukan dengan hati-
hati . Koitus sebaiknya dihentikan pada akhir kehamilan karena dapat
menimbulkan rasa sakit, perdarahan menimbulkan rasa sakit.
Pendarahan menimbulkan kontraksi uterus dan dapat pula
16
menimbulkan infeksi serta memecahkan ketuban
e. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga selama hamil. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil,
pemakaian stagen untuk menunjang otot-otot perut. Sepatu dan alas
kakilain dengan tumit yang tinggi sebaikanya jangan dipakai oleh
karena titik berat wanita hamil berubah sehingga mudah tergelincirdan
jatuh. Selain itu bisa menyebabkan pembendungan vena dan
mempercepat timbulnya varices. Kebersihan bada mengurangi
kemungkinan infeksi.
f. Perawatan Gigi.
Pada TM I mengalami enek dan muntah. Keadaan ini
menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik sehingga
timbul karies dan gingivitis. Jika kerusakan gigi tidak diperhatikan
dengan baik bisa terjadi komplikasi seperti nefritis septikimia, sepsis
septikimia, sepsis puerpueralis karena infeksi rongga mulut menahun.
g. Imunisasi.
Ibu hamil yang belum pernah mendapat imunisasi sebelumnya atau
pada waktu akan menjadi pengantin maka perlu mendapat 2 kali
suntikan TT dengan jarak minimal satu bulan. Bila sudah pernah maka
cukup diberikan sekali dalam kehamilan.
17
2.1.7. Tanda-tanda Ibu Hamil Yang Sehat.
1. Trimester I.
a. Tidak adanya pertambahan berat badan atau bahkan ada tanda-tanda
kurang gizi (malnufrisi).
b. Rasa lelah sampai tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-
hari.
c. Keputihan sangat banyak atau warna abu-abu dengan bau busuk atau
menyengat.
d. Perdarahan pervaginam.
e. Sakit kepala yang terus berlanjut.
f. Dehidrasi.
g. Demam ≥ 38,5 0 C.
2. Trimester II.
a. Keletihan yang berlebihan.
b. Tanda-tanda depresi.
c. Keputihan sangat banyak disertai bau busuk atau menyengat.
d. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah)
18
e. Perdarahan pervaginaan.
f. Rasanyeri hebat di abdomen.
g. Tidak ada penambahan berat badan atau ada tanda dan gejala
kekurangan gizi.
h. Nyeri epigastrium disertaidengan sakit kepala, tekanan darah tinggi
dan edema patologis.
i. Pusing sampai kehilangan kesadaran.
j. Demam ≥ 38 0 C.
3. Trimester III.
a. Edema pada muka dan badan.
b. Nyeri epigastrium disertai dengan sakit kepala hebat dan tekanan
darah tinggi.
c. Dysuria.
d. Keletihan yang berlebihan sampai tidak mampu beraktifitas.
e. Tanda-tanda depresi.
f. Keputihan yang sangat banyak dan berbau menyengat.
g. Pengeluaran cairan (selaput ketuban pecah) sebelum aterm.
h. Perubahan visual secara tiba-tiba.
i. Janin tidak bergerak seperti biasanya.
j. Rasa nyeri hebat di abdomen kuadran kanan bawah.
19
-
Menjelaskan tentang bahaya makanan yang salah / tidak benar.
-
Membahas rencana makanan yang bisa diterima yang mencakup gizi yang
diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut
culture.
3. Sering Buang air Kecil.
Penanganan :
-
Kosongkan kandung kemih setiap ada dorongan untuk BAK.
-
Perbanyak minum pada siang hari.
-
Jangan kurangi minum di malam hari kecuali jika mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
-
Batasi minum antideuritik alami seperti teh, kopi, soda.
-
Jelaskan tentang posisi berbaring miring ke kiri dengan kaki ditinggikan
pada malam hari untuk meningkatkan diurisis.
4. Keringat Bertambah
Penanganan:
-
Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
-
Tingkatkan intake cairan.
5. Pusing
Penanganan:
-
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
-
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat atau sesak.
-
Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
6. Sekresi Ludah yang Berlebihan
Penanganan:
-
Gunakan pencuci mulut astringent, permen karet, atau permen yang keras.
-
Jaga kebersihan mulut.
7. Keputihan.
Penanganan :
-
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
-
Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun, lebih kuat daya serapnya.
Hindari pakaian dalamdan pantyhose yang terbuat dari nilon.
8. Kelelahan (Fatigue).
20
Penanganan :
-
Beritahu ibu bahwa hal itu normal terjadi dalam kehamilan.
-
Anjurkan ibu untuk sering beristirahat.
-
Hindari istirahat yang berlebihan.
9. Rasa Mual / Muntah.
Penanganan :
-
Hindari bau yang dapat memicu mual atau faktor penyebabnya.
-
Makan dengan porsi kecil tapi sering.
-
Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur
pagi hari.
-
Duduk tegak setiap kali selesai makan.
-
Hindari makanan berminyak atau berbumbu merangsang.
-
Makan-makanan kering dengan minum di waktu makan.
-
Minum-minuman berkarbonat.
-
Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan gerakan secara
tiba-tiba.
-
Hindari menggosok gigi segera setelah bangun.
-
Minum air herbal.
-
Istirahat sesuai kebutuhan.
1. Keputihan
Penanganan :
-
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
-
Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun sehingga daya
serapnya lebih baik.
