Disusun Oleh :
Pembimbing:
dr. Rizqi Arini Siregar, M.Ked(PD), Sp.PD
Pimpinan Sidang
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Deep Vein Thrombosis”. Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter di Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Adapun pembuatan tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan kasus Deep
Vein Thrombosis, mulai dari definisi hingga penatalaksanaan pasien yang dirawat
inap selama masa kepaniteraan klinik di RS Universitas Sumatera Utara. Dengan
demikian diharapkan laporan ini dapat meningkatkan pemahaman dan mendukung
penerapan klinis yang lebih baik dalam memberikan kontribusi positif sistem
pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan Laporan....................................................................................3
1.3 Manfaat Laporan..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4
2.1 Deep Vein Thrombosis.........................................................................4
2.1.1 Definisi dan Klasifikasi.............................................................4
2.1.2 Epidemiologi.............................................................................5
2.1.3 Etiologi......................................................................................6
2.1.4 Faktor Risiko.............................................................................7
2.1.5 Patofisiologi...............................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis......................................................................10
2.1.7 Penegakan Diagnosis.................................................................11
2.1.8 Penatalaksanaan.........................................................................12
2.1.9 Komplikasi.................................................................................13
2.1.10 Prognosis.................................................................................14
2.1.11 Pencegahan..............................................................................14
BAB III STATUS PASIEN................................................................................15
BAB IV FOLLOW UP PASIEN........................................................................26
BAB V DISKUSI KASUS..................................................................................30
BAB VI KESIMPULAN....................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................33
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap penulis dan
pembaca terutama yang terlibat dalam bidang medis dan juga memberikan
wawasan kepada masyarakat umum agar lebih mengetahui dan memahami tentang
Deep Vein Thrombosis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Deep vein trombosis (DVT) merupakan suatu kondisi dimana trombus
terbentuk pada vena dalam (deep vein) yang diikuti oleh reaksi inflamasi dinding
pembuluh darah dan jaringan disekitar vena. DVT terjadi terutama di tungkai
bawah dan inguinal. Bekuan darah dapat menghambat darah dari tungkai bawah
kembali ke jantung. Trombus adalah bekuan abnormal didalam pembuluh darah
yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran, proses pembentukan trombus
dinamakan trombosis. Trombus vena merupakan deposit intravaskuler yang
tersusun dari fibrin dan sel darah merah disertai berbagai komponen trombosit dan
leukosit.1
2.1.2 Epidemiologi
Insiden thrombosis vena yang pertama adalah 1 – 3 per 1000 orang
pertahun. 1 – 10% penderita trombosis vena bersifat fatal, terutama terjadi pada
orang tua atau penderita dengan penyakit berat seperti kanker. Insiden trombosis
ini meningkat secara ekponensial berdasarkan umur. Pada anak-anak insidennya 1
per 100.000 pertahun, pada dewasa muda insidennya 1 per 10.000, umur
pertengahan adalah 1 per 1.000, pada orang tua sebanyak 1% dan 10% pada
pasien yang sangat tua. Kekambuhan trombosis ini adalah 3 – 10% pertahun.2
2.1.3 Etiologi
Penyebab thrombosis dibagi menjadi dua yaitu yang terkait dengan
imobilisasi dan yang berhubungan dengan hiperkoagulasi baik yang berhubungan
dengan faktor genetik atau didapat. Trombosis vena adalah penyakit dengan
penyebab yang multiple dengan beberapa faktor risiko sering terjadi bersama-
sama pada suatu waktu. Seringkali faktor risiko thrombosis bersifat herediter dan
sudah berlangsung lama, kemudian diperberat oleh adanya faktor risiko yang
5
didapat.3
Beberapa faktor risiko thrombosis yang didapat sangat tinggi, dan
menyebabkan risiko trombosis vena lebih dari 50%. Kondisi-kondisi dengan
faktor risiko yang tinggi tersebut adalah operasi ortopedik, neurosurgical,
intervensi di daerah abdomen, trauma mayor dengan fraktur yang multiple, kateter
vena sentral, kanker metastase khususnya adenokarsinoma. Faktor risiko sedang
adalah anthiphospholipid antibody syndrome, puerperium, bedrest yang lama.
Kanker non metastase, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, dalam terapi
hormone tertentu, kegemukan dan perjalanan yang jauh merupakan faktor risiko
yang ringan.4
2.1.5 Patogenesis
DVT biasanya terbentuk pada daerah dengan aliran darah lambat atau
terganggu di sinus vena besar dan kantung ujung katup di vena dalam tungkai
bawah atau segmen vena yang terpapar oleh trauma langsung. Pembentukkan dan
6
2. Stasis Vena
Stasis vena sering pada usia tua, tirah baring lebih dari tiga hari dan operasi yang
memakan waktu lama. Stasis vena memberikan predisposisi trombosis lokal.
