Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN KEHAMILAN

Ni Nyoman Mestri Agustini, Ni Luh Kadek Alit Arsani


Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja
email: nyoman_mestri@yahoo.com; alit_arsani@yahoo.com

Abstrak

Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang
ke orang yang lain melalui kontak seksual. Menurut The Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) terdapat sekitar 20 juta kasus baru IMS dilaporkan per-tahun. Pada
wanita hamil terjadi perubahan anatomi, penurunan reaksi imunologis dan perubahan flora
serviko-vaginal. Perubahan fisiologis pada wanita hamil akan berdampak pada perjalanan
dan manifestasi klinis IMS. Beberapa infeksi menular seksual tersering adalah sifilis, gonore,
chlamydia trachomatis, vaginosis bakterial, trikomoniasis, kondiloma, dan kandidiasis. IMS
dan kehamilan dihubungkan dengan kehamilan ektopik, abortus spontan, kematian janin
dalam kandungan, infeksi perinatal, intrauterine growth restriction, kelainan kongenital,
ketuban pecah dini, prematuritas, chorioamnionitis, infeksi puerperalis, bayi berat badan
lahir rendah, dan infeksi neonatal. Kehamilan dapat mengubah penampampakan klinik IMS
dan akan mempersulit diagnosis dan terapi. Pada wanita hamil terjadi perubahan anatomi,
penurunan reaksi imunologis, perubahan flora serviko-vaginal, yang semuanya akan
berpengaruh pada perjalanan dan manifestasi klinis IMS itu sendiri. Pada kehamilan, dapat
terjadi penularan infeksi dari ibu ke janin dengan cara kontak langsung saat persalinan,
infeksi yang menjalar secara ascenden, dan agen penyebab yang masuk ke sirkulasi janin
menembus barier plasenta. Mengingat berbahayanya IMS pada kehamilan, maka diperlukan
adanya usaha pencegahan. Penanganan penyakit menular seksual pada kehamilan adalah
dengan penanganan umum, konservatif, termasuk konseling dan pengobatan pada mitra
seksual.

Kata-kata kunci: Infeksi menular seksual, Kehamilan

1. Pendahuluan akan berdampak pada kesehatan ibu hamil.


Diperkirakan 2 (dua) juta wanita hamil
Infeksi menular seksual (IMS) adalah terkena IMS setiap tahunnya di Amerika
berbagai infeksi yang dapat menular dari satu Serikat. (Aziz et al, 2007)
orang ke orang yang lain melalui kontak Meskipun ada peningkatan umur
seksual. IMS merupakan satu diantara wanita kawin dan umur pertama kali hamil,
penyebab penyakit utama di dunia dan telah akan tetapi sebaliknya umur wanita untuk
memberikan dampak luas pada masalah memulai kegiatan seksualnya cenderung
kesehatan, sosial, dan ekonomi di banyak semakin muda dan semakin liberal. Dan hal
negara. Menurut The Centers for Disease ini akan mengundang IMS dengan segala
Control and Prevention (CDC) terdapat dampak ikutannya. (Kornia dkk, 2006)
sekitar 20 juta kasus baru IMS dilaporkan Kehamilan sendiri dapat mengubah
per-tahun. Kelompok remaja dan dewasa penampampakan klinik IMS dan akan
muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur mempersulit diagnosis dan terapi. Pada
yang memiliki risiko paling tinggi untuk wanita hamil terjadi perubahan anatomi,
tertular IMS, dimana 3 juta kasus baru tiap penurunan reaksi imunologis, perubahan
tahun adalah dari kelompok ini. (CDC, 2010) flora serviko-vaginal, yang semuanya akan
Diperkirakan angka kejadian sesungguhnya berpengaruh pada perjalanan dan
jauh lebih besar dari angka yang ada, hal ini manifestasi klinis IMS itu sendiri.
akibat banyaknya kasus yang tidak Penanggulangan penyakit menular
dilaporkan. Selain itu, masih belum seksual harus memperhatikan aspek medis,
meratanya jumlah pelaporan, fasilitas epidemiologis, ekonomi, dan sosial-budaya.
diagnostik yang masih kurang, kasus-kasus (Genuis et al, 2005) Secara medis,
yang asimptomatik, dan kontrol penyakit yang penanganan penyakit menular seksual
tidak berjalan menyebabkan sulitnya meliputi penegakan diagnosis yang tepat,
mendapatkan angka pasti penderita penyakit pengobatan yang efektif, konseling yang baik,
menular seksual. (Daili, 2002) Insiden IMS dan penanganan pasangan penderita yang
yang semakin meningkat di masyarakat yang berobat. (Daili, 2002) Diperlukan pemahaman
mengenai pasangan seksual aktif, maka yang mendalam mengenai infeksi menular
tinggal persoalan waktu bahwa suatu saat seksual dalam kehamilan agar upaya dapat

