Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Petrosea adalah sistem tambang terbuka (Surface Mining) dengan metode “Strip Mine”. Kegiatan penambangannya meliputi : pembukaan lokasi tambang dan pembersihan lahan, pengupasan dan pengangkutan overburden ke disposal area, penggalian dan pengangkutan batubara dari pit ke stockpile. Salah satu kegiatan penambangan adalah pengupasan overburden. Sasaran produksi pembongkaran overburden pada tahun 2005 sebesar 9.000.000 Bcm, dimana 80% dari sasaran produksi tersebut diberaikan dengan metode pemboran dan peledakan, yaitu sebesar 7.200.000 Bcm atau sebesar 22.018,35 Bcm/hari. Hasil pengamatan di lapangan diketahui produksi rata–rata pemboran dan peledakan pada daerah penambangan Pit 5 Merandai sebesar 17.211 Bcm/hari. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi sasaran produksi pemboran dan peledakan untuk pembongkaran lapisan tanah penutup yang direncanakan. Jumlah bongkah (boulder) yang dihasilkan dengan penerapan geometri peledakan pada saat ini masih sangat tinggi, yaitu sebesar 21,79 %. Ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan yang diinginkan, diharapkan tidak berukuran lebih besar dari 120 cm. 120 cm merupakan dimensi terkecil dari bucket alat gali muat yang digunakan yaitu back hoe Liebherr R 984 Litronic dan backhoe Komatsu PC 1100 SP.
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini penulis hanya membatasi pada upaya untuk memenuhi sasaran produksi peledakan perhari sebesar 22.018,35 Bcm dan mengurangi jumlah bongkah (boulder) hasil peledakan, dengan melakukan kajian teknis pada geometri dan pola peledakan yang sesuai pada daerah penambangan Pit 5 Merandai PT. Petrosea Kalimantan Timur. 1.3 Rumusan Masalah Dari hasil penelitian di lapangan, ditemukan adanya permasalahan pada kegiatan peledakan, yaitu belum tercapainya sasaran produksi peledakan yang direncanakan per harinya sebesar 22.018,35 Bcm (Lampiran A). Selain itu, jumlah fragmentasi yang berukuran lebih besar dari 120 cm masih tinggi, yaitu sebesar 21,79 % (Lampiran G). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu mengkaji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dari pemboran dan peledakan di lapangan, dan sebagai upaya untuk mendapatkan suatu rancangan pola dan geometri pemboran dan peledakan yang sesuai dengan kondisi batuan di lapangan serta untuk memenuhi sasaran produksi yang direncanakan, maka digunakan pendekatan dengan teori dari R. L. Ash (1967) dan C. J. Konya (1990). Untuk memperoleh hasil peledakan berupa tingkat fragmentasi batuan dengan geometri peledakan di lapangan, dilakukan dengan metode alat angkut, yaitu dengan cara membandingkan antara jumlah muatan dari alat angkut dengan volume batuan yang diledakkan. Sedangkan untuk mendapatkan ukuran fragmentasi batuan yang sesuai dengan ukuran bucket alat gali muat back hoe Liebherr R 984 Litronic dan backhoe Komatsu PC 1100 SP, digunakan perhitungan secara teoritis menggunakan rumusan dari Kuznetsov (1983).
1.4 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada produksi pemboran dan peledakan overburden pada daerah penambangan Pit 5 Merandai PT. Petrosea. 2. Mengkaji faktor penyebab terjadinya bongkah (boulder) di lapangan. 3. Membuat suatu rancangan teknis pemboran dan peledakan yang meliputi geometri peledakan, pola pemboran dan peledakan, kebutuhan bahan peledak, waktu tunda dan arah peledakan yang sesuai, untuk memenuhi sasaran produksi peledakan sebesar 22.018,35 Bcm/hari. Serta untuk mendapatkan ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan yang diharapkan. 1.5 Metode Penulisan Penulisan ini dibagi dalam beberapa tahap pengerjaan yaitu sebagai berikut : 1) Studi Pustaka Mempelajari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sebagai dasar dalam menyelesaikan masalah yang akan dibahas berkaitan dengan, perencanaan tambang terbuka batubara, bahan peledak dan metode peledakan, penelitian yang terdahulu, karakteristik massa batuan. 2) Pengumpulan Data dan Identifikasi Data Data primer diperoleh dari pengambilan data langsung di daerah penelitian pada Pit 5 Merandai PT. Petrosea, antara lain berupa data : Geometri pemboran dan peledakan Waktu edar alat bor Produksi pemboran dan peledakan Data tingkat fragmentasi hasil peledakan Struktur ketidakmenerusan (discontinue) batuan Data sekunder diperoleh dari Departemen Perencanaan dan Pengembangan PT. Petrosea,yang berupa data : Data curah hujan dan hari hujan. Geologi daerah penelitian. Sifat fisik dan sifat mekanik batuan. Spesifikasi alat bor. Peralatan dan perlengkapan peledakan. Spesifikasi alat muat yang digunakan. 3) Pengolahan dan analisis data Mengolah data yang ada dengan perhitungan-perhitungan secara teoritis, kemudian menganalisis hasil olahan data tersebut dengan menggunakan metode statistik yang telah dibakukan. 1.6 Manfaat Penulisan Manfaat yang diperoleh dari hasil penulisan ini sebagai bahan masukan untuk rancangan teknis peledakan yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sehingga dapat diterapkan di tambang batubara Pit 5 Merandai PT. Petrosea Kalimantan Timur.