0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan13 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang terhadap praktik pajak agresif perusahaan.
2) Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang. Sedangkan variabel dependennya adalah praktik pajak agresif yang diukur dengan Effective Tax Rate (ETR).
3
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang terhadap praktik pajak agresif perusahaan.
2) Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang. Sedangkan variabel dependennya adalah praktik pajak agresif yang diukur dengan Effective Tax Rate (ETR).
3
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang terhadap praktik pajak agresif perusahaan.
2) Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang. Sedangkan variabel dependennya adalah praktik pajak agresif yang diukur dengan Effective Tax Rate (ETR).
3
TERHADAP TAX AGGRESSIVE (Studi Empiris Pada Perusahaan Transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)
Oleh : Jeane Atari Pembimbing : Azwir Nasir dan Elfi Ilham
Faculty of Economic, Riau University, Pekanbaru, Indonesia
e-mail: jeaneatari@yahoo.co.id
The Effect of Managerial Ownership, Institutional Ownership and Debt Policy on
Tax Aggressive (Empirical Study on Transportation Companies Listed on Indonesia Stock Exchange Period 2011-2013)
ABSTRACT
This study aimed to determine the influence of managerial ownership,
institutional ownership and debt policy on the tax aggressive. Independent variables used in this study are managerial ownership, institutional ownership and debt policy, while the dependent variable in this study is tax aggressive are measured using Effective Tax Rate (ETR). Populations used in this study is transportation companies listed on IDX 2011-2013 where the total population is used by 14 companies. The sampling technique used was purposive sampling technique in which the number of observations obtained this study was 42 (14x3). Data analysis conducted with multiple regression model with help of software SPSS version 20,0. Of the result of the testing that has been done, the partial regression test (t test) showed that the independent variables managerial ownership, institutional ownership and debt policy which has a significant influence on tax aggressive.
Pajak merupakan kontribusi sebagai wajib pajak sendiri, pajak
wajib kepada negara yang terutang merupakan perwujudan pengabdian oleh orang pribadi atau badan yang dan peran serta wajib pajak untuk bersifat memaksa berdasarkan ikut berkontribusi dalam peningkatan Undang Undang, dengan tidak pembangunan nasional. Sedangkan mendapat timbal balik secara bagi pihak pemerintah, untuk langsung dan digunakan untuk melaksanakan tanggung jawab keperluan negara bagi sebesar- negara di berbagai sektor kehidupan besarnya kemakmuran rakyat (Fitrios untuk mencapai kesejahteraan dan Rusli, 2007:15). Bagi rakyat umum.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1137
Pajak penghasilan disetorkan dijatuhi denda 840 juta yuan (sekitar perusahaan kepada negara yang 1.7 trilyun rupiah) karena melakukan merupakan proses transfer kekayaan penggelapan pajak, dan kedepannya dari pihak perusahaan kepada negara, harus membayar 100 juta yuan sehingga bisa dikatakan pembayaran (sekitar 200 miliar rupiah) per tahun pajak penghasilan ini merupakan secara rutin untuk pembayaran pajak. biaya bagi perusahaan dan pemilik Dari ciri-ciri tersebut, hanya perusahaan. Oleh karenanya pemilik Microsoft saja yang masuk dalam perusahaan diduga akan cenderung kriterianya. Xinxua menyatakan lebih suka manajemen perusahaan bahwa perusahaan “M” tersebut melakukan tindakan pajak agresif selalu melaporkan mengalami (Sari dan Martani, 2010). kerugian di China selama 6 tahun Tindakan tax aggressive berturut-turut. Namun otoritas pajak adalah suatu tindakan yang didesain menyimpulkan hal ini janggal dan untuk mengurangi penghasilan kena tidak wajar karena di negara lain pajak (PKP) dengan perencanaan persusahaan itu selalu melaporkan pajak yang dilakukan sesuai, dimana dan menikmati keuntungan yang yang diklasifikasikan ataupun tidak diperolehnya (www.winpoin.com). diklasifikasikan sebagai tax evasion Dari fenomena yang terjadi di (Frank et al. 2009). Walau tidak atas, ada beberapa faktor yang dapat semua tindakan yang melanggar mempengaruhi perusahaan dalam peraturan, namun semakin banyak melakukan kewajiban - kewajiban celah yang digunakan ataupun perpajakannya. Faktor-faktor itu semakin besar penghematan yang adalah: Kepemilikan Manajerial, dilakukan maka perusahaan tersebut Kepemilikan Institusional, dan dianggap semakin agresif terhadap Kebijakan Hutang. pajak. Ada konflik kepentingan Praktik tindakan pajak agresif yang muncul antara pemegang yang terjadi sebenarnya cukup saham (prinsipal) dengan manajer banyak, baik itu penghindaran pajak perusahaan (agen) yang menjadikan secara legal (avoidance) ataupun manajer kemungkinan melakukan secara ilegal (evasion). Praktik tindakan yang dapat meningkatkan penghindaran pajak yang lagi kesejahteraannya, yaitu dengan cara gencar-gencarnya adalah praktik mengorbankan beberapa kepentingan penghindaran pajak oleh Microsoft di pemegang saham tersebut. China. Ada beberapa metode yang Microsoft dijatuhi denda bisa digunakan agar dapat hingga sebesar 1.7 trilyun rupiah menghilangkan permasalahan - oleh pemerintah Cina karena telah permasalahan agensi dan melakukan penggelapan pajak lintas menurunkan biaya yang berkenaan negara. Informasi ini diperoleh dari dengan agensi. Pertama, melalui Official News Agency China Xinua. pengendalian eksternal (external Xinxua menyatakan bahwa sebuah control) atau mekanisme perusahaan dengan huruf depan “M”, motivasional. Hal ini dilakukan agar merupakan salah satu dari 500 dapat menyelaraskan kepentingan perusahaan terbesar dunia, dan telah antara manajemen dengan pemegang membangun anak perusahaan di saham, yaitu dengan meningkatkan Beijing sejak tahun 1995, telah kepemilikan saham oleh manajer
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1138
pada perusahaan. Ketika kepemilikan jangka panjang akan dapat mencegah dan manajemen berbeda maka terjadi perusahaan dalam melakukan pajak ketidak efesienan yang akan agresif. menciptakan kesempatan bagi Hasil penelitian Sabrina dan manajer untuk melakukan tindakan Gatot (2013) menemukan hasil pajak agresif. bahwa kepemilikan saham oleh Dari penelitian yang Institusional tidak terbukti dilakukan Hartadinata dan Heru berpengaruh signifikan terhadap (2013) mendapatkan bahwa semakin tindakan pajak agresif. Tidak sejalan tinggi rasio kepemilikan manajerial dengan hasil penelitian Sabrina dan maka akan semakin tinggi tingkat Gatot (2013), menurut hasil keagresifan pajak. Sedangkan penelitian dari Pranata dkk (2014) menurut penelitian dari Baharuddin kepemilikan saham oleh pihak (2015) mendapatkan hasil bahwa institusional berpengaruh terhadap kepemilikan manajerial mempunyai tax avoidance. pengaruh yang negatif terhadap tax Selain ingin melihat pengaruh avoidance, yang artinya manajemen dari kepemilikan manajerial dan cenderung akan lebih giat untuk kepemilikan institusional terhadap kepentingan pemegang saham yang tindakan pajak agresif, peneliti juga tidak lain adalah dirinya sendiri. ingin meneliti pengaruh kebijakan Faktor lainnya yang juga dapat hutang terhadap tindakan pajak mempengaruhi pajak agresif adalah agresif karena dirasa hal tersebut kepemilikan institusional. masih sangat menarik untuk Kepemilikan saham oleh dijadikan penelitian sebab masih pihak institusional mempunyai arti sedikit peneliti yang meneliti yang penting dalam memonitor variabel ini. manajemen karena dengan adanya Kebijakan hutang dapat kepemilikan oleh pihak institusional menggambarkan keputusan yang memberikan dorongan peningkatan diambil oleh pihak manajemen agar pengawasan yang lebih optimal. dapat menentukan sumber-sumber Tingkat kepemilikan saham oleh pendanaannya. Kebijakan hutang ini pihak institusional yang tinggi akan dilakukan untuk menambah dana menimbulkan usaha pengawasan perusahaan yang akan digunakan yang lebih besar oleh pihak investor untuk dapat memenuhi kebutuhan institusional sehingga bisa dapat operasional perusahaan. Disamping menghalangi perilaku opportunistic. itu perusahaan memiliki kewajiban Menurut Khurana dan Moser (2009) untuk mengembalikan pinjaman dan tindakan pajak agresif berkaitan pada harus membayar beban bunganya