304
Seminarr Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

dilakukan pencegahan dan penanganan yang berbagai tingkat kehidupan intrauterina int
tepat. Selain itu untuk penanganan dari maupun ekstrauterina.
aspek lainnya, diperlukan kerjasama lintas Sifilis kongenital merupakan salah satu
sektoral, meliputi pemerintah setempat, tokoh komplikasi sifilis yang berat. Akibat langsung
agama dan budaya, pendidikan, dan lain-lain.
lain penyakit ini terhadap janin antara lain:
kematian janin dalam kandungan, partus
2. Pembahasan prematurus, dan partus immaturus. Gejala
2.1 Sifilis yang ditemukan pada sifilis kongenital
Sifilis disebabkan oleh Treponema adalah: (Ahmad, 2009; Hutapea, 2005)
pallidum,
llidum, yaitu sejenis bakteri yang berbentuk a. Pertumbuhan intrauterine yang terlambat
spiral. Penularan bisa terjadi melalui tranfusi b. Kelainan membrane mukosa: Mucous
darah bila donor berada dalam tahap awal patch dapat ditemukan di bibir, mulut,
infeksi tersebut. (Hutapea, 2005) Infeksi bisa farings, laring dan mukosa genital. Rinitis
ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi sifilitika (snuffles) dengan gambaran yang
kepada
epada bayinya yang belum lahir.
lahir khas berupa cairan hidung yang mula- mula
Sifilis yang terkait dengan kehamilan mula encer tetapi kemudian menjadi
adalah sifilis congenital. Merupakan penyakit pekat, purulen dan hemoragik.
hemo Hidung
yang didapatkan janin dalam uterus dari ibu menjadi tersumbat sehingga menyulitkan
yang menderita sifilis. Infeksi sifilis terhadap pemberian makanan.
janin dapat terjadi pada setiap stadium sifilis c. Kelainan kulit, rambut dan kuku: Dapat
dan setiap masa kehamilan. Dahulu
Da dianggap berupa makula eritem, papu
papula,
infeksi tidak dapat terjadi sebelum janin papuloskuamosa, dan bula. Bila Bi dapat
berusia 18 minggu, karena lapisan Langhans sudah ada sejak lahir, tersebar secara
yang merupakan pertahanan janin terhadap simetris terutama pada telapak tangan tan
infeksi masih belum atrofi. Tetapi ternyata dan telapak kaki. Makula, papula, atau
dengan mikroskop elektron dapat ditemukan papulomatous tersebar secara
Treponema pallidum pada janin berusia 9-10 generalisata dan simetris. Di daerah yang
minggu. (Arifin, 2010) Sifilis kongenital dini lembab, papula menjadi erosif dan
merupakan gejala sifilis yang muncul pada membasah atau menjadi hipertrofik
dua tahun pertama kehidupan anak, dan jika (kondiloma lata). Pada kasus yang berat
muncul setelah dua tahun pertama kehidupan tampak kulit menjadi keriput terutama terut
anak disebut dengan sifilis kongenital lanjut. pada daerah muka sehingga bayi tampak
seperti orang tua. Rambut jarang dan
kaku, alopesia areata terutama pada sisi
dan belakang kepala. Alopesia dapat juga
mengenai alis dan bulu mata.
Onikosifilitika disebabkan oleh papula
yang timbul pada dasar kuku dan
Gambar 1. Kulit berlepuh pada sifilis congenital menyebabkan kuku menjadi terlepas.
Sifilis dapat ditularkan oleh ibu pada Kuku baru yang tumbuh berwarna suram,
waktu persalinan, namun sebagian besar tidak teratur, dan menyempit pada bagian
kasus sifilis kongenital merupakan akibat dasarnya.
penularan in utero. Risiko sifilis kongenital d. Kelainan tulang: Pada 6 bulan pertama,
berhubungan langsung dengan stadium sifilis osteokondritis, periostitis, dan osteitis
yang diderita ta ibu semasa kehamilan. Lesi pada tulangtulang panjang merupakan
sifilis kongenital biasanya timbul setelah 4 gambaran an yang khas. Perubahan yang
bulan in utero pada saat janin sudah dalam paling mencolok tampak pada daerah
keadaan imunokompeten. Penularan in utero pertumbuhan tulang di dekat epifisis.
terjadi transplasental, sehingga dapat Epifisis membesar, garis epifisis melebar
dijumpai Treponema pallidum pada plasenta, dan tidak teratur. Pada batas metafisis
tali pusat, serta rta cairan amnion. Treponema dengan garis kartilago epifisis tampak
pallidum melalui plasenta masuk ke dalam daerah kalsifikasi yang densitasnya densitasn
peredaran darah janin dan menyebar meningkat dan tidak teratur sehingga
keseluruh jaringan. Kemudian berkembang pemeriksaan sinar X memberikan
biak dan menyebabkan respons peradangan gambaran seperti gigi gergaji.
selular yang akan merusak janin. (Ahmad, Pseudoparalisis pada anggota gerak
2009) Kelainan yang timbul dapat dap bersifat disebabkan oleh pembengkakan
fatal sehingga terjadi abortus atau lahir mati periartikular dan nyeri pada ujung-ujung
ujung
atau terjadi gangguan pertumbuhan pada tulang sehingga gerakan menjadi terbatas.

