DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
1
2020
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,
Yang telah memberikan nikmat dan kesehatan di tengah masa pandemik ini
sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Tidak sedikit hambatan yang dihadapi Dalam penyusunan makalah ini.
Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan sahabat , sehingga
kendala-kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Kimia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Saya
yakin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
bahasa yang kurang sopan maupun dalam kerangka penulisan makalah, untuk itu
saya mohon bimbingan untuk memberikan kritik yang membangun baik melalui
media atau pengucapan secara langsung, demi pengembangan dan perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya.
Penulis
i
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFATR ISI................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................1
2.1. Polimer...................................................................................................3
3.1. Simpulan..............................................................................................12
Daftar pustaka
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Kita mungkin tahu polimer merupakan suatu golongan bahan kimia yang
banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri.
Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam
tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat,
juga merupakan polimer.
Plastik merupakan polimer sintetik yang sangan banyak digunakan saat ini.
Palistik yang umumnya digunakan adalah hasil sintesis polimer hidrokarbon dari
minyak bumi, seperti polietilena, polipropilena, polisterena, polivinil klorida, dan
sebagainya yang bersifat termoplastik. Penggunaan plastik ini akan terus
meninkat, sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Dengan meningkatnya
penggunaan plastik maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan sehingga
dapat menimbulkan masalah untuk lingkungan hidup. Masalah yang ditimbulkan
oleh sampah plastik adalah karena tidak hancurnya sampah plastik oleh
mikroorganisme atau sifat non-biodegradable plastik, banyak masyarakat yang
tidak menghiraukan bahaya polimer sintetik yang satu ini
Penggunaan polimer alami sangat baik. namus sayangnya hal ini masih
tidak banyak dimanfaatkan dan produk yang dihasilkan masih belum mencapai
hasil yang maksimal. Plastik ramah lingkungan merupakan plastik yang dapat
terurai oleh mikroorganisme pengurai. Plastik ramah lingkungan biasanya disebut
bioplastik, Pati ubi merupakan salah satu polimer alam yang dapat dimanfaatkan
sebagi bioplastik.
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah Dalam Pembuatan Masalah Ini Adalah :
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Polimer Alam Dan Sintetik
2. Apa Yang Dimaksud Dengan Plastik Biodegradable
3. Bagaimana Mekanisme plastik biodegradable dariPati
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Polimer
Polimer merupakan molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari
susunan ulang ratusan bahkan ribuan molekul sederhana yang disebut monomer.
Oleh karena itu polimer mempunyai massa molekul relatif sangat besar. Polimer
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti pakaian, botol minum,
map dan kantong plastik, kertas, ban, dan lain-lain merupakan produk terbuat
dari polimer. Pada umumnya polimer merupakan senyawa kimia organik yang
didasarkan pada karbon, hidrogen, dan unsur bukan logam (O, N, dan Si).
Polimer alam memiliki rantai karbon utama berupa rantai karbon (C).
Polimer dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu polimer alam
(seperti pati, selulosa, dan sutra) dan polimer sintetik (seperti polietilena (PE),
nilon, poli vinil klorida (PVC), polikarbonat (PC), polistirena (PS), dan karet
silicon). Bahan-bahan ini biasanya memiliki kepadatan rendah, sedangkan
karakteristik mekanik mereka umumnya berbeda dengan logam dan bahan
keramik). Berdasarkan sifatnya ketika dipanaskan, polimer dapat dibagi menjadi
polimer termoplastik dan termoset. Polimer termoplastik adalah polimer yang
ketika dipanaskan akan mengalami pelelehan dan dapat dibentuk sesuai pola
yang diinginkan. Sedangkan, polimer termoset adalah polimer yang tidak
mengalami pelelehan ketika dipanaskan. Polimer termoset tidak dapat didaur
ulang sedangkan polimer termoplastik dapat didaur ulang
3
Gambar 1. Contoh struktur polimer sintesik
Penggunaan polimer sebagai material, terus menunjukkan perkembangan
yang sangat pesat, plastik merupakan salah satu contohnya. Material plastik
banyak digunakan karena memiliki sifat unggul seperti ringan, transparan, tahan
air, serta harganya yang relatif murah. Plastik yang digunakan saat ini
merupakan polimer sintetik, terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat
terdegradasi oleh mikroorganisme di lingkungan. Ketidakmampuan
mikroorganisme untuk menguraikan material ini, menimbulkan masalah sampah.
Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah yang
sangat serius.
4
Gambar 3. Sampah Polimer Sintetik
2.1.2. polimer alami
Polimer alam merupakan polimer yang terbentuk secara alami. Polimer
alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme makhluk hidup.
Contoh sederhana polimer alam adalah karet alam, pati, selulosa dan protein.
Jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil saat
pemanasan, mudah menyerap air, dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaan
polimer menjadi terbatas. Polimer alam memiliki rantai karbon utama berupa
rantai karbon (C). Umumnya, polimer memiliki struktur molekul yang sangat
besar. Pengembangan terhadap penemuan polimer alam ditujukan pada suatu
aplikasi dalam kaitannya untuk menggantikan peran polimer sintetis yang
cenderung sulit untuk mengalami biodegradasi. Contoh polimer alam dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
5
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan
yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
6
Gambar 5. Plastik Biodegradable
A. SAGU
7
Sagu merupakan komoditas penghasil karbohidrat potensial,
khususnya pati. Indonesia merupakan negara yang memiliki areal
pertanaman sagu terluas di dunia. Areal pertanaman terluas terdapat di
Papua dan areal semi budi daya sagu berada di Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, dan Sumatera . Selain sebagai bahan pangan, pati sagu juga
prospektif dikembangkan sebagai bahan baku industri substrat fermentasi
butanol-etanol, plastik biodegradable, gula cair, penyedap makanan, dan
bioetanol. Pati sagu terdiri atas fraksi amilosa dengan kadar 28,84% dan
amilopektin dengan kadar 71,16%. Kadar amilosa dan amilopektin
mempengaruhi sifat fungsional pati sagu. Pati sagu berbentuk oval dengan
ukuran 7,5-55 µm, Ukuran pati juga berpengaruh terhadap sifat
fungsionalnya. Kandungan amilosa dan amilopektin berpengaruh pada sifat
fisiko kimianya, di antaranya daya serap air, kelarutan, derajat gelatinisasi
pati, dan swelling power. Semakin tinggi kandungan amilopektin, pati
cenderung lebih sedikit menyerap air, lebih basah dan lengket. Sebaliknya,
pati dengan kadar amilosa tinggi cenderung lebih banyak menyerap air,
lebih kering, dan kurang melekat. Semakin tinggi kandungan amilosa
semakin tidak mudah pembentukan gel karena suhu gelatinisasi lebih tinggi.
Gelatinisasi adalah proses pembengkakan granula pati karena adanya panas
dan air, sehingga granula pati tidak dapat kembali ke bentuk semula.
Gambar 6. Sagu
B. UBI KAYU
8
Ubi kayu mengandung karbohidrat cukup tinggi, berkisar antara
34,7-37,9%. Sebagai bahan industri ubi kayu umumnya diproses menjadi
tapioka.. Tapioka dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan maupun industri
non pangan. Sebagi bahan pangan, tapioka setelah melalui proses modifikasi
dapat digunakan sebagai food ingredient. Tapioka juga dapat digunakan
sebagai bahan baku plastik biodegradable. Selain tapioka, limbah kulit ubi
kayu dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku plastik biodegradable.
Rendemen tapioka ubi kayu berkisar antara 15-25%. Tapioka sering
digunakan sebagai pengganti tepung sagu karena sifat keduanya yang
hampir sama. Tapioka juga digunakan sebagai pengental makanan karena
memiliki sifat kental dan bening ketika dipanaskan. Komponen utama
penyusun tapioka adalah pati dengan kandungan amilopektin sedikit lebih
tinggi daripada amilosa. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kandungan
amilosa dan amilopektin mempengaruhi kristalinitas dan kekuatan mekanis
bioplastik yang dihasilkan. Pati dengan kandungan amilopektin tinggi
dengan penambahan plasticizer dapat meningkatkan kekuatan mekanisnya.
9
alami. Jenis bahan yang berbeda akan menghasilkan plastik biodegradable dengan
karakteristik yang berbeda.
Ada tiga cara efektif dalam menggunakan pati sebagai bahan dasar
pembuatan plastik biodegradable. Pertama, pati digunakan sebagai bahan pengisi
plastik berbasis minyak bumi, jumlahnya relatif sedikit dan hanya patinya yang
bersifat biodegradable. Kedua, pati dicampur dengan polimer biodegradable
seperti PLA. Jumlah pati yang digunakan mencapai 85%. Ketiga, membuat pati
termoplastik, Dengan adanya plasticiser (air, gliserin, dan sorbitol), temperatur
tinggi (90-160°C), dan shearing dapat melelehkan pati dan kemudian dialirkan
seperti termoplastik.
10
extrucsion coating menghasilkan film laminasi untuk kemasan makanan ringan,
retort pouch.
11
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan
Polimer merupakan suatu Polimer merupakan molekul raksasa
(makromolekul) yang terbentuk dari susunan oleh molekul sederhana yang
disebut monomer Polimer terbagi menjadi dua jenis yaitu polimer sintetik
dan polimer alam. Polimer sintetik merupakan hasil dari rekayasa reaksi
kimia yang dilakukan oleh manusia sementara polimer alam merupakan
polimer yang terbentuk secara alami.
Polimer alami merupakan salah satu alternatif yang sedang
dikembangkan untuk menggantikan polimer sintetik yang memiliki limbah
yang sangat berbahaya. Penggunaan plastis degradable merupakan salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik
konvensional.
12
DAFTAR PUSTAKA
Admadi, Bambang H, I Wayan Arnata. 2015. Modul Kuliah 1 Teknologi Polimer
Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana.
Kamsiati, Elmi., Heny Herawati Dan Endang Yuli Purwani. 2017. Potensi
Pengembangan Plastik Biodegradable Berbasis Pati Sagu Dan
Ubikayu Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian Vol 36 (2) : 67-76.
Maherawati, R.B Lestari, Dan Haryadi. 2011. Karakterisasi Pati Dari Batang
Sagu Kalimantan Barat Pada Tahap Pertumbuhan Yang Berbeda.
Jurnal Agritech Vol 13(1): 9-13.
Nuryetti, Heri Hermansyah, Muhammad Nasikin. 2012. Bionanokomposit
Peluang Polimer Alami Sebagai Material Baru Semikonduktor. Jurnal
Riset Industri Vol. 6 (1): 75-85.
Sulaiman. 2012. Perubahan Sifat Pada Benda. Jakarta : Pt.Balai Pustaka
(Persero).
Sunarya, Yayan, Agus Setiabudi. 2007. Mudah Dan Aktif Belajar Kimia.
Bandung : Intan Permata.
13