Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH POLIMER

PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI

DOSEN PENGAMPU : RYSAN OCTY SHALiNDRY., S.si,


M.Eng

DISUSUN OLEH :

YULIA ETA PUTRI (D1121171034)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

1
2020

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,
Yang telah memberikan  nikmat dan kesehatan di tengah masa pandemik ini
sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tidak sedikit hambatan yang dihadapi Dalam penyusunan makalah ini.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan sahabat , sehingga
kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kimia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Saya
yakin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
bahasa yang kurang sopan maupun  dalam kerangka penulisan makalah, untuk itu
saya mohon bimbingan untuk memberikan kritik yang membangun baik melalui
media atau pengucapan secara langsung,  demi pengembangan dan perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.

Pontianak, 7 Maret 2020

Penulis

i
KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFATR ISI................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3. Tujuan Pembuatan............................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................3

2.1. Polimer...................................................................................................3

2.1.1. Polimer Sintesis......................................................................3

2.1.2. Polimer Alam..........................................................................5

2.2. Plastik Biodegradable ...........................................................................6

2.3. Mekanisme Pembuatan Plastik Biodegradable....................................10

BAB III. PENUTUP...................................................................................12

3.1. Simpulan..............................................................................................12

Daftar pustaka

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan


kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-
bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan
sehari-hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun,
membutuhkan waktu lama.

Kita mungkin tahu polimer merupakan suatu golongan bahan kimia yang
banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri.
Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam
tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat,
juga merupakan polimer.

Plastik merupakan polimer sintetik yang sangan banyak digunakan saat ini.
Palistik yang umumnya digunakan adalah hasil sintesis polimer hidrokarbon dari
minyak bumi, seperti polietilena, polipropilena, polisterena, polivinil klorida, dan
sebagainya yang bersifat termoplastik. Penggunaan plastik ini akan terus
meninkat, sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Dengan meningkatnya
penggunaan plastik maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan sehingga
dapat menimbulkan masalah untuk lingkungan hidup. Masalah yang ditimbulkan
oleh sampah plastik adalah karena tidak hancurnya sampah plastik oleh
mikroorganisme atau sifat non-biodegradable plastik, banyak masyarakat yang
tidak menghiraukan bahaya polimer sintetik yang satu ini

Penggunaan polimer alami sangat baik. namus sayangnya hal ini masih
tidak banyak dimanfaatkan dan produk yang dihasilkan masih belum mencapai
hasil yang maksimal. Plastik ramah lingkungan merupakan plastik yang dapat
terurai oleh mikroorganisme pengurai. Plastik ramah lingkungan biasanya disebut
bioplastik, Pati ubi merupakan salah satu polimer alam yang dapat dimanfaatkan
sebagi bioplastik.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah Dalam Pembuatan Masalah Ini Adalah :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Polimer Alam Dan Sintetik
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Plastik Biodegradable
3. Bagaimana Mekanisme plastik biodegradable dariPati

1.3. TUJUAN MAKALAH


Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui Apa Itu Polimer Alam dan Sintetik
2. Mengetahui Apa Itu Plastik Biodegradable
3. Mengetahui Mekanisme Plastik Biodegradable Dari Pati

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Polimer
Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer.
Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pakaian, botol minum,
map dan kantong plastik, kertas, ban, dan lain-lain merupakan produk terbuat
dari polimer. Pada umumnya polimer merupakan senyawa kimia organik yang
didasarkan pada karbon, hidrogen, dan unsur bukan logam (O, N, dan Si).
Polimer alam memiliki rantai karbon utama berupa rantai karbon (C).
Polimer dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam
(seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polietilena (PE),
nilon, poli vinil klorida (PVC), polikarbonat (PC), polistirena (PS), dan karet
silicon). Bahan-bahan ini biasanya memiliki kepadatan rendah, sedangkan
karakteristik mekanik mereka umumnya berbeda dengan logam dan bahan
keramik). Berdasarkan sifatnya ketika dipanaskan, polimer dapat dibagi menjadi
polimer termoplastik dan termoset. Polimer termoplastik adalah polimer yang
ketika dipanaskan akan mengalami pelelehan dan dapat dibentuk sesuai pola
yang diinginkan. Sedangkan, polimer termoset adalah polimer yang tidak
mengalami pelelehan ketika dipanaskan. Polimer termoset tidak dapat didaur
ulang sedangkan polimer termoplastik dapat didaur ulang

2.1.1. Polimer Sintetik

Polimer sintetik merupakan polimer hasil rekayasa manusia dengan


menggunakan reaksi kimia. Polimer sintetik banyak dibuat dari senyawa
hidrokarbon dengan jalan penambahan rantai karbon. Contoh polimer sintetik
seperti seperti karet, plastik, fiber, nilon, poliester, polisterena polietilen, dan
lain-lain.

