Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
perlindungan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penugasan mata
kuliahEpidemiologi yang berjudul:
“INTERAKSI ANTARA HOST,AGENT,ENVIRONTMEN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan. Dengan
demikian pembaca dapat memahami Tentang Interaksi Antara Host,Agen,Environtmen.
Namun demikian dalam menyusun makalah ini,Saya menyadari masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap perlunya kritik dan saran dari berbagai pihak
demi penyempurnaan makalah ini.
          Dengan demikian makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bahan
pembelajaran bagi siapa saja.

Bandar Lampung,25 Mei 2017

                                                                                                          

           Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Tujuan Penulisan..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................
A. Konsep Sehat Sakit.....................................................................
B. Proses Terjadinya Penyakit.........................................................
C. Faktor Host, Agent,  dan Environtmen.......................................
D. Tahapan......................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak pernah datang tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan merupakan
keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita. Kebanyakan dari
penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari sebab
dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-
hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan
hukum-hukum pikiran dan jiwa.
Kemiskinan dan kurangnya makanan menurunkan daya tahan tubuh masyarakat, dan
terbatasnya pengertian akan hal medis, sehingga perawatan-perawatan sangat kurang efektif.
Semua dari faktor-faktor ini menghasilkan akibat dari penyakit-penyakit infeksi dan kematian
dini, sebagaimana yang masih sering terjadi di Negara-negara berkembang. Sekarang
gambarannya berbeda di Negara-negara berkembang, tetapi tidak selalu menjadi lebih baik.
Diet dan gaya hidup ala Barat menjadi semakin dan semakin populer bagi setiap orang yang
membayar. Pekerjaan kantor yang dilakukan sambil duduk dan memiliki kenderaan-
kenderaan menjadi tuntutan, para penjual makanan siap saji gaya Barat yang menjual
makanan-makanan dengan kadar lemak tinggi semakin menjamur, penggunaan tembakau dan
alkohol juga meningkat, dan dengan adanya perubahan-perubahan semacam ini, demikianlah
terjadi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi, juga penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh gaya hidup yang semakin buruk.

B. Tujuan Penulisan

Adapan tujuan Penulisan Makalah adalah :

- Untuk Mengetahui Bagaimana konsep Sehat Sakit ?


- Untuk Mengetahui Interaksi antara Host,Agen,Environtmen ?
- Untuk Mengetahui Fase Renta,Fase Sub Klinis,Fase Klinis,Fase Terminal ?
- Untuk Mengetahui Apa saja factor yang menyebabkan timbulnya penyakit ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sehat Sakit

Prosesnya diawali dari keadaan keterpaparan dan penjamu harus dalam keadaan kerentanan
sehingga dapat memproses sakit.
a. Keterpaparan dan Kerentanan
Sehat à sakit mempunyai batas tidak jelas. Melalui proses yang didahului oleh keterpaparan
terhadap suatu unsur tertentu serta host dalam kondisi kerentanan tertentu untuk menjadi
sakit.
b. Keterpaparan
Suatu keadaan dimana host berada pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab
primer maupun sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses
terjadinya penyakit.
c. Kerentanan
Suatu keadaan dimana host  mempunyai kondisi yang mudah dipengaruhi atau berinteraksi
dengan unsur penyebab sehingga memungkinkan timbulnya penyakit.

B. Proses Terjadinya Penyakit


Gejala penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada
badan kita. Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa, dicium, atau diukur. Ada gejala yang
dapat dirasakan oleh pasien, ada pula gejala yang baru dapat diketahui oleh seorang
dokter/perawat sewaktu diadakan pemeriksaan. Apabila tingkat kesakitan dalam suatu
populasi penduduk diketahui, maka kita perlu membedakan antara populasi yang mempunyai
dan tidak mempunyai penyakit yang spesifik. Pada prakteknya cara membedakannya sangat
sulit. Umumnya penyakit-penyakit menahun mempunyai sejarah alamiah penyakit (Natural
history of disease) yang menarik. Adanya sejarah alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai
sebagai cara dalam usaha pencegahan attaupun pengontrolan dari penyakit tersebut.
Tingkatan dari sejarah alamiah suatu penyakit (Natural history of disease) adalah
sebagai berikut.

