(HUKUM I TERMODINAMIKA)
TEKNIK MESIN S1
FAKULTAS TEKNIK
2016 – 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hukum Pertama Termodinamika”.
Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah
menjadi panduan saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
Prayogi
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
HUKUM I TERMODINAMIKA
Besaran yang dinyatakan dengan E disebut energi dari sistem. Dan persamaan (2-
15) mendefinisikan bahwa berkurangnya energi suatu sistem antara dua keadaan
kesetimbangan sebagai usaha yang dilakukan oleh sistem pada sebarang proses
adiabatik antar dua keadaan.
Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini
menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada
sistem (W), panas yang ditambahkan atau dikurangi pada sistem (Q), dan energi
internal sistem (U).
Hasil percobaan Joule menyatakan bahwa jumlah panas yang ditambahkan
dan usaha yang dilakukan pada sistem yang sama dengan perubahan energi
internal sistem.Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan hukum I
termodinamika.
t2
Q=∫ Q̇ dt (1.3)
t1
Untuk sistem A:
U f −U i =Q+W
Untuk sistem B:
(U f – U i ) – (U 'f −U i ’)=Q+ Q’ +W +W ’
kerja yang dilakukan oleh sistem gabungan, maka Q+Q ' adalah kalor yang
dipindahkan oleh sistem gabuangan. Karena sistem dilindungi dinding adiabat,
Q+Q' =0
Q=−Q'
Dalam kondisi adiabat kalor yang dibuang sistem A sama dengan kalor
yang diterima sistem B.
Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding (J.P. Holman,hal: 33)
ðQ
C= (1.7)
dθ
Q
Kapasitas kalor rata-rata =
θf −θi
C 1 ðQ
c= =
n n dθ
c diukur dalam J/mol.K atau kJ/mol.K. Dengan n adalah banyaknya mol, yaitu:
massatotal
n=
m
Dengan m adalah massa molar atau massa satu mol atom yang bergantung
pada bilangan Avogadro N A sebesar 6,023 X 1023 partikel/mol. Besarnya kita
dapatkan:
m ¿mN A
ðQ
dalam hal sistem hidrostatik hasil bagi memiliki harga tetap apabila tekanan
dθ
atau volume dijaga tetap.
2.5 Entalpi
ΔH = Hakhir – Hmula-mula
Walaupun ini merupakan definisi yang biasa dari DH, keadaan entalpi H,
mula-mula dan akhir (yang sebenarnya berhubungan dengan jumlah energi yang
adapada keadaan ini) tidak dapat di ukur. Ini di sebabkan jumlah energi total dari
sistem adalah jumlah dari semua energi kinetik dan energi potensialnya. Jumlah
energi total ini tidak dapat di ketahui karena kita tidak dapat mengetahui secara
pasti berapa kecepatan pergerakan molekul-molekul dari sistem dan juga beberapa
gaya tarik menarik dan tolak menolak antara molekul dalam sistem tersebut.
Bagaimanapun, defenisi di atas sangat penting karena telah menegakan tanda
aljabar DHeksoterm dan endoterm. Perubahan eksoterm, Hakhir lebih kecildari
Hmula-mula. Jadi harga DH adalah negatif. Dengan analisis yang sama, kita
mendapatkan bahwa harga DH untuk perubahan endoterm adalah positif. (Brady,
Kimia Universitas Asas & Struktur. Hal. 274)
Jika reaksi kimia meningkatkan panas, sistem kehilangan panas dan panas
tersebut hilang pada tekanan konstan adalah berkurangnya dalam entalpi (DH<0).
Reaksi seperti itu dengan DH negatif adalah eksotermik. Pembakaran etama
adalah reaksi eksotermis yang sangat kuat ;
Hasil reaksi ini memberikan entalpi lebih rendah daripada reaktan. Dalam
reaksi endotermis, panas di serap oleh reaksi dari lingkungan, membuat DH
bernilai positif. Sebagai contoh reaksi endotermis adalah pembentukan nitrogen
oksida dari unsurnya.
