Anda di halaman 1dari 2

Kemitraan adalah kerjasama dua orang atau lebih yang bersama-sama memiliki sebuah

bisnis dengan tujuan menghasilkan laba.  Bentuk kemitraan yang kita kenal adalah firma dan
CV. Firma adalah bentuk kemitraan dimana seluruh mitra berpartisipasi aktif dalam
menjalankan usaha dan bertanggung jawab secara bersama-sama.  CV adalah bentuk
kemitraan yang mengenal adanya mitra aktif dan pasif (komanditer).  Mitra aktif adalah mitra
yang iut memiliki, mengoperasikan, dan mengelola bisnis serta memiliki kewajiban tidak
terbatas terhadap hutang persekutuan, sedangkan mitra komanditer adalah anggota kemitraan
yang tidak berperan aktif dalam mengelola perusahaan dan kewajibannya pada hutang
kemitraan sebatas uang yang ditanamkannya.
A. Keuntungan Kemitraan

1. Pendirian yang Mudah. Sebagaimana pendirian perusahaan perorangan, pendirian


kemitraan dapat dilakukan dengan cara informal saja bila belum dirasa perlu untuk
menjadikan usaha kemitraan tersebut formal dan tercatat.

2. Ketrampilan yang Saling Melengkapi.  Salah satu alasan memilih mitra adalah
keterbatasan dalam mengerjakan sesuatu.  Sebagai contoh, apabila usaha masih kecil,
segala kegiatan mulai dari mencari pelanggan hingga memproduksi dapat dilakukan
sendiri.  Namun demikian, bila prospek usaha semakin besar, terkadang kegiatan
marketing yang memakan banyak waktu dengan rapat-rapat dan lobi mengharuskan
seorang pengusaha memerlukan partner yang mengawasi masalah teknis produksi.

3. Pembagian Laba Relatif lebih Mudah.  Hal ini dapat dilakukan dengan kesepekatan
bersama yang ditentukan di awal kerja sama.  Pembagian laba belum tentu sama dengan
perbandingan modal, mengingat beban kerja dan tanggung jawab dalam menjalankan
bisnis itu

4. Kemudahan dalam mencari Mitra Pasif (Komanditer).  Mitra komanditer dianggap


sebagai suatu bentuk kelebihan bentuk usaha kemitraan karena dapat mengakomodasi
orang-orang yang bersedia berinvestasi tanpa mau terlibat langsung dalam bisnis, dan
bersedia mengambil risiko hanya sebatas uang yang ditanam tersebut.  Selain itu, dengan
adanya bentuk kemitraan seperti ini, membuka peluang untuk mencari modal yang lebih
besar lagi bagi penggagas suatu usaha (mitra aktif).

5. Pengumpulan Modal yang lebih besar.   Bila memang mendatpatkan mitra yang sangat
cocok, dan bersedia untuk sama-sama menanam modal serta aktif dalam usaha yang
dibangun bersama, tentunya hal ini membuat modal awal sebuah usaha menjadi lebih
besar.  Apalagi bila ditambah dengan komitmen yang mencapai harta pribadi, membuat
kemungkinan untuk perluasan usaha karena modal yang lebih besar menjadi sangat
memungkinkan.

6. Keluwesan.  Karena bentuk kemitraan ini memang biasanya untuk bentuk usaha yang
kecil, maka keluwesan dalam beradaptasi dengan dunia bisnis dan kecepatan dalam
mengambil keputusan merupakan sebuah keunggulan.
B. Kelemahan Kemitraan

1. Kewajiban tidak Terbatas.  Sebagaimana perusahaan perorangan, bentuk usaha


kemitraan ini juga mengharuskan pemilik mempertanggungjawabkan kewajibannya
hingga ke harta pribadi (kecuali mitra pasif).

2. Akumulasi modal masih kurang optimal.  Walau pun bentuk usaha kemitraan masih
lebih baik dalam mencari modal yang lebih besar dibanding mitra perorangan, bentuk
usaha ini masih dianggap kurang efektif bila dibandingkan dengan usaha perseoran.

3. Kesulitan untuk keluar dari Kemitraan.  Salah satu kesulitan dalam kemitraan ini
adalah apabila salah seorang ingin keluar dari kemitraan, hal ini tidak dapat dilakukan
tanpa membubarkan kemitraan terebut.  Hal ini terjadi karena dalam sebuah kemitraan,
bila ingin menarik diri, biasanya saham yang ingin melepaskan diri harus dijual ke mitra
yang lain. 

Padahal, seringkali mitra yang lain tidak berniat atau tidak memiliki dana untuk
membeli saham mitra yang ingin keluar.  Sshingga seringkali kemitraan harus
dibubarkan.  Hal ini membuat permasalahan menjadi lebih rumit, apalagi  seringkali nama
menjadi trade mark yang diingat oleh para pelanggan.  Oleh karena itulah, apabila
membubarkan kemitraan dan menggunakan nama baru, hal ini menyebabkan usaha dalam
mensosialisasikan nama baru ini cukup memakan waktu dan uang.

4. Kurang berkesinambungan.  Selain disebabkan oleh mitra yang keluar, kematian salah
seorang mitra akan menyebabkan usaha menjadi bubar.  Hal ini dpat terjadi bila ahli
waris dari pihak yang meninggal tidak mau berpartner dengan mitra sang pewaris.

5. Potensi konflik.  Sebagaimana umumnya sebuah interaksi, sebaik mungkin hubungan


seseorang, potensi konflik tidaklah mungkin untuk dihilangkan.  Hal ini lebih diperbesar
dengan kondisi dimana dalam operasional usaha akan terjadi saat-saat dimana kondisinya
sangat tegang dan kondisi-kondisi stress dapat terjadi. 

Di sinilah sebuah kemitraan benar-benar diuji, dan menurut hemat saya, kunci
terpenting dari kelanggengan hubungan ini adalah kesungguhan dan tenggang rasa.   
Kesungguhan dalam bekerja dimana komitmen-komitmen kerjasama dilaksanakan dengn
sungguh-sungguh oleh kedua belah pihak, dan tenggng rasa dalam menghadapi
kelemahan mitra kerja kita.

Sumber :
http://www.tsoekarsono.com/2017/06/02/seri-ukm-bentuk-usaha-kemitraan-keuntungan-dan-
kerugian/

Anda mungkin juga menyukai