Infotek Nurasni Jagung
Infotek Nurasni Jagung
A. PEMANENAN JAGUNG
Mutu hasil panen jagung akan baik bila jagung dipanen pada tingkat
kematangan yang tepat (matang optimal). Sebagai tanda jagung siap panen/
matang optimal antara lain : bila kelobot telah berwarna kuning, biji telah keras
dan warna biji mengkilap, jika ditekan dengan ibu jari tidak lagi ditemukan bekas
tekanan pada biji tersebut, pada keadaan seperti ini kadar air sudah mencapai
sekitar 35%. Cara lain untuk menentukan tingkat kematangan jagung adalah
terbentuknya lapisan berwarna hitam pada butiran (black layer tissue formation),
terbentuk dalam selang waktu lebih kurang tiga hari bersamaan dengan
tercapainya berat kering maksimum pada butiran.
Tanaman jagung dapat dipanen pada kadar air tinggi dan kadar air
rendah, tergantung dari tujuan memanen dan permintaan pasar. Jagung yang
dipanen pada kadar air tinggi yaitu pada kadar air sekitar 35% (pada matang
optimal). Sedangkan jagung yang dipanen pada kadar air rendah biasanya
ditandai dengan kelobot batang dan daun yang sudah berwarna coklat dan
tanaman sudah sangat kering, biasanya kadar air berkisar antara 17-18%. Hal
ini memudahkan proses pengeringan dan pemipilan yang akan dilakukan .
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada hari-hari cerah, jangan pada saat
hujan agar supaya penanganan jagung setelah dipanen yaitu pengeringan tidak
mendapat hambatan.
Pemanenan jagung yang sederhana dan umum dilakukan dan hasilnya
sangat baik adalah dipuntir dengan tangan atau sabit dengan memotong tangkai
buah. Sekaligus memotong batang dan bagian tanaman lainnya dan ditinggal
dilapangan dan kemudian dibenamkan kedalam tanah sebagai bahan pupuk.
Jagung sebaiknya dipanen dalam bentuk tongkol lengkap dengan kelobotnya,
bila dipanen tanpa kelobot resiko kerusakan butir-butir jagung tambah besar.
Segera setelah dipanen pisahkan jagung yang tidak sehat/terinfeksi penyakit
dilapangan supaya penyebaran hama dan penyakit dapat dicegah.
B. PENGERINGAN
C. PEMIPILAN
Alat pemipil yang lebih maju yaitu yang disebut corn sheller yang
dijalankan dengan motor. Jagung dalam kondisi masih bertongkol dimasukkan
kedalam lubang pemipil (hopper) dan karena ada gerakan dan tekanan,
pemutaran yang berlangsung dalam corn sheller maka butir-butir biji akan
terlepas dari tongkol, butir-butir tersebut langsung akan keluar dari lubang
pengeluaran untuk selanjutnya ditampung dalam wadah atau karung. Pemipil
dengan alat ini sangat efektif karena relatif 100% butir-butir jagung dapat
terlepas dari tongkolnya (kecuali butir-butir yang terlalu kecil yang terdapat di
bagian ujung tongkol). Kualitas pemipilannya sangat baik karena persentase biji
yang rusak/cacat serta kotoran yang dihasilkannnya sangat kecil.
D. PENYIMPANAN
Penyimpanan jagung untuk benih sebaiknya dengan kadar air lebih kecil
dari 14%, dan cara penyimpanannya yaitu didalam kantong-kantong kecil dan
nantinya dimasukan lagi kekantong plastik agak besar untuk kemudian
dimasukan kedalam kaleng dimana dilengkapi dengan sejumlah kapur tohor.
Kaleng harus mempunyai tutup yang rapat. Penyimpanan untuk benih paling
baik pada kadar air 9% dan pada suhu penyimpanan 21oC. Pada kondisi ini
penyimpanan dapat lebih lama dan proses penuaan diperlambat.
Mutu adalah sejumlah sifat karakteristik dari suatu komoditi yang mem-
bedakan suatu produk dan mempunyai nilai pasti dan mencerminkan tingkat
penerimaan konsumen. Tidak semua sifat-sifat yang dimililiki suatu produk
digunakan sebagai komponen mutu dalam standar mutu, hanya yang berkaitan
dengan tingkat penerimaan konsumen dan untuk menentukan harga dalam
perdagangan.
1. Persyaratan Kualitatif
a. Biji jagung harus bebas dari hama dan penyakit.
b. Biji jagung harus bebas dari bau busuk, masam, apek, atau bau asing lainnya.
c. Biji jagung harus bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membaha-
yakan, baik secara visual maupun secara organoleptik.
2. Persyaratan Kuantitatif
Di Indonesia, pada saat ini, standar mutu jagung yang dikeluarkan SNI
No. 01-3920-1995 dipakai untuk pengadaan pangan nasional (Tabel 1.)
Persyaratan kuantitatif:
No Komponen Mutu-I Mutu-II Mutu III
1 Kadar air (% maks) 14 14 15
2 Butir rusak (% maks) 2 4 6
3 Butir warna lain (% maks) 1 3 7
4 Butir pecah % mak) 1 2 3
5 Kotoran (% maks) 1 1 2