Anda di halaman 1dari 16

1

1. LATARA BELAKANG

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting.beberapa

masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena kita kurang menjaga keberihan

mulut dan gigi kita,kesadaran menjaga kebersihan mulut sangat perlu dan

merupakan obat pencegahan terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling

tepat ( hidayat dan Tandiari,2016).gigi dan gusi yang sehat merupakan bagian

dari kesehatan umum yang baik.kesehatan gigi dan gusi amat penting untuk

menjamin status gizi yang baik,kemampuan berbicara yang dapat dimegerti

orang lain dan penampilan yang menarik ( Beck M,2011).

Karies gigi adalah penyakit jarinagn gigi yang ditandai dengan kerusaka

jaringan,dimulai dari gigi ( pit,fissur, dan daerah interproksimal) meluas kearah

pulpa,karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan timbul pada suatau

permukaan gigi atau lebih,serta dapat meluas ke bagian yang lain dalam dari

misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa ( Tarigan 2012).

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya

karies gigi,sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung

karbohidrat,lengket dan mudah hancur dalam mulut setelah makan makanan

yang mengandung sukrosa,pH mulut turun dalam waktu 2,5 menit dan tetap

rendah sampai selama satu jam Hal ini berarti kalau gula pasir dikonsumsi tiga

kali sehari,pH mulut selama periode waktu ini sudah cukup untuk mengikis

lapisan email.jika kita jarang mengkonsumsi gual pasir dalam jumlahnya pun

tidak begitu bayak,proses demineralisasi yang terjadi hanya ringan dan begitu

pH mulut kembali normal,proses remineralisasi akan timbul (Beck M,2011)


2

Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 menunjukkan angka prevalensi

penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut di indonesia yaitu 25,9 %

sedangkan penduduk di Sulawesi Utara memiliki masalah kesehatan gigi dan

mulut yaitu 3,6 % dan index DMF – T pada penduduk Indonesia usia 12 tahun

ke atas 25,2 %, persentasi penduduk Indonesia yang mengkonsumsi makanan

manis 53,1 %,penduduk Sulawesi Utara mengkonsumsi makanan bersumber

tepung berupa roti 20,9 % serta mengkonsumsi biskuit > 1 kali/hari 15,2%

(Kemenkes RI,2013).

Berdasarkan penelitian dari Andayasari dan Anorital (2014) tentang

hubungan konsumsi makanan kario genik dengan status kesehatan gigi anak

taman kanak – kanak di Provinsi Banten dan Daerah Istimewa Jogyakarta

tahun 2014,dijelaskan bahwa sebagian besar anak mengkonsumsi makanan

lebih dari satu kali seminggu yaitu 35,6 % dan memiliki karies gigi (def-t) 47,2

% kategori sangat tingi. Penelitian yang dilakukan Sumini,dkk ( 2014 ) tentang

hubungan konsumsi makanan manis dengan kejadian karies gigi pada anak

prasekolah di TK B RA Muslimit PSM Tengalrejo desa Demen Kecamatan

Ngutoronadi Kabupaten Magetan,dijelaskan bahwa hampir seluru responden

(0%) tidak karies,pada responden yang jarang mengkonsumsi makanan manis

adalah 4 responden (12,1%) dengan karies dan sebagian kecil 3 responden

(9,1%) dengan tidak karies.

Berdasarkan survey awal yang di lakukan pada siswa – siswi SDN 1 Passi

Barat yang berjumlah 25 orang dari hasil wawancara ternyata seluruhnya

mempunyai kebiasaan yaitu menkonsumsi makanan kariogenik lebih dari


3

sekali sehari seperti coklat,permen dan roti,dan dari hasil pemeriksaan karies

gigi (DMF-T) terdapat 17 orang siswa – siswi mengalami masalah kesehatan

gigi dan mulut yaitu karies gigi. Dari data hasil wawancara dan pemeriksaan

tersebut,penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui

gambaran tentang makanan kariogenik penyebab terjadinya karies gigi pada

siswa SDN 1 Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang,maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimanakah Gambaran Kebiasan

Konsumsi Makanan Kariogenik Terhadap Karies Gigi Pada Siswa SDN 1 Passi

Barat?”

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Kebiasaan Konsumsi Makan

Kariogenik Terhadap Karies Gigi Pada Wilayah Kerja Puskesmas Passi Barat

Kabupaten Bolaang Mongondow.

