Kep Jiwa Eksistensal Dan Preventif
Kep Jiwa Eksistensal Dan Preventif
KEPERAWATAN JIWA 1
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Cariyansyah
2. Herlina
3. Maudy Damayanti
4. Nunky Nurjanah
5. Vira Adzkia
2C Ilmu Keperawatan
MEDISTRA INDONESIA
BEKASI
TA : 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Model Konsep Eksistensial” dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Keperawatan jiwa”.
Kami selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu dosen pengajar mata
kuliah Keperawatan jiwa I sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tentang konsep
eksistensial ini dengan sebaik-baiknya.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Namun, kami berharap laporan pendahulunan ini dapat bermanfaat khusnya bagi kami dan
umumnya bagi para pembaca. Maka dari itu kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan untuk lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
H. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keperawatan jiwa adalah salah satu ilmu yang membahas bagaimana
caramemberikan keperawatan kepada orang sehat, masalah psikososial maupu orang
yangtelah mengalami gangguan jiwa.
Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk menguraikan
fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar
dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Model konseptual merupakan rancangan struktur yang berisi konsep-konsep
yangsaling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pegaruh logis anar
konsep. Model konseptual juga memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah
pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu
pemecahanmasalah (Perry & Potter, 2005).
Model konseptual keperawatan jiwa merupakan suatukerangka rancangan
terstruktur untuk melakukan praktik pada setiap tenaga kesehatanmental. Hal ini
merupakan upaya yang dilakukan baik oleh tenaga kesehatan mentalmaupun perawat
untuk menolong seseorang dalam mempertahankan kesehatan jiwanya melalui
mekanisme penyelesaian masalah yang positif untuk mengatasistresor atau cemas yang
dialaminnya. Perawat psikiatri dapat bekerja lebih efektif bilatindakan yang dilakukan
didasarkan pada suatu model yang mengenali keberadaansehat atau sakit sebagai suatu
hasil dari berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan sejumlah faktor di
lingkungan (Videbeck,2008)
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model eksistensial?
2. Apa saja terapi pada konsep eksistensial?
3. Apa itu pelaksana konseling
4. Bagaimana Konsep Prevensi?
5. Bagaimana Jenis Kosep Prevensi?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa arti dari model eksistensial.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui terapi pada konsep eksistensial.
3. Agar mahasiswa paham dengan pelaksana konseling.
4. Agar Mengetahui Konsep Prevensi
5. Agar Mengetahui Jenis Kosep Prevensi
BAB II
PEMBAHASAN
B. Proses terapi
Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang
dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in relationship),
memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima
jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain
(encouraged to accept self and control behavior).
Psikoterapi memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk sepenuhnya
menjadi dirinya sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi akibat kegagalan
mengembangkan diri sendiri sepenuhnya sebagai manusia. Ahli terapi harus tulus dan
tanpa ada yang ditutup-tutupi ketika berhubungan dengan klien. Ahli terapis harus
bersikap aktif dan mengekspresikan perasaan serta emosinya sendiri secara langsung dan
jujur. Perilaku klien berubah kea rah fungsi diri yang positif bila ahli terapinya mau
menerima, menghargai dan secara tulus berempati terhadap klien.
Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam
memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feed
back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk
memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward &
punishment.
1. Rasional Emotif Therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya.
Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa
yang akan dilakukan.
Rasional Emotif Therapy Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab
terhadap perilakunya. Klien didorong untuk menerima dirinya, bagaimana
adanya bukan karena apa yang akan dilakukan. Konsep dasar RET yang
dikembangkan oleh Albert Ellis adalah sebagai berikut:
Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan
emosional. Reaksi emosional yang sehat maupun yang tidak,
bersumber dari pemikiran itu.
Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irrasional.
Dengan pemikiran rasional dan inteleknya manusia dapat terbebas
dari gangguan emosional.
Pemikiran irrasional bersumber pada disposisi biologis lewat
pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.
Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-simbol
bahasa.
Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu
mengatakan sesuatu terus-menerus kepada dirinya.
2. Terapi logo
Merupakan terapi orientasi masa depan (future orientated therapy).
Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa arti berarti tidak eksis.
Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya. Atau klien akan dapat
menemukan makna dari penderitaan dan kehidupan serta cinta. Dengan
penemuan itu klien akan dapat membantu dirinya sehingga bebas dari masalah
tersebut. Terapi logo masih menginduk kepada aliran psikoanalisis, akan
tetapi menganut paham eksistensialisme. Mengenai teknik terapinya
digunakan semua teknik yang kiranya sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Tampaknya kemampuan menggali hal-hal yang bermakna dari klien, amat
penting.