4
1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility)
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host (induk
semang), agent (penyebab penyakit), dan environment(lingkungan). Adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut di atas, akan menimbulkan suatu hal yang
disebut faktor risiko (risk factor).
Sebagai contoh ialah sebagai berikut.
a. Seseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan
(agent), maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit infeksi saluran nafas
(pneumonia).
b.  Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi
disertai perokok berat, maka orang tersebut akan mempunyai resiko mendapat serangan
jantung koroner.
Faktor risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu sebagai
berikut.
a. Umur seseorang
b. Jenis kelamin
c. Gaya hidup seseorang (life style)
d. Keadaan budaya
e. Dan lain-lain
2. Tingkat sebelum sakit (stage of presymtomatic disease)
Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan interaksi antara Host,
Agent, dan Environment, akan timbul dan mulai tampak adanya perubahan-perubahan secara
patologis. Walaupun demikian, perubahan-perubahan ini masih tetap berada di bawah garis
yang disebut linical horizon, yaitu garis perbatasan antara keadaan penyakit yang sudah jelas
tanda-tandanya (secara klinis) dan terjadiya perubahan secara patologis. Perubahan
atherosklerotik pada pembuluh darah koroner, sebelum ada tanda-tanda stroke (mati
mendadak).
3. Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical disease)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional. Adanya perubahan
tersebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit.
Pada tingkat sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya
berdasarkan lokasi, gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial).

4. Tingkat kecacatan (stage of disability)

5
Ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu pengobatan. Ada
pula penyakit yang tetap berlangsung sampai lama walaupun sudah mengalami pengobatan
dan dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh dan akan memberikan
kecacatan. Risiko dari keadaan tersebut adalah makin lamanya proses penyakit tersebut yang
bisa menimbulkan cacat pada bagian tubuh tertentu.
Sebagai contoh adalah:Penykit virus tertentu (campak) dapat sembuh dengan sendirinya.akan
tetapi jika kondisi penderita amat jelek dan tanpa pengobatan, dapat menimbulkan komplikasi
radang otak. Tingkat kecacatan sebenarnya dapat diartikan dalam beberapa pengertian.
Pengertian cacat dalam masyarakat dapat berarti terbatasnya aktivitas seseorang, misalnya
terbatasnya komunikasi seseorang karena ia tuli.

C. Faktor Host, Agent,  dan Environtmen

 FAKTOR HOST ( PENJAMU )


Pejamu (Host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat memengaruhi
timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host dapat berupa manusia atau hewan yang
menyediakan tempat yang cocok untuk agen infeksius agar tumbuh dan berkembang biak
dalam kondisi alamiah. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis
dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua
keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpajan dan manusia
kemungkinan rentan/resisten.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam
hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha
mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh
menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)
dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.

c. Umur

6
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para
peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan
bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian
tentang penyebaran menurut umur tersebut .
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-
60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih
besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di
kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan
umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota
rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan
perempuan.
- Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
- Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut
seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh
tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta
membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan
merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar
penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas
yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa
mengonsumsi makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu

7
penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi
secara bervariasi.

 FAKTOR AGENT ( PENYEBAB PENYAKIT )

Agent adalah bibit penyakit atau penyebab penyakit pada manusia. Agent adalah suatu
substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya diikuti kontak efektif pada
manusia dapat menimbulkan penyakit atau memengaruhi perjalanan suatu penyakit. 
Agentbisa berup unsur hidup (biotis) dan unsur mati (a-biotis).
Agent penyakit dapat dikualifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
1. Agent biologis.  Agent biologis termasuk dalam golongan agent dari unsur hidup
(golongan biotis). Agent biologis dapat berupa virus, bakteri, fungi, protozoa, dan
lain-lain. Penyakit yang disebabkan oleh agent biologis ini disebut dengan penyakit
infeksi yang sifatnya menular dan tidak menular.
Tabel 1. Contoh beberapa penyakit beserta agent spesifiknya.
Jenis Agent Spesies Agent Nama Penyakit
Metazoa Ascaris lumbricoides Ascariasis
Protozoa Plasmodium vivax Malaria Quartana
Fungi Candida albicans Candidiasis
Bakteri Salmonella typhi Typhus abdominalis
Rickettsia Rickettsia tsutsugamushi Scrub typhus
2. Agent nutrient seperti karbohidrat, protein, lemak, yang jika manusia mengalami
kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan penyakit. Contohnya lemak jenuh,
kurang serat, kurang protein, dan lain sebagainya.
3. Agent fisik seperti suhu, cahaya, kelembaban, radiasi, tekanan, kebisingan, panas,
getaran, dan lain-lain.
4. Agent kimia. Agent kimia ada yang eksogen dan ada yang endogen. Contoh agent
kimia eksogen adalah, alergen, gas, debu, pestisida, bahan pengawet makanan, obat-
obatan, limbah industry, dan lain-lain. Contoh agent kimia endogen adalah hormone
dan metabolit.
5. Agent mekanis seperti gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan. Contohnya adalah kecelakaan lalu lintas.