2. Konstipasi.
Penanganan ;
-
Tingkatkan inteks cairan, tambahkan serat di dalam diet.
-
Membiasakan buang air besar secara teratur.
21
-
Buang air besar segera setelah ada dorongan.
-
Melakukan latihan / exercise yang teratur.
3. Perut Kembung.
Penanganan :
-
Hindari makan makanan yang mengandung gas.
-
Lakukan senam secara teratur.
-
Mengunyah makanan secara sempurna.
-
Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal.
4. Sakit Punggung Bawah dan Atas.
Penanganan :
-
Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda.
Berjongkok dan bukan membungkuk untuk mengangkat benda-
benda agar supaya kaki (paha) yang menahan beban dan bukan
punggung yang akan menahan beban dan tegangan.
Lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di depan kaki yang
lain pada waktu membungkuk agar terdapat tuas untuk
keseimbangan pada waktu bangkit dari posisi jongkok.
-
Gunakan Bh yang menopang dan dengan ukuran yang tepat.
-
Gunakan bantal pada waktu tidur untuk meluruskan punggung.
-
Gunakan kasur yang keras untuk tidur.
-
Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari
ketidaknyamanan karena pemakaian sepatu hak tinggi, hindari
mengangkat beban berat dan keletihan.
5. Pusing.
Penanganan :
-
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
-
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas.
-
Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
6. Oedema Dependen.
Penanganan :
-
Hindari posisi berbaring terlentang
22
-
Hindari posisi berdiri untuk waktu yang lama, istirahat dengan
berbaring miring ke kiri dengan kaki agak ditinggikan.
-
Tinggikan kaki jika bisa.
-
Jika perlu ketika duduk atau berdiri sering melatih kaki untuk di
tekuk.
-
Angkat kaki ketika duduk atau istirahat.
-
Hindari kaos kaki yang ketat
-
Lakukan senam atau latihan secara teratur.
7. Chloasma / Perubahan Warna Kulit.
Penanganan :
-
Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
-
Gunakan pelindung non alergi
8. Gusi Berdarah
Penanganan :
-
Berkumur dengan air hangat
-
Memeriksa gigi secara teratur
-
Jaga kebersihan gigi, menggosok gigi dengan lembut
9. Hemorrhoid
Penanganan :
-
Hindari konstipasi
-
Makan makanan berserat
-
Gunakan kompres dingin, kompres hangat
-
Dengan perlahan masukan kembali kedalam rectum jika perlu
10. Insomnia /Sulit Tidur
Penanganan :
-
Gunakan teknik rileksasi
-
Mandi air hangat, minum- minuman hangat (susu, teh dengan susu)
sebelum pergi tidur
-
Melakukan aktifitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur
11. Varises Pada Kaki / Vulva
Penanganan :
-
Tinggikan kaki sewaktu berbaring
23
-
Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 900 beberapa kali.
-
Jaga agar kaki tidak bersilangan
-
Hindari berdiri / duduk terlalu lama
-
Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
-
Senam (exercise) hindari pakaian dan korset yang ketat
-
Jaga postur tubuh yang baik
12. Perut Panas
Penanganan :
-
Makan dengan porsi kecil tapi sering
-
Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng,
makanan yang berbumbu merangsang
-
Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat (mengiritasi gastrik) hindari
berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur.
-
Hindari minum selain air putih saat makan
24
-
Angkat kaki ketika duduk atau istirahat
-
Hindari kaos kaki yang ketat
-
Lakukan senam/latihan yang teratur
3. Striae gravidarum ( garis-garis di perut)
Penanganan :
-
Gunakan emolien topical antiprurites jika ada indikasinya
- Kenakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen
4. Insomnia / Sulit Tidur
Penanganan :
-
Gunakan teknik rileksasi
-
Mandi air hangat,minum-minuman hangat (susu, teh dengan susu)
sebelum pergi tidur
-
Melakukan aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur.
5. Konstipasi
Penanganan :
-
Tingkatkan intake cairan dan serat di dalam diet
-
Membiasakan buang air secara teratur
-
Buang air besar segera setelah ada dorongan
-
Melakukan senam / latihan yang teratur
-
Istirahat yang cukup
6. Hemoroid
Penanganan :
-
Hindari konstipasi
-
Makan makanan yang berserat
-
Gunakan kompres es, kompres hangat
-
Dengan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu
7. Keputihan
Penanganan :
-
Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
-
Memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun
-
Mengganti pakaian dalam setiap kali basah
8. Kram Pada Kaki
25
Penanganan :
-
Kurangi konsumsi susu (kandungan fasfornya tinggi)
-
Berlatih dorsi fleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot yang
terkena
-
Gunakan penghangat otot
9. Nafas Sesak (hiperventilasi)
Penanganan :
-
Jelaskan penyebab fisiologisnya
-
Secara periodik berdiri dan merentangkan lengan di atas kepala serta
menarik nafas panjang
-
Mendorong postur tubuh yang baik untuk melakukan pernafasan
10. Varices Pada Kaki / Vulva
Penanganan :
-
Tinggikan kaki sewaktu berbaring
-
Berbaring dengan posisi kaki di tinggikan ± 900 beberapa kali sehari
-
Jaga agar kaki tidak bersilangan
-
Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
-
Istirahat dalam posisi berbaring miring ke kiri
-
Senam / exwercise, hindari pakaian dan korset yang ketat
-
Jaga postur tubuh yang baik.
