Anda di halaman 1dari 21

PENUNTUN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019

1
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOKIMIA

1. Praktikan harus hadir dalam ruangan praktikum tepat pada waktunya. Bagi yang
terlambat datang lebih dari 10 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Bila tidak dapat hadir, harus memberikan alasan beserta bukti yang syah dan dapat
diterima.
3. Para praktikan selama mengikuti praktikum harus memakai jas laboratorium.
4. Dilarang gaduh atau bercakap-cakap yang tidak perlu di dalam ruang praktikum.
5. Dilarang merokok, mondar-mandir di ruangan, selama praktikum berlangsung.
6. Setiap group praktikum harus menyediakan lap pembersih
7. Para praktikan harus menjaga keutuhan alat-alat yang dipakainya.
a.Periksalah dahulu alat-alat yang diterima, harus dalam keadaan bersih dan baik
b.Kerusakan pada alat SEBELUM DIGUNAKAN harus segera dilaporankan
kepada asisten atau teknisi.
c.Setelah pemakaian alat segera dikembalikan dalam keadaan bersih dan baik.
d. Setiap kerusakan/kehilangan alat, yang bersangkutan harus memperbaiki
atau mengganti dengan alat-alat yang sejenis, dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 9 hari.
8. Para praktikan diwajibkan membuat laporan tertulis 1 (satu) laporan untuk setiap
praktikum. Laporan dibuat ada kertas ukuran A4, ditik ataupun ditulis tangan dengan rapi
dan terbaca.
9. FORMAT LAPORAN
 Cover
 Nama Percobaan
 Nama dan NPM
 Kelompok
 Tanggal melakukan percobaan

Isi Laporan

 Judul Laporan
 Cara Kerja
 Hasil Pengamatan
 Pembahasan
 Kesimpulan
 Daftar Pustaka

2
I

KARBOHIDRAT

A. PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida atau polihidraksi keton yang mengandung unsur-unsur
karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH 2O)n.
Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan:
 Monosakarida, conto : glukosa, manosa, arabinosa
 Oligosakarida, conto : sukrosa,laktosa,maltosa
 Polisakarida, conto : selullosa,amilum
Pada umumnya karbohidrat berbentuk kristal putih, larut sedikit dalam pelarut
organik, tetapi larut dalam air dengan baik, kecuali beberapa polisakarida.
Karbohidrat mempunyai beberapa sifat penting yakni dapat beroksidasi, bereduksi,
berkondensasi, serta dapat membentuk ikatan glikosida.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida
akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur dengan beberapa tetes larutan
alpha-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, melalui dinding
tabung yang dimiringkan . Cincin berwarma ungu akan tampak pada bidang batas
antara kedua cairan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat
dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch, yang merupakan uji umum untuk
karbohidrat.
Berbagai uji kualitatif dapat dilaksanakan untuk menentukan kehadiran
karbohidrat antara lain : Uji Iodium, Uji Molisch, Uji Reduksi, Uji Benedict, Uji
Seliwanof, Uji Barfoed, Uji Tauber, Uji Osazon, Hidrolisa Polisakarida dan Uji Bial.
Skema identifikasi karbohidrat secara kualitatif dapat dilihat pada Ilustrasi 1.

3
DIAGRAM ALUR IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
SECARA KULITATIF
BAHAN Uji Molisch

+ -

Karbohidrat Uji Iodium Bukan KH

+ -

Polisakarida (Pati) Non polisakarida


Amilum : biru Glukosa, galaktosa, fruktosa,
Glikogen : merah laktosa, sukrosa, maltosa
Dekstrin : coklat Uji Benedict

