PENDAIIULUAN
Myasthcnia (iravis secara klinis telah dikenal sejak tahun I672 ketika sarjana Thomas Willis untuk
pertama kalinya mengemukakan gejala-gcialil dari penyakit …, (BROOKE l977).Pada perkembangan
penyelidikan dan pemukul lm tcluh dl'djukan berbagai macam teori tentang penyebabnya dan juga
berbagal cara pengobatan untul
l…;ngatasinya.
DEFINISI .
Myasthem'a Gravis adalah suatu penyakit dengan penyebab belum diketahui,terjadi karena
beredarnya antibody terhadap Acetyleholinc Receptor(ACHR),bermanifestasi sebagai kelemahan
otot terutama pada oto bola mata dan otot-otot saraf otak lainnya,beratnya gejala mempunyai
tcndcns bcrlluktuasi,tidak ditemukan lesi jaringan saraf dan terdapat perbaikan dari kelemahannya
dengan pemberian obat cholinergic.(ROWLAND,1982)
ETIOLOGI
Walaupun penyebab yang sebenamya tidak diketahui ,tetapi tampaknnya kelemahan pada
Myasthcnia Gravis dihubungkan dengan beredarnya antibody terhadap ACHR.
PATOFISIOUOGI
Pen'ode pertama,antara akhir abad ke l9 dan awal abad kc 20.Para saraja telah mendapatkan
gambaran klinis yang khas dari penyakit ini,mercka mencari adanya lesi pada pemeriksaan
postmortem dan temyata baik secara gross maupun histologist tidak di$patkan adanya kelainan
pada otak,medulla spinalis,samf tepi,maupun pada ototnyaMaka penyakit ini dianggap disebabkan
gangguan fungsi fisiologis (ROWLAND,I98I).Pada periode tersebut sering didapatkan adanya tumor
atau proliferasi yang abnormal pada folikel kelenjar lymph thymus pada penderita MG (MOZAl,l982)
Pertama : Mary Walker berhasil memperbaiki keadaan klinis dari penderita MO denga pemberian
physostigmine ( 1934) dan kemudian dengan ncostigmmc ( 1935) Kedua : Dale dkk (1936)
mengajukan teori transmisi sinaptk secara ncurohumoral atau kimiawi pada neuromuscular junction
dan dikatakan bahwa Acetylcholinc adalah transmitter yang spesific ditempat ini (ROWLAND 1981)
c. reseptor postj uction terhambat oleh factor endrogen yang mirip curase Elmqvist dkk (1964)
menyelidiki otot intecostalisdengan mikro elektroda dan mendapatkan bahwa end-plate potensial
pada MG sangat menurun. Pemberian K+ PADA pada pemebrian MG akan menimbulkan produksi
Acetylcoline dalam jumlah yang normal dan hal ini membuktikan bahwa produksi Acetilcoline tidak
terganggu. Demikian pula kadar Acetylcholine dalam batas normal.
Pemberian antagonis Acetyl'choline (carbachol dan decamethonium) menunjukan reSpons dari postj
uction berupa depolarisasi end plate yang normal pula. Karena hal tersebut mereka menggap bahwa
MG terjadi karena pelepasan quantum Acetylcholine yang subnormal yang mungkin.
2Pendekatan immunologis
Pada pendulum MG dcttcmukan lumm unuk thun… (thx'nmma) pada 15% pcndcnm
dammit. Blalock (1939) pertama kuli mclpmktt adanya perbaikan gejala klinis.
sctckth thymoma diangkat Setelah perang duniu kc 2 tindakan thymcctomt
dianggap sebagai pengobatan standard dun pada 66% penderita menunjukan perbaikan setelah
operasi (ROWLAND 1981 1
ulabungarotoxin yang dapat bereaksi dengan motor end plate dan menyebabkan
daribagian berlistrik belum listrik (Electrophorus Electricus) dan ika pari (Torpedo California). Patrick
dan Lindsrome (1973) mempergunakan AChR, sehingga kita dapat mempelajari letak dari AchR ini.
