Disusun oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
PRE & POST CONFERENCE
HASIL DISKUSI
Pre Conference
Tuna Netra
Jawaban :
a. Klasifikasi yang dialami oleh anak tunanetra, antara lain : Menurut Lowenfeld,
ketunanetraan, yaitu :
Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak
Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki kesan-
kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah
Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan segala
Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-
Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak
dapat melihat.
terbuka. Untuk membina hubungan saling percaya perawat harus bersikap terbuka,
jujur, ihklas, menerima klien apa danya, menepati janji, dan menghargai klien.
sebuah interaksi.Kontrak yang harus disetujui bersama dengan klien yaitu, tempat,
pertanyaan terbuka.
4. Merumuskan tujuan dengan klien. Tujuan dirumuskan setelah masalah klien
teridentifikasi. Bila tahap ini gagal dicapai akan menimbulkan kegagalan pada
tentang identitas serta tujuan interaksi agar klien percaya kepada perawat.
Evaluasi dan validasi. Berisikan pengkajian keluhan utama, alasan atau kejadian yang
membuat klien meminta bantuan. Evaluasi ini juga digunakan untuk mendapatkan
fokus pengkajian lebih lanjut, kemudian dilanjutkan dengan hal-hal yang terkait
Ciri – ciri sosial pada anak pengidap tuna netra: Kesulitan membaca atau kesulitan
lainnya yang melibatkan banyak fungsi mata, Mengedip lebih sering dibanding biasanya,
Memegang buku sangat dekat dengan mata, Tidak mampu melihat benda pada jarak yang
jauh, Tidak mampu melihat jelas, Mengalami sakit kepala dan mual saat menggunakan
Ajak pasien untuk menentukan tujuan dan belajar melihat dengan cara yang lain
Jangan memindahkan sesuatu di ruangan pasien tanpa memberi informasi pada pasien
Manajemen lingkungan:
Tempatkan benda2 pada tempat yang dapat dijangkau pasienKebutuhan Khusus Tuna
medis secara umum. Sebagai kegiatan diperlukan latihan gerak dan ekspresi tubuh
2. .Personal
b. Efek psikologis dari personal adalah, banyak tergantung pada waktu terjadinya
kebutuhan yang bersifat personal pula. Kebutuhan tersebut antara lain adalah
3. Sosial
kebutuhan dari segi social adalah adanya hubungan yang baik antar personal
Pre-natal
Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan
masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan, antara lain:
Keturunan Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera
penglihatan atau pada bola mata itu sendiri. Kurangnya vitamin tertentu, dapat
Post-natal: Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat terjadi
atau benda keras. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe,
sehingga baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir
keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan, dll.
Tuna Laras
laku yang di alami anak tunalaras mempunyai dampak negatif baik untuk dirinya sendiri
maupun lingkungan sosialnya perasaan TDK berguna bg orang menyebab kan mereka
merasakan jarak dengan lingkungan nyaKelainan tingkah laku yang dialami anak tunalaras
mempunyai dampak negatif baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Salah
satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin berkepanjangan sehingga
bagi masyarakat. Perbuatan yang termasuk pelanggaran hukum seperti perbuatan mencuri,
narkotika, dan sebagainya.untuk dampak juga bagi individunya itu adalah anak tidak dapat
memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya, untuk dirinya sendiri dia
memandang rendah karena berbeda dengan orang lain dan juga memiliki hambatan dalam
perkembngan yang cukup berat antar anak dengan teman sebayanya sehingga muncul konflik
yang timbul pada diri anak itu sendiri dampak mudah marah mudah terangsang emosi sering
menentang perintah atau tugas sering melanggar merusak dan tidak suka dengan kegiatan
rutin.melakukan modifikasi perilaku dengan cara pendekatan secara langsung dan lebih
memfokuskan paa perubahan secara fisik. hal ini dapat mengurangi perilaku yang tidak
diingikan seperti agresif, emosi labil, metode ini merupakan penanganan yang paling efektif
dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari perasaan frustasi dan
kemandirian dan tanggung jawab sosial yg sesuai dengan usia saat ini dan lingkungan nya di
tingal perilaku adaptif bisa di lihat sebagai kematangan diri dan sosial seseorang dalam
melakukan kegiatan umum sehari-hari sesuai dengan usia dan budaya dan kelompok nyaada
1. Conduct disorder ciri cirinya : perilaku agresif verbal dan fisik, merisak, selalu
menentang, tidak memiliki rasa tanggung jawab dan melanggar norma aturan
berkelompok.
yang berlebihan, menarik diri dari sosial, sangat pemalu, selalu menyendiri, terlalu
dia tidak reponsif, ciri yang menunjukan kegagalan pada tugas perkembangan seperti
komunikasi sosial, akademik, dll.saya mau menambahkan jawaban dri kk besti dari
Sikap-sikap tersebut dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari dari interaksinya dengan
lingkungan, seperti :
a. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan pola-pola kelompok yang lebih luas dan
b. Menuntut perhatian yang terus menerus dari lingkungannya dan mereka suka bermain
sendirian.
