Anda di halaman 1dari 3

LEARNING OBJECTIVE BLOK : DMS

CASE 2 : ACNE VULGARIS

1. Histologi dan Fisiologi Glandula Sebeasea atau Kelenjar Minyak


Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh kulit yang berambut. Hampir semua kelenjar sebasea
bermuara ke dalam folikel rambut. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat.
Kelenjar sebasea merupakan klenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepas lipid yang
dikenal sebagai sebum. Sebum terdiri dari : TG, kolesterol, protein dan elektrolit.

2. Histologi dan Fisiologi : Kelenjar Keringat (ekrin dan apokrin), folikel rambut, dan kuku
Kelenjar Keringat
Lebih banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki, kening, dan dibawah ketiak.
Berfungsi untuk membantu mengatur suhu (thermoregulation) dan membantu membuang sisa-
sisa pencernaan tubuh (ekskresi). Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
1) Kelenjar keringat ekrin
2) Kelenjar keringat apokrin  mulai aktif setelah akil baligh dan kerjanya
dipengaruhi oleh hormon. Terletak di daerah ketiak, gld mamae, daerah
kelamin dan dubur.

Folikel Rambut
Rambut terbagi menjadi 2 bagian yaitu shaft/badan rambut (area superfisial diatas
permukaan kulit) dan root/ akar rambut. Shaft dan root jika dipotong melintang terdiri dari 3
lapisan :
1) Medulla  berada di bagian paling dalam
2) Korteks
3) Kutikula
Bagian yang melapisi akar rambut disebut folikel rambut. Secara histologis folikel
rambut terdiri atas sarung akar rambut dalam (inner root seath) dan sarung akar rambut luar
(outer root seath). Selanjutnya sarung akar rambut ini diselimuti oleh jaringan ikat demis
[KESIMPULAN : DARI DALAM KE LUAR]
[MEDULLA  KORTEKS  KUTIKULA  INNER ROOT SEATH  OUTER
ROOT SEATH  CONNECTIVE TISSUE]

Kuku
Setiap kuku terdiri dari :
1) Badan kuku  bagian kuku yang terlihat. Badan kuku tampak merah muda karena
ada aliran arah kapilr pada dermis dibawahnya.
2) Tepi bebas/free edge  yang biasanya dipotong. Tampak putih karena tidak ada
kapiler dibawahnya.
3) Akar kuku  bagian kuku yang tertanam dalam kulit.

3. Normal flora kulit


Flora normal kulit adalah mikroba yang berada pada permukaan tubuh manusia dan jika dalam
keadaan normal tidak menimbulkan penyakit. Tiap 1cm 2 kulit terdapat kurang lbih 3 juta bakteri. Jenis
flora normal :
1) Mikrobiota residen  ada sepanjang hayat. Ex : p. Acnes, micrococci,dll
2) Mikrobiota transien  ada selama beberapa waktu (temporer). Ex: staphylococcus
aureus

Bs juga menjadi patogen apabila terjadi perubahan keseimbangan mikrobiota normal.


Misalnya candida albicans pada vagina.

Tidak semua bagian tubuh manusia terdapat mikrobiota normal ini. Daerah yang biasanya
steril yaitu : sinus-sinus, pleura dan peritonium, tulang, sendi, otot, darah, cairan serebrospinal.
4. Propionibacterium acnes : klasifikasi, metabolisme, faktor virulensi, dan antimicrobial treatment.
 Termasuk bakteri berbentuk batang gram positif
 Non-sporeforming bacilli
 Pleomorfik  bentuknya bermacam-macam
 pH sekitar 4
 Menghasilkan asam propionat  membantu mempertahankan pH kulit pada kondisi
asam (pH 3-5)
 Faktor virulensinya belum ditemukan
 Dan merupakan flora normal pada kulit

5. Definisi, epidemiologi, etiologi, dan temuan klinis acne


DEFINISI
Kelainan kulit kronik pada folikel pilosebasea. Terdapat komedo, papul, pustul,
nodul.