Demikian pula dengan pembentukan AchR, sehingga kita dpat mempelajari letak dari AchR ini.
Demikian pula dengan pengguanaan AchR yang telah diisolasi kita dapat mengukur titar antibodi dari
serum penderita MG. Titer antibody tidak selalu berhubungan langsung dengan berat ringannya
gejala, walaupun sen'ng pederita dengan gejala MG yang berat
mempunyai titer yang tinggi (GILBOY dan MEYER 1979). Terdapat unsure familiar yang mungkin
disebabkan transfer secara pasif dari
antibody si ibu dan anaknya, pada bayi yang lahir dengan ibu yang MG disebut
neonatal Myasthenia. Mengapa hanya 12 bayi yang lahir dari ibu dengan MG
menderita Neonatal Myasthenia sampai sekarang belum diketahui. (KEESEY 1977) SEYROLD (1981)
berpendapat bahwa pada bayi yang menderita MG mungkin desebabkan tranfer pasif dari penyakit
ibu, panyakit autoimun yang terjadi atau mungkin pula penyakit non autoimun herediter. Pendapat
bahwa MG adalah suatu proses autoimmune antara antibody dengan AchR didukung dengan data-
data:
o Pengurangan AchR akan berkaitan dengan IgG antibody serum dan anti
bial disuntika hewan percobaan Penurunan antibody serum secara plasmapheresis akan
menimbulkan
_. 'l'crdapat gangguan immunologi bersamaan dengan M(i. antara lain: rheumatoid arthcritis,
hypcrthirniclca, polymyosis, SLIL, anemia pcrnicrosa,
terdapat immune kompleks pada AchR, pengurangan dan pembentukan AchR masih seimbang. Tidak
terdapat perubahan ultrastruktur pada tonjolan
postsinaptik. Terdapat pada okuler myathenia atau Myathenia umum keadaan dini.
= terdapat kerusakan AchR dan diikuti berkurangnya penonjolan postsinaptik, terdapat pada
Myasthenia Umum bentuk sedang.
terjadi penyederhanaan postsinaptik, celah sinap melebar, ChR sangat berkurang, terdapat pada
Myathenia Umum.
= terbentuknya end-plate baru dengan bentuk post sinaptik yang sederhana tetapi lebih celah sinaps
normal. AchR hampir normal, pembentukan AchR melampaui
jumlah kerusakan. Terdapat pada Myasthenia Okuler atau Myasthenia Umum bentuk ringan.
= penonjolan menjadi lebih dalam, terdapat pada Myathenia Okuler atau Myasthenia Umum yang
ringan.
Keadaan F dapat berkembang dari keadaan C atau sebaliknya dan dapat karena perbaikan dari E.
Hubungan antara kelenjar thymus dan MG sampai saat ini masih belum jelas,
diduga antibody terdapat AchR berjalan dengan limfosit T dan limfosit yang didapat
pada thymus penderita MG tidak berbeda dengan limfosit thymus orang normal
terhadap AchR, Tindak (1980) mendapat nilai berkisar antara meninggi 28 sampai
menurun dengan rata-rata menurun I83. Pcnurnan titer juga diaporkan oleh beberapa
: ,;irjana lain lelap: tidak selalu sejalan dengan perbaikan gcialu kllnls (SKYRUI 1) WW;
(mmm KLINIS
Walaupun relatifjarang. MG dapat dijumpai msudcns berkisar I H) mm (MI ROY &. MEYER I979) dan
l : 20.000 (BROOKE I977), pada usna dcxwasa muda lebih hanya). “anita dibandingkan pria (2 : 1
sampai 3 : 2), dengan bertambahnya usia frekwensi menjadi sama banyak. Wanita pada usia 20-30
tahun. pria usm 60-70 tahun ((MLBOY & MEYER I979). 1nsidens ini sebenarnya mungkin lebih
banyak berhubungan M0 memiliki gejala klinis yang bervariasi cukup luas dan banyak penderita lidak
tcrdiagnosa. Penyakit ini terjadi pada semua bangsa dan banyaknya diseluruh dunia (GEYBOLD
1983).