8
Agent biologis termasuk dalam agent golongan unsur hidup (biotis). Sedangkan agent
nutrien, agent fisik, agent kimia dan agent mekanis termasuk dalam agent golongan
unsur mati (a-biotis).
Sifat agent yang dapat menularkan penyakit infeksi (menular dan tidak menular) dikenali ada
empat macam, yaitu:
a) Patogenesitas: kemampuan pada bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada
pejamu sehingga menimbulkan penyakit pada pejamu. Jika kemampuan ini tidak
dimiliki disebut dengan a-patogen.
b) Virulensi: suatu tingkat/derajat keganasan suatu kuman. Jika kerusakan yang
ditimbulkannya hebat/ganas maka golongan bibit penyakit tersebut disebut virulen.
c) Antigenesitas: kemampuan suatu bibit penyakit untuk merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tubuh (antigen/antibodi) pada diri pejamu. Misalnya, pada saat
kontak dengan penderita hepatitis.
d) Infektivitas: kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi/menyebar dan
penyesuaian diri pada pejamu, hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada tubuh
penjamu. (mis., penderita HIV)
Selain empat sifat agent di atas, ada pula reservoir agen, yaitu habitat alami agen (bisa
manusia, hewan, dan sumber lingkungan) dan sumber infeksi, yaitu orang atau objek tempat
pejamu ditularkan oleh agent penyebab penyakit. Informasi dari reservoir dan sumber infeksi
dibutuhkan untuk membuat langkah-langkah pengendalian yang efektif. Sumber infeksi yang
penting adalah orang sebagai carier (pembawa) di mana ia terinfeksi namun tidak
menunjukkan gejala-gejala klinis. Durasi pembawa penyakit bervariasi antara agent. Karier
bisa jadi asimtomatik sepanjang perjalanan infeksi atau karier mungkin terbatas pada tahap
tertentu dari penyakit. Karier memainkan peran besar dalam penyebaran penyakit ke seluruh
dunia seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV) karena transmisi seksual sengaja selama
periode tanpa gejala yang panjang.
Masuknya agent (bibit penyakit) yang dapat menimbulkan penyakit pada host (manusia)
melalui beberapa macam jalur penularan sebagai berikut:
1. Inhalasi yaitu masuknya agent dengan perantaraan udara (air borne transmission).
Misalnya, terhirup zat-zat kimia berupa gas, upa, debu, mineral, partikel (golongan a-
biotik), atau kontak dengan penderita TB (golongan biotik).
2. Ditelan  yaitu masuknya agent melalui saluran pencernaan dengan cara memakan atau
tertelan. Misalnya, minuman keras, obat-obatan, keracunan logam berat.

9
3. Melalui kulit yaitu masuknya agent melalui kontak langsung dengan kulit. Misalnya,
keracunan bahan kosmetika, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.

 FAKTOR ENVIRONMENT ( LINGKUNGAN )

Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada di luar kehidupan organisme. Faktor lingkungan adalah semua unsur di luar dari
faktor individu pejamu yang memengaruhi status kesehatan populasi, meliputi faktor sosial
ekonomi (lingkungan non-fisik), lingkungan biologi dan lingkungan fisik. Lingkungan
berperan penting dalam perkembangan penyakit menular.
Lingkungan terbagi dalam tiga macam yaitu:
 Lingkungan fisik, adalah lingkungan di sekitar manusia yang meliputi kondisi udara,
musim, cuaca, kondisi geografi, dan geologinya yang dapat memengaruhi
kerentanan host. Ketinggian tertentu akan memengaruhi jantung, kelembapan akan
memengaruhi selaput lender. Keadaan geografi akan menentukan jenis vektor atau
reservoir dari suatu penyakit, sedangkan keadaan geologi akan memengaruhi
ketersediaan air.
 Lingkungan Biologi, masih merupakan lingkungan yang berada di sekitar manusia
namun jenisnya berasal dari golongan biotis (hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme). Tempat hidup yang paling sesuai dengan bibit penyakit disebut
dengan reservoar atau tempatagent tersebut dapat hidup di dalam tubuh manusia dan
binatang.
 Lingkungan non-fisik adalah lingkungan sebagai akibat dari interaksi manusia yang
meliputi sosial-budaya, norma, dan adat-istiadat. Sebagai contoh, lingkungan sosial-
ekonomi yang memengaruhi status kesehatan fisik dan mental baik individu maupun
kelompok, meliputi kepadatan, kehidupan sosial, fasilitas olahraga, rekreasi,
stratifikasi sosial, tingkat kejahatan, sistem asuransi, bencana alam, perang, dan lain-
lain. 

D. Konsep Interaksi Host, Agent, dan Environment


Dalam konsep penyakit, terdapat tiga unsur yang mempengaruhi terjadinya suatu penyakit.
Unsur tersebut adalah host (unsur pejamu), agent (unsur penyebab) dan environment (unsur
lingkungan). Ketiga unsur tersebut saling beketerkaitan satu sama lain dalam konsep
terjadinya suatu penyakit.