EPIDEMIOLOGI
Merupakan salah satu penyakit yang paling umum pada remaja dan dewasa muda.
Karena pada masa pubertas terjadi peningkatan hormon androgen dan androgen dapat memicu
kelenjar minyak untuk memproduksi minyak di wajah secara berlebihan. Efeknya pori-pori
bisa tersumbat dan muncullah jerawat.

ETIOLOGI
 Faktor ekstrinsik
1) Kosmetik
2) Pekerjaan
3) Pola hidup
4) Obat-obatan

 Faktor intrinsik
1) Genetik  60-70% orang tua berjerawat, maka anak berjerawat juga.
2) Hormon
3) Kondisi kulit

TEMUAN KLINIS
Komedo  papul  pustul  nodul

6. Patomekanisme acne vulgaris


1) Peningkatan produksi sebum  ketidakseimbangan antara produksi dan kapasitas sekresi
sebum akan menyebabkan pembuntuan sebum pada folikel rambut.
2) Penyumbatan keratin di saluran pilosebaseus  bila aliran sebum terhambat oleh massa
keratin tersebut maka akan terbentuk mikrokomedo.
3) Kolonisasi mikroorganisme dalam folikel sebaseus
4) Inflamasi / peradangan.

7. Diagnosis banding acne vulgaris


 Erupsi acneiformis  disebabkan oleh obat. Berupa erupsi papul, pustul mendadak tanpa
adanya komedo di hampir seluruh tubuh dan dapat disertai dengan demam
 Acne rosasea  peradangan kulit terutama wajah. Gambaran klinisnya berupa eritema, papul,
pustul, nodul, kista.
 Folikulitis  peradangan folikel rambut oleh Staphylococcus sp. Gejala klinisnya gatal

8. Farmakologi acne vulgaris


 Topical :
1. Tretinoin cream  cara kerjanya dengan merangsang regenerasi kulit dan mempercepat
pembentukan sel kulit baru.
 Farmakokinetik
1) Absorpsi topikal pada kulit sangatlah minimal
2) Dimetabolisme di hati
3) Di ekskresi melalui urin dan feses
 Farmakodinamik
1) Keluarga senyawa retinoat
2) Efek antiinflamatori
3) Menurunkan aktivitas kelenjar sebasea

2. Benzoil peroxida gel obat berbentuk gel atau cream untuk mengatasi jerawat jenis
ringan hingga sedang. Cara kerjanya membunuh bakteri penyebab jerawat dan
mempermudah pengelupasan sel kulit yang berjerawat. Kemampuan utamanya adalah
sifat antibakteri, mengurangi produksi minyak di kulit.

 Sistemik :
3. Doxycycline  antibiotik golongan tetrasiklin untuk infeksi bakteri termasuk jerawat.
Cara kerjanya dengan membunuh bakteri dan mencegah pertumbuhan bakteri.
 Farmakokinetik
1) Absorpsi paling banyak di duodenum
2) Bioavailabilitas doxycycline minimal 80-90%
 Farmakodinamik
1) Bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri.

9. Prognosis acne vulgaris


Prognosis jerawat secara umum baik karena jarang memiliki efek yang fatal. Namun secara
estetika kurang baik karena dapat menimbulkan jaringan parut. [ad bonam]

10. BHP, PHOP, CRP


BHP
 Autonomy
 Beneficience
 Non maleficience
 Justice

PHOP
 Health promotion
 Edukasi masyarakat untuk selalu menerapkan PHBS, cara cuci muka yang benar,
penyebab dan faktor dari acne vulgaris.
 Spesific protection
 Edukasi untuk tidur teratur, banyak konsumsi air putih.
 Penggunaan sabun muka sesuai kulit
 Early diagnosis and prompt treatment
 Check ke dokter
 Penggunaan obat sesuai anjuran dokter
 Disability limitation
 Menghindari faktor penyebab jerawat agar tidak memperparah kondisi kulit
 Rehabilitation
 Pemberian obat atau krim untuk penghilang bekas jerawat

CRP
 Host : Ms. Julia
 Agent : p. Acnes
 Environment : menstruasi, stress, begadang

Anda mungkin juga menyukai