Onsetnya dapat tiba-tiba atau perlahan-lahan berupa kelemahan atau keletihan pada oto! skelet.
Ptosis dan diplopia, yang disebabkan gangguan otot bola mata, mcrupaTean keluhan pertama yang
sering didapat. Selain otot mata bisa juga terkena otot olot bulbair bisa terjadi keluhan keseleg,
disartri dan disfagi, lengan, tungkai dan otot batang tubuh juga bisa terkena dan biasanya tidak
simetris. Kekuatan otot dapat normal pada penderita yang ringan pada keadaanistirahat dan baru
timbul kelemahan setelah melakukan aktivitas / pekerjaan berat. Atrofi otot kadang-kadang terjadi
pada geja1a penyakit sering di pengaruhi keadaan lingkungan, emosi dan faktor fisik. Cahaya yang
menyilaukan kadang-kadang menimbulkan ptosis, panas bisa menambah kelemahan
otot. Demikian pula penyakit virus, operasi, mentruasi, kehamilan dan immunisasi dapat
Congenital Myasthenia adalah bayi yang dilahirkan bukan oleh ibu yang menderita MG dan timbul
gejala dalam periode tahun pertama, sedangkan Juvenile Myasthenia bila
Gejala klasik dan kelemahan dari otot sering diselingi dengan remisi dan relaps (ELLAS 1979) pada &
33 kasus hanya ada gejala okuler saja sedangkan pada 33 lagi memiliki gejala okuler disertai
kelemahan pada anggota baoan lainnya. Kelemahan pada anggota badan saja tanpa kelainan okuler
ada pada 15% kasus, sedangkan 20% kasus
Kelemahan pada bagian proksimul dan dmtal. lunusnya normal dun rchLs lcndo
biasanya positif. Pada kasus yang berat dimana olol-olol pernafasan lcrkcnu. pcndcma
KLASIFIKASI
Terdapat berbagai macam hal yang telah diajukan antara lam olch ()MSIzRMl»,
Ilb
llc
: hanya mengenai mata saja (Ocular Myaslhema) : Myasthenia gravis umum yang ringan :
Myasthenia gravis umum yang sedang
Group ]
Group Il
Group III
: Okular Myasthenia
Pada group ini terkena adalah satu atau lebih otot bola mata sehingga
mengerutkan dahi. Bentuk ini ringan tetapi sering sukar diobati dan bila
terjadi progressifltas biasanya terjadi dalam 2 tahun pertama.
Pada kelompok ini onset biasanya dengan gejala okuler yang kemudian
Pada group ini onset biasanya cepat dan mengenai otot-otot okuler, anggota gerak dan pemafasan.