+ -

Gula pereduksi Non pereduksi


Glukosa, galaktosa, Sukrosa
fruktosa, arabinosa,laktosa,
Uji Barfoed
maltosa
+ -

Monosakarida Disakarida
Glukosa, galaktosa, fruktosa Laktosa, maltosa
Uji Osazon

+ -
Uji Bial
Maltosa Laktosa
+ -

Pentosa : Heksosa :
arabinosa Glukosa, galaktosa, fruktosa

Uji Seliwanoff

+ -

Ketosa : Aldosa :
fruktosa Glukosa, galaktosa
Uji Musat

+ -
4
Galaktosa Glukosa
PERSIAPAN CONTO / SAMPEL

Persiapan conto/sampel harus disiapkan dengan baik dan benar. Sebelum


menentukan jenis karbohidrat yang terdapat dalam suatu bahan, maka harus diperiksa
terlebih dahulu conto/sampel tersebut apakah berbentuk padat atau larutan. Mungkin
saja bahan terdiri atas satu atau dua jenis karbohidrat. Larutan yang bersifat alkali,
perlu dinetralkan terlebih dahulu atau buat sedikit asam dengan HCL encer. Di bawah
ini langkah kerja penyiapan larutan sampel yang digunakan dalam praktikum.
Persiapan sampel
1. Jagung, dedak atau rumput, dikeringkan pada suhu 500C selama 48 jam.
Kemudian ditumbuk sampai halus.
2. Masukkan 100 gr bahan halus sample (no 1 ) ke dalam labu erlenmeyer dan
larutkan dengan 1000 mL aquadest.
3. Panaskan pada suhu 600 C selama 1 jam ( sewaktu-waktu perlu di aduk ).
4. Dalam keadaan panas-panas saring dengan bantuan kertas filter.
5. Filtrat yang diperoleh, siap dijadikan larutan conto

5
PENENTUAN KARBOHIDRAT

1. Uji Molisch :
Uji Molisch adalah tes kimia yang sensitif untuk semua karbohidrat, dan beberapa
senyawa yang mengandung karbohidrat dalam bentuk gabungan
Tujuan:

Mengidentifikasi karbohidrat dalam sampel

Prinsip:

Dehidrasi karbohidrat dengan asam sulfat menghasilkan aldehida (furfural


atau turunan), yang kemudian bereaksi dengan alpha-napthol membentuk
senyawa berwarna merah atau berwarna ungu. Warna ungu kemerah-
merahan yang terjadi menandakan reaksi positif.

Alat dan bahan:

1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pereaksi Molisch (10% α-naftol dalam etanol).
4. larutan H2SO4 pekat
5. Larutan sampel ( Glukosa, fruktosa, maltose , sukrosa, dedak, jagung,)

Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi kering dan bersih,
2) Pertama lakukan Uji Molisch dengan sampel Glukosa :
a. Isi tabung dengan:1 mL glukosa 1% + 5 tetes pereaksi Molisch.
b. Posisi tabung dimiringkan kemudian secara perlahan-lahan di sisi
dinding tabung tambahkan 3 mL H2SO4 pekat, hingga membentuk
lapisan di bagian bawah tabung.
c. Perhatikan warna yang terbentuk pada batas kedua cairan, catat!
3) Lakukan Uji Molisch dengan menggunakan sampel yang tersedia (khusus
untuk larutan conto (jagung,dedak) gunakan 3 mL)
4) Amati warna yang terbentuk pada batas dua lapisan dan bandingkan hasilnya
dengan hasil no 2 (glukosa).
5) Buat kesimpulan dari percobaan tersebut di atas!

2. Uji Iodium
Tujuan :
Mengidentifikasi kehadiran polisakarida (pati)

6
Prinsip :
Polisakarida dengan penambahan Iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Larutan Iodium (larutan iodium dalam larutan kalium
iodida) bereaksi dengan pati /amilum menghasilkan warna biru-hitam. Dektrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati
yang terhidrolisis bereaksi dengan iodium membentuk warna merah coklat.

Alat dan bahan :


1. Plat tetes
2. Pipet
3. Larutan sampel : (glukosa, sukrosa, amilum, jagung, dan dedak)
4. Larutan Iodium encer
Cara kerja :
1) Sediakan plat tetes,
2) Pertama lakukan uji Iodium dengan sampel amilum :
a. Isi plat tetes dengan 1 tetes larutan amilum
b. Tambahkan 1 tetes larutan Iodium encer pada larutan amilum
tersebut di atas
c. Perhatikan warna biru yang terjadi,catat!
3) Lakukan uji Iodium dengan menggunakan larutan yang disediakan
4) Periksalah larutan pati tersebut secara mikroskopik dan gambar bentuk
granulanya.

