Anda di halaman 1dari 13

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DAMPAK SISTEM INFORMASI TERHADAP PARTISIPASI


MASYARAKAT

Dosen Pengampu :
Noora Fitriana, S.Ap., M.Ap

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Rahmad Marian Putra (2019210108)


Claransia Florentina Tasin (2019210146)
Hermanto Edy Susilo (2019210052)

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berudul
“Dampak Sistem Informasi Terhadap Partisipasi Masyarakat” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dari dosen Ibu Noora Fitriana, S.Ap., M.Ap pada mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Noora Fitriana, S.Ap., M.Ap
selaku Dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang mengajar mata kuliah
Sistemn Informasi Manajemen Semester 2, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tempuh.

Kami juga bersyukur atas adanya wabah virus Covid-19 yang telah
membuat kami selaku mahasiswa harus lebih efektif dalam belajar serta harus
lebih mandiri dan cekatan. Dengan pengerjaan yang dilaksanakan dari rumah
masing-masing dengan cara bertukar ide membuat kami semua semakin diuji
kemampuan berfikir dan saling memahami satu sama lain.

Kami menyadari, makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Trenggalek, 07 Mei 2020

Rahmad Marian Putra


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Informasi 2
2.2 Sistem Informasi Menurut Para Ahli 2
2.3 Komponen Sistem Informasi 2
2.4 Karakter Sistem Informasi 3
2.5 Skema Sistem Informasi Berbasis Komputer di Organisasi
4
2.6 Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Lokal Melalui
Penerapan Sistem Teknologi Informasi Pada Pemerintahan
Desa 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi.
Perkembangan dari teknologi informasi salah satunnya membawa pengaruh
terhadap sistem komunikasi yang mendorong terintergrasi kedua sistem
tersebut pada jarak jauh (telecomunication system). Begitu juga hal yang
terjadi pada likungan masyarakat yang tak pernah lepas dari teknologi
contohnya telephone genggam maupun gadget yang telah menjadi hal sangat
penting di masyarakat bahkan bisa di katakan sangking pentingnya seseorang
lebih mementingkan telepon genggamnya sendiri dari pada keluarga bahkan
teman disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Sistem Informasi?
2. Bagaimana sistem informasi bekerja?
3. Bagaimana penerapan teknologi informasi terhadap masyarakat?

1.3 Tujuan
1. Memahami tentang Sistem Informasi
2. Memahami fungsi dan cara kerja Sistem Informasi
3. Mengetahui dampak penerapan sistem teknologi informasi dalam
partisipasi masyarakat

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi


Sistem Informasi yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan
operasional perusahaan, dimana sistem tersebut merupakan kombinasi orang-
orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi.
Biasanya suatu perusahaan atau badan usaha menyediakan semacam
informasi yang berguna bagi manajemen. Sebagai contoh : Perusahaan toko
buku mempunyai sistem informasi yang menyediakan informasi penjualan
buku-buku yang tersedia, dengan informasi tersebut, seorang manajer bisa
membuat keputusan, stock buku apa saja yang harus segera mereka sediakan
untuk toko buku mereka, manajer juga bisa tahu apa yang paling laris dibeli
konsumen, sehingga mereka bisa memutuskan buku tersebut jumlah stocknya
lebih banyak dari buku lainnya.

2.2 Sistem Informasi Menurut Para Ahli


1. Menurut John F. Nash
Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat
teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata
jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu
dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan
menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat

2. Menurut Henry Lucas


Sistem Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam.

2.3 Komponen Sistem Informasi


1. Komponen input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi.

2
2. Komponen model kombinasi prosedur, logika dan model matematika
yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang
sudah di tentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi merupakan alat dampak sistem informasi, teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan membantu
pengendalian sistem.
5. Komponen basis data merupakan kumpulan data yang saling
berhubungan yang tersimpan di dalam komputer dengan menggunakan
software database.
6. Komponen kontrol pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi
gangguan terhadap sistem informasi.

2.4 Karakter Sistem Informasi


1. Sistem informasi memiliki komponen yang berupa subsistem yang
merupakan elemen-elemen yang lebih kecil yang membentuk sistem
informasi tersebut misalnya bagian input, proses, output. Contoh input
adalah salesman memasukkan data penjualan bulan ini, maka disana
terdapat manusia yang melakukan pekerjaan input dengan menggunakan
hardware keyboard dan menggunakan interface sebuah aplikasi laporan
penjualan yang sudah di sediakan oleh sistem informasi tersebut.
2. Ruang lingkup sistem informasi yaitu ruang lingkup yang ditentukan dari
awal pembuatan yang merupakan garis batas lingkup kerja sistem tersebut
sehingga sistem informasi tersebut tidak bersinggungan dengan sistem
informasi lainnya.
3. Tujuan sistem informasi adalah hal pokok yang harus ditentukan dan
dicapai dengan menggunakan sistem informasi tersebut, sebuah informasi
dianggap berhasil apabila dapat mencapai tujuan tersebut.
4. Lingkungan sistem informasi yaitu sesuatu yang berada di luar ruang
lingkup sistem informasi yang dapat mempengaruhi sistem informasi, hal

3
ini urut dipertimbangkan pada saat perencanaan sistem informasi. Sistem
informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung
pada kebutuhan bisnis.