305
Seminarr Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

Osteokondritis
ndritis dapat dilihat pada karena tidak bermanfaat mengobati sifilis
pemeriksaan dengan sinar X setelah 5 pada janin. Untuk sifilis primer, sekunder, dan
minggu sedangkan periostitis setelah 16 laten dini (kurang dari 1 tahun) dapat
minggu. Tanda-tanda
tanda osteokondritis diberikan benzatin penisilin G dengan dosis
menghilang setelah enam bulan tetapi 2,4 juta IU secara intramuskular dalam satu
periostitis menetap dan menjadi lebih dosis. Untuk sifilis stadium laten lanjut dosis
jelas. yang diberikan lebih tinggi yaitu 7,2 juta IU
e. Kelainan kelenjar getah bening : terdapat penisilin G yang dibagi dalam 3 dosis, 1 dosis
limfadenopati generalisata 2,4 juta IU per minggu selama 3 minggu
f. Kelainan alat-alat alat dalam: hepatomegali, berturut-turut.
turut. (Ahmad, 2009; Mullick et al,
splenomegali, nefritis, nefrosis, 2005) Dosis tunggal penisilin tersebut secara
pneumonia. umum sudah melindungi janin dari sifilis.
g. Kelainan mata: korioretinitis, glaukoma, Abortus atau matinya janin dalam kandungan
dan uveitis pada saat atau setelah pengobatan tidak t
h. Kelainan hematologi: anemia, disebabkan karena gagalnya pengobatan
eritroblastemia, retikulositosis, tetapi karena pengobatan terlambat
trombositopenia. diberikan. Follow up bulanan melalui
i. Kelainan susunan saraf pusat : meningitis pemeriksaan serologi perlu dilakukan
sifilitika akut yang bila tidak diobati secara sehingga pengobatan ulang dapat diberikan
adekuat akan menimbulkan hidrosefalus, bila perlu. Untuk sifilis kongenital pada
kejang, dan mengganggu perkembangan neonatus dapat diberikanikan aquaeous crystallin
intelektual. penicilin 100.000-150.000
150.000 IU per KgBB per
Apabila infeksi terjadi pada kehamilan hari atau prokain penisilin 50.000 IU per
maka luka primer di daerah genital mungkin KgBB per hari selama 10-14 14 hari dibagi 2-3
2
tidak dapat dikenal karena tempatnya atau dosis.
kecilnya. Sebaliknya luka ini dapat lebih 2.2 Gonorhea
besar dari biasanya bila vaskularisasi alat Gonorea atau di kalangan masyarakat
genital lebih banyak pada saat hamil. Infeksi umum dikenal dengan nama GO adalah
primer dapat menimbulkan chancre, penyakit menular
nular seksual yang disebabkan
tergantung pada besarnya inokulum serta oleh bakteri Neisseria gonorrhea. (Daili,
imunitas penderita. Pada kelainan sifilis 2005) Pada wanita, GO sering tidak
sekunder, kelainan yang dapat ditemukan menimbulkan gejala apapun sehingga sering
adalah limfadenopati dan rash. luput dari diagnosis dokter. Hal ini
Dalam banyak kasus, tidak diketahui menyebabkan seorang wanita pengidap GO
bahwa seorang ibu menderita sifilis akibat tidak menyadari dirinya terinfeksi
terinfe lalu
penyakit yang dapat asimptomatik. Kelahiran menularkannya ke orang lain. (Ahmad, 2009)
mati atau lahirnya bayi dengan sifilis Gonore dalam kehamilan biasanya
kongenital merupakan petunjuk awal ke arah dijumpai dalam bentuk menahun dan 60-80% 60
diagnosis sifilis pada ibu. (Ahmad, 2009) kasus adalah asimptomatik sehingga
Karena itu, perlu dilakukan anamnesis penderita tidak menyadari penyakitnya.
tentang kemungkinan adanya kontak seksual se Namun, dapat pula terjadi peningkatan gejala
dengan penderita sifilis. selama kehamilan ilan misalnya kolpitis dan
Sifilis harus diobati segera setelah se vulvitis. Dapat pula disertai oftalmia
diagnosis ditegakkan, tanpa memandang neonatorum yang menjadi petunjuk awal
tuanya kehamilan. Semakin dini pengobatan bahwa ibu menderita gonorea. (Ahmad,
diberikan, maka semakin baik prognosisnya 2009; Daili, 2005) Adanya poliartritis pada
bagi janin. Sifilis primer yang tidak diobati trimester II atau III harus dipikirkan adanya
secara adekuat, 25% akan menjadi sifilis artritis gonoroika.
sekunder dalam waktu 4 tahun. Tanpa
pengobatan,
batan, sifilis primer maupun sekunder
10% akan berkembang menjadi sifilis
kardiovaskular dan 16% menjadi neurosifilis.
Sekitar 10% dari penderita yang tidak diobati
akan meninggal akibat langsung dari
penyakit. Saat ini, pengobatan sifilis untuk ibu
hamil adalah dengan pemberian penisilin dan
bagi penderita yang alergi terhadap penisilin
maka pemberian dilakukan secara Gambar 2. Leukore dan peradangan serviks akibat
desensitisasi. Eritromisin tidak dianjurkan infeksi gonokokus