3. Uji Benedict
Tujuan :
Membuktikan kehadiran gugus aldehid atau keton bebas pada karbohidrat
yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu (Cu dan Ag)/ gula pereduksi

Prinsip :
Prinsip berdasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O. berwarna merah bata. Pereaksi Benedict bersifat basa lemah , yang
mengandung cupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat.. Kehadiran asam
sitrat untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat
(reagen Benedict). Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas,

7
Alat dan bahan :
1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air
3. Pipet tetes
4. Penjepit tabung
5. Pengatur waktu
6. Pereaksi Benedict
7. Larutan sampel: glukosa, fruktosa ,sukrosa,, maltosa, (masing dengan
konsentrasi 1%) jagung, dedak.

Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi, bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan sampel Glukosa :
a. Isi tabung reaksi dengan 3 mL larutan Benedict + 3 - 5 tetes glukosa
1%
b. Campur baik-baik dan panaskan dalam penangas air mendidih selama
5 menit atau dipanaskan langsung di atas api bunsen sampai mendidih.
c. Dinginkan dan amati warna yang terjadi dari mulai hijau, hijau kuning,
kuning merah hingga merah bata. Perubahan warna ini memberikan
cara semi kuantitatif adanya sejumlah gula yang mereduksi.
3) Lakukan Uji Benedict dengan menggunakan sampel yang tersedia
4) Bila percobaan di atas positif, lakukan pengenceran conto 10 kali. Bila dengan
conto yang diencerkan masih juga positif, lakukan pengenceran conto 100 kali
dan seterusnya sampai diperoleh hasil percobaan yang negative
5) Buat kesimpulan !

4. Uji Barfoed
Tujuan :
Membedakan antara monosakarida dan disakarida
Prinsip :
Pereaksi Barfoed terdiri atas larutan kupriasetat dan asam asetat. Ion Cu2+
(dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
pereduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan. uji Bar foed
positif akan diperoleh Cu2O berwarna merah bata.

Alat dan bahan :


1. Tabung reaksi
2. Alat penangas
3. Pengatur waktu (Timer)
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Pereaksi Barfoed
8. Larutan sampel : Larutan sampel: glukosa, fruktosa ,sukrosa,, maltosa
(masing dengan konsentrasi 1%), jagung, dedak.

8
Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi bersih dan kering
2) Pertama lakukan Uji Benedict dengan menggunakan larutan Glukosa ;
a. Isi tabung dengan 1mL pereaksi Barfoed + 5 tetes glukosa 1%
b. Panaskan tabung dalam penangas air mendidih selama 3 menit
c. Dinginkan tabung tersebut di atas dalam air mengalir (kran) selama
2 menit
d. Tambahkan ke dalam tabung 1mL pereaksi warna phospomolibdat
sambil dikocok perlahan-lahan.
e. Perubahan warna dari hijau kekuning-kuningan menjadi biru tua
menunjukkan hasil yang positif adanya monosakarida, catat hasilnya
3) Lakukan percobaan tersebut di atas dengan menggunakan sampel yang
tersedia, catat hasilnya
4) Bandingkan hasil reaksi dari masing-masing sampel , catat!
5) Buat kesimpulan !
6) Terangkan reaksinya

5. Uji Seliwanoff
Tujuan :
Mengidentifikasi kehadiran gugus ketosa (fruktosa)
Prinsip :
Dehidrasi fruktosa oleh HCL pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah orange.

Alat dan bahan:


1. Tabung reaksi
2. Alat penangas air atau lampu Bunsen
3. Pengatur waktu
4. Pipet tetes
5. Penjepit tabung
6. Pereaksi Seliwanoff
7. Larutan sampel : Fruktosa, glukosa, sukrosa, amilum (masing-masing dalam
larutan 1%). Dedak, jagung,

Cara kerja :
1) Sediakan Tabung reaksi bersih dan kering ,
2) Pertama lakukan Uji Seliwanoff dengan lar. Fruktosa:
a. tabung reaksi dengan 3 mL pereaksi Seliwanoff + 10 tetes
Fruktosa 1%.
b. Panaskan di atas api (lampu Bunsen) langsung selama 30 detik atau
dalam penangas air mendidih selama 1 menit.

9
c. Perhatikan warna yang terjadi ,Warna merah menunjukkan bahwa
reaksi positif
3) Lakukan Uji Seliwanoff dengan menggunakan larutan sampel yang
disediakan.
4) Catat hasilnya dan Buat kesimpulan!
5) Terangkan proses kimia yang terjadi!