4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teori

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukandan bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan gigi dan mulut yang

berkaitan dengan kebiasaan konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi

2. Manfaat Praktik

a) Bagi siswa –siswi


4

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber atau bahan informasi

kepada siswa – siswi tentang kebiasaan konsumsi makanan kariogenik

dengankaries gigi dan nantinya siswa – siswi bisa menerapkan manfaatnya

kepada keluaraga untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

b) Bagi Akademik

Sebagai bahan ferrensi bagi institusi dalam perpustakaan Jurusan

Keperawatan Gigi Poltekes Kemenkes Manado serta sebagai bahan kajian

untuk penelitian selanjutnya.

c) Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara langsung dalam

melaksanakn penelitian serta mengaplikasikan ilmu yang didapat

5. Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Kebiasaan

Kebiasaan adalah suatu tindakan yang dilakukan baik atau tidak dalam

kehidupan sehari – hari, yang telah dilakukan sejak lama dan terus menerus

yang sudah jadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kebiasaan

juga muncul dalam kesatuan hidup masyarakat yang mempunyai perbedaan

norma yang berlaku misalnya sesuai dengan kedudukan seseorang struktur

sosial masyarakat ( Notoatmodjo,2005 ).

B. Makanan Kariogenik

1. Pengertian

Menurut Beck, M ( 2011), makanan kariogenik adalah makanan yang

dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. sifat makanan kariogenik adalah


5

banyak mengandung karbohidrat,lengket dan muda hancur dalam mulut.

Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih

berbahaya dari pada saat waktu utama.

Terdapat dua alasan,yaitu kontak gula dengan plak menjadi diperpanjang

dengan makann manis yang menghasilkan pH lebih rendah dan karena asam

dapat lebih cepat menyerang gigi. kedua yaitu adanya gula konsentrasi tinggi

yang normal terkandung dalam makanan manis akan membuat plak semakain

terbentuk.

C. Karbohidrat

1. Pengertian

Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang memiliki fungsi utama sebagai

penghasil energi. dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori

(Cakrawati.2012) Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh,merupakan

makanan yang tersusun dari unsur Karbon (C ) dan Hidrogen (H) dan Oksigen

(O). Karbohidrat memegang peran penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah

(Almatsier,2001)

2. Karakteristik Karbohidrat

Meneurut Almatsier ( 2001) karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi

dalam dua golongan,yaitu karbohidrat kompleks.karbohidrat sederhana terdiri

atas :

1) Monosakarida
6

Merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat lagi

dihidrolisis. Monosakarida larut didalam air dan rasanya manis, sehingga

secara umum disebut juga gula. Terdapat beberapa jenis monosakarida :

a) Glukosa

Glukosa,dinamakan juga dektrosa atau gula anggur, terdapat luas di

alam dalam jumlah sedikit,yaitu di dalam sayur,buah,sirup jagung, sari

pohon, danbersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa murni

yang ada di pasar biasanya diperoleh dari hasil olahan pati. Glukosa

merupakan hasil akhir pencernaan pati.sukrosa,maltosa dan laktosa

pada hewan dan manusia.

b) Fruktosa

Fruktosa dinamakam juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling

manis.fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa

namun strukturnya berbeda.Gula ini terutama terdapat di dalam madu

bersama glukosa,dalam buah, nectar bunga,dan juga didalam sayur.

Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan secara komersial

sebagai pemanis,minuman ringan banyak mennggunakan sirup jagung-

tinggi-fruktosa sebagai bahan pemanis ( Almatsier,2001)

c) Galaktosa

Galaktosa tidak terdapat bebas dialam seperti hannya glukosa dan

fruktosa,akan tetatpi terdapat didalam tubuh sebagai hasil pencernaan

laktosa ( cakrawati , 2012 )

2) Disakarida
7

Ada empat jenis disakarida,yaitu sukrosa atau sakarosa,maltosa,laktosa

dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi,oleh karena

itu akan di bahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua unit

monosakarida yang terjadi satu sama lain melalui reaksi kondensasi kedua

monosakarida saling mengikat berupaya ikatan glikosidik melalui satu

atom oksigen ( o ).

a) Sukrosa

Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.secara

komersial gula yang 99% teridiri atas sukrosa dibuat dari kedua

macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulinggan dan

kristalisasi. Gula merah yang benyak digunakan di indonesia dibuat

dari tebu,kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak

sempurna,sukrosa juga terdapat didalam buah, sayuran dan mad.Pada

pembuatan sirup sebagai sukrosa ( gula pasir ) akan terurai menjadi

glukosa dan fruktosa yang disebut gula invert, gula invert secara

alamai terdapat didalam madu dan rasanya lebih manis dari pada

sukrosa

b) Maltosa

Maltosa ( gula malt ) tidak terdapat bebas dialam. Maltosa terbentuk

pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-

tumbuhan bila beni atau bijian berkecambah dan didalam usus

manusia pada pencernaan pati. Dalam proses berkecambah pati yang

terdapat pada padi – padian pecah menjadi maltosa,kemudian


8

diuraikan menjadi unit- unit glukosa tunggal sebagai makanan bagi

benih yang sedang tumbuh ( Almatsier,2001)

c) Laktosa

Laktosa ( gula susu ) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu

unit glukosa. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis

(seperti manis glukosa ) dan lebih sukar larut dari pada disakarida lain

( Almatsier, 2001 )