besarnya kepemilikan saham yang secara periodik. Adanya kewajiban dimiliki oleh institusional. Pemegang tersebut membuat manajer berupaya saham institusional jangka pendek untuk meningkatkan laba sehingga mempengaruhi pihak manajemen dapat memenuhi kewajiban dari perusahaan untuk menjadi lebih penggunaan hutang. Beban bunga agresif dalam melakukan upaya tersebut dapat sekaligus berfungsi untuk dapat memaksimalkan nilai menurunkan biaya pajak yang harus perusahaan dalam jangka pendek. ditanggung oleh perusahaan. Dari Namun, pemegang saham oleh pihak hasil penelitian oleh Hartadinata dan institusional yang investasinya dalam Heru (2013), menemukan bahwa
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1139
kebijakan hutang memiliki pengaruh laporan keuangan, rerata laba bersih negatiif terhadap tax aggressive. seluruh perusahaan tersebut pada Tapi, Hasil penelitian dari kuartal I/2013 naik 19,19% Hartadinata dan Heru (2013) dibandingkan dengan periode menyatakan hal yang berbanding Januari-Maret 2012. Dari kesebelas terbalik dengan teori. emiten itu, pada PT Pelayaran Penelitian ini mengacu pada Nasional Bina Buana Raya, Tbk penelitian Hartadinata dan Tjaraka membukukan pertumbuhan laba tahun 2013. Penelitian yang bersih yang signifikan dengan dilakukannya adalah mengenai mencapai 236,73% menjadi US$ pengaruh kepemilikan manajerial, 2,29 juta dari kinerja tahun kebijakan hutang, dan ukuran sebelumnya, yaitu US$ 680.418. perusahaan terhadap tax (www.beritarayaonline.com). aggressiveness pada perusahaan Perusahaan transportasi juga manufaktur yang terdaftar di Bursa merupakan perusahaan yang Efek Indonesia tahun 2008-2010. memiliki tingkat hutang yang cukup Perbedaan penelitian ini dengan tinggi, sehingga akan menyebabakan penelitian sebelumnya adalah pada perusahaan - perusahaan transportasi penelitian ini tidak memasukan harus membayar pinjaman beserta ukuran perusahaan sebagai variabel bunganya yang akan berpengaruh bebas karena sudah banyak yang kepajak yang akan dikenakan pada melakukan penelitian menggunakan perusahaan tersebut. variabel tersebut, dan memasukan Rumusan masalah dalam kepemilikan institusional sebagai penelitian ini adalah: 1) Apakah variabel bebas yang mempunyai kepemilikan manajerial berpengaruh pengaruh terhadap tax aggressive, terhadap pajak agresif ?, 2) Apakah karena masih terdapat ketidak kepemilikan institusional konsistenan hasil. Jadi dalam berpengaruh terhadap pajak agresif ?, penelitian ini peneliti menggunakan 3) Apakah kebijakan hutang tiga variabel bebas, yaitu berpengaruh terhadap pajak agresif ?. kepemilikan manajerial, kepemilikan Tujuan dari penelitian ini institusional, dan kebijakan hutang. adalah: 1) Menguji hubungan Lalu, variabel dependen yaitu tax kepemilikan manajerial terhadap aggressive. Dalam penelitian ini pajak agresif, 2) Menguji hubungan akan dilakukan pada perusahaan kepemilikan institusional terhadap transportasi yang terdaftar di Bursa pajak agresif, 3) Menguji hubungan Efek Indonesia tahun 2011-2013. kebijakan hutang terhadap pajak Alasan penelitian ini dilakukan agresif. pada perusahan transportasi karena perusahaan transportasi merupakan TELAAH PUSTAKA perusahaan yang perkembangannya cukup pesat di indonesia. Hal ini Pengaruh Kepemilikan Manajerial terbukti dengan dikembangkannya Terhadap Tax Aggressive transportasi darat, laut, dan udara, Manajer dalam perusahaan misalnya busway, pesawat, kereta memegang peran penting dalam api, dan lain-lain. Berdasarkan data menjalankan perusahaan, karena yang dihimpun, dari 11 emiten manajer dapat melakukan hal yang transportasi laut yang telah merilis dapat memberikan keuntungan bagi
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1140