Respons terhadap pengobatan dengan
berhnsnnya pengobatan akan membahayakan karena bisa umbul knscs mynsthenm atau cholmcrgw
group IV ; KnSIs
Kadang-kadang kelemahan umum yang disertai dengan kcIumpuhan otot pernafasan adalah
keadaan darurat Knsas myasthema lenadl bula penderita kelompok … ndak sesuai dengan
pengobatan anticholmesterase. Knsns kolmerglk akibat akibat pengobatan yang
Group l : Okular Myasthenia Group Ila : Myasthenia umum ringan dengan gejala okuler Hb :
Myasthenia umum sedang dengan gejala bulbair ringan dan gejala okuler
Group lV : Myasthenia berat yang biasanya berkembang dari kelompok lain dalam
waktu 2 tahun
DAVIS (1983) membagi dalam kelompok yang hampir sama dengan group:
Group] : Ocular myasthenia, gejala pada otot mata dan dalam 2 tahun tidak berkembang keotot
yang lain
Ila & lIb : Myasthem'a umum ringan dan sedang. Ill : Myasthem'a akut dan berat dengan gangguan
otot pernafasan
DIAGNOSA Menegakkan diagnosa pada kasus-kasus yang sedang atau berat biasanya cukup
dengan anamncsa dan pemeriksaan klinis, pada kasus-kasus yang ringan atau laten dan tidak khas
diperlukan prosedur pemeriksaan baik secara klinis maupun dengan uji mempergunakan obat-
obatan. Hal ini penting untuk kasus-kasus dengan gejala tidak
menetap dan terjadi untuk sementara saja. Pemeriksaaan fisik terutama ditujukan pada
digunakan untuk menilai keadaan penderita secara kwantitas baik padapada saat
pertama kali atau pada follow up pengobatan. Pemeriksaan tersebut antara lain:
a) Pengukuran besarnya celah kelopak mata b) Gerakan bola mata kesemua arah c) Kemampuan
lamanya mempertahankan gaze
d) Kemampuan mempertahankan gigitan pada spatel lidah e) Lamanya waktu sampai teq'adi
disfoni / disarthri pada saat membaca atau
berhitung f) Lamanya waktu sampai terjadi keletihan pada saat menumpukkan salah satu
g) Lamanya waktu sampai terjadi keletihan pada saat berdiri pada ujung jari kaki. h) Lamanya waktu
untuk terjadi keletihan pada saat duduk dari posisi berbaring.
Selain pemeriksaan klinis ada beberapa macam tes yang dapat membantu menegakkan
!. Edrophonium (Tensilon) test. (SAMUELS 1978, SEYBOLD l983) dilakukan penyuntikan intravera
secara cepat dengan Edrophonium yang memiliki efek seperti anticholinesterase dan perubahan
yang terjadi pada derajat ptosis, kemampuan gerak bola mata, dll. Obat ini dipilih karena bekerja
secara cepat dan singkat. Pada penderita Myasthenia gravis akan didapat adanya perbaikan dalam
waktu 50 sampai 60 menit setelah pemberian obat dan membaik selama 2 sampai
20 menit.
go
False posilil'bisa terjadi bila penderita melalukan gerakan yang lebih kuat pada saat A! test.
false negative terjadi bila otot yang diperiksa sangat lemah atau tidak bereaksi terhadap obat.
posis yang dipakai adalah 10 mg untuk orang dewasa (0.2mg ' kg BB pada anak anak) dan untuk
amanya diberikan secara khusus 2 mg IV dan pendcnta dmbscwam kemungkinan timbulnya
muskarinik efek, bila tidak ada efek yang berbahaya aba! dapat diberikan perinfus selama 30 detik.
Dalam dosis kecil juga bisa digunakan untuk mendiagnosa krisis kolinergik. Dosis 1 mg setiap kali
sampai 5 mg.
Bila efek anticholinesterase dari Edrophonium terlalu singkat maka dapat digunakan neostigmine
dengan dosis 0,04 mg / kg disuntikan lM dan mencapai aktivitas maksimal dalam waktu 1-2 jam efek
hilang setlah 3-4 jam. Untuk menghilangkan efek muscarinik dapat diberikan pencegahan dengan
atropin. Pemeriksaan Elektromyograf'l (EGM)
Salah satu cara pemeriksaan EMG adalah menurut Harvey Masland, yaitu elektroda perekam pada
elektroda kuat ditempelkan pada bagian lateral otot deltoid kanan. elektroda indiferen diikat pada
lengan kanan bawah, elektroda perangsang di tempatkan di fossa supraclavicularis kanan. N. Axillaris
kanan dirangsang dengan kekuatan yang sama dengan listrik faradis yang tectangular dengan
kekuatan miliampere dengan kecepatan 5 per detik akan menimbulkan kontraksi otot deltoid kanan
yang terlihat pada layar osciloskop sebagai potensia aksi yang tunggal. Normal besamya atau
amplitudo berpotensi aksi akan tetap sama sedangkan pada
4_ Pemeriksaan adanya natibodl terhadap AChR didalam scrum Antibodi m; spesifiknya sanga!