306
Seminarr Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

Apabila terjadi infeksi dalam kehamilan epididimitis, limfogranuloma


nuloma venerium dan
lebih dari 4 minggu, perjalanan penyakit tidak seterusnya.
berbeda dengan infeksi gonorea di luar Infeksi C. trachomatis sampai saat ini
kehamilan. Diagnosis gonorea akut dalam masih merupakan problematik karena
kehamilan tidak sulit bila a ditemukan adanya keluhan ringan,
ngan, kesukaran fasilitas
gejala-gejala
gejala klinis seperti disuria, uretritis, diagnostik, mudah menjadi kronis dan residif,
servisitis, fluor albus seperti nanah encer serta mungkin menyebabkan komplikasi yang
agak kuning atau kuning-hijau,hijau, dan kadang-
kadang serius, seperti infertilitas dan kehamilan
kadang bartholinitis akut atau vulvokolpitis. ektopik. Selain itu bayi yang lahir dari ibu
Petunjuk lain adalah hasil pemeriksaan yang terinfeksi mempunyai resiko untuk
laboratorium dengan an sediaan apus getah menderita konjungtivitis
ngtivitis dan atau pneumonia.
urethra atau serviks dengan pewarnaan Frekuensi infeksi klamidia pada wanita hamil
methylene blue atau Gram, menunjukkan berkisar antara 3-14%.
14%. (Aziz, et al, 2007)
banyak diplokokus intra dan ekstraselular. Beberapa penelitian menunjukkan berbagai
(Ahmad, 2008) Apabila hasilnya meragukan, kontroversi meningkatnya risiko kehamilan
sebaiknya dilakukan kultur. Konjungtivitis dan persalinan pada ibu dengan infeksi
gonoroika neonatorum (gonoblen
(gonoblenorrhea klamidia, misalnya ya dapat menimbulkan
neonatorum) bukan merupakan penyakit abortus, kematian janin, persalinan preterm,
kongenital, tetapi infeksi yang terjadi selama pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah
persalinan, saat kepala janin melewati jalan dini, serta endometritis paska aborsi. Bayi
lahir dan mata bayi bersentuhan dengan yang lahir per vaginam dari ibu dengan
bagian-bagian yang terinfeksi
rinfeksi gonokokus. infeksi Chlamydia 20-50% 50% dapat mengalami
Pengobatan dengan penisilin biasanya konjungtivitis inklusi dalam 2 minggu pertama
memberikan
berikan hasil yang memuaskan, kecuali kehidupannya. Pneumonia dapat terjadi pada
dalam kasus-kasus
kasus yang resisten. Pemberian usia 3-4 4 bulan dengan prevalensi 10-20%.
10
prokain penisilin G dalam aquadest sebanyak (Ahmad, 2007) Selain itu, dapat pula terjadi