dirinya, yang tidak sejalan dengan beberapa penelitian, maka dapat keinginan pemegang saham. dibangun hipotesis pertama yaitu: Keinginan manajemen lebih kepada H1: Kepemilikan manajerial pertumbuhan dan ukuran berusahaan, berpengaruh terhadap tax sedangakan pemegang saham lebih aggressive. pada nilai perusahaan. Sehingga, melalui kebijakan itu adanya Pengaruh Kepemilikan kepemilikan saham perusahaan oleh Institusional Terhadap Tax pihak manajerial, dapat membuat Aggressive pihak manajerial berhati - hati dalam Kepemilikan saham oleh mengambil suatu tindakan tax pihak institusional dapat memainkan aggressive, baik melalui perencanaan peran penting dalam melakukan pajak menggunakan metode yang pemantauan, mendisiplinkan, dan terklasifikasi atau tidak terklasifikasi. mempengaruhi pihak manajer. Karena, jika keputasan tindakannya Dengan adanya kepemilikan saham salah, maka akan berdampak juga oleh pihak institusional di suatu pada dirinya sendiri selaku perusahaan akan dapat mendorong pemegang saham. peningkatan pengawasan agar lebih Menurut hasil penelitian oleh optimal terhadap kinerja manajemen. Hartadinata dan Tjaraka (2013) Kepemilikan institusional dapat memberikan suatu penyatakan bahwa dijadikan sebagai mekanisme kepemilikan manajemen memiliki monitoring yang efektif dalam pengaruh terhadap tax aggressive. membuat dan pengambilan sebuah Maka dengan adanya kepemilikan keputusan oleh pihak manajer saham oleh pihak manajemen pada didalam perusahaan. perusahaan tersebut akan membuat Kepemilikan oleh pihak manajemen lebih berhati-hati dalam institusional pada dasarnya melihat mengambil suatu keputusan, karena seberapa jauh pihak manajemen taat manajemen akan ikut merasakan kepada peraturan - peraturan dalam manfaat secara langsung dari menghasilkan laba, salah satunya keputusan yang telah diambil, karena dengan mematuhi peraturan pajak manajemen juga akan ikut yang berlaku. Sehingga dengan menanggung kerugian yang terjadi adanya kepemilikan saham oleh apabila keputusan yang diambil oleh pihak institusional bias mencegah mereka salah. terjadinya tax aggressive. Menurut Dengan begitu kepemilikan hasil dari penelitian yang dilakukan manajerial bisa diharapkan dapat Khurana dan Moser (2009) adalah membuat pihak manajemen untuk besar kecilnya konsentrasi mengesampingkan kepentingannya kepemilikan institusional tersebut pribadi agar tidak terjadi tax maka akan mempengaruhi kebijakan aggressive. Hal ini menunjukkan pajak agresif yang dilakukan bahwa kepemilikan saham oleh perusahaan, dan semakin besarnya manajerial pada suatu perusahaan konsentrasi short-term shareholder dapat mempengaruhi terjadinya tax institusional akan meningkatkan aggressive. kebijakan pajak agresif, tetapi Berdasarkan pada kerangka semakin besar konsentrasi pada pemikiran diatas dan didukung oleh kepemilikan long-term shareholder maka akan semakin mengurangi
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1141
tindakan kebijakan pajak yang METODE PENELITIAN agresif. Berdasarkan pada kerangka Populasi dalam penelitian ini pemikiran diatas dan didukung oleh adalah perusahaan Transportai yang beberapa penelitian, maka dapat terdaftar (listing) di Bursa Efek dibangun hipotesis pertama yaitu: Indonesia dari tahun 2011-2013. H2: Kepemilikan institusional Berdasarkan pada Indonesian berpengaruh terhadap tax Capital Market Directory tahun aggressive. 2013, diketahui jumlah populasi perusahaan Transportasi yang Pengaruh Kebijakan Hutang terdaftar di BEI berjumlah 32 Terhadap Tax Aggressive perusahaan dan 14 perusahaan yang Kebijakan hutang adalah dapat dijadikan sebagai sampel kebijakan yang dapat menentukan penelitian. seberapa besar akan kebutuhan dana Jenis data yang digunakan perusahaan yang dibiayai oleh dalam penelitian ini adalah data hutang. Kemudian, perusahaan akan sekunder, yaitu data yang tidak memiliki kewajiban - kewajiban secara langsung dikumpulkan oleh untuk mengembalikan pinjaman dan orang yang berkepentinan dengan membayar beban bunga secara data tersebut (Kuncoro, 2013). periodik. Adanya kewajiban tersebut Sumber data sekunder ini membuat manajer berupaya untuk berasal dari Bursa Efek Indonesia, meningkatkan laba sehingga dapat Annual Report dan jurnal – jurnal memenuhi kewajiban dari penelitian. penggunaan hutang. Beban bunga itu sekaligus bisa berfungsi untuk Definisi Operasional Variabel dan menurunkan biaya pajak yang harus Pengukuran di tanggung oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan Tax Aggressive hutang pada suatu perusahaan dapat Dalam penelitian ini cara mempengaruhi akan terjadinya tax mengukuran tax aggressive yaitu aggressive. Menurut hasil penelitian dengn menggunakan proksi ETR