3
Gambar 1. Contoh struktur polimer sintesik
Penggunaan polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan
yang sangat pesat, plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik
banyak digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan
air, serta harganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini
merupakan polimer sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat
terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan. Ketidakmampuan
mikroorganisme untuk menguraikan material ini, menimbulkan masalah sampah.
Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang
sangat serius.

Gambar 2. Produk Polimer Sintetik


Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah
plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki
sifat sulit terdegradasi (nonbiodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan
waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan
sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan
udara. Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat
kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk
yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri
kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis
dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan
yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer sintetis.

4
Gambar 3. Sampah Polimer Sintetik
2.1.2. polimer alami
Polimer alam merupakan polimer yang terbentuk secara alami. Polimer
alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme makhluk hidup.
Contoh sederhana polimer alam adalah karet alam, pati, selulosa dan protein.
Jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil saat
pemanasan, mudah menyerap air, dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaan
polimer menjadi terbatas. Polimer alam memiliki rantai karbon utama berupa
rantai karbon (C). Umumnya, polimer memiliki struktur molekul yang sangat
besar. Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu
aplikasi dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetis yang
cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Contoh polimer alam dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh


1 Pati/Amilum Glukosa Kondensasi Biji-Bijian, Akar
Umbi
2 Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3 Protein Asam Amino Kondensasi Susu, Daging, Telur,
Wol, Sutera
4 Asam Nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA
5 Karet Alam Isoprena Adisi Getah Pohon Karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam


biasanya cepat rusak, dan tidak elastis. Hal tersebut dapat terjadi karena karet
alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta tidak tahan
lama diudara terbuka. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein
bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer
alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak,

5
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan
yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Gambar 4. Struktur Kimia Pati

2.2. Plastik Biodegradable

Plastik didefinisikan sebagai bahan sintetik atau semi sintetik yang


diproses dalam bentuk polimer termoplastik atau termoset dengan berat molekul
yang tinggi dan dibentuk menjadi produk berupa film dan filamen. Polimer plastik
tersusun dari monomer melalui reaksi polimerisasi. Berdasarkan bahan bakunya,
plastik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu plastik dari bahan yang tidak
dapat diperbaharui dan dapat diperbaharui. Dari segi kemudahan terdegradasi oleh
alam, plastik dibedakan menjadi dua, yaitu mudah terdegradasi (biodegradable)
atau bioplastik dan sulit terdegradasi (non biodegradable) atau plastik
konvensional.

Plastik biodegradable terbuat dari bahan polimer alami seperti pati,


selulosa, dan lemak. Bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan
plastik biodegradable adalah pati dan Poly Lactic Acid (PLA). Pati merupakan
bahan baku yang banyak tersedia di Indonesia. Pati diperoleh dengan cara
mengekstrak bahan nabati yang mengandung karbohidrat, seperti serealia dan
aneka umbi. Sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati di antaranya
jagung, sagu, ubi kayu, beras, ubi jalar, sorgum, talas, dan garut. Karakteristik
fungsional pati yang unik memungkinkan pati digunakan untuk berbagai
keperluan, baik sebagai bahan pangan maupun non-pangan.

6
Gambar 5. Plastik Biodegradable

Plastik biodegradable dibuat dari bahan nabati yang merupakan produk


pertanian yang dapat diperbaharui. Oleh karena itu, produksi bahan nabati dapat
berkelanjutan dan bioplastik dapat terdegradasi lebih cepat karena bersifat ramah
lingkungan. Namun harga plastik biodegradable lebih mahal daripada plastik
kovensional karena teknologinya belum berkembang luas. Keterbatasan bahan
baku plastik konvensional berupa minyak bumi dan meningkatnya tuntutan
terhadap produk.