Psikioteraphy memperkuat proses pembelajaran seseorang untuk
sepenuhnya menjadi diri sendiri. Rogers yakin bahwa penyakit jiwa terjadi
akibat kegagalan mengembangkan diri sendiri sepenuhnya sebagai manusia.
Ahli teraphy harus tulus dan tanpa ada yang di tutup tutupi ketika
berhubungan dengan pasien. Ahli teraphys harus bersikap aktif dan
mngekspresikan perasaan serta emosinya sendiri secara langsung dan jujur.
Perilaku pasien berubah kearah fungsi diri yang positif bila ahlli teraphynya
mau nerima, menghargai dan secara tulus berempaty terhadap pasien.
Prinsip keperawatannya adalah pasien dianjurkan untuk berperan serta
dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan
dapat men feedback dari orang lain, misalnya melalui teraphy aktivitas
kelompok. Teraphys berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien
melalui feedback, kritik, saran atau riwerd dan punishment.
D. Pelaksanaan konseling
Sebuah tujuan bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan anggota untuk
menemukan berbagai eksistensial keprihatinan mereka, dalam konseling kelompok
eksistensial beserta membuat komitmen seumur hidup (corey. 2012:2024). Pelaksana
kelompok membantu individu mencari di dalam diri mereka sendiri dan menunukan
pengalaman objective mereka sendiri sambil berbagi pengalaman dengan orang lain yang
memiliki tujuan yang sama. Saarf,Richard s (2012:198).
Konsep- konsep utama dari pendekatan eksistensial meliputi kesadaran diri,
menentukan nasib diri dan tanggung jawab, kecemasan eksistensial, kematian dan
ketidakberadaan, pencarian makna, mencari keaslian, dan kesendirian/keterkaitan.
Konsep konsep fungsi eksistensial membantu praktik kerja kelompok dengan memberi
cara untuk melihat dan memahami individu dalam kelompok. Meskipun praktisi
kelompok eksistensial dapat menggambungkan banyak teknikdari model lain, intervensi
ini dibuat dalam konteks untuk memahami subject dunia anggota (corey.2012:225).
Konselor dalam eksistensial-humanistic membantu konseling menangani masalah
mereka, bukan hanaya prilaku dan intelektual tapi berdasarkan pengalama, dengan
memaksimalkan kemampuan mereka untuk mengubah diri untuk mencapai tujuan
tersebut, konseler eksistensial memanfaatkan kondisi eksistensial melalui pembebasan
pengalaman dan transformasi yang mendalam dapat terbakar. Dalam pandangan
eksistensial, konseling adalah kemitra dan usaha bersama antara konselor dan konseling.
Tidak seperti banyak pendekatan kelompok lain, model eksistensial menempatkan
lebih menekankan pada mengalami dan memahami anggota kelompok pada saat ini dari
pada mengguanakan seperangkat tertentu teknik. Penekanan yang berlebihan pada teknik
dapat memblokir kemampuan konselor dalam memahami dunia subyektif konseling.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model konseptual keperawatan jiwa mencerminkan supaya menolong orang
tersebut mempertahankan keseimbangan melalui mekanisme koping yang positif untuk
mengatasi stressor ini. Macam macam konsep model keperawatan jiwa yaitu model
psikoanalisa, model interpersonal, model social, model eksistensi, model komunikasi,
model prilaku, model medical.
Model keperawatan jiwa eksistensial yaitu teori berfokus pada pengalaman
individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan
perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan
lingkungan. Terdapat dua proses pada model keperawatan jiwa eksistensial yaitu
Rasional Emotif Therapy, dan Therapy logo.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa atau perawat lebih mengetahui dan memahami tentang
berbagai macam model keperawatan jiwa yang dapat di terapkan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
referensi
Stuart Gail. 2007 . buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Suliswati dkk. 2005. Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Isaacs ann. 2005.panduan belajar keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatri edisi 3.
Jakarta:EGC
Yosep Iyus. 2009.keperawatan jiwa.bandung:Refika aditama
Stuart dan sundeen’s.1998.principle practice of psychiatric nursing sixth edition. St
Louis, missour:mosby-year book
Stuart dan larai.2001.principles and practice of psychiatric nursing. St Louis mossour :
westline industrial drive
Budi Anna Keliat, dkk 1998. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:EGC
Christensen,P. J. dan Kenney, J.W. (2009), Proses keperawatan Aplikasi Model
Konseptual, Ed.4, Jakarta, EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Zaidin, Ali. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
Ahmadi.2008.konsep dasar keperawatan. Jakarta. EGC
Dalami, E, dkk. 2009. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa. Jakarta.
Trans info media.
Dongoes. 2007. Rencana asuhan keperawatan psikiatri adisi 3. Jakarta. EGC
Hidayat, A, 2004. Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta. Salemba medika.