Hartadinata dan Tjaraka (2013) pun (Effective Tax Rate). Proksi ETR menyatakan bahwa kebijakan hutang adalah proksi yang paling banyak memiliki pengaruh terhadap tax digunakan dalam literatur, dan nilai aggressive. Keberadaan hutan juga yang rendah dari ETR dapat menjadi dapat mengendalikan penggunaan indikator adanya tindakan pajak freecash flow secara berlebihan oleh agresif. Dengan begitu secara manajemen sehingga menghindari keseluruhan, perusahaan–perusahaan investasi yang sia-sia. yang melakukan penghindaran pajak Berdasarkan pada kerangka perusahan dengan mengurangi pemikiran diatas dan didukung oleh penghasilan kena pajak mereka dan beberapa penelitian, maka dapat dengan tetap menjaga laba akuntansi dibangun hipotesis pertama yaitu: keuangan memiliki nilai ETR yang H3: Kebijakan hutang lebih rendah. Dengan demikin, ETR berpengaruh terhadap tax dapat digunakan untuk mengukur aggressive. tindakan pajak agresif. ETR dihitung
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1142
dari beban pajak dibagi laba sebelum Kebijakan Hutang pajak. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti akan timbul dari ETR(it) = Beban Pajak i,t kewajiban untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas Laba Sebelum Pajak i,t lain dimasa mendatang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lampau (Bastian, 2006:78). Kepemilikan Manajerial Berarti kebijakan hutang adalah Kepemilikan saham oleh kebijakan yang menentukan seberapa pihak manajerial adalah bagian besar kebutuhan dana perusahaan kepemilikan saham biasa perusahaan dibiayai oleh hutang. Kebijakan oleh pihak insider (pihak Hutang dalam penelitian ini diukur manajemen) (Besley dan Brigham, dengan menggunakan rasio sebagai 2007:146). Menurut Besley dan berikut : Brigham (2007:146) mendefinisikan insider sebagai pejabat perusahaan, Total Hutang i,t para direksi, pemegang saham utama dan semua pihak yang mempunyai KH = informasi dari dalam perusahaan atas Total Aset i,t operasi perusahaan. Dalam penelitian ini, bahwa kepemilikan manajerial diukur HASIL PENELITIAN DAN dengan menggunakan dummy PEMBAHASAN variable yaitu dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang Statistik Deskriptif terdapat kepemilikan manajerial dan Statistik deskriptif adalah nilai 0 untuk perusahaan yang tidak statistik penelitian yang dapat terdapat kepemilikan manajerial. digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data – Kepemilikan Institusional data yang terkumpul sebagaimana Investor pihak institutional adanya tanpa bermaksud untuk biasanya terdiri dari perusahaan - mengambil kesimpulan - kesimpulan perusahaan asuransi, lembaga - yang berlaku umum. Statistik lembaga penyimpan dana (bank dan deskriptif ini juga bertujuan untuk lembaga simpan pinjam), lembaga memberi gambaran tentang suatu pensiun, maupun perusahaan data - data yang dapat dilihat dari investasi (Tandelilin, 2010:2). nilai rata-rata (mean), standar Dalam penelitian ini, dapat deviasi, dll. dilihat bahwa kepemilikan Berikut ini adalah hasil dari institusional diukur dengan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan dummy variable yaitu menggunakan statistik deskriptif. dengan memberikan nilai 1 untuk Adapun variabeln - variabelya adalah perusahaan yang terdapat kepemilikan manajerial, kepemilikan kepemilikan institusional dan nilai 0 institusional, kebijakan hutang dan untuk perusahaan tidak terdapat tax aggressive: kepemilikan institusional.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1143
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa Tabel 1 signifikansi dari uji kolmogorov Hasil Deskriptif Statistik smirnov sebesar 0.235. Hal ini menunjukkan 0.235 lebih besar dari α(0,05), sehingga dapat disimpulkan Descriptive Statistics bahwa data telah terdistribusi N Minimum Maximum Mean Std. Deviation normal. KM 42 .0000 1.0000 .547619 .5037605
INST 42 .0000 1.0000 .523810 .5054867
