Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

Laporan F5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular

Topik:

PENYULUHAN MENGENAI HIPERTENSI DI POSBINDU DI DESA POSALU

A. Latar Belakang

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga
penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah
terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung
kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang
tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain
otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri
perifer.

Dokter dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia Dr. Tunggul Situmorang SpPD-


KGH,FINASIM mengatakan tekanan darah merupakan penyebab utama kematian di
dunia tapi juga menjadi beban utama sehingga ini menjadi masalah global. Organ-organ
tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan dapat juga berakibat
kepada pembuluh darah arteri perifer.

Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada


penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di
Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat
hipertensi sebesar 427.218 kematian.

Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1%  diketahui bahwa
sebesar  8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak
minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya  Hipertensi sehingga tidak
mendapatkan pengobatan.

Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menyebutkan bahwa biaya
pelayanan hipertensi mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu pada tahun  2016
sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017  dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun rupiah.

B. Permasalahan
Masih tingginya angka kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas dan masih kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi disertai pengobatan pasien hipertensi yang tidak
teratur
C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka direncanakan untuk dilakukan penyuluhan
Hipertensi di Posbindu Lingkungan Ehata Desa Posalu dengan membagikan leaflet , menjelaskan
mengenai semua hal mengenai Hipertensi serta tanya jawab dengan peserta.
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan sebelumnya yang dilaksanakan
pada :
Tanggal : 7 Januari 2020
Waktu : 09.00-Selesai
Tempat : Desa Posalu
Peserta : Peserta sangat beragam mulai dari peserta posbindu, lansia, kader, dan tenaga
kesehatan lainnya yang berjumalah sekitar 18 orang.
E. Monitoring dan Evaluasi
Penyuluhan Hipertensi di desa posalu berjalan dengan kondusif dan lancar. Semua peserta
mengikuti penyuluhan dengan kooperatif serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dengan
aktif untuk bertanya dan memberi umpan balik dari jawaban pertanyaan yang diberikan.
Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi ini, diharapkan agar informasi yang didapat dari
penyuluhan ini bisa di implementasikan dan juga menyebarluaskan informasi kepada kerabat
yang tidak hadir. Kegiatan penyuluhan ini merupakan salah satu langkah untuk memutus rantai
penularan dengan meningkatnya pengetahuan tentang Hipertensi dan mengatur pola hidup
agar berkurangnya angka hipertensi di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai