BAB IV
HASIL PENELITIAN
memiliki tiga jurusan yaitu ; Jurusan Ilmu Ekonomi dan Stuti Pembangunan,
ekstensi yang terdiri dari angkatan 2013 sebanyak 352 mahasiswa angkatan
2014 sebanyak 367 mahasiswa, angkatan 2015 sebanyak 374 mahasiswa dan
1. Karaktersitik Responden
Informasi Iklan
(30,0%).
responden.
(60,70%) responden.
3. Analisa Bivariat
responden. Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value = 0.028. Maka
perilaku merokok.
uji chi square diperoleh nilai p-value = 0.003, dapat disimpulkan ada
5
merokok.
(43.3%) responden. Hasil uji chi square diketahui nilai p-value = 0.029,
artinya ada pengaruh antara sikap permisif orang tua terhadap perilaku
merokok mahasiswa.
merokok.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value = 0.398. Maka dapat
dampak merokok.
(46.7%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value = 0.523, dapat
Hasil uji chi square diketahui nilai p-value = 0.523, artinya tidak ada
7
mahasiswa.
kepribadian.
BAB V
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
paling banyak perokok aktif dengan usia > 21 tahun. Pada usia tersebut
Hasil uji chi-square diperoleh data bahwa tidak ada pengaruh umur
8
9
Hasil uji chi square d iketahui bahwa tidak ada pengaruh antara
mahasiswa.
Hasil uji chi square diketahui tidak ada pengaruh jenis kelamin
diketahui nilai p-value = 0.029, artinya ada pengaruh antara sikap permisif
sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak. Dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada dua
individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu.
tugas mulia yang tidak lepas dari berbagai halangan dan tantangan. Dosen
Mahasiswi merupakan insan yang masih perlu dididik atau diasuh oleh
tua sebagai pendidik yang pertama dan utama ini tidak berhasil meletakan
dasar kepribadian yang baik maka akan sangat berat untuk berharap
anak muda ini berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
memberikan hukuman fisik yang lebih keras lebih mudah untuk menjadi
berasal dari rumah tangga yang bahagia dan orang tua yang senantiasa
memperhatikan anak.
Setijadi (2011), tentang latar belakang pendidikan, stress, orang tua, teman
teman- teman yang sukar ditolak, selain itu juga, ada juga pelajar pria
mengatakan bahwa pria menjadi perokok setelah melihat iklan rokok. Ini
berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap, yaitu
setuju terhadap respon yang dating dari luar, dalam hal ini adalah rokok.
berpikiran bias saja orang tertarik (setuju) atau tidak tertarik (tidak setuju),
hal ini akan terjadi pada setiap orang. Orang yang setuju, ada
(merokok). Hal ini tentu ada factor lain yang mempengaruhinya. Di sinilah
diri dari rasa sakit fisik atau jiwa serta membebaskan diri dari kebosanan.
mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif. Hal ini diperkuat
yang tidak merokok.
serangan panic dari pada mereka yang tidak merokok. Banyak penelitian
tersebut. Perilaku yang buruk biasanya akan lebih cepat menular kepada
lingkungan, tindakan cepat dan tegas, hatinya terbuka, mudah bergaul dan
15
tanpa pertimbangan yang matang .
ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial
Cenderawasih
sebanyak 5(16.7%) responden. Hasil uji chi square diperoleh nilai p-value
pada remaja yang sedang menonton maka dampak buruk dari iklan akan
terwujud. Selain dampak baik yang dapatkan ternyata dampak buruk pun
17
bias didapatkan dari iklan ini. Iklan rokok yang begitu marak di televisi.
Tidak bias dipungkiri memiliki dampak buruk, terutama pada anak dan
remaja. Dengan maraknya iklan rokok yang dilihat oleh mahasiswa akan
tertarik untuk merokok. Melihat iklan di media massa dan televise bahwa
aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat
yang secara langsung dapat diamati pada remaja laki – laki adalah perilaku
dilihat dari berbagai sudut pandang baik bagi diri sendiri maupun orang
Clearly ada empat tahap dalam perilaku merokok. Keempat tahap tersebut
merokok karena dua alasan, yaitu faktor ketergantungan atau adiksi pada
ditimbukan akibat rokok, tetapi hal ini tidak pernah surut dan hampir
setiap saat dapat ditemui banyak orang yang sedang merokok bahkan
dan remaja menjadi perokok. Rokok hampir pasti ada di setiap warung.
Belum lagi pengaruh dari iklan rokok baik cetak maupun elektronik yang
pemberani, tangguh dan percaya diri. Pada fase remaja ini anak berada
pada masa dimana mereka sedang mencari jati diri dan cenderung
Remaja perokok adalah anak- anak yang berasal dari rumah tangga
yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih
pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent).
adalah peranan keluarga atau orang tua dalam memberikan informasi dan
20
putrinya. Memeang menjadi suatu hal yang tidak mudah dilakukan, namun
tindakan yang bijaksana oleh semua anggota keluarga terutama dari orang
orang tua pada kondisi ini sangat berperan penting dalam memberikan
adalah berasal dari suasana rumah tangga yang tidak bahagia, dimana
memberikan hukuman secara fisik yang terlalu keras. Kelompok anak ini
afektif keluarga akan semakin ringan derajat merokok yang dilakukan oleh
perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua
balik kegunaan rokok yang memberi efek santai terkandung bahaya besar
bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
kesehatan.
bertahap serta dengan niat dan motivasi yang kuat untuk tidak merokok,
maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masing-masing
waktu.
kelamin laki-laki.
23
3. Pengambilan data ini menggunakan angket tertutup, akan lebih baik lagi
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
6.1.1 Ada pengaruh Peran orang tua terhadap perilaku merokok Mahasiswa
Jayapura.
Jayapura.
6.2 Saran
keterbatasan peneliti dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran yang
24
25
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi institusi pendidikan
3. Bagi peneliti Selanjutnya