Uji Multikolinearitas KH 42 .1205 .8646 .539748 .1893029 ETR 42 .0434 .6740 .219443 .1732646 Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Valid N 42 (listwise) Nama Collinearity Statistics variabel Sumber : Data Olahan SPSS Tolerance VIF KM 0.406 2.466 Uji Normalitas Data INST 0.420 2.382 Uji normalitas digunakan KH 0.923 1.083 untuk menentukan apakah data yang Sumber : Data Olahan SPSS digunakan dalam model regresi telah terdistribusi normal. Dalam Berdasarkan tabel 3, terlihat penelitian ini peneliti melakukan uji dari hasil dari uji multikolinearitas normalitas menggunakan uji diatas menunjukkan bahwa semua Kolmogorov Smirnov. variabel independen yaitu kepemilikan manajerial yang Tabel 2 diwakili dengan KM, kepemilikan Hasil Uji Kolmogrov Smirnov institusional yang diwakili dengan INST, dan kebijakan hutang yang Unstandardized diwakili dengan KH memiliki nilai Residual tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, yang artinya tidak ada terjadi gejala N 42 multikolinearitas dalam model Normal Mean 0.00000007 regresi ini. Parametersa,b Std. Deviation .10458389
Absolute .160 Uji Autokorelasi
Most Extreme Differences Positive .160 Tabel 4 Negative -.098 Hasil Uji Autokorelasi Kolmogorov-Smirnov Z 1.034 Nilai Nilai Nilai 4-dl 4-dU Kesimpulan DW Dl Du Asymp. Sig. (2-tailed) .235 1.827 1.357 1.661 2.642 2.338 Tidak Mengandung Sumber : Data Olahan SPSS Autokorelasi
Apabila hasil signifikansi dari
uji kolmogorov Smirnov ini > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini Sumber : Data Olahan SPSS telah terdistribusi dengan normal.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1144
Berdasarkan tabel Durbin Pengujian Hipotesis Waston diatas diketahui bahwa nilai Dalam penelitian ini peneliti DurbinWaston hitung sebesar 1,827. menggunakan variabel – variabel Apabila dibandingkan dengan nilai independen yang diantaranya adalah Durbin-Waston tabel pada tingkat kepemilikan manajerial, kepemilikan signifikan 5%, dengan k=4 dan n=42 institusional, dan kebijakan hutang. maka diperoleh dl = 1.35733 dan du Variabel dependen pada penelitian = 1,66172, maka nilai 4-du = ini yaitu tax aggressive. 2.33828 dan nilai 4-dl = 2,64267. Hasil dari Durbin-Waston hitung Tabel 6 sebesar 1.827 dan nilai ini berada Hasil Regresi Berganda diposisi antara du dengan 4-du, yaitu antara 1,66172 dan 2.33828, yang Model Unstandardized Standardized artinya bahwa tidak adanya gejala Coefficients Coefficients autokorelasi dalam model regresi ini.
Uji Heterokedastisitas B Std. Beta
Error
Tabel 5 (Constant) -.057 .052
Hasil Uji Glejser KM .136 .053 .394 1 Model Unstandardized Standardized T Sig. INST Coefficients Coefficients .109 .052 .317
KM .006 .030 .046 .206 .838 ETRi,t = -0.057 + 0.136 KM + 0.109
1 INST + 0.269 KH +e it
Artinya angka-angka dalam
INST .046 .029 .345 1.580 .122 persamaan regresi diatas: 1. Konstanta (β0) sebesar -0.057 KH .081 .052 .230 1.558 .128 diatas artinya tanpa adanya variabel kepemilikan manajerial, Sumber : Data Diolah SPSS kepemilikan institusional, dan kebijakan hutang, maka tax Berdasarkan hasil uji Glejser, aggressive akan turun sebesar maka dapat terlihat bahwa tingkat signifikan untuk masing-masing variabel 0,057. Hal ini dapat dilihat dari independen adalah diatas tingkat koefisien konstanya yang bernilai kepercayaannnya sebesar 0,05, sehingga negative. dapat disimpulkan bahwa model regresi 2. Koefisien regresi untuk variabel tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. X1 sebesar 0.136 dapat
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1145
menujukan arti jika kepemilikan Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel oleh pihak manajerial dinaikkan berikut. sebesar 1 % dan variabel yang Tabel 7 lain tetap, maka akan dapat Hasil Uji Parsial menyebabkan tax aggressive itu Model Unstandardized Standardi T Sig. akan naik sebesar 0.136. Coefficients zed Coefficie Sehingga, koefisien dari nts kepemilikan manajerial tersebut B Std. Error Beta
akan dapat menunjukkan bahwa
(Const terdapat hubungan antara ant) -.057 .052 -1.099 .279
kepemilikan manajerial dengan
1 KM .136 .053 .394 2.563 .014 tax aggressive. 3. Koefisien regresi untuk variabel INST .109 .052 .317 2.097 .043
X2 sebesar 0.109, mempunyai KH .269 .093 .294 2.884 .006