Catatan : Bila larutan sampel mengandung glukosa yang tinggi, maka


kemungkinan terjadi endapan. Endapan disaring dan dilarutkan lagi dalam
kertas saring dengan alkohol. Endapan akan larut dan berwarna merah. Uji ini
adalah khusus bagi ketosa, akan tetapi jika kandungan glukosa terlalu tinggi
dapat mengganggu, sebab akan menghasilkan warna yang serupa.

6. Uji Osazon
Tujuan :
Mengidentifikasi karbohidrat berdasarkan bentuk kristal ozason
Prinsip :
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
membentuk hidrazone atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazine
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk aldehid
dan keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya, osazon
monosakarida tidak larut dalam air mendidih.

Alat dan bahan :


1. Tabung reaksi
2. Mikroskop
3. Penangas air
4. Pipet ukur
5. Larutan sampel : glukosa,fruktosa, laktosa, maltosa,sukrosa,dan arabinosa
,jagung dan dedak
6. Fenilhidrazine/hidroklorida
7. Natrium asetat

Cara kerja :
1) Sediakan 7 buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
2) Isi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL larutan glukosa, fruktosa,
maltosa, sukrosa, arabinosa, jagung dan dedak (
3) Tambahkan larutan phenil hidrazin HCL secukupnya dan Natrium asetat
(dengan perbandingan 1:4) atau sebanyak seujung sendok.
4) Campur baik-baik, kemudian panaskan dalam penangas air mendidih selama
30 menit, angkat dan dinginkan
5) Perhatikan kristal yang terbentuk di bawah mikroskop
6) Catat dan gambarkan bentuk kristalnya!

10
8. Uji Bial
Tujuan :
Mengidentifikasi karbohidrat yang memiliki lima karbon (pentose).
Prinsip :
Dehidrasi pentose oleh HCL pekat menghasilkan furfural dan dengan
penambahan orsinol (3,5-dihidroksi toluene) akan berkondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna biru.

Alat dan Bahan :


1. Tabung Reaksi
2. Pengatur waktu (Timer)
3. Penangas air
4. Penjepit tabung
5. Pipet tetes
6. Larutan sampel : arabinosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan dalam
larutan 1%
7. Pereaksi Bial
8. HCL Pekat (37%)

Cara kerja :
1) Sediakan tabung reaksi yang kering dan bersih :
2) Pertama lakukan Uji Bial dengan menggunakan larutan arabinosa
a. 5 mL pereaksi + 2mL larutan arabinosa 1%
3) Panaskan perlahan-lahan hingga mendidih, kemudian dinginkan, endapan atau
larutan berwarna hijau yang terjadi menunjukkan reaksi yang positif.
4) Bila warnannya tidak jelas, encerkan beberapa mL dengan 3 bagian air, lalu
tambahkan 1 mL amyl-alkohol, tetapi kadang-kadang terlihat setelah
diencerkan dengan air.
5) Lakukan uji Bial dengan menggunakan larutan sampel yang disediakan
6) Catat dan terangkan hasil reaksinya. Buat kesimpulan !

9. Hidrolisis Polisakarida
Polisakarida umumnya memiliki molekul besar dan lebih kompleks dari pada
monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri atas banyak
molekul monosakarida. Polisakarida yang disusun satu macam molekul
monosakarida disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa
lain disebut heteropolisakarida. Sifat polisakarida antara lain senyawa
berwarna putih , tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis,dan tidak
mempunyai sifat mereduksi. Salah satu contoh polisakarida yang paling umum
adalah pati. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (kurang lebih 20%), dengan struktur
makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya,

11
fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (kurang lebih 80%) dengan struktur
bercabang
Tujuan :
Mengidentifikasi hasil hidrolisis polisakarida
Prinsip :
Dengan penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium
sampai negatif (tidak berwarna) . Hasil akhir hidrolisis ditegaskan dengan Uji
Benedict dan Barfoed.

Alat dan bahan :


1. Tabung reaksi
2. Plat tetes
3. Larutan sampel (dedak, amilum dan jagung)
4. HCl 10%
5. Larutan Iodium encer
6. Pereaksi Uji Barfoed dan Uji Benedict
7. Larutan Na2 SO3 KH

Cara kerja :
1) Siapkan 3 tabung reaksi bersih dan kering,
2) Masukkan ke dalam masing-masing tabung :
a. 10 mL larutan sampel + 1 mL HCL 10%
b. Panaskan dalam penangas air mendidih
3) Lakukan Uji Iodium* pada masing-masing sampel dengan cara :
a. Ambil 1 tetes hidrolisat dan teteskan di atas plat tetes
b. Tambahkan 1 tetes larutan Iodium encer
c. Ulangi Uji Iodium *setiap 3 menit sampai tidak berubah /tetap kuning,
( atau reaksi negative (-).
d. Catat waktunya (perubahan dari reaksi positif menjadi negative)!
e. Dinginkan hidrolisat dan netralkan dengan larutan Na2SO3KH
beberapa tetes atau larutan NaOH 2% dengan menggunakan lakmus
sebagai indicator.
f. Hidrolisat di bagi dua : untuk uji Benedict dan Barfoed.
4) Lakukan uji Benedict * pada masing –masing hidrolisat (untuk mengetahui
dengan pasti bahwa sampel sudah mengalami hidrolisis, molekul kompleks
menjadi molekul sederhana).
5) Lakukan uji Barfoed * pada masing-masing hidrolisat ( untuk mengetahui
apakah sampel telah terhidrolisis sempurna menjadi monosakarida)
6) Catat hasil pengamatan Saudara!
7) Buat kesimpulan umum hasil pengamatan Saudara!

12
Catatan *: Prosedur Uji Iodium ,Uji Benedict dan Barfoed lihat kembali cara
kerja latihan sebelumnya.

10. Uji Kuantitatif (Penetapan kadar glukosa menurut Benedict)

Tujuan :

Menentukan kadar glukosa dalam sampel

Prinsip:
Penetapan kadar glukosa menurut Benedict kuantitatif, di dalam larutan
Benedict kuantitatif mengandung KCNS dan K4Fe(CN)6. Dengan adanya
KCNS, maka setelah reduksi tidak terjadi endapan merah, tetapi endapan
putih dari CuCNS. Titik akhir titrasi dapat dilihat dengan jelas (dari biru
menjadi putih). K4 Fe(CN)6 dalam jumLah kecil membantu supaya Cu2O
larut dalam larutan.

Larutan Benedict Kuantitatif terdiri atas :


Na-Sitrat 200 g
Na-Karbonat anhidrida 100 g
Kalium Thiosianat 125 g
CuSO4 18 g
Kalium Ferrosianida 5g
Air suling/Aqudest hingga 1 lt
10 mL Benedict = 1 mg glukosa

Cara kerja :
1) 10 mL larutan Benedict kuantitatif dan 2 gr Na-karbonat Anhidrous (atau 4 gr
Na-Karbonat Kristal) dimasukkan kedalam Erlenmeyer (labu titrasi)….
(Larutan 1)
2) Biuret yang berisi larutan glukosa (dari glukosa conto ; dedak, jagung, rumput,
dan serum darah) dipasang di atas labu titrasi
3) Larutan (1) dipanaskan sampai mendidih
4) Lakukan titrasi hingga warna biru tepat hilang
5) Kadar glukosa dalam conto dapat ditentukan
6) Lakukan percobaan 3-4 kali sampai hasilnya meyakinkan
7) Perbedaan dari 0,1 sampai 0,2 mL dari setiap titrasi menentukan hasil kerja
yang baik.
Perhitungan :
Misal : larutan glukosa yang dipakai x mL
10 mL Benedict =10 mg glukosa = x mL
Dalam 100 mL larutan glukosa (sample) terdapat
100/x.10 mg glukosa = y glukosa
Jadi kadar glukosa = Y mg

13
II
LIPIDA

Lipida merupakan suatu kelompok senyawa organik yang heterogen, banyak terdapat dalam
tanaman, hewan maupun manusia. Lipida tidak mempunyai rumus emperis dan struktur yang sama
tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida mempunyai sifat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic non polar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene.
Lipida merupakan unsure makanan yang penting, selain kalorinya tinggi, juga mengandung
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak essensial. Lipida mencakup minyak,
lilin, lemak, dan senyawa yang sejenis. Lipida merupakan komponen penting dalam membrane sel,
termasuk diantaranya fosfolipid, glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Kolesterol
merupakan senyawa induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid adalah hormon-
hormon yang penting seperti hormone korteks, adrenal, hormone seks, vitamin D, dan asam empedu.
Dalam latihan berikut ini dilakukan percobaan mengenai sifat-sifat secara umum, antara lain :

A. Uji kelarutan
Tujuan : mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu
Prinsip : Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam
alcohol dan larut sempurna dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton,
benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam
dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun mempunyai daya
aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar seluruhnya.

1) Sedikan 6 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml


a. Air
b. Alkohol panas
c. Alkohol dingin
d. Eter
e. Kloroform
f. Larutan natrium karbonat 2%
2) Teteskan lemak/minyak ke dalam masing-masing tabung tersebut, catat pada pelarut mana yang
paling sempurna.
3) Perhatikan kelarutan minyak/lemak tersebut, catat pada pelarut mana yang palin sempurna
4) Teteskan setetes larutan pada kertas saring, perhatikan ada tidaknya noda setelah menguap,
kehadiran lemak ditandai dengan adanya noda.
5) Bagaimana kesimpulan anda tentang percobaan ini ?

B. Uji ketidakjenuhan
Tujuan : Mengetahui sifat ketidakjenuhan minyak atau lemak
Prinsip : Kompoaiai asam lemak dalam trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh dan asam
lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai
ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) seperti asam
palmitat dan asam stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebanyakan berasal dari

14
tanaman (minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan asam lemak esensial
seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

C C + Br2 C C

Br Br

Cara kerja :

1) a. Larutkan 1 tetes asam oleat dalam 1 ml kloroform


b. Tambahkan 2 atau 3 tetes larutan yod. Hubl.
c. Kocok, warna yod. Akan segera hilang
d. Ulangi percobaan (bila mungkin) dengan menggunakan asam palmitat. Apa bedanya ?
2) a. Sediakan 5 buah tabung reaksi, isi masing-masing 1 ml dengan :
1. Minyak kelapa (minyak curah)
2. Minyak sawit kemasan
3. Mentega
4. Margarin
5. Lemak hewan (lemak sapi)
b. Tambahkan sejumlah kloroform (jumlah yang sama dengan sample)
c. Tambahkan yod. Hubl tetes demi tetes (setiap penambahan yod. Hubl lakukan percobaan)
d. Perhatikan perubahan warna yang terjadi ! catat mengapa demikian ? Apakah gunanya ?

C. Uji Akrolein
Tujuan : Untuk mengetahui kehadiran gliserol
Prinsip : Lemak merupakan ikatan ester antara asam lemak dengan gliserol.
Gliserol larut dalam air dan alcohol, tetapi tidak larut dalam eter, kloroform, dan
benzene. Pengujian kehadiran gliserol dapat dilakukan dengan uji akrolein.

Cara kerja

Sedikan 3 buah tabung reaksi


1) Isi masing-masing dengan :
a. 10 tetes minyak (curah/kemasan)
b. 10 tetes gliserol
c. 10 tetes palmitat
2) Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi serbuk kalium hydrogen sulfat
3) Panaskan hati-hati di atas api langsung, perhatikan asap yang terbentuk (akrolein ditandai dengan
asap putih)
4) Tuliskan persamaan reaksi dari pembentukan akrolein ini
5) Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan ini ?

15
M. Uji kolesterol
Tujuan : Mengetahui adanya sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif
Prinsip : Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen penting yang
terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol utama yang banyak
terdapat di alam . Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat di lakukan uji
kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah reaksi Lieberman
Burchard. Uji ini positif bila reaksi menunjukan warna yang berubah dari merah,
kemudian biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dalam bahan.

Cara kerja

Sediakan tabung reaksi yang kering dan bersih

1) Isi dengan 5 tetes conto + 1 ml kloroform + 2 ml asam asetat anhidrida + 4 tetes H2SO4 pekat
2) Perubahan warna dari merah, biru kemudian ungu dan diakhiri dengan warna hijau, menandakan
kehadiran kolesterol (reaksi +)
3) Buat seperti reaksi di atas dengan menggunakan 1 ml kolesterol (dalam jumlah sedikit)
4) Tugas : tulis rumus bangun kolesterol dan bandingkan derajat kedua reaksi tersebut diatas.

16
III

PROTEIN
A. Uji komposisi Dasar (Uji komposisi Elementer)

Tujuan : Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein

Prinsip : Semua jenis protein tersusun karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N).
Ada pula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P).

Dengan metode pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsure-unsur penyusun


protein, yaitu C, H, O, dan N.