4,8 juta IU intramuskular, diberikan dalam otitis media, obstruksi nasal, dan bronkiolitis.
dosis tunggal. Dapat pula diberikan ampisilin Risiko infeksi perinatal tidak terjadi bila
per oral 3,5 gram dosis tunggal. Apabila persalinan berlangsung per-abdominam,
per
penderita
enderita tidak tahan penisilin, dapat kecuali bila telah terjadi ketuban pecah
diberikan eritromisin 4 kali sehari 0,5 gram sebelumnya.
selama 5-10 10 hari; atau kanamisin 2 gram im
dalam dosis tunggal. Setiap pengobatan
harus memperhatikan adanya infeksi genital
lain seperti sifilis dan klamidia. (Daili dkk,
2010)
010) Pemeriksaan klinis dan laboratorium
perlu diulang 3 hari atau lebih setelah
pengobatan selesai. Apabila terjadi
kekambuhan maka penderita harus diobati
lagi dengan dosis 2 kali lipat. Untuk
mencegah gonoblenorea pada neonatus,
maka semua neonatus kedua a matanya diberi Gambar 3. Chlamydia Trachomatis
salep eritromisin atau kloromisetin. Seorang Diagnosis infeksi klamidia dapat
ibu dengan gonorea tetap dapat menyusui ditegakkan bila sekret mukopurulen dari
bayinya. ostium uteri eksternum atau apusan serviks
2.3 Chlamydia Trachomatis pada biakan menemukan mikroorganisme ini.
Infeksi Chlamidya Trachomatis (C. Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan
trachomatis) pada banyak negara merupakan sitologi yang memperlihatkan adanya badan
penyebab utama infeksi yang ditularkan inklusi intrasel, pemeriksaan secara serologik
melalui
lalui hubungan seksual. Laporan WHO yang menunjukkan adanya kenaikan titer
tahun 1995 menunjukkan bahwa infeksi oleh antibodi, misalnya dengan ELISA, fiksasi
C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang. Di komplemen, dan an mikroimunofluoresensi.
Indonesia sendiri sampai saat ini belum ada Doxycycline dan ofloxacin, yang
angka yang pasti mengenai infeksi C. merupakan first-lineline treatment pada infeksi
trachomatis. (Ahmad, 2009) Dalam bidang chlamydia adalah kontraindikasi pada
infeksi menular
ular seksual C. trachomatis dapat kehamilan. Obat yang direkomendasikan
merupakan penyebab uretritis, servisitis, adalah azitrhromycin 1 gram per oral dosis
endometritis, salpingitis, perihepatitis, tunggal atau amoksisilin 500 mg 3 kali
ka sehari
secara oral selama 7 hari. (Aziz, et al, 2007)
Pengobatan infeksi Chlamydia dalam