D. Karies Gigi

1. Pengertian

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan kerusakan

jaringan,dimulai dari permukaan gigi ( pit,fissur dan daerah interproksimal )

meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap dan dapat timbul

pada satu permukaan gigi atau lebih,serta dapat meluas kebagian yang dalam

dari gigi,misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa.karies gigi terdapat

diseluruh dunia,tanpa memandang umur,bangsa ataupun keadaan gigi terdapat

diseluruh dunia,tanpa memandang umur,bangsa ataupun keadaan ekonomi,

menurut penelitian di Negara – negara Eropa, amerika dan asia,termasuk

indonesia,ternyata 80 – 90 % anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi

( Tarigan, 2012 )

2. Proses Terjadinya Karies Gigi

Menurut organisasi kesehatan dunia ( WHO ), karies gigi dapat diartikan

sebagai suatu proses patologi pascaerupsi yang terlokasasi dan disebebakan


9

oleh faktor luar.proses ini dimulai dengan kerusakan jaringan email yang

menjadi lunak dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kavita

(bahar,2011).banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli tentang teori

penyebab terjadinya karies gigi. Namun sampai saat ini masih dianut empat

faktor yang mempengaruhinya. Keempat faktor tersebu berlandaskan pada tiga

faktor utama yaitu host ( penjamu ),agent ( mikroflora ) dan enviroment

(substra ) dan di dukung oleh faktor keempat yaitu faktor waktu Ketiga faktor

utama tersebut dapat digambarkan sebagai 3 lingkaran yang saling

berpotongan,sehingga bila salah satu faktor tidak tersebut tidak berperan maka

tidak akan terjadi proses karies. Demikian juga dengan faktor waktu,yang

sangat menetukan pada proses terjadinya karies gig. Proses karies gigi akan

terjadi bila keempat faktor yang telah disebutkan diatas bekerja sama dan

masing – masing memenuhi kondisi yang sesuai,seperti penjamu yang bersifat

rentan,mikroflora yang bersifat kariogenik, substrat yang sesuai dan jangka

waktu yang cukup memadai untuk terjadinya proses perubahan pada keempat

faktor saling – saling berkaitan ( bahar, 2011 )

3. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi

Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi menurut kidd dan

bechal ( 1991 ) :

a. Plak

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk –

produksinya, yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi


10

bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui

serangkain tahapan.

b. Peran bakteri

Streptococcusmutuns dan laktobasilus merupakan kuman yang kariogenik

karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat

diragikan. Kuman – kuman tersebut dapat tumbuh sumber dalam suasana

asam dan dapat menempel pada permumaan gigi karena kemampuannya

memnuat polisakarida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat

makanan.

c. Peran Karbohidrat Makanan

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang

menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan

dimineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk

pembuatan asam bagi baktri dan sintesa polisakharida ekstra sel. Walaupun

demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Sukrosa

merupakan gula yang paling kariogenik, walaupun gula lainnya tetap

berbahaya. Dan karena sukrosa merupakan gula yang paling banyak

dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab karies yang utama.

d. Kerentanan gigi

Kawasan permukaan gigi yang mudah terserang karies antara lain :

1. Pit dan fissur pada permukaan oklusal dan premolar

2. Permukaan halus di daerah aproksimal molar dan premolar

3. Email pada tepian didaerah leher gigi sedikit diatas gigi gingiva
11

4. Permukaan akar yang terbuka, merupakan tempat melekatnya plak pada

pasien resesi gingiva karena penyakit periodontium

5. Tepi tumpatan

6. Permukaan gigi yang berdekatan dengangigi tiruan dan jembatan

e. Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies,menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri

atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti,maka karies tidak

menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam hitungan

bulan atau tahun.

E. Hubungan Makanan Manis Dan Karies Gigi

Setelah makan – makanan yang mengandung sukrosa, pH mulut turun dalam waktu

2,5 menit dan tetap rendah sampai selama satu jam. Hal ini berarti kalau gula pasir

dikonsumsi tiga kali sehari,pH mulut selama sekitar tiga jam akan berada di bawah

5,5. Proses demineralisasi yang terjadi selama periode waktu ini sudah cukup untuk

mengikis lapisan email. Jika kita jarang mengkonsumsi gula pasir dalam jumlahnya

pun tidak bagitu banyak, proses demineralisasi yang terjadi hanya ringan dan begitu

pH mulut kembali normal,proses remineralisasi akan timbul ( Beck M, 2011 ).