2.5 Skema Sistem Informasi Berbasis Komputer Di Organisasi


1. Sistem Otomatisasi Kantor (Offie Automation Systems) dan Sistem Kerja
Pengetahuan (Knowledge Work System) Kedua sistem ini bekerja pada
level knowledge. Sistem Otomatisasi Kantor (Office Automation System)
mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan
baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk
transformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu
sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi. Aspek-
aspek Sistem Otomatisasi Kantor (Office Automation System) seperti
word processing, spreadsheets, presentasi.
2. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems) tidak
menggantikan Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing
Systems) termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. Sistem
Informasi Manajemen (Management Information System) menghasilkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat
membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi (basis data).
3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems) Sistem ini
hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen (Management
Information System) karena menggunakan basis data sebagai sumber
data. Sistem ini bermula dari Sistem Informasi Manajemen karena
menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-
tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat
keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System). Sistem
yang mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas
dari Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems)
termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. Juga menghasilkan

4
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, serta dapat
membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi (basis data).
5. Sistem Ahli (Expert System) dan Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelegent). Kecerdasan buatan dimaksudkan untuk mengembangkan
mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan
riset kecerdasan buatan adalah memahami bahasa alamiahnya dan
menganalisis kemampuannya untuk berpikir melalui problem sampai
kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan
pemikiran kecerdasan buatan untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli disebut juga dengan
sistem berbasis pengetahuan (Knowledge Based Systems) secara efektif
menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk
menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda
dengan sistem pendukung keputusan (Decision Support Systems), sistem
ini meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan
sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus.
6. Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (Group Decision Support
Systems) dan Sistem Kerja Kolaborasi Dukungan Komputer (Computer-
Support Collaborative Work Systems). Bila kelompok, perlu bekerja
bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak
terstruktur, maka group Decision Support System (DSS) menjadi suatu
solusinya. Sistem Pendukung Eksekutif (Executive Support Systems).
Sistem tergantung pada informasi yang dihasilkan oleh Sistem
Pengolahan Transaksi. Sistem ini membantu para eksekutif mengatur
interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-
grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses
seperti kantor.

5
2.6 Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Lokal Melalui Penerapan Sistem
Teknologi Informasi Pada Pemerintahan Desa

Kebijakan pemerintah pusat melalui program pembangunan


infrastruktur dalam teknologi informasi di wilayah pedesaan, membuka ruang
yang cukup luas terjadinya interaksi yang lebih baik antara masyarakat
pedesaan dengan pemerintahan desa. Hal itu terwujud melalui hilangnya
batasan-batasan interaksi yang selama ini terbangun secara konvensional.
Interaksi konvensional antara masyarakat desa dengan pemerintahan
desa itu tergambar pola interaksi yang birokratis. Masyarakat desa hanya
bertemu dalam kegiatan yang telah dijadwalkan pemerintah desa. Tidak dapat
melakukan pertemuan tanpa jadwal. Padahal berbagai persoalan masyarakat
hadir dalam setiap waktu.
Pada sisi lain masyarakat desa telah menerima kemajuan teknologi
informasi. Memanfaatkannya dalam ruang interaksi yang non formal diantara
anggota masyarakat atau kelompok masyarakat. Tetapi tidak
memanfaatkannya dalam interaksi dengan pemerintah desa.
Secara empirik pemanfaatan teknologi informasi pada wilayah
pedesaan dapat terlihat pada program Provinsi Jawa Barat. Sejak tahun 2019
pemerintah Jawa Barat meluncurkan program desa digital, yang pada tahap
awal program tersebut dilaksanakan di Desa Puntang, Indramayu, Jawa
Barat.
Desa digital merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui
pemanfaatan teknologi digital dan internet. Tujuannya adalah
mengembangkan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta
pelayanan informasi. Targetnya seluruh pelayanan publik di desa akan
beralih dalam model digitalisasi.
Melalui program tersebut pelayanan publik yang dianggap berbelit dan
lama menjadi ringkas dan cepat. Karena segala pelayanan terkoneksi melalui
jaringan. Masyarakat mendapa kemudahan dari mengurus Kartu Keluarga,
KTP maupun pelayanan lainnya. Dampaknya suasana desa menjadi begitu
dinamis. Lalu lintas informasi yang selama ini terisolasi akan mulai terbuka.
Komunikasi yang selama ini hanya lingkup masyarakat setempat akan

6
menembus jauh ke luar batas wilayah. Beberapa aktivitas ekonomi pun
menggunakan teknologi digital sehingga lebih efektif dan efisien.
Kesiapan aparatur desa dengan hadirnya teknologi informasi juga perlu
diperkuat. Aparatur desa perlu sadar tentang pemanfaatan teknologi
informasi. Sekaligus mengubah pola kerjanya serta pelayanannya yang
dulunya berbasis konvesional menjadi berbasis digital. Pergeseran ini perlu
proses yang dibangun secara sistemik dengan upaya berkelanjutan.
Aparatur desa perlu dibiasakan mengelola Sistem Informasi Desa dan
Sistem Keuangan Desa melalui internet. Bahkan secara aktif pula mendorong
masyarakat local menggunakan teknologi informasi yang tersedia dalam
pelayanan desa. Dengan demikian masyarakat dan aparatur desa
berkomitmen menggunakan teknologi informasi sebagai ruang memberikan
dan mendapatkan pelayanan.
Adanya sistem itu membuat desa mengetahui informasi yang
berkembang dengan memanfaatkan konektivitas internet, dan desa mesti
memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan desa. Pada sisi lain
keaktifan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital membuka ruang
interaksi masyarakat dengan pemerintahan desa mengalami perubahan.
Pemikiran tersebut sejalan dengan definisi Desa sebagai kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Meskipun sudah terdapat program perluasan teknologi informasi di
pedesaan, serta terdapat pemanfaatan teknologi inforamsi pada wilayah
pedesaan, namun masih terdapat berbagai kelemahan. Terutama pada pola
program yang bersifat top – down.
Pemerintah desa belum secara mandiri mampu mengembangkan
teknologi informasi untuk meningkatkan pelayanan desa. Sedangkan
masyarakat desa masih memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana

7
komunikasi. Belum mampu memperluas kemanfaatan teknologi itu dalam
berbagai segi kehidupan lainnya.
Pada sisi lain pengembangan teknologi informasi yang lebih luas
membutuhkan keterampilan memadai dari aparatur desa. Sekaligus
membutuhkan investasi lebih untuk mendorong peningkatan manfaat
teknologi digital. Hal ini yang masih menjadi kendala bagi pemerintahan
desa.
Kendati demikian pemanfaatan teknologi informasi yang terjadi pada
Desa Puntang, Indramayu Jawa Barat dapatlah menjadi contoh terbaik dalam
pemanfaatan teknologi informasi di pedesaan. Dalam jangka menengah dan
panjang pemerintah desa perlu melihat lebih jauh pemanfaatan teknologi
informasi bagi peningkatan pelayanan dan partisipasi masyarakat.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teknologi informasi yang meluas sampai wilayah pedesaan harus
dipandang sebagai energi positif. Khususnya bagi upaya meningkatkan
pelayanan public. Pemeirntah desa yang menjadi pihak penyelenggaran
pelayanan public di desa dituntut dapat mengembangkan teknologi informasi
sesuai kebutuhan wilayahnya.
Pengembangan teknologi informasi yang tidak dilakukan secara bertahap
atau sesuai kebutuhan, justru dapat berdampak buruk. Karena pengembangan
teknologi informasi selalu membutuhkan modal yang cukup besar, serta
investasi ketermapilan SDM yang memadai. Akibatnya investasi teknologi
inforamsi yang tidak berorientasi pada kebutuhan, akan menjadikan
inefisiensi anggaran.
Tidak hanya itu saja pengembangan teknologi informasi yang tidak
berorientasi pada kebutuhan secara langsung akan mengurangi
kebermanfaatan. Karena pengguna yang tidak mampu memanfaatkan
teknologi informasi sesuai kebutuhan, akan menumbuhkan sikap apatis
terhadap kemajuan teknologi informasi.
Dampaknya partisipasi masyarakat yang diharapkan meningkat sejalan
dengan pemanfaatan teknologi inforamsi, justru menjadi kontra produktif.
Masyarakat akan mengabaikan pemanfaatan teknologi inforamsi dengan
alasan ketidak mampuan menggunakannya, sehingga lebih memilih
penggunaan layanan secara konvensional.

9
DAFTAR PUSTAKA

Riko Noviantoro, Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Lokal Melalui Penerapan


Teknologi Informasi Pada Pemerintah Desa, Sekolah Pascasarjana Universitas
Nasional
https://student-activity.binus.ac.id/himsisfo/2016/07/pengertian-sistem-informasi/
(Diakses pada 07 Mei 2020)
https://www.google.com/amp/s/dosenit.com/kuliah-it/sistem-
informasi/pengertian-sistem-informasi-menurut-para-ahli/amp (Diakses pada 08
Mei 2020)
Riko Noviantoro, Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Lokal Melalui Penerapan
Teknologi Informasi Pada Pemerintah Desa, Sekolah Pascasarjana Universitas
Nasional

10

Anda mungkin juga menyukai