307
Seminarr Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

kehamilan perlu juga memperhatikan infeksi penelitian besar yang melibatkan 150- 150
campuran dengan gonore. Bila sarana 200.000 sampel tidakk menunjukkan efek
diagnostik tidak ada, kasus dengan risiko teratogenik sama sekali. Pada saat ini
tinggi perlu mendapat pengobatan dengan metronidazol boleh dipakai pada seluruh
eritromisin
tromisin 500 mg secara oral 4 kali sehari masa kehamilan. Dapat juga diberikan
selama 7 hari atau eritromisin 250 mg secara klindamisin 300 mg secara oral 2 kali sehari
oral 4 kali sehari selama 14 hari. Pencegahan selama 7 hari. (Ahmad, 2009; Daili dkk, 2010)
terhadap ophthalmia neonatorum perlu 2.5 Trikomoniasis
dilakukan dengan memberikan salep mata Trikomoniasis
sis merupakan penyakit
eritromisin (0,5%), atau tetrasiklin (1%) protozoa persisten yang umum menyerang
segera setelah bayi lahir. saluran urogenital pada wanita ditandai
2.4 Bakterial Vaginosis dengan timbulnya vaginitis dengan bercak-
bercak
Bakterial vaginosis adalah keadaan bercak berwarna merah seperti “strawberry”,
abnormal pada ekosistem vagina yang disertai dengan discharge berwarna hijau dan
disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora berbau. (Ahmad, 2009) Penyakit
Pe ini dapat
vagina bakteri anaerob menggantikan menimbulkan uretritis atau cystitis dan
Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi umumnya tanpa gejala, serta dapat
tinggi sebagai florara normal vagina. Secara menyebabkan terjadi komplikasi obstetrik dan
klinik, untuk menegakkan diagnosis bakterial memfasilitasi terjadinya infeksi HIV.
vaginosis harus ada tiga dari empat kriteria
sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue
pada pemeriksaan mikroskopik sediaan
basah, (2) adanya bau amis setelah
penetesan KOH 10% pada cairan ca vagina, (3)
duh yang homogen, kental, tipis, dan
berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih
dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine ni
paper. (Ahmad, 2009)
Awalnya infeksi pada vagina hanya
disebut dengan istilah vaginitis, di dalamnya Gambar 4. Trichomonas vaginalis
termasuk vaginitis akibat kibat Trichomonas Biasanya trichomoniasis berdampingan
vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain dengan gonorrhea;
orrhea; pada suatu studi
berupa Peptococcus dan Bacteroides, ditemukan sekitar 40%. Oleh karena itu, jika
sehingga disebut vaginitis nonspesifik. ditemukan trichomoniasis maka perlu
Setelah Gardner menemukan adanya dilakukan penilaian menyeluruh terhadap
spesies baru yang akhirnya disebut semua patogen penyebab “STD” (“STD
Gardnerella vaginalis, istilah vaginitis Check”). Diagnosis ditegakkan dengan
nonspesifik pun mulai ditinggalkan. Berbagai ditemukannya parasit yang bergerak padapad
penelitian dilakukan dan hasilnya disimpulkan pemeriksaan mikroskopis atau dari kultur
bahwa Gardnerella melakukan simbiosis discharge. Penyebab penyakit ini adalah
dengan berbagai bakteri anaerob sehingga Trichomonas vaginalis, salah satu protozoa
menyebabkan manifestasi klinis vaginitis, di dengan flagella. Trichomonas vaginalis
antaranya termasuk dari golongan ditularkan khususnya melalui kontak seksual
Mobiluncus, Bacteroides,ides, Fusobacterium, secara langsung. Penyakit ini juga dapat
Veilonella, dan golongan Eubacterium, ditularkan
rkan melalui mutual masturbation dan
misalnya Mycoplasma hominis, Ureaplasma berbagai sex toys (alat bantu seks). (Daili,
urealyticum,
um, dan Streptococcus viridans. 2002; Kornia dkk, 2006) Distribusi penyakit
Dalam kehamilan, penelitian tersebar luas; penyakit yang sering terjadi
membuktikan bahwa bakterial vaginosis hampir di seluruh benua dan menyerang
merupakan salah satu faktor penyebab semua ras bangsa, terutama menyerang
pecahnya ketuban pada kehamilan dan orang dewasa a dengan insidensi yang tinggi
persalinan prematur. Dengan demikian, pada wanita usia 16-35 35 tahun. Secara
pemeriksaan terhadap kemungkinan infeksi keseluruhan sekitar 20% wanita terkena
perlu diperhatikan. Pengobatan yang infeksi pada masa usia subur.
dianjurkan
anjurkan metronidazol 250 mg per oral Perempuan yang terinfeksi parasit
diberikan 3 hari selama 7 hari. Pendapat Trichomonas akan mengeluarkan cairan dari
lama mengenai metronidazol yang tidak vagina berwarna kuning kehijauan atau abu-
abu
dianjurkan untuk diberikan pada trimester abu
bu serta berbusa dalam jumlah banyak,
pertama kehamilan ternyata dari beberapa kadangkala disertai pendarahan dan bau

