Anda di halaman 1dari 18

ESTIMASI BIAYA

LAYANAN KESEHATAN
(RUMAH SAKIT) DAN
HUMAN CAPITAL LOSS
COVID-19
DI INDONESIA
15 April 2020
Dono Widiatmoko |  University of Derby, UK
Purwa Kurnia Sucahya |  Puslitkes, Universitas Indonesia
Ipik M. Fikri |  FIK UHAMKA, Jakarta
Djazuly Chalidyanto |  FKM Universitas Airlangga
Dian Kusuma |  Imperial College London, UK
Kamaluddin Latief |  Puska, Universitas Indonesia
Atik Nurwahyuni |  FKM Universitas Indonesia
TUJUAN
• Menghitung proyeksi besarnya biaya layanan
kesehatan COVID-19:
• Biaya identifikasi, termasuk contact tracing
• Biaya pengobatan/layanan kesehatan
• Biaya penanganan jenazah
• Menghitung proyeksi Human Capital Loss pada
beberapa skenario wabah COVID-19
• Memberikan masukan implikasi kebijakan untuk
percepatan penanganan COVID-19

2
KEPRES NO. 12 TAHUN 2020
COVID-19: BENCANANASIONAL

UU No. 6, tahun 2018


• Pasal 4:
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab melindungi
kesehatan masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan
Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan melalui
penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
3
4
5
6
METODOLOGI
• Model menggunakan data COVID-19 di Indonesia
• Perspektif biaya
• Layanan kesehatan: Pemerintah (Biaya Pasien Penyakit Emerging
Tertentu dapat diklaim ke kementerian kesehatan - PMK 59/2016).
• Masyarakat: untuk aspek human capital
• Biaya tidak termasuk
• Biaya penguburan (Makam, dll)
• Pengumpulan dan managemen data
• Biaya yang dikeluarkan institusi lain
(Polisi/TNI/Perdagangan/Perbankan/Transportasi, dll.)
• Penanggulangan dampak sosial dan ekonomi masyarakat
• Skenario proyeksi penyakit ke depan menggunakan proyeksi 30
hari ke depan, Iwan Ariawan dkk (FKM UI), dan Tim SimcovID. 7
SUMBER DATA UTAMA
• Data COVID-19 terkonfirmasi, PDP, ODP
• https://www.covid19.go.id/
• https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
• https://kawalcovid19.id/
• Keputusan Menteri Kesehatan No. 238 Tahun 2020
• Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-
19 di Indonesia, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Maret
2020
• Modelling Update: SimcovID Team, 6 April 2020
• COVID-19 Modelling Scenarios Indonesia: Iwan Ariawan, dkk (FKM UI)
• Mengukur ongkos ekonomi “sesungguhnya” dari pandemi Covid-19:
Arief Anshory Yusuf
8
9
10
11
KETERBATASAN
• Prediksi ke 30 hari ke depan berdasar linear doubling time = 5 hari.
• Prediksi setelahnya menggunakan prediksi dari studi yang dilakukan oleh tim-tim
pemodelan yang sudah dipublikasikan.
• Kapasitas RS / Layanan kesehatan diasumsikan masih mampu melakukan semua
pemeriksaan, contact tracing, layanan kesehatan, dan pemulasaran jenasah
• Biaya di analisis ini belum termasuk:
- Insentif tambahan tenaga kesehatan
- Biaya pemakaman
- Biaya penanggulangan wabah
- Biaya penanggulangan dampak sosial
- Biaya lain yang dikeluarkan pemerintah daerah/BUMN
- Biaya yang dikeluarkan institusi lain (Swasta/LSM)
- Biaya yang dikeluarkan masyarakat

12
JUMLAH
TERINFEKSI

+30 hari**, dg doubling time:


Base*
5 hari 6 hari 7 hari
Pasien Konfirmasi Positif 4.839 309.696 154,848 94.381
Pasien dalam Pengawasan (PDP) 10.482 670.848 335,424 204.443
Orang dalam Pengawasan (ODP) 139.137 8.904.768 4,452,384 2,713.758

Kematian Terkonfirmasi 459 29.376 14,688 8.952


§
Kematian PDP 732 46.865 23,432 14.282

*Base: 14 April 2020


**Prediksi kasus 1 bulan ke depan, dengan doubling times 5-7 hari
§
Proyeksi kematian berdasar rata2 kematian PDP di provinsi yang melaporkan

13
ESTIMASI BIAYA
LAYANAN KESEHATAN
Biaya (jutaan Rp) Base* +30 hari**, dg doubling time
14 April 2020
5 hari 6 hari 7 hari
Tes PCR + Tracing 93.627 2.909.069 1,529,534 990,836
Perawatan RS 1.347.482 86.238.845 43,119,422 26,281,582
Perawatan Jenasah 4.003 256.169 128,085 78,069
Total 1.445.112 89.404.083 44,777,042 27,350,487
*Base: 14 April 2020; Biaya dalam jutaan Rupiah
**Prediksi kasus 1 bulan ke depan, doubling times 5-7 hari Turun jadi 1/2 Turun jadi 1/3