Stasis menggangu pembersihan faktor koagulasi aktif dan membatasi aksesibilitas
trombin di vena kemudian menempel ke trombomodulin. Protein ini terdapat
dalam densitas terbesar di pembuluh darah kapiler.1,5
7
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.9 Komplikasi
2.1.10 Prognosis
2.1.11 Pencegahan
BAB III
STATUS PASIEN
No RM: 11.02.39
dr. Jessica
ANAMNESA PRIBADI
Nama : Sabarita br. Ginting
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Karo
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Bunga Rampai Raya No. 19
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Nyeri kaki kiri
Telaah : Hal ini dialami pasien sejak ± 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Pada awalnya nyeri dirasakan pada
pergelangan kaki kiri, kemudian semakin lama meluas
hingga bagian betis kiri. Nyeri semakin lama dirasakan
seperti terbakar dan dialami pasien terus menerus.
Bengkak pada kaki kiri pasien dijumpai sejak ±2 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Bengkak disertai warna
kemerahan dan rasa panas. Pasien mengeluhkan kaki
15
16
ANAMNESIS ORGAN
Jantung
Sesak Nafas :(-) Edema :(-)
Angina Pectoris :(-) Palpitasi :(-)
Lain-lain :(-)
Saluran Pernapasan
Batuk-batuk :(-) Asma, bronchitis :(-)
Dahak :(-) Lain-lain :(-)
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : Baik Penurunan BB :(-)
Keluhan Menelan :(-) Keluhan Defekasi :(-)
Keluhan Perut :(-) Lain-lain :(-)
Saluran Urogenital
Nyeri BAK :(-) BAK Tersendat :(-)
Batu :(-) Keadaan Urin : Kuning
Haid :(-) Lain-lain :(-)
Sendi dan Tulang
Sakit Pinggang :(-) Keterbatasan Gerak :(-)
Keluhan Persendian :(-) Lain- lain :(-)
Endokrin
Haus/Polidipsi :(-) Gugup :(-)
Poliuri :(-) Perubahan suara :(-)
17
ANAMNESIS FAMILI : Tidak dijumpai keluhan yang sama pada keluarga pasien
STATUS PRESENS
Keadaan Umum Keadaan Penyakit
Sensorium : Compos mentis Pancaran wajah : Lemah
Tekanan darah : 140/70 mmHg Sikap paksa : (-)
Nadi : 70 x/ menit Refleks fisiologis : (++)
Pernafasan : 20 x/menit Refleks patologis : (-)
Temperatur : 36,5 oC
VAS : 3-4
Anemia (-), Ikterus (-),
Dyspnea (-), Sianosis (-),
Edema (+), Purpura (-)
Keadaan Gizi
RBW : BB / (TB-100) x 100 %
: 103 %
Berat Badan : 62 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 24,2 kg/m2
18
KEPALA
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterus
(-/-), pupil: isokor, ukuran : Ø 3 mm, refleks cahaya direk
(+/+) / indirek (+/+), kesan normal
Telinga : Daun telinga normal, liang telinga normal, membran
timpani intak
Hidung : Deformitas (-), deviasi (-)
Mulut : Mukosa normal, papil lidah atrofi (-)
LEHER
Trakea : Medial, pembesaran KGB ( - ), Struma ( - ), TVJ: R-2cm
H2O, kaku kuduk ( - ), lain-lain ( - )
THORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk : Simetris Fusiformis
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan bernafas di kedua lapangan paru,
retraksi dada (-)
Palpasi
Nyeri tekan : Tidak dijumpai
Fremitus suara : Stem fremitus kanan = kiri, kesan normal
Iktus : Tidak teraba
Perkusi
Paru
Batas Paru Hati R/A : Relatif : ICS IV linea midklavikularis dextra
Absolut : ICS V linea midklavikularis dextra
Peranjakan : ± 1 cm
Jantung
Batas atas jantung : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kiri jantung : ICS IV lateral linea midklavicularis sinistra
Batas kanan jantung : ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi
19
Paru
Suara Pernafasan : Vesikuler pada kedua lapangan paru
Suara Tambahan : Tidak dijumpai
Jantung
M1>M2,P2>P1,T1>T2,A2>A1, desah sistolis (-), desah diastolik (-), lain-lain (-)
HR: 70 x/menit, reguler, intensitas: cukup
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara pernapasan : vesikuler
Suara tambahan : Ronkhi (-), wheezing (-)
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : Simetris, perut tidak membesar
Gerakan usus : Tidak terlihat
Vena kolateral : Tidak dijumpai
Caput medusa : Tidak dijumpai
Lain-lain : Tidak dijumpai
Palpasi
Dinding abdomen : Soepel
Nyeri tekan : Tidak dijumpai
HATI
Permukaan : Tidak teraba
Pinggir : Tidak teraba
Ukuran : Tidak teraba
Nyeri Tekan : Tidak dijumpai
LIMFA
20
GINJAL
Ballotement : (-)
PERKUSI
Pekak Hati :(+)
Pekak Beralih :(-)
AUSKULTASI
Peristaltik usus : Normoperistaltik
Lain-lain : Tidak dijumpai
PINGGANG
Nyeri ketuk sudut kosto vertebra: ( -/- )
RESUME
Medikamentosa:
1. Inj. Heparin halus 5000 IU / IV
2. Paracetamol 500 mg tab 2x2
3. Amlodipin 10 mg Tab 1x1
Foto toraks
USG Doppler
BAB IV
FOLLOW UP PASIEN
24 Desember 2019
S Nyeri pada kaki kiri
O Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 140/70 mmHg
Nadi : 68 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Temperatur : 35,9oC
Kepala
Mata : Conj. palp. inf. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga/Hidung/Mulut: Dalam batas normal
Leher : TVJ R-2 cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler; ST : Wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Normoperistaltik, BU (+)
Palpasi : Soepel, Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Perkusi : Timpani
Ekstermitas : Edema (+/-), Akral Hangat
A Deep Vein Thrombosis + Spondylosis Lumbalis + Hipertensi Stg. I
P - Tirah baring
- Diet MB
- Inj. Heparin halus 5000 IU/IV
- Paracetamol 500mg tab 2x2
- Amlodipine 10 mg tab 1x1
R - Cek d dimer
- PT, APTT
26
27
25 Desember 2019
S Nyeri pada kaki kiri
O Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/i
Pernafasan : 32 x/i
Temperatur : 38,8oC
Kepala
Mata : Conj. palp. inf. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga/Hidung/Mulut: Dalam batas normal
Leher : TVJ R-2 cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler; ST : Wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Normoperistaltik, BU (+)
Palpasi : Soepel, Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Perkusi : Timpani
Ekstermitas : Edema (+/-), nyeri tekan regio femoralis (+)
Hasil Lab (25/12/19):
Hb/Leu/Tromb: 12,4/7.010/263.000
D-dimer 662
PT 35,5 detik
APTT 47,4
A Deep Vein Thrombosis + Spondylosis Lumbalis + Hipertensi Stg. I
P - Tirah baring
- Diet MB
- Xarelto 15mg 2x1
- Paracetamol 500mg tab 2x2
- Amlodipine 10 mg tab 1x1
28
26 Desember 2019
S Nyeri pada kaki kiri
O Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 76 x/i
Pernafasan : 20 x/i
Temperatur : 38,5oC
Kepala
Mata : Conj. palp. inf. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga/Hidung/Mulut: Dalam batas normal
Leher : TVJ R-2 cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler; ST : Wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Normoperistaltik, BU (+)
Palpasi : Soepel, Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Perkusi : Timpani
Ekstermitas : Edema (+/-), nyeri tekan regio femoralis (+)
A Deep Vein Thrombosis + Spondylosis Lumbalis + Hipertensi Stg. I
P - Tirah baring
- Diet MB
- Xarelto 15mg 2x1
- Paracetamol 500mg tab 2x2
- Amlodipine 10 mg tab 1x1
27 Desember 2019
S Nyeri pada kaki kiri
O Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
29
Nadi : 98 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Temperatur : 36,7oC
Kepala
Mata : Conj. palp. inf. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga/Hidung/Mulut: Dalam batas normal
Leher : TVJ R-2 cm H2O, pembesaran KGB (-)
Thoraks
Inspeksi : Simetris Fusiformis
Palpasi : SF kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP : Vesikuler; ST : Wheezing (-), ronkhi (-)
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Normoperistaltik, BU (+)
Palpasi : Soepel, Hepar/Lien/Renal tidak teraba, Perkusi : Timpani
Ekstermitas : Edema (+/+), nyeri tekan regio cruris (+)
A Deep Vein Thrombosis + Spondylosis Lumbalis + Hipertensi Stg. I
P - Tirah baring
- Diet MB
- Xarelto 15mg 2x1
- Paracetamol 500mg tab 2x2
- Amlodipine 10 mg tab 1x1
28 Desember 2019
S Nyeri pada kaki kiri
O Sensorium : Compos mentis
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 98 x/i
Pernafasan : 24 x/i
Temperatur : 36,7oC
Kepala
Mata : Conj. palp. inf. anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
30
BAB V
DISKUSI KASUS
Teori Pasien
Definisi
Deep vein trombosis (DVT) merupakan Seorang perempuan usia 72
suatu kondisi dimana trombus terbentuk tahun datang dengan keluhan
pada vena dalam (deep vein) yang diikuti nyeri dan bengkak pada kaki
oleh reaksi inflamasi dinding pembuluh kiri.
darah dan jaringan disekitar vena. DVT
terjadi terutama di tungkai bawah dan
inguinal. Bekuan darah dapat menghambat
darah dari tungkai bawah kembali ke
jantung. Trombus adalah bekuan abnormal
didalam pembuluh darah yang terbentuk
walaupun tidak ada kebocoran, proses
32
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
Tatalaksana
BAB VI
KESIMPULAN
33
DAFTAR PUSTAKA