11. Perut Panas
Penanganan :
-
Makan dengan porsi kecil tapi sering
-
Hindari makanan berlemak, terlalu banyak makanan yang digoreng,
makanan yang berbumbu dan merangsang
-
Hindari rokok, kopi, alkohol, coklat, (mengiritasi gastrik)
-
Hindari berbaring setelah makan dan makan segera sebelum tidur
-
Hindari minuman selain air putih saat makan
-
Sikap tubuh / postur tubuh yang baik
12. Perut Kembung
Penanganan :
-
Hindari makan makanan yang mengandung gas
26
-
Mengunyah makanan secara sempurna
-
Lakukan senam secara teratur
-
Pertahankan saat kebiasaan buang air besar yang normal
13. Pusing (syncope)
Penanganan :
-
Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
-
Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang panas
-
Hindari berbaring dalam posisi terlentang
14. Sakit Punggung Bawah / Atas
Penanganan :
-
Gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda.
Berjongkok dan bukan membungkuk, untuk mengangkat setiap
benda agar kaki (paha) yang menahan dan bukan punggung yang
akan menahan beban dan tegangan
Lebarkan kaki dan letakan satu kaki sedikit di depan kaki yang lain
pada waktu membungkuk agar terdapat tuas untuk keseimbangan
pada waktu bangkit dari posisi jongkok
Gunakan Bh yang menopang dan dengan ukuran yang tepat
-
Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
-
Gunakan kasur yang keras untuk tidur
-
Berlatihlah dengan cara mengangkat panggul, hindari
ketidaknyamanan karena pekerjaan, sepatu dengan hak tinggi,
mengangkat beban berat dan kelatihan
15. Nyeri Ligamentum rotundum
Penanganan :
-
Penjelasan mengenai penyebab rasa nyeri
-
Tekuk lutut ke arah abdomen
-
Mandi air hangat
-
Gunakan bantalan pemanas pada area yang teras sakit hanya jika
diagnosa lain tidak melarang.
27
2.1.10.PERAWATAN KEHAMILAN ( ANC )
1. Tujuan Antenatal
a. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama
dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga didapatkan ibu dan
anak yang sehat.
b. Tujuan Khusus
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit yang
secara umum, kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
2. Pelaksanaan ANC
Antenatal care (ANC) hendaknya dilakukan sedini mungkin setelah
seorang perempuan merasa dirinya hamil. ANC dilakukan secara teratur
dengan jadwal kunjungan sebagai berikut :
1 x 1 bulan sejak awal kehamilan s/d UK28 minggu
2 x 1 bulan UK > 28 mg s/d UK36 minggu
1 x 1 minggu pada UK > 36 minggu
Namun dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bervariasi baik
dari segi geografis, sosial, ekonomi, maupun tingkat pendidikan. Maka
28
pemerinth mengeluarkan kebijakan program agar setiap ibu
hamilmelakukan kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali selama
kehamilan dengan jadwal :
1 x pada trimester I ( UK 0 - 12 minggu )
1 x pada trimester II ( UK > 12 minggu - 28 minggu )
2 x pada trimester III ( UK > 28 minggu - lahir )
Berdasarkan jadwal di atas maka dapat dilihat bahwa semakin tua
umur kehamilan maka semakin sering pula jadwal kunjungan yang harus
dilakukan. Sehingga dengan melakukan ANC secara teratur kelainan atau
masalah yang terjadi pada kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin.
Pada setiap kunjungan ibu hamil, seorang bidan harus melakukan
pelayanan atau asuhan yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan (SPK). Pelayanan sesuai standar meliputi anamnesis serta
intervensi umum dan khusus (sesuai resiko yang ditemukan dalam
pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai status gizi (ukur LILA).
4. Ukur tinggi fundus uteri (TFU).
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tata laksana kasus.
10. Temu wicara (konseling), termasuk Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB.
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal tetapi tetap
mempunyai resiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh karenanya, deteksi
dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang adanya faktor resiko
dan komplikasi, serta penanganan yang adekuat sedini mungkin
merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian ibu dan
29
bayi yang dilahirkan. Adapun beberapa faktor resiko pada ibu hamil
adalah:
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun.
2. Anak lebih dari 4 orang.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan LILA < 23,5 cm atau
penambahan berat badan < 9 kg selama kehamilan.
5. Anemia dengan Hb < 11 gram %.
6. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
7. Tinggi badan < 145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan
tulang belakang.
8. Sedang atau pernah menderita penyakit kronis, antara lain TBC,
kelainan jantung, kelainan hati, kelainan ginjal, psikosis, kelainan
endokrin (DM, sistemik lupus eritematosus), tumor, dan keganasan.
9. Riwayat kehamilan buruk (keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital).
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi (persalinan SC, ekstraksi
vakum/forceps).
11. Riwayat nifas dengan komplikasi (perdarahan pasca salin, infeksi
masa nifas, psikosis postpartum/post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat
cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah anak (kehamilan ganda, janin dampit, monster).
14. Kelainan besar janin (pertumbuhan janin terhambat, janin besar).
15. Kelainan letak dan posisi janin (lintang/obliq, sungsang pada usia
kehamilan > 32 minggu).
1. Inspeksi
30
a. Perut membesar arah memanjang / melebar
b. Adanya linea alba / niga
c. Adanya striae livide / albican
d. Adanya jaringan parut
2. Palpasi
Palpasi perut untuk menentukan :
a. Besar dan konsistensi rahim
a. Bagian-bagian janin, letak, presentasi
b. Gerakan janin
c. Kontraksi rahim Biaxton hiks dan his
Pada pemeriksaan palpasi, ibu hamil disuruh berbaring terlentang,
kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal.
Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat
melakukan pemeriksaan terutama pada perut dan payudara. Cara
palpalasi yang digunakan adalah menurut lcopold dengan variasi:
a. Leopold I
-
Untuk mengetahui umur kehamilan berdasarkan tingginya
fundus uteri.
-
Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada fundus
uteri.
a. Leopold II
- Untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada
bagian samping kanan dan samping kiri uterus.
b. Leopold III
- Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada
bagian bawah uterus.
- Untuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada
pada bagian bawah uterus sudah atau belum masuk ke pintu
atas panggul (PAP) ibu.
c. Leopold IV
31
- Untuk memastikan apakah bagian terendah janin benar-
benar sudah masuk PAP atau belum.
- Untuk memastikan seberapa banyak bagian terendah janin
sudah masuk ke PAP ibu.
3. Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi yang di dengarkan adalah denyut jantung
janin. Tujuan pemeriksaan :
a. Mendengarkan bunyi jantung bayi dalam kandungan dapat
diketahui bayi hidup atau mati.
b. Mendengarkan irama dan menghitung frekwensi bunyi jantung
bayi sehingga dapat diketahui apakah bayi dalam kandungan sehat
atau ada gangguan.
c. Untuk menentukan area terdengarnya djj yang paling keras
(punctum maksimum) sehingga dapat dipastikan presentasi janin
dalam kandungan. Disamping itu mengetahui apakah janin didalam
kandungan tunhggal atau ganda.
Frekwensi yang dihitung adalah :lima detik pertama, lima detik ketiga
dan lima detik kelima, kemudian dijumlahkan lalu dikalikan empat.
32
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik, atau tidak
Kesadaran : composmentis, apatis, samnolen, delirium
sopor, koma, semi koma
Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 110/70 -130/90 mmhg
2) Nadi : 80/120x menit
3) Pernapasan : 16-24x/menit
4) Suhu 36,5-37,5 oC
5) Tinggi badan : 145 cm atau kurang
6) Berat badan : pada akhir kehamilan pertambahn berat
badan total 10-12 kg.
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Wajah : pucat, tidak bengkak
2) Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat,
fungsi penglihatan baik.
3) Mulut : Mukosa bibir pucat, Karies (sebelum
atau sesudah hamil)
4) Leher : Normal tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, dan
bendungan vena jugularis
5) Payudara : pemeriksaan payudara pada ibu
hamil trimester III, meliputi :
a) Puting susu : bersih dan menonjol
atau tenggelam
b) Kolostrum : sudah keluar atau belum.
6) Abdomen : pemeriksaan abdomen pada
ibu hamil trimester III, meliputi :
1) Pembesaran : melintang atau membujur,
ada bekas SC atau tidak.
2) Gerak anak : misal, aktif.
33
3) TFU Mc. Donald (dalam cm) : Hubungan
antara TFU (Tinggi Fundus Uteri) dan
tuanya kehamilan : TFU (dalam cm)/3,5 cm
= Tuanya kehamilan (dalam bulan). Contoh
TFU 33 cm, maka usia kehamilan 9 bulan.
4) Pemeriksaan Leopold
Leopold I : Menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian apa yang terletak di fundus
uteri. Normal : teraba bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold II : Menetapkan bagian yang
terletak di bagian samping/ menentukan
letak punggung. Normal : teraba punggung
di sebelah kanan/kiri perut ibu.
Leopold III : Menetapkan bagian apa yang
terdapat di atas simfisis pubis. Untuk
mengetahui bagian terendah janin. Normal :
teraba kepala, bagian yang bulat, keras, dan
melenting.
Leopold IV : Menetapkan bagian terendah
janin sudah masuk PAP/belum.
7) DJJ (terdengar jelas) : Pada bagian samping
abdomen, atas / bawah umbilikalis. Cara
menghitung dilakukan selama 1 menit penuh.
Jumlah DJJ normal antara 120- 140x/menit.
8) Ekstrimitas
Pemeriksaan ekstrimitas pada ibu hamil
trimester III, meliputi:
a) Atas : simetris, tidak oedema.
b) Bawah : simetris, tidak oedema, tidak varises.
Reflek patella normal : tungkai bawah akan
sedikit bergerak ketika tendon diketuk.
34
c. Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG : Menentukan implantasi plasenta.
Pemeriksaan Lab : Hb = 7-8 gr%, golongan darah.
Urine : Menentukan adanya penyakit
diabetes atau pre eklamsi jika di
temukan protein dalam urin
• Analisa Data (A) : Kesimpulan pengambilan keputusan
klinis.