• Peningkatan kasus akan meningkatkan penggunaan layanan kesehatan. Dalam satu


bulan ke depan, jika doubling time 5, 6, 7 hari, maka potensi anggaran yang harus
dibayarkan pemerintah adalah 89 Triliun, 45 Triliun, dan 27 Triliun.
• Untuk doubling time 6 dan 7 hari, biaya disebar ke bulan berikut karena flatten the
curve.
14
TOTAL
BIAYA KESEHATAN
FKM UI SIMCOVID
Mild Intensity1 No Intervention Mitigate Supresi2
Kasus 2.500.000 55.000.000 5.500.000 1.600.000
Kematian 225.000 2.600.000 1.200.000 120.000
Biaya (dalam jutaan Rp)
Tes PCR + Tracing 7.109.536 155.509.790 16.225.979 5.252.103
Perawatan RS 219.875.000 4.837.250.000 483.725.000 140.720.000
Jenasah 756.000 8.736.000 4.032.000 403.200
Total 227.740.536 5.001.495.790 503.982.979 146.375.303
Human Capital Loss
Asumsi Rp. 182 juta (3 x
614.250.000 7.098.000.000 3.276.000.000 327.600.000
GDP/Cap) / jiwa*
Asumsi Rp. 7,4 M / jiwa** 1.687.500.000 19.500.000.000 9.000.000.000 900.000.000
1 Mild Intensity:
2 Supresi:

*WHO Cost Effectiveness Threshold, 3xGDP / tahun kehidupan, asumsi rerata 15 tahun
**Mengukur ongkos ekonomi “sesungguhnya” dari pandemic Covid-19; Arief Anshory Yusuf, 15
Center for SDG studies, UNPAD
HASIL &
ANALISIS
• Potensi dampak ekonomi COVID-19 pada aspek layanan kesehatan sangat besar. Pada
pertengahan April 2020, proyeksi biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memberikan
layanan kesehatan pada pasien terkonfirmasi, PDP dan ODP adalah sebesar 1,4 Triliun Rupiah.
• Jika pertumbuhan jumlah penderita COVID-19 mengikuti pertumbuhan linear dengan doubling
time 5 hari, maka pada pertengahan Mei 2020 maka diperkirakan setidaknya diperlukan biaya
89,4 Triliun Rupiah.
• Jika menggunakan prediksi dari dua kelompok yang sudah dibicarakan sebelumnya (FKM UI
dan SIMCOVID), maka biaya puncak kasus COVID-19 setidaknya mencapai 146 Triliun
rupiah, atau bahkan dapat mencapai 5.001 triliun rupiah (dua kali APBN Indonesia 2020).
• Biaya ini sangat signifikan bila dibandingkan dengan jumlah defisit BPJS Kesehatan sebesar 28
Triliun per tahun, atau bahkan anggaran sektor kesehatan yang sebesar 132 Triliun Rupiah.
• Apalagi prediksi biaya ini masih diluar kebijakan tambahan lain, seperti insentif pada tenaga
kesehatan, pengembangan rumah sakit darurat, biaya penanggulangan dampak sosial dan
ekonomi, dan biaya yang dikeluarkan langsung oleh masyarakat.
• Jika dampak kematian akibat COVID-19 diubah menjadi bentuk moneter, maka nilai kerugian
nyawa adalah minimal 327 Triliun dan bisa mencapai 19.500 Triliun Rupiah (8 kali APBN
Indonesia).
16
REKOMENDASI
• Mendorong Pemerintah Pusat dan Pemda untuk:
a) Memutus mata rantai infeksi di masyarakat (PSBB ketat di semua
daerah),
b) Testing skala besar dengan PCR,
c) Menangani kasus di RS dengan baik untuk menurunkan angka
kematian
• Pemerintah harus tetap memperhatikan dan menjaga prioritas di bidang
Kesehatan Masyarakat lainnya seperti pencegahan Stunting, Imunisasi,
DBD, TB dan Malaria, agar tidak menjadi masalah besar di kemudian
hari.
• Proses penyerahan/pembayaran dana pada institusi kesehatan/RS agar dapat
dilaksanakan dengan cara secepat-cepatnya untuk memudahkan
penanggulangan COVID-19, dan melindungi tenaga kesehatan dalam
kegiatan pelayanannya.
17
dono.widiatmoko@gmail.com
WA: +6281289723656 FIRST UP
CONSULTANTS 18
Sensitivity: Internal

Anda mungkin juga menyukai