Jika kalor yang menyertai perubahan pada volume tetap adalah ΔU maka
kalor pada tekanan tetap adalah ΔH. Hubungan antara energi dalam dan entalpi
adalah : ΔH = ΔU + Δ(PV), dapat di tuliskan H = U + PV
2.6 Sifat-sifat termodinamika
2.6.1
2.7 Perubahan fase
2.7.1 Perubahan fase
Keadaan padat
Campuran dua fase padat-cair
Keadaan cair
Gambar 2.2 Diagram T-v proses perubahan fase air pada tekanan konstan Proses
1-2-3-4-5 adalah pemanasan pada tekanan konstan Proses 5-4-3-2-1 adalah
pendinginan pada tekanan konstan
PROPERTY DIAGRAM ( DIAGRAM SIFAT)
Diagram T - v
Gambar 2.3 Diagram T- v perubahan fase zat murni (air) pada berbagai variasi
Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tekanan air maka semakin
tinggi pula titik didihnya. Tsat merupakan fungsi dari Psat ,(Tsat = f Psat)
cair jenuh dan uap jenuh berada pada satu titik. Titik ini disebut titik kritis
o
(critical point). Untuk air (water) : Tcr = 374,14 C ; Pcr = 22,09 MPa. ; vcr =
Garis yang menghubungkan keadaan cair jenuh dan uap jenuh akan
semakin pendek jika tekanannya makin besar. Pada tekanan tertentu (22,09 MPa)
3
0,003155 m /kg. Jika titik-titik pada keadaan cair jenuh dihubungkan maka
diperoleh garis cair jenuh. Jika titik-titik pada keadaan uap jenuh dihubungkan
maka diperoleh garis uap jenuh. Kedua garis ini bertemu di titik kritis.
Gambar 2.4 Diagram T- v zat murni
Di atas titik tekanan kritis proses perubahan dari cair menjadi uap tidak
lagi terlihat jelas/nyata. Terjadi perubahan secara spontan dari cair menjadi uap.
Diagram P - v
Pada kondisi tertentu fase padat, cair dan gas berada dalam
kesetimbangan. Pada diagram P-v dan T-v keadaan ini akan membentuk suatu
garis yang disebut Triple line. Dalam diagram P-T keadaan ini nampak sebagai
suatu titik dan disebut Triple point. Triple point air adalah TTR = 0,01 oC dan PTR
= 0,06113 kPa.
Diagram P - v - T
a. Menyusut saat membeku b. Mengembang saat membeku
Gambar 2.8 Diagram P- T zat murni (diagram fase)
Keterangan :
sehingga secara umum, persamaan energi untuk proses alir steady-state dapat
ditulis sebagai :
m(u2 – u1) + 1/2 m(u22 – u12)+ mg(z2 – z1) = Q – [Ws + P2V2 – P1V1] (25)
diketahui bahwa, V2 = mv2 dan V1 = mv1, dengan menyusun kembali persamaan
(2-23) akan diperoleh :
m(h2 – h1) + 1/2 m(u22 – u12)+ mg(z2 – z1) = Q – Ws (27)
,
atau
dalam hal ini, diketahui bahwa enthapi (h) adalah fungsi keadaan, sehingga ia
punyai nilai tertentu pada kondisi P dan T tertentu pula, untuk itu sering juga nilai
enthalpi ini dapat dilihat pada Tabel-tabel data thermodinamika untuk zat-zat
murni tertentu.
Contoh 3 :
Udara pada tekanan 1 bar dan 25 oC memasuki sebuah kompressor dengan
kecepatan rendah, tekanan keluar kompressor adalah 3 bar, untuk selanjutnya
melewati sebuah nozel, dimana udara tersebut akan terekspansi sehingga
kecepatannya menjadi 600 m/det dimana udara kembali pada tekanan 1 bar dan
25 oC seperti semula. Jika pada saat kompressi terjadi adalah 240 kJ per kilogram
udara, berapa banyak panas yang dipindahkankan selama proses kompressi
tersebut berlangsung ?
Penyelesaian :
Analisis : oleh karena kondisi udara keluar sama dengan kondisi
udara masuk, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan enthalpi dari
udara. Selanjut perubahan energi kinetik mula-mula (pada titik inlet) dapat
dianggap kecil sekali. Abaikan juga perubahan energi potensial baik pada titik
inlet maupun titik outletnya, sehingga persamaan (28) menjadi :