Diagnosa kebidanan : “G….P….A….UK….Minggu dengan
Bengkak Kaki”
• Penatalaksanaan (P)
Apa yang dilakukan berdasarkan kesimpulan danevaluasi
terhadap hasil keputusan yang diambil dalam rangka
mengatasi masalah klien atau memenuhi kebutuhan klien
Pada ibu hamil dengan kasus keluhan bengkak pada kaki,
didapati penatalaksanaan sebagai berikut :
a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.
b. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang banyak
mengandung protein serta mengurangi konsumsi makanan
yang banyak mengandung karbohidrat.
c. Menganjurkan ibu untuk tidak menggantung kaki terlalu
lama.
d. Menganjurkan ibu untuk mengganjal kaki pada saat
duduk.
e. Menganjurkan ibu untuk memijat kaki secara perlahan
agar aliran darah lancer.
f. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak minum.
g. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup untuk menjaga
kondisi badannya agar tetap sehat.
h. Menganjurkan ibu senam hamil untuk menjaga stamina.
i. Menganjurkan ibu untuk meminum obat yang telah
diberikan oleh bidan yaitu Kalk 1x/hari dan tablet fe
35
3x//hari.
j. Memberikan konseling tentang tanda bahaya
kehamilan trimester II dan III.
k. Menganjurkan ibu melakukan kontrol ulang ke petugas
kesehatan 2 minggu lagi atau jika ada keluhan sewaktu-
waktu7.
36
BAB 3 TINJAUAN KASUS
SUBYEKTIF
A. Biodata
Ibu Suami
Nama : Ibu “D” Bapak “S”
Umur : 27 Tahun 28 Tahun
Suku Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Swasta
Alamat Rumah : Desa Bungkulan Desa Bungkulan
No. Telp : 0878665xxxx 081857444xxxx
Golda :O
C. Riwayat Menstruasi
37
Ibu mengatakan haid pertama umur 14 tahun, siklus haid 28 hari teratur,
lama haid 4-6 hari, ganti pembalut 3 kali dalam sehari, dan tidak ada
keluhan saat haid.
HPHT : 24-12-2019
TP : 30-09-2020
D. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan ibu yang pertama, lama
pernikahan sudah selama 7 tahun, sudah memiliki akta perkawinan
dan sudah memiliki anak 1.
Riwayat Laktasi
1. Pengalaman menyusui dini : Pernah
2. Pemberian ASI Eksklusif : 6 bulan
3. Lama Menyusui : ± 2 tahun
4. Kendala : tidak ada
38
TM I :Ibu melakukan ANC 2 kali di bidan dan sudah mendapat SF 1 x
320 mg, ibu mengatakan tidak mengalami keluhan apapun.
TM II :Ibu melakukan ANC 3 kali di bidan, tidak ada keluhan yang
dirasakan dan ibu tidak mengalami tanda bahaya kehamilan. Obat
atau suplemen yang didapat kalk 1 x 500 mg, vit c 1 x 50 mg dan
SF 1x 320 mg. Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT5
Gerakan janin dirasakan sejak umur kehamilan 5 bulan, sekarang
gerakan janin masih dirasakan aktif oleh ibu dengan frekuensi 1-2 kali
setiap 1 jam. Selama kehamilan ini ibu tidak pernah merasakan tanda
bahaya kehamilan seperti bengkak pada muka dan tangan, mata
berkunang-kunang, nyeri pada ulu hati, dan sakit kepala hebat. Namun di
kehamilan ini ibu mengeluh nyeri pada kakinya. Ibu mengatakan tidak
pernah minum obat-obatan lain selain yang diberikan oleh bidan selama
kehamilannya dan ibu mengaku tidak pernah berperilaku yang
membahayakan kehamilannya seperti merokok, minum jamu, minum
minuman keras, memakai narkoba, serta diurut dukun, dan ibu
mengatakan tidak memelihara binatang di rumah.
C. Riwayat Kesehatan
1) Penyakit/gejala penyakit yang pernah diderita ibu.
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan tanda gejala penyakit
jantung, hipertensi, hepatitis, diabetes mellitus, asthma, TBC, PMS dan
epilepsy.
2) Riwayat Gynechology
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami gangguan pada alat
reproduksinya seperti keputihan, infeksi, gatal karena jamur, atau
tumor.
3) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak pernah dioperasi pada bagian perut.
4) Penyakit/gejala yang pernah diderita keluarga ibu dan suami
Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak pernah
menderita penyakit/gejala penyakit keturunan seperti penyakit jantung,
39
DM, hipertensi, asthma, hepatitis, epilepsi, gangguan jiwa serta
penyakit menular seperti terinfeksi TORCH, TBC, PMS.
5) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada
yang memiliki keturunan kembar
E. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernafas
Ibu mengatakan tidak ada kesulitan bernafas saat ini
2. Pola makan dan minum
Makan : ibu mengatakan makan 3x sehari dengan porsi sedang, jenis
makanan yaitu nasi, sayur, daging ayam, ikan, dan buah. Ibu
tidak memiliki pantangan dan alergi terhadap makanan dan
tidak ada keluhan saat ibu makan.
Minum : ibu mengatakan minum 7-8 gelas perhari, jenis air putih dan
tidak ada keluhan saat ibu minum.
3. Pola Eliminasi
BAK : Ibu mengatakan BAK 6-7 x/hari, warna kuning jernih, dan
tidak mengalami keluhan saat BAK.
BAB : Ibu mengatakan BAB 1x/hari, konsistensi lembek, dan tidak
mengalami keluhan saat BAB.
4. Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam (22.00 s/d
05.00 WITA), ibu mengatakan tidak ada keluhan saat istirahat dan
tidur.
5. Pekerjaan dan aktivitas
Ibu mengatakan biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri dan
40
ibu mengatakan ada sedikit gangguan saat berjalan karena kaki kanan
yang bengkak.
6. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali dalam sehari, gosok gigi 2 kali dalam
sehari, keramas 3 kali dalam seminggu, ganti pakaian luar setiap kali
mandi dan ganti pakaian dalam 2 kali sehari atau bila basah.