membantu diagnosa diukur dengan Imunoprcsnpnas assay, dimana 90% penderila myaslhcnia umum
dan 70% pcndcrila okuler myaslhema menunjukkan kenaikan liter. Tileramibocli sering sesuai dengan
beratnya gejala pada pasien yang telah mengalami remisi kadang-kadang masnh ada antibodi (DAVIS
I983)
PENGOBATAN
pemberian anti-cholinesicrase
Dengan obat-obatan jenis ini diharapkan konsentrasi actylcholine pada end-plate akan meninggi dan
kemampuan beraksinya juga bertambah karena kalabolismenya dihambat. Obat ini akan
meninggikan amplitudo dan menambah panjang potensial endplate baik dari penderita orang
normal maupun pada penderita Myesthenia, sehingga meninggikan efek cholinergiknya. (POLLARD
I982)
Digunakan untuk menentukan dosis optimum pada pasien yang lelah mendapatka pengobatan
dengan anticholinesterase lainnya. Diberikan 4 mg 1V dan ditunggu bila hasil kurang memuaskan
bisa ditambah 6 mg lain.
Untuk pengobatan diperlukan anticholineslerase yang memiliki masa keja lebih panjang, antara lain:
neostigmire, pyridostigmine
Dosis Neostigmine peroral adalah 15 mg untuk dewasa dan lO mg untuk anak anak. l
2 mg untuk neonatus dan bayi dan diberikan setiap 2 3 jam sekali. Sedangkan bil:
diberikan secara IM atau IV dummy; 0.5 mg dewasa. ().I mg anak-anak. 0.05ng pada bayi dan
diberikan setiap 2-3 Jam .sckall (SAMUELS WS?) Pyrldusllgmtnc peroral diberikan 60 mg dewasa. 30
mg anak-anak, 4 l0 mg bayi setiap 3 4 Jam sekali.
lidruphumum test diberikan I-Z Jam setelah dosis mamtcnencc dan bila menunjukan perbaikan maka
dosis dapat ditambah. sebaliknya bila lCI'J‘ddl keadaan )ang memburuk berarti obat yang diberikan
gejala muscanmk dapat dicegah dengan pemberian atropin
Bcbcrapa macam obat memiliki antagonis dengan antichelinesterase antara lain: aminoglikosida
antibiotik (garamycin, kanamisin, streptomisin. neomisin, tubokurin,
Efek samping dari obat-obat anticholinesterase antara lain bertambahnya air liur. kejang dan sakit
perut, berkeringat banyak, sering kencing, miosis, bronchoupasc, tasciculasi
Thymetomi Pada umumnya pengobatan Myasthcnia Gravis adalah dengan anticholinesterase, tetapi
bila dengan dosis yang cukup besar belum menunjukkan hasil
Tindakan pertama untuk menurunkan antibodi adalah thymcctomi, dan beberapa sarjana
menganjurkan untuk melakukan thymectomi pada penderita dengan usia dibawah 60 tahun,
sedangkan beberapa pusat informasi menganjurkan tindakan ini pada penderita dibawah 50 tahun
yang dengan pengobatan anticholinesterase dosis sedang belum menunjukkan perbaikan yang
berarti. (POLANI)IA 1982).
Maka pada penderita muda akan lebih sering dilakukan thymectomi, tetapi kadangkadang kita harus
menunggu beberapa bulan sampai timbul perbaikan setelah dilakukan
thymectomi. Hal ini juga dilakukan bila ditemukan thymoma dan hasil jauh lebih baik.