10
Keterkaitan tersebut menjadi sebuah interaksi ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses
interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis,
sosiologis, dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan
(environment).

E. Tahapan

Riwayat alamiah penyakit terdiri dari empat fase: (1) Fase Rentan, (2) Fase Subklinis, (3)
Fase Klinis, (4) Fase Penyembuhan (Konvalesens), Cacat dan Kematian (Terminal). Namun
dapat juga dibuat dalam dua kelompok yaitu Periode Prepatogenesis dan Patogenesis.
Periode prepatogenesis
Periode prepathogenesis adalah adanya interaksi awal antara faktor-faktor host, agent dan
environment. Pada fase ini penyakit belum berkembang tapi kondisi yang melatarbelakangi
untuk terjadinya penyakit telah ada. Fase rentan termasuk dalam tahapan prepathogenesis.
1. Fase Rentan (susceptibility phase)
 Fase rentan  adalah tahap berlangsungnya proses etiologis, di mana faktor penyebab pertama
untuk pertama kalinya bertemu dengan pejamu. Di sini faktor penyebab pertama belum
menimbulkan penyakit, tetapi telah mulai meletakkan dasar-dasar bagi berkembangnya
penyakit. Contoh kolesterol LDL (low density lipoprotein) yang tinggi meningkatkan
kemungkinan kejadian penyakit jantung koroner (PJK), kebiasaan merokok meningkatkan
probabilitas kejadian Ca paru, dsb.
Periode Pathogenesis
Yaitu periode dimana telah dimulai terjadinya kelainan/gangguan pada tubuh manusia akibat
interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia sampai terjadinya kesembuhan, kematian,
kelainan yang menetap dan cacat. Periode pathogenesis dapat dibagi menjadifase subklinis,
fase klinis dan fase penyembuhan.
2. Fase Subklinis
Fase ini disebut juga dengan pre-symtomatic, dimana perubahan faali atau system dalam
tubuh manusia (proses terjadinya sakit) telah terjadi, namun perubahan tersebut di atas tidak
cukup kuat untuk menimbulkan keluhan sakit.
Akan tetapi jika dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat-alat kesehatan seperti pap
smear (alat untuk mendeteksi adanya kelainan jaringan pada serviks uterus), atau
mammografi (alat untuk mendeksi adanya kelainan jaringan pada payudara) maka akan
ditemukan kelainan pada tubuh mereka. Pada keadaan ini umumnya pencarian pengobatan

11
belum dilakukan. Penemuan kasus (kelainan) pada tahap pre symptomatic ini pada penyakit
tertentu umumnya akan memberikan keuntungan yang lebih baik I(angka kesembuhan lebih
tinggi atau angka kegansan penyakit lebih rendah). Keadaan ini sering juga disebut sebagai
masa clinically inapparent.
3. Fase Klinis
Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah cukup untuk
memunculkan gejala-gejala (symptoms) dan tanda-tanda (signs) penyakit. Fase ini dapat
dibagi menjadi fase akut dan fase kronis.
4. Fase Konvalesens
Merupakan tahap akhir dari fase klinis yang dapat berupa fase konvalesens (penyembuhan)
dan meninggal. Fase konvalesens dapat berkembang menjadi sembuh total, sembuh dengan
cacat atau gejala sisa (disabilitas atau sekuele) dan penyakit menjadi kronis.
 Disabilitas (kecacatan/ketidakmampuan) dapat terjadi bila ada penurunan fungsi sebagian
atau keseluruhan dari struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi aktivitas
seseorang secara keseluruhan. Disabilitas dapat bersifat sementara (akut), kronis dan
menetap.
Sekuele lebih cenderung kepada adanya defect/cacat pada structural jaringan sehingga
menurunkan fungsi jaringan, akan tetapi tidak sampai mengganggu aktifitas seseorang.
 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Penyakit dipandang sebagai keadaan yang disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya oleh
karena adanya mikroorganisme yang menganggu fungsi biologis tubuh, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti lingkungan fisik dan sosial. dengan memandang
keberadaan penyakit secara lengkap maka penanganan akan akan dapat dilakukan dengan
lebih komprehensif.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit muncul
dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak terserang
penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan secara
berkala..

DAFTAR PUSTAKA

http://fadhilabdillahpratama.blogspot.co.id/2016/09/makalah-pengorganisasi-dan-konsep-
dasar.html

13
http://agnita.weblog.esaunggul.ac.id/2014/03/29/tugas-online-1-epidemiologi-2/?
pegmfbtmpvqezwjs?fihfbcvocvqxldxu?gtmpegmfbtdqnayw
http://indryasantoso.blogspot.co.id/2013/05/faktor-host-agent-environment-port-of.html

14

Anda mungkin juga menyukai