Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

HIGH ALERT MEDICATION

UPT.RSUD KOTAPINANG
LABUHAN BATU SELATAN
RUJUKAN

1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. PP No 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi
Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
High alert medication adalah obat yang perlu diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadinya kesalahan dan atau kesalahan serius yang resiko tinggi yang menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan. Kelompok obat high alert diantaranya :
1. Obat look alike sound alike (LASA), yaitu obat yang tampak mirip,ucapannya mirip
(Nama obat, Rupa dan ucapannya mirip).
2. Obat elektrolit konsentrasi tinggi, yaitu larutan yang bersifat hiertonis dimana konsentrasi
pelarut lebih besar dari zat pelarut, untuk itu penggunaan larutan elektrolit pekat harus
dipantau.
3. Obat yang sering menyebabkan kejadian (efek samping) serius

B. TUJUAN
Panduan High Alert Medication (HAM) disusun dengan tujuan :
1. Menjadi panduan bagi seluruh staf rumah sakit dalam mengelola obat high alert
medication.
2. Meningkatkan kewaspadaan terhadap high alert medications sehingga meningkatkan
keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan high alert medication menjadi panduan bagi seluruh staf rumah sakit mulai dari
dokter, perawat, farmasi serta staf lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan obat
HAM (High alert medication).

Ruang lingkup pengelolahan hight alert medication di UPT.RSUD Kotapinang meliputi :


Ruang Rawat inap, Ruang Rawat jalan / Poliklinik, Instalasi gawat darurat (IGD), Intensive care
unit (ICU), Ruang Bersalin, Ruang bedah.
BAB III
TATA LAKSANA

A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT


1. Setiap unit pelayanan harus memiliki daftar high alert medication
2. Penyimpanan obat high alert harus diberi penandaan khusus
3. High alert medication yang berada di emergency kit tidak harus mengikuti kaidah
penyimpanan dan pemberian obat high alert.
4. Obat high alert yang akan diberikan ke pasien rawat inap diberi label peringatan
5. Pelabelan obat high alert di bangsal hanya berlaku untuk obat injeksi dan infus
6. Obat yang dibawa pulang oleh pasien tidak harus diberi label peringatan.
7. Obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert :
a. Obat look alike sound alike (LASA).
b. Obat elektrolit konsentrasi tinggi
c. Obat yang sering menyebabkan kejadian serius
8. Panduan high alert medication beserta daftarnya harus diperbaharui secara periodik.

B. PENYIMPANAN DAN PELABELAN


Hight alert medications disimpan dipelayanan farmasi dan digudang farmasi dalam tempat
penyimpanan dilokasi dengan akses yang terbatas dan dipisahkan dengan obat-obat rutin lainnya.
1. Obat high alert kategori elektrolit konsentrasi tinggi
a. Elektrolit konsentrasi tinggi disimpan terpisah dari obat lain
b. Hanya dapat disimpan di unit farmasi, ICU, IGD, ruang bersalin dan kamar bedah
c. Diberi label peringatan sebagai berikut

2. Obat high alert kategori LASA


a. Obat kategori LASA tidak disimpan berdekatan.
b. Tempat obat ditulis dengan stiker
c. Diberi label “LASA” sebagai berikut

3. Obat high alert kategori obat yang dapat menimbulkan kejadian serius ( Berisiko Tinggi).
a. Disimpan terpisah
b. Diberi label sebagai berikut
Seluruh tempat penyimpana persediaan obat Hight Alert diperiksa dan diinspeksi setiap bulan
oleh petugas farmasi. Pengawasan yang dilakukan yaitu kesesuaian tempat penyimpanan obat
sesuai dengan syarat, kuntitas, kondisi fisik dan tanggal kadaluarsa.

C. PERESEPAN/ INSTRUKSI PENGOBATAN


1. Instruksi mengenai High Alert tidak boleh diberikan hanya secara verbal.
2. Instruksi ini harus mencakup menimal;
a. Nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis
b. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
c. Nama obat, dosis, jalur pemberian, tanggal pemberian setiap obat
d. Kecepatan atau durasi pemberian obat.
3. Khusus obat high alert kategori elektrolit konsentrat dan obat yang menimbulkan kejadian
serius, Resep / KIP diberi tanda stabilo warna orange.
Tulisan nama obat high alert beseta instruksi penggunaan dengan jelas, bila perlu
menggunakan huruf kapital.

D. PEMBERIAN
Setiap petugas farmasi / perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua High Alert Medications sebelum diserahkan atau diberikan kepada petugas atau
pasien. Identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas
lainnya (sebagai orang kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan akurasi. Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications dan disaat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien. Untuk
selanjutnya, pengecekan ganda ini akan dicatat pada catatan pemberian obat pasien. Pengecekan
ganda dilakukan dengan cara :
a. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk menyiapkan obat-
obatan, antara lain : perawat / ahli farmasi.
b. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang, teknisi atau perawat
lain atau petugas tidak boleh sama dengan petugas pengecekan pertama.
Pemberian Meliputi :
1. High alert kategori elektrolit konsentrasi tinggi harus diencerkan terlebih dahulu
2. Obat injeksi dan elektrolit konsentrasi tinggi harus dilakukan pengecekan ganda oleh
petugas yang berbeda
3. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda dilakukan pada kondisi-kondisi
seperti berikut :
a. Setiap akan memberikan injeksi obat
b. Saat terapi inisial
c. Saat terdapat perubahan konsentrasi obat dan dosis obat
d. Saat pemberian bolus
e. Saat pergantian jaga rawat atau transfer pasien

1. Pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus
memperhatikan kaidah berikut :
a. Setiap pemberian obat menerapkan prinsip 7 Benar + 1 Waspada (7B+1W)
b. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label khusus.
c. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh perawat / bidan
d. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
e. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM (Look Alike Sound Alike =
Nama Obat Rupa Mirip), saat memberi/menerima instruksi.
2. Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan
a. NaCl 3 % injeksi intravena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infus tidak
lebih dari 100mL/jam
b. Natrium Bicarbonat (Meylon 8.4%) injeksi, harus diencerkan sebelum digunakan. Untuk
penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1 mL Na. Bicarbonat : 1 mL pelarut
Water for Injection, untuk pemberian bolus dengan kecepatan maksimum 10 mEq/Menit.
Untuk penggunaan infus drip, diencerkan dengan perbandingan 0.5 mL Na. Bicarbonat : 1
mL Dextrose 5%, pemberian drip infus dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 mEq/kg
BB/jam.
3. Cek 7 (Tujuh) Benar dan 1 (Satu) Waspada Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan
verifikasi 7 (Tujuh) benar dan 1 (satu) waspada Efek Samping untuk mencapai medication safety:
a. Benar Pasien
b. Benar Obat
c. Benar Dosis
d. Benar Waktu
e. Benar Cara / Rute Pemberian
f. Benar Dokumentasi
g. Benar Informasi
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Obat High Alert tercatat pada kartu instruksi pengobatan pasien dan / atau resep, serta
tercatat di rekam medis pasien.
2. Daftar obat High Alert UPT.RSUD Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan
ditempel disetiap unit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high-alert medications. ISMP;
2012.
2. Permenkes no 72 tahun 2016, Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, kementrian
kesehatan republik Indonesia, 2016.
LAMPIRAN

A. Daftar Obat Lasa ( Look Alike Sound Alike )

No Nama Obat 1 Nama Obat 2 Nama Obat 3 Nama Obat 4 Nama Obat 5

Cefotaxime Ceftriaxone
1.
Injeksi Injeksi
Maprotilin 50 mg Sentralin 50 mg Lorazepam 2
2.
Tablet Tablet mg Tablet
3. Cendo Polinel Xytrol Tobroson Polidex Catarlen

4. Cendo LFX Genta Floxa

5. Cendo Mydriati Natacen

Candesartan 8 Candesartan 16
6.
mg Tablet mg Tablet

Ibuprofen 400 Paracetamol 500


7.
mg Tab mg Tab

8. KAEN 3B Infus RL Infus

9. Glucose 5% Glucose 10%

10. D5 NS Infus D5 ½ NS Infus D5 ¼ NS

11. Cendo Timol Tonor Carpine

12. Cendo Eyefres Noncort

Clobazam 10 mg Diazepam 5 mg
13.
Tab Tab

Pantoprazole Omeprazole Meropenem


14.
Injeksi Injeksi Injeksi

Lactulosa
15. Cetirizen Sirup Ibuprofen Sirup
Syrup

Aminoleban
16. Aminofluid Infus
Infus

17. Cefotaxim 0.5 Cefotaxim 1

18. Ibuprofen Ambroxol

19. Micardis 40 Micardis 80

20. Glimiperid 1 Glimiperid 2 Glimiperid 3


21. Cefixim 100 Cefixim 200

22. Aziromicin Vicsilin

23. Paracetamol Ibuprofen

Meloxicam 15 Meloxicam 7,5


24.
mg mg

25. Aminofluid Aminoleban

Lansoprazol Omeprazole
26.
Kapsul Kapsul

B. Elektrolit Pekat ( Tinggi )

No Nama Obat

1 MgSO4 40%

2 MgSO4 20%

3 Dextros 40%

4 Meylon 8,4%

C. Obat Resiko Tinggi ( High Risk)

No Nama Obat

1. Ketamin Injeksi

2. Dopamin Injeksi

3. Dobutamin Injeksi

4. Epinefrin Injeksi

5. Midazolam Injeksi

6. Fentanyl Injeksi

7 Morfin Injeksi

8 Bupivacain Injeksi

9 Epedrin Injeksi

10 Recofol

11. Lovenox Injeksi

12. Amiodaron Injeksi


13. Ivanes Injeksi

14. Regivel

15. Codein

16. Oxitosin Injeksi

17. Novomix

18. Novorapid

19. Levemir

20. Lontus

21. Ezelin

22. Humalog Mix

23. Humalog Kwikpen

Ditetapkan di Kotapinang
Pada tanggal : 02 Januari 2018

DIREKTUR UPT.RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH KOTAPINANG

dr. Suraji Mochammad Musa, Sp.OG


NIP. 19790320 200903 1 003

Anda mungkin juga menyukai