Plastik biodegradable menjadi salah satu alternatif mengurangi dan


mensubtitusi penggunaan plastik konvensional. Bahan baku plastik biodegradable
berupa pati mudah diperoleh di Indonesia. Kelebihan bioplastik berbahan dasar
pati bersifat compostable tanpa memerlukan ruang pengomposan bersama.
Penelitian di Indonesia sudah cukup banyak menggali potensi bahan baku pati
dalam pembuatan plastik biodegradable, demikian juga peluang penggunaan
limbah pertanian. Namun belum banyak penelitian yang melaporkan scale up
produksi plastik biodegradable secara komersial.

Peluang pengembangan plastik biodegradable masih terbuka seiring


dengan semakin tingginya tuntutan terhadap upaya pelestarian lingkungan. Bahan
baku plastik biodegradable yang berasal dari bahan nabati juga memiliki peluang
keberlanjutan dibandingkan dengan plastik konvensional yang dihasilkan dari
minyak bumi yang semakin berkurang. Sumber bahan alam yang menjadi
penghasil pati terbesar adalah :

A. SAGU

7
Sagu merupakan komoditas penghasil karbohidrat potensial,
khususnya pati. Indonesia merupakan negara yang memiliki areal
pertanaman sagu terluas di dunia. Areal pertanaman terluas terdapat di
Papua dan areal semi budi daya sagu berada di Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, dan Sumatera . Selain sebagai bahan pangan, pati sagu juga
prospektif dikembangkan sebagai bahan baku industri substrat fermentasi
butanol-etanol, plastik biodegradable, gula cair, penyedap makanan, dan
bioetanol. Pati sagu terdiri atas fraksi amilosa dengan kadar 28,84% dan
amilopektin dengan kadar 71,16%. Kadar amilosa dan amilopektin
mempengaruhi sifat fungsional pati sagu. Pati sagu berbentuk oval dengan
ukuran 7,5-55 µm, Ukuran pati juga berpengaruh terhadap sifat
fungsionalnya. Kandungan amilosa dan amilopektin berpengaruh pada sifat
fisiko kimianya, di antaranya daya serap air, kelarutan, derajat gelatinisasi
pati, dan swelling power. Semakin tinggi kandungan amilopektin, pati
cenderung lebih sedikit menyerap air, lebih basah dan lengket. Sebaliknya,
pati dengan kadar amilosa tinggi cenderung lebih banyak menyerap air,
lebih kering, dan kurang melekat. Semakin tinggi kandungan amilosa
semakin tidak mudah pembentukan gel karena suhu gelatinisasi lebih tinggi.
Gelatinisasi adalah proses pembengkakan granula pati karena adanya panas
dan air, sehingga granula pati tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Gambar 6. Sagu

B. UBI KAYU

8
Ubi kayu mengandung karbohidrat cukup tinggi, berkisar antara
34,7-37,9%. Sebagai bahan industri ubi kayu umumnya diproses menjadi
tapioka.. Tapioka dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan maupun industri
non pangan. Sebagi bahan pangan, tapioka setelah melalui proses modifikasi
dapat digunakan sebagai food ingredient. Tapioka juga dapat digunakan
sebagai bahan baku plastik biodegradable. Selain tapioka, limbah kulit ubi
kayu dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku plastik biodegradable.
Rendemen tapioka ubi kayu berkisar antara 15-25%. Tapioka sering
digunakan sebagai pengganti tepung sagu karena sifat keduanya yang
hampir sama. Tapioka juga digunakan sebagai pengental makanan karena
memiliki sifat kental dan bening ketika dipanaskan. Komponen utama
penyusun tapioka adalah pati dengan kandungan amilopektin sedikit lebih
tinggi daripada amilosa. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kandungan
amilosa dan amilopektin mempengaruhi kristalinitas dan kekuatan mekanis
bioplastik yang dihasilkan. Pati dengan kandungan amilopektin tinggi
dengan penambahan plasticizer dapat meningkatkan kekuatan mekanisnya.

Gambar 7. Ubi Kayu

Pati alami yang digunakan sebagai bahan baku plastik biodegradable


memiliki stabilitas termal yang rendah dan memerlukan modifikasi kimia untuk
meningkatkan sifat mekanis. Oleh karena itu, dalam pembuatan bioplastik dengan
bahan dasar pati memerlukan tambahan plasticizer (bahan pemlastis) untuk
meningkatkan sifat mekanis. Bahan tambahan lain yang banyak digunakan adalah
kitosan, gelatin, dan selulosa yang berfungsi memperkuat sifat mekanis.
Modifikasi pati juga dapat dilakukan untuk mengubah sifat mekanis dari pati

9
alami. Jenis bahan yang berbeda akan menghasilkan plastik biodegradable dengan
karakteristik yang berbeda.

