Anda di halaman 1dari 4

Review Imunisasi Vaksin Rotavirus

Laporan Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Anak I

Dosen Pengampu:
Liliek Pratiwi, S.Kep., M.KM

Disusun oleh:
Ajrin Kurnia Safitri (180711073)
Nur Anjalika Maulidina (180711075)
Nabiilah Dhiya Ulhaq (180711078)
Waras Melati (180711084)
Kelompok : 5
4C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ILMU KEPERAWATAN
2020
Vaksin Rotavirus

Rotavirus adalah sebab gastroenteritis (infeksi perut) parah paling umum pada
anak balita dan anak-anak di Australia. Anak-anak dapat terkena infeksi rotavirus
beberapa kali dalam hidupnya, dan hampir setiap anak akan kena infeksi paling
sedikit sekali sebelum berumur tiga tahun. Infeksi mudah terjalar dari anak ke anak.
Gejala berentang dari ringan, diare cair sampai diare dehidrasi parah disertai
muntah-muntah, suhu badan tinggi dan lemah badan.Tujuan pemberian vaksin
rotavirus adalah untuk memberikan tingkat perlindungan yang sama dengan
perlindungan dari infeksi alami. Infeksi alamiah tidak memberikan kekebalan seumur
hidup terhadap infeksi rotavirus dan penyakitnya ringan, tetapi mencegah timbulnya
infeksi rotavirus yang berat berikutnya.
Terdapat dua strategi yang berbeda dalam pengembangan vaksin rotavirus
hidup yang diinaktivasi; vaksin “beberapa galur” dan “galur tunggal”. Strategi vaksin
dengan menggunakan beberapa galur bergantung pada imunitas spesifik serotipe
untuk memberikan kekebalan yang tinggi, sementara strategi vaksin galur tunggal
dianggap dapat menginduksi kekebalan dengan menggunakan salah satu serotipe
yang dapat melindungi seluruh serotipe (kekebalan heterotipik). Vaksin Rotavirus
berlisensi lainnya mengandung satu galur rotavirus manusia, Rotarix, yang berasal
dari isolat klinis rotavirus yang menginfeksi manusia manusia (89-12) yang
dilemahkan dalam beberapa pasase kultur sel. Pendekatan terbaru dalam
pengembangan vaksin rotavirus hidup yang diinaktivasi adalah dengan menggunakan
galur rotavirus dari neonatal yang asimtomatik. Alasan penggunaan galur rotavirus
adalah ini karena neonatus dengan infeksi asimtomatik rotavirus terlindung dari
keparahan penyakit yang disebabkan oleh infeksi rotavirus berikutnya.
Vaksin rotavirus menghadapi beberapa tantangan, di antaranya untuk
memastikan keamanan vaksin yaitu efek samping dari vaksin, termasuk intususepsi.
Intususepsi adalah kondisi dimana usus kecil masuk ke bagian lain dari usus.
Intususepsi sebenarnya adalah efek samping yang jarang terjadi pada penggunaan
vaksinasi oral tetapi dapat menyebabkan manifestasi serius. Vaksin rotavirus
diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional sejak tahun 2006 di Amerika
Serikat, dan kemudian musim rotavirus tercatat lebih pendek, bersama dengan
penurunan 46% tingkat rawat inap diare di antara anak-anak kurang dari 5 tahun.
Berbagai studi di Indonesia menunjukkan bahwa anak berusia kurang dari 3 bulan
sedikit kemungkinan akan menderita diare yang disebabkan oleh rotavirus. Kelompok
umur yang paling banyak menderita diare akibat rotavirus adalah usia 12-24 bulan.
Efikasi vaksin rotavirus di negara berkembang ditemukan lebih rendah dibandingkan
di negara maju. Penyebabnya yaitu antara lain interferensi dengan antibody maternal,
menyusui, infeksi virus dan bakteri di saluran pencernaan sebelumnya, dan
malnutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Benedictus Aditya P dan Tuti Asrianti Utami. 2020. Pengetahuan ibu berhubungan
dengan prilaku pencegahan diare pada anak usia preseshool. Jurnal surya
muda. 2 (1).
Krisna Nur Andriana P. dan , Vivi Setiawaty. 2014. Masa depan vaksin rotavirus di
Indonesia. Vol 24. No.4.
Radji M, Putnam S, Malikeci A, Husrima R, Listyaningsih E. 2010. Molecular
characterization of Human Group A Rotavirus from Stool Samples in Young
Children with Diarrhea in Indonesia. Southeast Asian J Trop Med Public Health.
41(2): 341-6.

Anda mungkin juga menyukai