arti jika kepemilikan institusional Sumber : Data Olahan SPSS dinaikkan sebesar 1 % dan variabel yang lainnya tetap, maka Berdasarkan dari hasil uji tax aggressive naik sebesar signifikan parsial (uji t) pada tabel 7 0.109. Sehingga koefisien diatas, maka dapat disimpulkan kepemilikan oleh institusional sebagai berikut : menunjukkan terdapat hubungan 1. Pada Uji Parsial untuk variabel antara kepemilikan institusional kepemilikan manajerial, dapat dengan tax aggressive. dilihat pada tabel 7, dimana 4. Koefisien regresi untuk variabel dapat dilihat bahwa terdapat X3 sebesar 0.269, yang artinya hasil dari nilai t hitung dari jika kebijakan hutang dinaikkan kepemilikan manajerial yaitu sebesar 1 % dan variabel lain sebesar 2.563, berarti thitung > tetap, maka tax aggressive akan ttabel (2,563 > 2,024) dan tingkat naik sebesar 0.269. Koefisien signifikannya sebesar 0,014 kebijakan hutang menunjukkan lebih kecil dari 0,05 maka hal ini terdapat hubungan antara dapat membuktikan bahwa H0 kebijakan hutang dengan tax ditolak dan Ha diterima. Jadi, hal aggressive. ini dapat menunjukkan pula bahwa kepemilikan manajerial Uji Signifikan Parsial (Uji t) berpengaruh signifikan terhadap Pada uji signifikan parsial tax aggressive. (uji t) dapat digunakan untuk 2. Pada Uji Parsial untuk variabel mengetahui seberapa jauh pengaruh kepemilikan institusional dapat satu variabel bebas. Pengujian ini dilihat pada tabel 7, terdapat hasil dapat dilakukan dengan cara dari nilai t hitung untuk variabel membandingkan nilai t hitung kepemilikan institusional sebesar dengan nilai t tabel. Apabila nilai t 2.097, berarti thitung > ttabel (2,097 hitung > nilai t tabel, maka akan >2,024) dan pada tingkat menyebabkan Ho ditolak dan Ha signifikannya sebesar 0,043 lebih diterima. Dalam penelitian ini dapat kecil dari 0,05 maka hal ini dapat dilihat bahwa diketahui nilai t tabel membuktikan bahwa H0 ditolak dengan df= 38, dengan tingkat dan Ha diterima. Jadi, dari signifikan α/2 adalah sebesar 2.024. pengujian ini dapat menunjukkan
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1146
bahwa kepemilikan institusional Dengan demikian dapat berpengaruh signifikan terhadap disimpulkan bahwa F hitung > F tax aggressive. tabel yaitu 22.099 > 2.859, sehingga 3. Pada uji Parsial untuk variabel variabel kepemilikan manajerial, kebijakan hutang dapat dilihat kepemilikan institusional dan pada tabel 7, dimana dapat dilihat kebijakan hutang berpengaruh secara bahwa hasil dari nilai t hitung bersama-sama (simultan) terhadap untuk variabel kebijakan hutang tax aggressive. sebesar 2.884, berarti thitung > ttabel (2,884 > 2,024) dan tingkat Uji Koefisien Determinasi signifikannya sebesar 0,006 lebih Diuji koefisien determinasi kecil dari 0,05 maka hal ini digunakan untuk menguji goodness membuktikan bahwa H0 ditolak of-fit dari model regresi, yaitu dan Ha diterima. Jadi, hal ini seberapa besar pengaruh variabel dapat menunjukkan bahwa bebas (independen) terhadap variabel kebijakan hutang berpengaruh terikat (dependen). signifikan terhadap tax aggressive. Tabel 9 Uji koefisien Determinasi Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Mo R R Adjusted Std. Durbin- Tabel 8 del Square R Square Error Watson of the Hasil Uji Simultan Estimate
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 .797a .636 .607 .1086338 1.827
Regression .782 3 .261 22.099 .000b
Sumber : Data Olahan SPSS
1 Residual .448 38 .012 Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari Total 1.231 41 Adjusted R Square sebesar 60.7% artinya sebesar 60.7% variasi Sumber: Data Olahan SPSS variabel terikat dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas. Oleh Berdasarkan pada tabel 8 karena itu, dapat disimpulkan bahwa maka dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 60.7% tax aggressive dapat sebesar 22.099 dengan tingkat dipengaruhi oleh variabel-variabel signifikan sebesar 0,000 lebih kecil kepemilikan manajerial, kepemilikan dari 0.05. Pengujian dilakukan institusional, dan kebijakan hutang. berdasarkan hipotesis yang ada Sedangkan sisanya itu sebesar 39.3% dengan tingkat signifikan sebesar yang dapat dipengaruhi oleh 0,05, df 1 (jumlah variabel-1) = 3, variable-variabel lain selain variabel dan df 2 (n-k-1) = 37. Dari hasil – variable yang sudah digunakan tersebut diketahui F tabel sebesar dalam model penelitian ini. 2.859.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1147