Cara kerja

Sediakan beberapa tabung reaksi bersih dan kering

1) Masing-masing diisi dengan sedikit conto padat dan albumin padat (tepung albumin)
2) Panaskan dengan secara berangsur-angsur dan perhatikan baunya
3) Bau rambut terbakar adalah spesifik untuk senyawa nitrogen
4) Kegosongan (warna hitam) menunjukan adanya karbon. Sedangkan kondensasi air di bagian
atas tabung menandakan adanya oksigen dan hidrogen

Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering

1) Masing-masing diisi dengan sedikit conto padat dan tepung albumin


2) Setiap tabung ditambah dengan Kristal NaOH sejumlah 2 kali lebih banyak

17
3) Gantungkan kertas lakmus merah yang basah di bibir tabung
4) Panaskan hati-hati perhatikan baunya dan pengaruh perubahan pada kertas lakmus
5) Bau ammonia yang keluar dan perubahan kertas lakmus menjadi biru menunjukan adanya
nitrogen dan hydrogen

Sediakan beberapa tabung yang bersih dan kering

1) Masing-masin diisi dengan tepung/larutan conto dan tepung albumin


2) Tambahkan masing-masing 5ml NaOH 10%
3) Didihkan dan tambahkan 10 tetes larutan pb asetat 5% yang menyebabkan warna larutan
menjadi gelap (hitam)
4) Tambahkan dengan hati-hati 1 ml HCl pekat dan perhatikan bau khas yang terjadi
5) Perhatikan 3) dan 4)
 Terangkan perbedaan antara hasil kedua percobaan di atas
 Bila mungkin ulangi kedua percobaan terhadap tepung gelatin

B. Uji Biuret
Tujuan : Membuktikan adanya molekul-molekul peptide dari protein
Prinsip : Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau
lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau peptida. Reaksi pun positif terhadap
senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : - CH2NH2 – CSNH2 – C(NH)NH2,
dan – CONH2.
Biuret adalah senyawa denmgan dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan
dua molekul urea.

Cara kerja

Sediakan beberapa tabung reaksiyang bersih dan kering


1) Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan albumin,
kasein, gelatin sebanyak 2 ml
2) Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10 % dan 3 tetes CuSO4 0,2%
3) Campurlah dengan baik
4) Amati perubahan warna yang terjadi

C. Uji Ninhidrin

Tujuan : Membuktikan adanya asam amino bebas dalam protein


Prinsip : Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.

Cara kerja

1) Sediakan tabung reaksi masukan 1 ml larutan conto ditambah dengan 1 ml 0,1 M buffer asam
asetat (pH – 5) dan 20 tetes 0,1 % larutan ninhidrin. Panaskan di atas penangas air mendidih
selama 10 menit dan perhatikan warna biru yang terbentuk. Tuliskan persamaan reaksinya.
2) Lakukan uji nin dengan albumin 2%

18
D. Uji Ksanprotein

Tujuan : Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam
protein
Prinsip : Reaksi pada uji ksanprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat pada
molekul protein. Jika protein yang mengandung cicin benzene (tirosin, triptofan, dan
fanilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka terbentuk endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam
suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.

Cara kerja

1) Sediakan beberapa tabung reaksi


2) 2 ml larutan conto + 0,5 ml HNO3 pekat, perhatikan endapan putih yang terbentuk lalu
panaskan hati-hati hingga terbentuk warna kuning. Dinginkan dibawah air kran lalu tambahkan
hati-hati larutan NaOH 10% atau NH4OH hingga basa, ditandai dengan terjadinya perubahan
warna kuning menjadi kuning tua, kemudian jingga.

E. Pembentukan Endapan dengan Asam dan Alkali

1) Sediakan 3 tabung reaksi yang bersih dan masing-masing isilah dengan larutan albumin,
gelatin sebanyak 2 ml
2) Tabung pertama teteskan dengan satu tetes HCl pekat, lalu catat perubahan yang terjadi, lalu
kocok perlahan-lahan dan panaskan dengan hati-hati. Catat perubahan yang terjadi.
3) Tabung kedua ditambahkan dengan asam asetat glacial.
4) Tabung ketiga ditambah dengan larutan NaOH 10%
5) Bagaimana pengaruh ketiga zat tersebut terhadap pengendapan protein dalam larutan conto
dan albumin 2%. Jelaskan

S. Pembentukan Endapan dengan Garam dari Logam Berat

1) Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering


2) Masukan 2 ml larutan conto + 1 tetes larutan 0.2% CuSO4 hingga terjadi endapan dan
perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada setiap kali penetesan. Perhatikan apakah
endapan yang terbentuk dan apakah endapan ini permanen atau lebih melarut kembali pada
penambahan reagen berlebih
3) Ulangi percobaan 2) dengan menambahkan larutan 2% pb asetat, 2% CuSO4, 2% Hgcl2, dan
2% FeCl3.