Peran perawat
- mengkaji sikap sosial anak dengan teman sebaya terkait emosional dan sosialnya
- memberikan pujian atau umpan balik postif jika anak berinteraksi dengan orang
lain
- memberi tahu keuntungan, kerugian dan manfaat dari tindakan yang dilakuka
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengatasi
asuhan keperawatan secara holistik. Asuhan keperawatan secara holistik dapat mendukung
perkembangan positif pada anak autis. Intervensi yang diberikan kepada anak autis bertujuan
untuk mengurangi gejala gangguan perilaku.Terapi perilaku terdiri dari dua bagian. Cognitive
Behavioral Therapy (CBT) membantu dalam fungsional mencegah autisme melalui intervensi
awal. Dan ada Applied Behavioral Analysis (ABA) yang membantu dalam melatih anak
dengan keterampilan hidup sehari-hari dalam kasus-kasus autisme parah.. Sinyal pertama dari
autisme dapat dilihat pada usia awal 6-9 bulan. Beberapa tanda-tanda awal adalah:
3. Suka/tidak suka bermain dengan mainan atau bermain dengan cara tertentu
interval umumnya:
- Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila
sederhana (ciluk baa atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata.
Orang tua perlu waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan
gmainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, apabila
- Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati benda-benda,
disertai kontak mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau
alat, menolak untuk dipeluk, menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas,
- Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat
terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau
orang lain segera atau setelah beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan
nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan monoton), kontak mata
terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa
juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.gelaja yang mungkin akan
muncul dari bayi sampe umur kira2 (4-5 tahun) Adapun gejala gejala anak
- Jarang berbicara
- Komunikasi lambat
- Tidak ada perkembangan berbicara/berucap
- Sering terpaku untuk melakukan kegiatan rutinitas yang tidak ada gunanya
- Tidak ingin dan tidak mau bermain dengan temannya yang sebayaAutisme bisa di
a. Anak autisme jga mendapat terapi obat, obat disini di kasi jika anak mengalami
o Trisiklik
o Obat-obatan antipsikotik
juga bisa memberdayakan keluarga yang memiliki anak dengan disability atau
anak dengan kondisi kronis dengan cara membantu orang tua untuk memilih
ditingkatkan karena perawat lebih berfokus pada pelaksanaan terapi bagi anak
sehari-hari agar anak menjadi mandiri. Tedapat berbagai metode penganjaran antara
Communication Handicapped
Children) metode ini merupakan suatu program yang sangat terstruktur yang
b. Terapi perilaku Intervensi terapi perilaku sangat diperlukan pada autisme. Apapun
metodenya sebaiknya harus sesegera mungkin dan seintensif mungkin yang dilakukan
terpadu dengan terapi-terapi lain. Metode yang banyak dipakai adalah ABA (Applied
Behaviour Analisis) dimana keberhasilannya sangat tergantung dari usia saat terapi itu
c. Terapi wicara Intervensi dalam bentuk terapi wicara sangat perlu dilakukan,
mengingat tidak semua individu dengan autisme dapat berkomunikasi secara verbal.
d. Terapi okupasi/fisik Intervensi ini dilakukan agar individu dengan autisme dapat
ada otak menerima informasi mengenai kondisi fisik dan lingkungan sekitarnya,
suara yang mengganggu pendengaran dengan audimeter. Lalu diikuti dengan seri
terapi yang mendengarkan suara-suara yang direkam, tapi tidak disertai dengan suara
menyakitkantersebut.
Intervensi keluarga Pada dasarnya anak hidup dalam keluarga, perlu bantuan keluarga
anak, mandiri dan dapat bersosialisai dengan lingkungannya. Untuk itu diperlukan
keluarga yang dapat berinteraksi satu sama lain (antar anggota keluarga) dan saling
manajemen terapi menjadi sangat penting, tanpa dukungan keluarga rasanya sulit
sekali kita dapat melaksanakan terapi apapun pada individu dengan autisme.
2. Medikamentosa
lingkungan pengasuh, saudara kandung dan guru atau terapisnya. Kondisi ini
untuk mengatasi hal ini dan sebaiknya diberikan bersama-sama dengan intervensi
edukational, perilaku dan sosial. Jika perilaku destruktif yang menjadi target terapi,
juga dengan agonis alfa drenergik dan antagonis reseptor beta sebagai alternatif.
dan absesif. Agonis reseptor alfa adrenergik :Klonidin, dilaporkan dapat menurunkan
3. Jika perilaku repetitif menjadi target terapi Neuroleptik (Risperidon) dan SSRI dapat
dipakai untuk mengatasi perilaku stereotipik seperti melukai diri sendiri, resisten
terhadap perubahan hal-hal rutin dan ritual obsesif dengan anxietas tinggi.
keracunan logam berat yang terjadi akibat ketidak mampuan anak-anak ini untuk
membuang racun dari dalam tubuhnya. Intervensi biomedis dilakukan setelah hasil tes