SIMPULAN DAN SARAN sehingga manajemen perusahaan bisa merancang mekanisme Simpulan dalam pelaksanaan kelanjutan Berdasarkan analisis data dan perusahaan dengan baik, dengan pembahasan bisa ditarik kesimpulan tidak melakukan perencanaan sebagai berikut: pajak yang illegal atau dapat 1. Kepemilikan manajerial terbukti disebut dengan tax evasion berpengaruh signifikan terhadap sehingga perusahaan tidak tax aggressive. Jadi, besarnya melakukan kecurangan pajak kepemilikan manajerial didalam dengan tax evasion yang dapat perusahaan membuat manajerial merugikan Negara dan dapat dapat memanfaatkan peluang merusak nama dan reputasi untuk melakukan tax aggressive perusahaan tersebut di mata agar mendapatkan keuntungan publik. atau laba yang lebih besar. 2. Untuk penelitian selanjutnya, 2. Kepemilikan institusional telah pada tahun-tahun pengamatan terbukti berpengaruh signifikan sebaiknya dapat diperpanjang terhadap tax aggressive. Jadi, dan dapat menambah jumlah besarnya kepemilikan pada pihak perusahaan yang dijadikan institusional dapat menyebabkan sebagai sampel dalam penelitian dukungan yang besar untuk itu serta dapat menggunakan melakukan tax aggressive, beberapa pengukuran lain yaitu karena adanya keinginan untuk dengan diukur menggunakan tiga mensejahterakan diri sendiri proksi perhitungan yaitu GAAP tanpa memikirkan rusaknya citra effective tax rate (GETR) ,current perusahaan. effective tax rate (CuETR), dan 3. Kebijakan hutang terbukti book-tax difference (BTD). berpengaruh signifikan terhadap tax aggressive. Apabila suatu DAFTAR PUSTAKA perusahaan itu menggunakan pendanaan operasional untuk Baharuddin, Jeffry. 2015. Pengaruh perusahaannya dari hutang maka Karakteristik Eksekutif, dan akan mengurangi penghasilan Mekanisme Corporate bruto yang akan menimbulkan Governance Terhadap Tax beban bunga yang kecil, dan menyebabkan akan terjadinya Avoidance.(Skripsi). Surabaya: tindakan tax aggressive. Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala. Saran Dari simpulan diatas, maka Bastian, Indra. 2006. Akuntansi diperlukan adanya saran untuk dapat Pendidikan. Yogyakarta: mengembangkan penelitian ini. Erlangga. Adapun sarannya adalah sebagai berikut : 1. Khususnya bagi perusahaan agar Besley, S. dan E.F. Brigham. 2007. dapat menjadi bahan untuk bisa Essentials of Manajerial menambah pengetahuan dan Finance. US: South- Western wawasan tentang tax agressive, Pub.
JOM Fekon, Vol.3 No.1 (Februari) 2016 1148
Fitrios, Ruhul dan Rusli, 2007. Sari, Dewi Kartika dan Dwi Martani. Pengantar Hukum Pajak. 2010. Karakteristik Kepemilikan Pekanbaru: Unri Press. Perusahaan, Corporate Governance, dan Terhadap Pajak Frank, M., Lynch,L., dan Rego,S. Agresif. (Journal). Depok: 2008. Tax Reporting Fakultas Ekonomi Universitas Aggressiveness and Its Relation Indonesia. to Aggressive Financial Reporting. The Accounting Tandelilin, Eduardus. 2010. Review. Vol. 84. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi Edisi Pertama. Hartadinata, Okta Shindu dan Heru Yogyakarta: Kanisius. Tjaraka. 2013. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, http://winpoin.com/microsoft- Kebijakan Hutang, dan Ukuran didenda- 1-7-trilyun- karena - Perusahaan Terhadap Tax melakukan-penggelapan -pajak/. Aggressiveness.(Journal).Surabay Diakses pada 1 Maret 2015.Pukul a: Fakultas Ekonomi dan Bisnis 22:03 WIB. Universitas Airlangga. http://www.beritarayaonline.com/20 Khurana, Inder K dan William J 13/05/pencapaian - laba - bersih Moser. 2009. Institutional emiten. html. Diakses pada 29 Maret Ownership and Tax 2015. Pukul 20:58 WIB. Aggressiveness. Columbia: University of Missouri.
Pranata, Febri Mahudi dkk. 2014.
Pengaruh Karakteristik Eksekutif dan Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance.(Journal). Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta.
Sabrina, Anita dan Gatot
Soepriyanto. 2013. Analisis Karakteristik Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. (Journal). Jakarta Barat: Fakultas Ekonomi Bina Nusantara.
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social, Responsibility, Profitabilitas, Leverage, Capital Intesity Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance - Karima Anisa Safitri - Dul Muid