Kortikosteroid Prednisone dapat diberikan setiap atau secara selang sehari dan biasanya
diberikan dosis harian sampai terjadi perbaikan dan dilakukan maintenance untuk
beberapa minggu kemudian sel secara sehari Tapi pada hampir 50% kasus dengan pemberian
corticosteroud akan memburuk keadaannya. maka untuk menghindari hal mi harus diberikan dosus
awal yang kccrl misalnya IO mg dan dinaikan secara perlahan» tahan ( IO mg minggu) sampai teriadi
diperbaiki dan kemudian diturunkan S mg/ bulan gmpal obat dos» efektif minimum Pada beberapa
penderita cukup dengan hanya 7,5 I:.S m atau lS-ZS mg setiap 2 han sekali Bila diperlukan perbaikan
keadaan secara cepat maka penderita dapat mengalami untuk dapat diberikan corticosteroid
dengan
Pada ocular myasthenia biasanya diberikan anticholincstcrasc dengan dosis sedang tidak membantu
dan diperlukan. Ada bebarapa kasus cukup baik dengan dosis kecil prednisone. Prednisone 40 mg
setiap hari bisa diberikan sampai diperbaiki selama 2 minggu kemudian dosis diturunkan. Sedangkan
dengan anticholinesterase dosis tinggi tidak berefek. Pada kasus yang berat perlu diberikan dosis
yang lebih tinggi dalam
diberikan azathioprine.
Azathioprine Kegunaan obat ini sebagai immunosupresi telah dibuktikan, Revert (l978) mendapatkan
bahwa baik azothioprine atau prednison secara alami dapat menurunkan kadar antibodi terhadap
AChR. Respons dari pengobatan kadang-kadang baru terlihat setelah 2 sampai 12 bulan pengobatan
dimulai. Dosis initial adalah 2,5 mg / kg hari dan "bila sudah diperbaiki secara berkala maka dosisnya
dapat diturunkan secara bertahap yaitu 25 mg setiap 5 bulan sampai dosis perawatan 50 75 mg
/jam. Fungsi hati dan jumlah erythrocit harus diperiksa secara teratur pada penderita yang
mendapat obat ini,
setiap minggu pada bulan pertama kemudian setiap 4 minggu (POLARD 1982)
Plasmapheresis (POLARD 1982)
Pengobatan dengan cara ini akan menghasilkan perbaikan dalam jangka waktu yang sangat singkat,
hal ini teriadi karena menurunkan kadar antibodi AChR tepat. Cara ini perlu diperhatikan pada krisis
myasthenia dan diperbaiki dapat terlihat dalam waktu
immunosupresif lainnya agar tidak terjadi rebound dun produksi antibodi. Tindakan ini juga bisa
diberikan pada kasus berat yang akan dilakukan lhymcclomi dan kadang! gadang dengan
plasmaphe'resis setiap 3-4 minggu dapat memperbaiki keadaan penderita yang gaga1 dengan obat-
obatan. Tetapi perlu diingat tindakan ini cukup berbahaya dan
mahal sehingga harus dipikirkan lagi sebelum melakukannya. Pengobatan pada keadaan krisis
(SAMUELS I982, POLARD I982)
. Bila dengan test ini keadaannya memburuk krisis kolinergik pengobatan dengan
PROGNOSA
NEVER dkk (1982) dari 119 kasus dengan onsetocular myasthenia, 44% tetap dengan gejala okuler
saja. 43% meluas menjadi bentuk bulbair dan umum, sedangkan 11% perbaikan. Pada follow up,
pada akhir tahun pertama 55% penderita (2900) menjadi myasthenia umum, setelah tahun kedua
menjadi 43 orang (30%) dan setelah tahun ke lima menjadi 28 penderita myasthenia umum (40%).
Remisi spontan bisa terjadi pada beberapa penderita dan bila dalam 2 tahun perjalanan penyakit
tidak
Patofisiologi dan berbagai gejala klinis dengan klasifikasinya serta pengobatan pada
Myasthenia Gravis.
_/___