2.3. Mekanisme Pembuatan Palstik Biodegradable Dari Pati

Ada tiga cara efektif dalam menggunakan pati sebagai bahan dasar
pembuatan plastik biodegradable. Pertama, pati digunakan sebagai bahan pengisi
plastik berbasis minyak bumi, jumlahnya relatif sedikit dan hanya patinya yang
bersifat biodegradable. Kedua, pati dicampur dengan polimer biodegradable
seperti PLA. Jumlah pati yang digunakan mencapai 85%. Ketiga, membuat pati
termoplastik, Dengan adanya plasticiser (air, gliserin, dan sorbitol), temperatur
tinggi (90-160°C), dan shearing dapat melelehkan pati dan kemudian dialirkan
seperti termoplastik.

Tahapan pembuatan plastik biodegadable berbahan dasar pati adalah


mengintegrasikan teknik pencampuran, pemanasan, dan pencetakan. Plastik
biodegradable yang dihasilkan berupa lembaran film. Pembuatan plastik
biodegradable dengan teknik blending cukup sederhana. Namun implementasi
teknologi produksi dalam skala lebih besar belum banyak dilakukan . Di beberapa
negara, teknologi produksi plastik biodegradable dalam skala besar tidak hanya
menghasilkan lembaran film tapi juga dalam bentuk lainnya. Plastik
biodegradable dengan berbagai bentuk dapat dibuat dari pati dengan bahan
tambahan. Campuran pati alami, pati tergelatinisasi, pati termoplastis, dan pati
termodifikasi, polimer atau monomer (asam laktat, hidroksi alkanoat) dapat
ditambah dengan plasticizer, bleaching maupun pewarna dilakukan melalui proses
ekstrusi menggunakan ekstruder pada suhu 100-160°C. Hasil ekstrusi setelah
melalui proses pengeringan dan pelleting menghasilkan pellet plastik
biodegradable. Pellet atau biji bioplastik selanjutnya dapat diproses menjadi
berbagai bentuk plastik menggunakan plastik converter berupa film blowing
untuk menghasilkan kantung plastik. Penggunaan termoforming dan injection
moulding akan menghasilkan produk seperti keyboard dan pesawat telepon. Blow
moulding digunakan untuk menghasilkan produk berupa botol plastik, dan

10
extrucsion coating menghasilkan film laminasi untuk kemasan makanan ringan,
retort pouch.

Gambar 8. Mekanisme Pembuatan Plastik Biodegradable

11
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan
Polimer merupakan suatu Polimer merupakan molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan oleh molekul sederhana yang
disebut monomer Polimer terbagi menjadi dua jenis yaitu polimer sintetik
dan polimer alam. Polimer sintetik merupakan hasil dari rekayasa reaksi
kimia yang dilakukan oleh manusia sementara polimer alam merupakan
polimer yang terbentuk secara alami.
Polimer alami merupakan salah satu alternatif yang sedang
dikembangkan untuk menggantikan polimer sintetik yang memiliki limbah
yang sangat berbahaya. Penggunaan plastis degradable merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik
konvensional.

12
DAFTAR PUSTAKA
Admadi, Bambang H, I Wayan Arnata. 2015. Modul Kuliah 1 Teknologi Polimer
Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana.
Kamsiati, Elmi., Heny Herawati Dan Endang Yuli Purwani. 2017. Potensi
Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati Sagu Dan
Ubikayu Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian Vol 36 (2) : 67-76.
Maherawati, R.B Lestari, Dan Haryadi. 2011. Karakterisasi Pati Dari Batang
Sagu Kalimantan Barat Pada Tahap Pertumbuhan Yang Berbeda.
Jurnal Agritech Vol 13(1): 9-13.
Nuryetti, Heri Hermansyah, Muhammad Nasikin. 2012. Bionanokomposit
Peluang Polimer Alami Sebagai Material Baru Semikonduktor. Jurnal
Riset Industri Vol. 6 (1): 75-85.
Sulaiman. 2012. Perubahan Sifat Pada Benda. Jakarta : Pt.Balai Pustaka
(Persero).
Sunarya, Yayan, Agus Setiabudi. 2007. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung : Intan Permata.

13

Anda mungkin juga menyukai