7. Perilaku seksual
Ibu mengatakan tidak menentu dalam hubungan seksual.
8. Sikap/Respon terhadap Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan sangat bahagia terhadap kehamilan ini karena
memang direncanakan dan diterima
9. Kekhawatiran-kekhawatiran terhadap Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan tidak ada kekhawatiran yang ibu rasakan terhadap
kehamilan ini.
10. Respon keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan respon keluarga pada kehamilan ini sangat baik.
11. Dukungan suami dan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan
ibu saat ini.
12. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Ibu mengatakan pengambilan keputusan diambil oleh suami secara
musyawarah.
13. Rencana Persalinan
Ibu mengatakan berencana bersalin di Bidan
14. Persiapan persalinan lainnya
Ibu mengatakan belum menyiapkan pakaian bayi, pakaian ibu saat
bersalin, dan kendaraan
15. Perilaku Spiritual selama Kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada perilaku spiritual khusus selama
kehamilan ini, ibu selalu sembahyang setiap hari bersama suami.
41
F. Pengetahuan
Ibu mengatakan belum terlalu mengetahui tentang tanda bahaya saat
TM II seperti sering kencing, sakit punggung atas dan bawah, varises pada
kaki/vulva, edema dependen dan sakit kepala dan ibu belum mengetahui
cara mengatasi kaki bengkak (oedema) nya tersebut.
OBJEKTIF :
a. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36°C
BB Sebelum hamil : 59 Kg
BB Sekarang : 67 kg
IMT : 22,7
Kenaikan BB : 8 kg
Lila : 27 cm
b. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak
oedema
Mammae : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
colostrum belum keluar
Abdomen : TFU teraba 2 jari diatas pusat (20 cm), puki, letak kepala,
belum masuk PAP
TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gr
DJJ : (13+12+12) x 4 = 148 x/menit
Ekstremitas : kaki oedema kanan, varises tidak ada, aktivitas baik.
c. Pemeriksaan Penunjang (4-4-2020)
Hb : 10 gram%
42
Protein Urine :-
Urine Reduksi :-
ANALISA DATA :
G2P1A0 UK 28 minggu Puki Janin tunggal Hidup Intra Uteri
Masalah : Oedema pada Kaki
PENATALAKSANAAN :
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janinnya baik, Ibu mengatakan sudah mengerti
2. Memberitahu Ibu bahwa bengkak yang dialami adalah hal yang fisiologis,
karena disebabkan kurangnya aktifitas yang dilakukan oleh ibu, Ibu
mengerti
3. Menganjurkan pada ibu untuk berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi
dari badan , ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Menganjurkan pada ibu untuk meningkatkan konsumsi makanan yang
banyak mengandung protein seperti telur, ikan dan lain – lain serta
mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan
lemak seperti jagung, nasi, dan lain-lain, Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
5. Memberitahu kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada Trimester
II dan III seperti sering kencing, sakit punggung atas dan bawah, varises
pada kaki/vulva, edema dependen dan sakit kepala, Ibu mengatakan sudah
mengerti
6. Memberikan terapi tambah darah 1x1/hari dan kalk 1x1/hari, Ibu mengerti
dan sudah meminumnya setiap hari
7. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
atau apabila ada keluhan, ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan
ulang.
43
BAB 4 PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung antara
fakta dan kenyataan serta ditambah opini yang luas dari penulis sebagai
pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada
Perempuan “D” UK 28 minggu Puki Janin Tunggal Hidup Intra Uteri.
44
Terpadu tgl 14 Februari 2020. Menurut penulis, kontrol ANC
Ny “D” sudah sesuai standard yang telah ditentukan oleh
Sarwono, karena pasien memiliki kesadaran dalam
kehamilannya untuk periksa kehamilan secara rutin demi
meminimalisir adanya komplikasi.
Menurut Sarwono (2009), standar minimal kontrol ANC
meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1 kali, TM III
minimal 2 kali. ANC terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu hamil, yang bertujuan untuk memperoleh pelayanan
antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan
melahirkan bayi yang sehat. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat Depkes (2008) bahwa tujuan ANC adalah mengenali
dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk
penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan sehingga
memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
45
yang meningkat, pusing, pandangan kabur, dll.
Menurut Fatir (2016), bengkak pada ekstremitas bawah
sering terjadi saat kehamilan mulai membesar (trimester 2 dan
3) karena peningkatan tekanan vena yang disebabkan oleh
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tekanan darah
Tekanan darah Ny. “D” pada UK 28 minggu 110/80 mmHg
dan34 minggu adalah 110/70 mmHg, MAP 83,3 dan ROT 10.
Menurut penulis,trimester II tekanan darah masih dalam
batas normal. Trimester III, tekanan darah masih dalam batas
normal. Takanan darah normal untuk ibu hamil adalah 110/70-
120/80 mmHg, MAP 83,3, ROT 10 mmHg normal. Tekanan
darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Jika
dalam penghitungan tekanan darah, ROT dan MAP melebihi
batas normal ibu akan mengalami pre- eklampsia namun jika
tekanan darah kurang dari normal maka akan menimbulkan
suplai darah dari ibu ke janin akan terhambat dan janin akan
kekurangan asupan oksigen.
Hal ini sesuai dengan teori Romauli (2011) tekanan darah
normalnya 100/70 mmHg sampai dengan 120/80 mmHg.