Rongga mulut yang tidak hygienik,tidak bersih atau tidak sering digosok secara

teratur,merupakan faktor yang memudahkan terseranfnya gigi oleh karies gigi. Sisa –

sisa makan yang terselip di celah – celah gigi atau melekat pada permukaan email

merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan mikroba yang diperlukan untuk

proses pembusukan gigi ( karies gigi ) Terutama adanya komponen karbohidrat

dalam susunan makanan merupakan faktor utama untuk timbulnya gigi berlubang,
12

karbohidrat yang lengket dan dapat melekat pada permukaan gigi bersifat lebih

kariogenik dibandingkan dengan gula yang dilarutkan didalam air pada

manusia,bakteri streptokokus mutans dan laktobasilus yang terdapat dalam plak dan

melekat pada gigi akan memetabolisme sisa makanan yang bersifat kariogenik

terutama yang berasal dari jenis karbohidrat yang dapat difermentasiseperti

sukrosa,glukosa,fruktosa dan maltosa,asam yang terbentuk dari hasil metabolisme ini

selain dapat merusak gigi juga dipergunakan oleh bakteri untuk mendapatkan

energi.Asam – asam ini akan mengakibatkan turunnya pH didalam mulut sampai 5,2

– 5,5 ( ph kritis ) dalam waktu 1 – 3 menit dan akan tetap rendah sampai 30 – 60

menit untuk kembali ke pH normal 7 ( putri,M.H dkk 2009 ).

Gula murni ( refined sugars ) yang diolah menjadi lebih kariogenik diantara berbagai

jenis karbohidrat,komposisi hidangan yang bersifat kariogenik akan menjadi tidak lagi

bersifat demikian,bila komponen karbohidratnya dipisahkan dan diberikan secara

tersendiri ( sediaoetama 1989 ) berdasarkan atas penelitian Carlsson dan Egelberg

(1965) mengenai pembentukan plak yang luar biasa kuat pada makanan sukrosa

(dibandingkan dengan glukosa dan fruktosa) dan menurun Newbrun (1978)

menganggap bahwa sukrosa mengambil tempat pertama tersendiri diantara gula

pembangkit karies. sukrosa merupakan gula yang palin kariogenik, walaupun gula

lainnya tetap berbahaya. Dan karena sukrosa merupakan penyebab karies yang

utama ( Houwink dkk,1984 )

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, maka dibuat kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :
13

Baik

Kebisaan
Mengkonsumsi 6. Karies Gigi

makanan kariogenik
Kurang baik

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dengan metode survey

deskriptif, dimana mengambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat

berupa masalah kesehatan serta terkait dengan masalah kesehatan dalam

komunitas sekelompok penduduk atau orang yang tinggal dalam komunitas

tertentu, ( Notoatmodjo,2010 )

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian si SDN 1 Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondow

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian makanan kariogenik dan karies gigi

D. Definisi Oprasional

1. Kebiasaan mengkonsumsi makanan kariogenik adalah kebiasaan siswa

menkonsumsi makanan – makanan karbohidrat sukrosa jenis coklat, roti, donat,

es krim,permen,cake. Pengukuran kebiasaan mengkonsumsi makanan

kariogenik menggunakan daftar ceck list berupa kebiasaan menurut frekuensi


14

mengkonsumsi yaitu 1 – 2 kali seminggu di beri skor 3 ( tiga ),3 – 4 kali seminggu

diberi skor 2 ( dua ) dan > 4 kali seminggu diberi skor 1 (satu). Kebiasaan

konsumsi dibagi menjadi 2 yaitu kebiasaan baik jika nilai 21 – 30 kebiasaan

kurang baik jika nilai 10 – 20

2. Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan

jaringan,dimulai dari permukaan gigi (pit,fissur,dan daerah interproksimal)

meluas ke arah pulpa.karies gigi diukur dengan menggunakan indeks DMF-

T,keadaan karies gigi diukur berdasarkan standar WHO ( world Health

Organization ) yaitu jika DMF-T < 3 di kategorikan baik dan DMF-T > 3

dikategorikan kurang baik

E. Populasi Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa – siswa di wilayah kerja puskesmas

passi barat yang berjumlah 47 0rang

2. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling ( teknik acak

sederhana). Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 45

orang. Dengan rumusan populasi yang suda diketahui ( Riduawan M.B.A,2004)

Dimana n = N

n.d 2 + 1

n= 47

47 ( 5 %) 2 + 1

n= 47

47 ( 0,05) 2 + 1
15

n= 47

0,05 + 1

n= 47

1,05

n = 44,761

n = 45

Keterangan : dimana n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d 2 = Presisi yang ditetapkan 5 %


16

Anda mungkin juga menyukai