308
Seminarr Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

tidak sedap, gatal pada vulva sehingga Pengobatan saat hamil sangat
menimbulkan rasa tidak nyaman. (Daili, mengganggu penderita dan bagusnya lesi ini
2010) Sering buang air kecil dan terasa sakit, biasanya menghilang setelah persalinan.
pembengkakan vulva, rasa tidak nyaman Saat kehamilan dianjurkan an untuk sering
selama berhubungan an seksual dan sakit di mencuci dan membersihkan daerah vulva
wilayah perut. pendarahan di serviks mungkin ditambah membersihkan vagina dengan
terjadi, namun ini bukan gejala umum dan irigasi dan menjaga daerah itu tetap kering
bayi lahir dengan berat badan rendah. dan hal ini akan menghambat proliferasi kutil
Pengobatan trikomoniasis dalam kehamilan itu dan mengurangi ketidaknyamanan yang
adalah dengan meronidazol yang saat ini ada. Pemilihan cara pengobatan tergantung
terga
diyatakan boleh dipakai pada
pad seluruh masa pada besar, lokalisasi, jenis, dan jumlah lesi
kehamilan. Sebaiknya diberikan dosis tunggal serta fasilitas pelayanan yang tersedia. Pada
(2 gram) dibandingkan dengan dosis terbagi. wanita hamil pengobatan dapat dilakukan
(Daili dkk, 2010) dengan pemberian asam trikloroasetat 50%
2.6 Human Papiloma Virus (HPV) seminggu sekali dengan cara berhati-hati
berhati
Infeksi HPV pada daerah genital tidak karena dapat menimbulkan ulkus yang
jarang terjadi pada wanita hamil dengan atau dalam. (Kornia dkk, 2006; Mullick et al, 2005)
tanpa keluhan. Pada kasus prematuritas 2.6 Kandidiasis
banyak ditemukan hasil seropositif terhadap Penyakit ini disebabkan oleh jamur
HPV tipe 16. Akibat yang bisa terjadi Candida albicans. Kandidiasis terjadi akibat
kemungkinan munculnya neoplasia pada reaksi radang yang akibat infeksi jamur di
daerah serviks. Beberapa tipe dari HPV dalam liang vagina dan vulva. Penderita
dapat menimbulkan kutil, kondiloma mengeluhkan kemaluan sangat gatal,
akuminata, yang biasanya disebabkan oleh kadang-kadang
kadang sukar tidur dan terdapat
HPV V tipe 6 dan 11. Neoplasia intraepitel pada banyak bekas garukan. Sekresi seperti susu
serviks lebih disebabkan oleh HPV tipe 16, kental dan warna putih kekuningan sekret
18, 45, dan 56. HPV tipe 6 dan 11 dapat tidak berbau. Seringkali ditemukan adanya
menyebabkan laring papilomatosis pada bayi faktor predisposisi seperti diabetes melitus,
yang dilahirkan yang menghisap bahan pemakaian antibiotika yang lama, defisiensi
defi
infeksius saat kehamilan. (Kornia dkk, 2006) vitamin, pemakaian hormon kortikosterid dan
Masa inkubasi antara 1-8 8 bulan. Virus masuk kontrasepsi oral. (Daili, 2002; Kornia dkk,
ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit 2006)
sehingga sering timbul pada daerah yang Diagnosis dapat ditegakkan dengan
mudah mengalami trauma pada saat pemeriksaan usapan mukosa dan kulit yang
berhubungan seksual. Pertumbuhan kutil terkena, kemudian diperiksa dengan larutan
dapat dibagi dalam 3 bentuk yaitu: bentuk KOH 10% atau dengan pewarnaan Gram.
akuminata (jengger), ), bentuk papul dan Pada
ada mikroskop akan ditemukan sel-sel
sel ragi,
bentuk datar. Selain bentuk itu bila blastospora, atau pseudohifa dari Candida
berkembang dapat menjadi sangat besar albicans.
yaitu Giant Condyloma, sering dihubungkan Infeksi kandida di daerah orofaring neonatus
dengan kemungkiinan adanya keganasan. yang lahir dari ibu dengan kandidiasis
(Aziz et al, 2007; Kornia dkk, 2006) vulvovagina memiliki angka penularan hingga
50%. Pengobatan terhadap kandida di jalan
lahir dilakukan sebelum persalinan
berlangsung, yaitu dengan pemberian
antifungan secara topikal. Walaupun
sekarang diketahui beberapa macam obat
yang cukup efektif dengan pemberian per
Gambar 5. Gambaran klinis kondiloma akuminata akibat oral dosis tunggal, namun belum jelas
infeksi HPV apakah cara ini cukup efektif dan aman untuk
Seringkali tanpa sebab yang diketahui diberikan. Hanya derivat-azol
azol topikal yang
pada saat kehamilan kondiloma akuminata dianjurkan untuk digunakan pada wanita
akan membesar dan meluas sampai hamil. (Ahmad, 2006; Daili dkk, 2010)
memenuhi dan menutupi vagina dan
perineum yang menyebabkan kesulitan 3. Simpulan dan Saran/Rekomendasi
persalinan pervaginam.
m. Kemungkinan Infeksi menular seksual (IMS) adalah
keadaan basah pada daerah vulva pada saat berbagai infeksi yang dapat menular dari
dar satu
kehamilan merupakan kondisi yang bagus orang ke orang yang lain terutama melalui
untuk pertumbuhan virus. kontak seksual. IMS dan kehamilan