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Bila terjadi kenaikan tekanan darah yaitu sistolik 30 mmHg
atau lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini
akan berlanjut pada pre eklamsi atau eklamsi jika tidak segera
di tangani. Mean Artery Pressure adalah tekanan arteri rata-
46
rata selama satu siklus denyut jantung yang didapatkan dari
pengukuran tekanan darah systole dan diastole. Pada trimester
II nilai normalnya dari MAP adalah ≤ 90 apabila hasil <90
mmHg maka terjadi resiko PEB. Roll Over Test adalah tes
tekanan darah yang dimana nilai positif dinyatakan jika terjadi
47
atau buruk. Sehingga dapat menyebabkan bayi lahir mati dan
intrapartum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan
rendah BBLR13.
b. Pemeriksaan fisik khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny “D” saat UK 28
minggu, yaitu, muka tidak oedem, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid,
tidak ada bendungan vena jugularis, kolostrum belum keluar,
pada perut ibu terjadi pembesaran membujur, ekstremitas bawah
oedema sebelah kanan.
Menurut penulis, perubahan tersebut merupakan perubahan
fisiologis yang di alami oleh setiap ibu hamil meskipun tiap-tiap
ibu hamil memiliki perubahan yang berbeda-beda. Pemeriksaan
fisik untuk ibu hamil harus dilakukan karena dengan
pemeriksaan fisik untuk ibu hamil harus dilakukan karena
dengan pemeriksaan fisik yang dilakukan sedini mungkin kita
bisa menyimpulkan ada atau tidaknya tanda bahaya dan resiko
yang mungkin terjadi
Menurut Romauli (2011) perubahan fisiologis yang terjadi
pada ibu hamil trimester II didapatkan tidak ada oedem pada
muka, sklera tidak putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada bendungan vena
jugularis, puting susu menonjol dan kolostrum sudah keluar,
pembesaran rahim14.
1) TFU ( Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny.”D” ukuran TFU berdasarkan hasil leopold saat
UK 28 mgg 2 jari diatas pusat (24 cm), 34 mgg pertengahan
48
pusat dan processus xyphoideus (27 cm).
Menurut penulis ukuran TFU Ny.”D” berdasarkan hasil
leopold termasuk fisiologis, perubahan atau ukuran TFU setiap
ibu memang berbeda sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan
dinding perut namun dengan rumus yang sudah ada dapat
dengan mudah mengukur TFU ibu hamil sehingga tidak ada
masalah dengan janin.
Hal ini sesuai dengan teori Mandriwati (2011) yang
menyatakan bahwa pembesaran pada abdomen dapat diukur
dengan memeriksa TFU (tinggu fundus uteri) dengan cara
pemeriksaan leopold dan pemeriksaan TFU menggunakan
tekhnik Mc Donald tujuannya adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu, dan hasilnya bisa dibandingkan
dengan hasil anamnesis Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU dalam sentimeter
(cm) yang normal harus sama dengan umur kehamilan dalam
minggu yang ditentukan berdasarkan Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT)15.
2) Pemeriksaan DJJ
Pada pengkajian yang dilakukan terhadap Ny “D”
didapatkan bahwa presentasi janin kepala, denyut jantung janin
(13+12+12)= 148x/menit. Menurut penulis hal ini fisiologis,
DJJ bayi normal sehingga dipastikan perkembangan janin baik
dan tidak ada distress janin. Menurut Prawirohardjo (2014)
bahwa Pemeriksaan DJJ normalnya antara 120 – 160
kali/menit16.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny. “D” 11,2 gr%. Menurut penulis,
hemoglobin sangat berpengaruh langsung terhadap ibu dan janin
karena hemoglobin yang terdapat pada darah merupakan alat
49
transportasi O2. Kurangnya kadar HB dapat mengakibatkan
anemia sehingga dapat beresiko pada janin dan ibu seperti
BBLR, prematur, partus lama dan lain lain. Karena ibu
mengalami anemia, maka ibu cepat lelah, pusing, mata
berkunang kunang.
Hal tersebut sesuai dengan teori Winkjosastro (2009), kadar
Hb normal 11-14 gr%. Jika kadar Hb kurang dari 11 gr%, pada
persalinan normal dapat menimbulkan perdarahan pasca
persalinan, kematian pada janin, dan persalinan dapat
berlangsung lama17.
2) Pemeriksaan urine albumin
Sesuai data yang diperoleh dari pemeriksaan pasien hasil
pemeriksaan urine albumin Ny.“D” adalah negatif. Menurut
penulis hal ini fisiologis karena pada ibu hamil sebaiknya urine
albumin hasilnya negatif, karena jika hasilnya positif dapat
menjadi masalah pada kesehatan seperti bisa menyebabkan
terjadinya preeklamsia sehingga bisa menyebabkan kematian
pada ibu.
Hal ini sesuai dengan teori Winkjosastro (2009),
pemeriksaan urine albumin normal bila hasilnya negatif (urine
tidak keruh)18.
Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara fakta dan teori.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny.”D” adalah G2P1A0 UK 28 Minggu
dengan kehamilan normal dengan keluhan bengkak (Oedema) pada
kaki, janin tunggal hidup. Menurut penulis berdasarkan
pemeriksaan kebidanan dan teori tersebut maka dapat disimpulkan
50
bahwa analisa data kebidanan pada Ny “D” sudah sesuai dengan
standart analisa data kebidanan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rukiyah (2014), diagnosis
kehamilan dapat diurutkan menurut nomenklatur sebagai berikut:
hamil atau tidak hamil, primigravida atau multigravida, tua
kehamilan, anak hidup atau mati, anak tunggal atau kembar, letak
anak, anak intrauterin atau ekstrauterin, keadaan jalan lahir,
4. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil, penulis melakukan penatalaksanaan
Ny “D” sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan
normal, pada masalah yang timbul yaitu bengkak pada kaki, maka
penulis memberikan asuhan khusus untuk menangani masalah
bengkak pada kaki seperti : Menganjurkan ibu untuk makan-
makanan yang banyak mengandung protein serta mengurangi
konsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat.
Menganjurkan ibu untuk tidak menggantung kaki terlalu lama.
Menganjurkan ibu untuk mengganjal kaki pada saat duduk.
Menganjurkan ibu untuk memijat kaki secara perlahan agar
aliran darah lancar. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak
minum. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup untuk menjaga
kondisi badannya agar tetap sehat. Menganjurkan ibu senam hamil
untuk menjaga stamina. Memberikan konseling tentang tanda
bahaya kehamilan, mengkonsumsi tablet tambah darah dan calk
1x1 tab, makan dengan menu seimbang. Menganjurkan ibu
melakukan kontrol ulang ke petugas kesehatan atau jika ada
keluhan sewaktu-waktu.
51
Menurut penulis, pemberian asuhan kebidanan yang tepat pada
ibu hamil dapat mendeteksi sedini mungkin komplikasi atau resiko
yang terjadi dan bertujuan untuk melakukan pemantauan asuhan
kehamilan secara komprehensif dan untuk mengatasi keluhan kaki
bengkak pada ibu yaitu dengan cara senam hamil, jangan
menggantung kaki dan berdiri terlalu lama, istirahat yang cukup,
berelaksasi dengan mengangkat kaki dan memanfaatkan setiap
kesempatan ada untuk tidur dapat mengurangi kejadian bengkak
kaki pada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli
(2011), bahwa asuhan yang diberikan pada ibu hamil trimester II,
52
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Subjektif
Hasil pengkajian pada ibu hamil setelah di lakukan pengkajian
didapatkan ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan
mengeluh terdapat Oedema pada kaki namun masih Fisiologis
Objektif
Berdasarkan pemeriksaan obyektif pada perempuan “D” pada
pemeriksaan fisiknya didapatkan bahwa semua hasil pemeriksaan dalam
batas normal.
Analisa
Analisa yang didapat pada kasus diatas sudah sesuai dengan
nomenklatur kebidanan yaitu G2P1A0 UK 28 minggu Puki Janin tunggal
Hidup Intra Uteri dengan masalah Oedema (bengkak) pada Kaki
Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan asuhan komperhensif yang dilakukan oleh
penulis dan didampingi oleh bidan secara umum sudah sesuai dengan
protap.
5.2. Saran
Bagi penulis
Agar lebih memahami lagi mengenai asuhan pada ibu hamil fisiologis
dan dalam keterbatasan saat ini mampu menyelesaikan tugas dengan
bersungguh-sungguh dan memanfaatkan literasi yang ada.
Bagi institusi pendidikan
53
dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertatap muka secara
langsung.
54
DAFTAR PUSTAKA
Medika. Hal : 9
2 Titik Rahmawati. 2012. Jakarta. Dasar-dasar Kebidanan. PT. Prestasi
Kehamilan.
Yogyakarta. Nuha Medika
11Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT. Bina
Pustaka.
54
12Fatir, M. Natsir. 2016. Edema pada Kehamilan.
http://fatirnatsir.wordpress.com diakses pada tanggal 04 Juni 2020
13 Loc.cit Suryati Romauli. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar
Medika
15Heni puji wahyuningsih. 2009. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jakarta. EGC
17Loc.cit Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT. Bina
Pustaka.
18Hanifa winkjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Info Media
20Loc.cit Suryati Romauli. 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar
55
Hubungan Pelaksanaan Senam Hamil dengan Ketidaknyamanan Ibu
Hamil Trimester III. Jurnal Involusi Kebidanan, 7, pp.Nomor 12 :43-
50.
Rasidji, I., 2014. Panduan Kehamilan Muslimah. Jakarta: Mizan Digital
Publishing.
Romauli, S., 2011. Buku Ajar Askeb I : Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Jakarta: Salemba Medika.
Yolanda, N., 2017. Kaki Bengkak Saat Hamil. [Online] Available at:
http://www.kerjanya.net [Accessed 04 Juni 2020].
56
Lampiran 1. Lembar Konsultasi
57
belakang BAB 3 Tinjauan
BAB II Tinjauan Kasus pada bagian
Teori Subjektif sedikit
BAB III Tinjauan kurang tepat dan
Kasus sudah diberikan
BAB IV bimbingan oleh
Pembahasan pembimbing
BAB V Penutup bagian yang masih
kurang tepat.
Penulis sudah
segera
memperbaiki
bagian yg masih
salah.
12 Juni 2020 BAB III Tinjauan Pada Bab III di
Kasus Penatalaksanaan
BAB V Penutup pada pemberian
Daftar Pustaka asuhan belum
mencantumkan
atau menyebutkan
tanda bahaya pada
TM II dan III,
kemudian Bab V
Kesimpulan belum
mencerminkan
tujuan khusus, dan
Daftar Pustaka
masih belum rapi.
Penulis sudah
segera
memperbaiki
bagian yang masih
58
kurang.
13 Juni 2020 ACC
59