Sheldina Cahya Aulia
Sheldina Cahya Aulia
Sheldina Cahya Aulia
NRP : 0518140067
Kelas : D4 TK3 RPL 2018
Sebuah kalibrator arus atau kalibrator proses saat ini digunakan untuk pengukuran
dasar, tes dan teknik pengaturan untuk pengaturan, verifikasi instalasi dan instrumentasi
pengujian. Kalibrator saat ini memiliki besaran yang berbeda yang harus dikaitkan dengan
sinyal pengukuran normal. Sinyal-sinyal pengukuran ini atau besaran besaran teregulasi
adalah sebagai sinyal uji, yang dapat diberikan oleh kalibrator kami saat ini. Didefinisikan
sebagai 0 hingga 20mA, 4 hingga 20mA, 0 hingga 10V, dan 0,2 hingga 1 bilah. Besaran ini
menandakan misalnya suhu, output atau pengaturan katup uji (0 hingga 100% dari
pembukaan katup).
Ini menandakan bahwa untuk sinyal pengatur 50% (mis. 10mA) dengan rentang
input 0 hingga 20 mA dalam katup uji, bukaan katup akan ditetapkan sebesar 50%. Karena
korelasi ini sangat penting untuk pengujian fungsi yang baik dan transmisi sinyal proses,
semua instrumen dan peraturan pengukuran seharusnya sudah dikalibrasi sebelumnya bisa
menggunakan kalibrator ini. Instrumen yang sudah berfungsi harus diverifikasi secara
berkala dan, jika perlu, dikalibrasi ulang dengan current calibrator, memastikan tingkat
kualitas yang diinginkan.
Multi Product Calibrator
Puslit Metrologi LIPI (P2M-LIPI) saat ini telah memanfaatkan sebuah alat standar
berupa multiproduct calibrator (MPC) untuk digunakan dalam pelayanan jasa kalibrasi
instrumen meter daya (power meter). MPC merupakan sumber (source) yang sering
digunakan sebagai standar pengukuran dari besaran kelistrikan di P2M-LIPI, salah satunya
adalah untuk kalibrasi tegangan AC pada sebuah meter secara otomatis. Keluaran level
tegangan dan arus secara simultan dari MPC, yang mana sinyal arus dapat
disinkronisasikan dengan sinyal tegangan, menjadikannya sebagai pembangkit daya beban
semu (phantom load). Phantom load ini adalah suatu sistem yang terintegrasi atas
komponen komponen pembangkit tegangan dan arus yang dapat bekerja menyerupai
sumber ketenagalistrikan yang seolah olah terbebani oleh suatu beban. Selain itu, fase arus
dapat digeser-geser pada fase tegangan dari -180° sampai +180°. Hal ini merepresentasikan
keadaan semu lagging dan leading suatu sumber daya listrik yang terbebani secara induktif
dan kapasitif. Nilai daya yang dihasilkan oleh sumber beban semu ini merupakan
multiplikasi komponen-komponen penyusun individu seperti: tegangan, arus, dan sudut
fase arus terhadap tegangan, sehingga mengikuti suatu persamaan matematis.
Dalam melakukan pelayanan kalibrasi meter daya, meter dengan tipikal workbench
yang memiliki sepasang terminal tegangan dan sepasang terminal arus dapat diakomodir
secara langsung dengan menggunakan MPC. Oleh karena itu, baik input terminal tegangan
dan input terminal arus dari meter dapat dihubungkan masing-masing secara paralel dan
secara seri kepada output terminal tegangan dan output terminal arus MPC. Akan tetapi
dalam pemanfaatannya, tipikal meter seperti ini biasanya hanya digunakan pada
laboratorium. Pemanfaatannya untuk digunakan secara langsung pada utilitas memerlukan
tambahan trafo instrumentasi seperti voltage transformer (VT) dan current transformer
(CT)
Cara Kerja : Ketertelusuran daya yang dibangkitkan oleh MPC adalah melalui
Standard Power Meter RMM 3001 yang tertelusur kepada SI melalui Lembaga Metrologi
Nasional Australia/NMIA (National Measurement Institute of Australia 2012). Kalibrasi
daya AC untuk PQA dilakukan dengan memanfaatkan perangkat bantu berupa pengali arus
yang disebut dengan current coil yang terhubung langsung dengan standar MPC. Current
coil ini bekerja dengan prinsip kerja seperti transformator arus dengan jumlah lilitan (N)
tertentu (Fluke Corporation 2002). Ketika digunakan sebagai standar untuk pembangkit
daya, kombinasi antara MPC dan current coil ini akan menghasilkan daya sesuai
persamaan:
2. Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan
alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan
dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standar, yaitu standar amper, resistansi, tegangan,
kapasitansi, induktansi, kemagnetan, dan temperatur.
Standar Ampere
Digunakan sebagai satuan dasar arus listrik, menurut ketentuan Standar Internasional
(SI) amper adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor dalam ruang hampa
udara dengan jarak 1 meter, di antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 × 10 -7
newton/m panjang. Diukur dengan menggunakan ampermeter
Standar Resistansi
Digunakan sebagai penghantar arus listrik, menurut ketentuan SI adalah kawat alloy
manganin resistansi 1Ω yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperatur
rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur
atmosfer. Diukur dengan menggunakan Ohmmeter.
Standar Tegangan
Digunakan sebagai satuan untuk beda potensial, Ketentuan SI adalah tabung gelas
Weston mirip huruh H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi
elektrolit mercury dan tabung elektrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan
dalam suhu ruangan. Tegangan elektrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.
Diukur dengan menggunakan Voltmeter.
Standar Kapasitansi
Digunakan sebagai standar pengukuran untuk kapasitor dengan satuan farad, dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur jembatan Maxwell. Kapasitor standar dapat
dibuat dari susunan plat-plat logam dimana luas dan jaraknya ditentukan dengan tepat
dan udara sebagai dielektriknya. Bahan kapasitor yang baik adalah perak dan mika.
Standar Induktansi
Digunakan sebagai besaran untuk komponen inductor dengan satuan Henry (H).
umumnya terbuat dari tembaga yang berbentuk gulungan dan biasa disebut kumparan.
Standar induktansi yang tetap mempunyai nilai 100µH sampai 100 H dengan ketelitian
0,1%. Standar induktansi Bersama yang tetap mempunyai nilai 0 sampai 200 mH
dengan ketelitian 2,5%. Besarnya dapat diukur dengan Galvanometer.
Standar Temperatur
menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat kelvin besaran derajat kelvin didasarkan
pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air
menjadi es sama dengan 0° celsius = 273,160 kelvin, air mendidih 100°C.