309
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013

dihubungkan dengan kehamilan ektopik, Aziz, N., Cohen, C.R. 2007. Sexually Transmitted
abortus spontan, kematian janin dalam Diseases in Pregnancy. In: Klausner, J.D.,
kandungan, infeksi perinatal, intrauterine Hook III, E.W., editors.. A Lange Medical
growth restriction, kelainan kongenital, Book: Current Diagnosis And Treatment Of
Sexually Transmitted Diseases.
ketuban pecah dini, prematuritas, International edition. United States Of
chorioamnionitis, infeksi puerperalis, bayi America: The McGraw-Hill Companies, Inc.
berat badan lahir rendah, dan infeksi
neonatal. CDC. 2010. Sexually transmitted Diseases.
Kehamilan dapat mengubah Available at:
penampampakan klinik IMS dan akan http://www.cdc.gov/std/pregnancy/stdfact-
mempersulit diagnosis dan terapi. Pada pregnancy.htm
wanita hamil terjadi perubahan anatomi,
penurunan reaksi imunologis, perubahan Daili S.F. 2002. Tinjauan Penyakit Menular
Seksual (PMS) dalam Buku Ilmu Penyakit
flora serviko-vaginal, yang semuanya akan Kulit dan Kelamin. Editor: Djuanda A,
berpengaruh pada perjalanan dan Hamzah M, Aisah S. Edisi ke-3. Jakarta:
manifestasi klinis IMS itu sendiri. Beberapa Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
infeksi menular seksual tersering adalah Universitas Indonesia.
sifilis, gonore, chlamydia trachomatis,
vaginosis bakterial, trikomoniasis, kondiloma, Daili S.F. 2005. Gonore. Dalam : Infeksi Menular
dan kandidiasis. Seksual. Editor: Daili, S.F., dkk. Edisi ke-3.
Gejala klinis bervariasi sesuai dengan Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
penyebab infeksi, baik berupa lesi Universitas Indonesia.
mukokutan, leukorea, pruritus, disuria, dan Daili S.F., dkk. 2010. Pedoman Penatalaksanaan
lain-lain. Pada kehamilan, dapat terjadi Infeksi Menular Seksual. Jakarta:
penularan infeksi dari ibu ke janin dengan Departemen Kesehatan RI.
cara kontak langsung saat persalinan, infeksi
yang menjalar secara ascenden, dan agen Genuis SJ, Genuis SK, 2005. Primary prevention
penyebab yang masuk ke sirkulasi janin of sexually transmitted disease: Applying
menembus barier plasenta. Penanganan ABC Strategy. British Medical Journal;
penyakit menular seksual pada kehamilan 81:299–301.
adalah dengan penanganan umum,
Holmes, K.K., Adimora, A.A., editors. 1994.
konservatif, termasuk konseling dan Sexually Transmitted Diseases. 2nd edition.
pengobatan pada mitra seksual. Singapore: The McGraw-Hill Companies,
Disarankan kepada masyarakat umum Inc.
agar senantiasa melakukan pencegahan
terhadap infeksi menular seksual. Khususnya Hutapea NO. 2005. Sifilis. Dalam : Infeksi Menular
pada ibu hamil agar mendapat perhatian Seksual. Editor: Daili, S.F., dkk. Edisi ke-3.
penting mengingat dampak yang diakibatkan Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
dari infeksi menular seksual pada kehamilan. Universitas Indonesia.

Kornia Karkata., Edi Tiro. 2006. Penyakit Menular


4. Pustaka
Seksual dalam Kehamilan. Denpasar:
Ahmad Rahmawan. 2009. Penyakit Menular
Bagian/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Seksual dalam Kehamilan. Banjarmasin:
Kandungan FK UNUD-RSUP Sanglah.
Bagian/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan FK Unlam-RSUD ULIN.
Mullick S., et al. 2005. Sexually Transmitted
Arifin N. Penyakit Menular Seksual Sifilis. 2008. Infections in Pregnancy: Prevalence,
Available from: www.proweb.com. Impact on Pregnancy Outcomes, and
Approach to Treatment in Developing
Countries. British

310

Anda mungkin juga menyukai