F. Pengendapan Protein oleh aam-asam kompleks

Cara kerja
1) Sediakan 4 tabung reaksi, masing di isi dengan 2 ml larutan conto
2) Tabung pertama + tetes demi tetes asam pikrat jenuh
3) Tabung kedua + tetes demi tetes larutan T.C.A
4) Tabung ketiga + tetes demi tetes larutan phospotungstat (sebelumnya asamkan dulu dengan
2% asam asetat
5) Tabung ke empat + tetes demi tetes larutan 2% asam phosphomolibdat (sebelumnya
diasamkan dulu dengan 2 tetes larutan asam asetat 2%)
6) Perhatikan penambahan sedikit demi sedikit reagen terhadap pengendapan
7) Ulangi percobaan di atas dengan 1 ml albumin 2%.

IV

19
ENZIM

 Persiapan conto enzim (air ludah)

1. Mula-mula kumur-kumur dahulu


2. Tampung air ludah sebanyak 10 cc
3. 10 cc ludah tersebut diencerkan dengan aquadest sampai dengan 20 cc
4. Conto siap di analisa

A. Derajat Keasaman Enzim

Cara kerja

Teteskan air ludah di atas kertas lakmus

1) Lakmus merah menjadi biru…………………..basa


2) Lakmus biru menjadi merah…………………..asam
3) Lakmus biru tetap biru………………………...netral
4) Lakmus merah tetap merah……………………netral

B. Komposisi dasar

Cara kerja
1. Uji Biuret
Siapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
 Masukan 3 ml larutan conto + 2 ml NaOH 10% + 1 tetes larutan CuSO4 0.1%.
Campur dengan baik dan kalau tidak terbentuk warna ungu muda atau ungu,
tambahkan lagi beberapa tetes larutan CuSO4.
2. Uji Molish
Siapkan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
 Masukan larutan conto + 5 tetes pereaksi molish. Campurkan dengan baik,
tambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyak 3 ml H2SO4 pekat.
Warna kemerahan pada batas ke dua cairan tersebut, dinyatakan reaksi positif.

C. Penentuan pH optimum

Tujuan : Membuktikan bahwa derajat ke asaman (pH) mempengaruhi aktifitas enzim.


Prinsip : Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim menunjukan aktivitas maksimal pada pH optimum,
umumnya antara pH 6-8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebebkan
enzim mengalami denaturasi,sehingga menurunkan aktivitasnya.

Cara kerja

Sediakan beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering.

1. Tabung pertama masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml HCl 0,4 %


2. Tabung kedua masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml asam laktat
3. Tabung ketiga masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml H 2O
4. Tabung ke empat masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml Na 2CO3 1%

Kocok masing – masing tabung, kemudian disimpan dalam penangas air (370C ) selama 15
menit. Setiap tabung dibagi 2, lakukan uji Yodium dan uji Benedict.

20
D. Uji Aktivitas Kerja Enzim

Cara kerja

5 ml ektrak jagung + 1 ml air ludah. Simpan dalam penangas air (37 0C)
 Setiap 3 menit lakukan uji yodium sampai pada pengujian terakhir uji yodium negative.
 Hidrolisa diangkat dan dilakukan uji Benedict dan Barfoed

 Uji Benedict

Tujuan : Membuktikan adanya gula reduksi


Prinsip : Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu2+ dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.

Cara kerja

- 1 ml larutan conto + 3 ml larutan benedict, dipanaskan diatas api langsung


Perubahan warna dan bentuk endapan merah bata menunjukan reaksi positif.

 Uji Barfoed

Tujuan : Membedakan antara monosakarida dan disakarida


Prinsip : Ion Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata.

Cara kerja

- 1 ml larutan conto + 3 ml larutan Barfoed, dipanaskan di atas api langsung.


Perubahan warna dan terbentuk endapan merah bata menunjukan reaksi positif.

21

Anda mungkin juga menyukai