Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem organ utama yang berfungsi dalam


perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada
minggu ketiga dan bertujuan menyuplai oksigen dan nutrien dari ibu kepada embrio.
Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut. Selama minggu keempat
dan kelima, jantung berkembang menjadi organ empat serambi. Dan pada tahap akhir
masa embrio, perkembangan jantung lengkap.

Pada saat bayi lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi
fisiologis yang bertujuan untuk memfasilitasi penyesuaian pada kehidupan ekStra uterin
(luar uterus). Pada masa transisi dari intrauterin (dalam uterus) ke ekstra uterin (luar
uterus) tersebut perlu pernapasan spontan dan perubahan kardiovaskuler beserta
perubahan organ lain menjadi organ dengan fungsi tidak lagi tergantung pada ibu.

Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir,
yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen ke seluruh jaringan
tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung
dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.

Perubahan pola sirkulasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan


ekstrauterin. Bayi baru lahir melalui periode transisi yang merupakan fase tidak stabil
selama 6 sampai 8 jam pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh semua bayi dengan
mengabaikan usia gestasi atau sifat persalinan dan kelahiran. Dalam beberapa saat,
perubahan tekanan yang luar biasa terjadi di dalam jantung dan sirkulasi bayi baru
lahir. Sangat penting untuk memahami perubahan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi yang
secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi pernapasan dan oksigenasi yang
adekuat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sistem sirkulasi pada BBL

2. Bagaimana perubahan sistem sirkulasi Fetus dan Bayi

3. Bagaimana sistem sirkulasi pada fetus dan Bayi

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari system sirkulasi pada BBL

2. Mengetahui perubahan sistem sirkulasi Fetus dan Bayi

3. Mengetahui sistem sirkulasi pada fetus dan Bayi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Sirkulasi Pada Fetus dan Bayi


Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah
paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dalam
sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi
darah pada janin diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus bothalii, duktus
venousus aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta.
Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubah pada saat bayi lahir
dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-
paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi pada orang
dewasa.
Segera setelah janin dilahirkan, bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini
akan paru-parunya berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan
terisap ke dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi
dan karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan
tertutup dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat, arteri
umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi, dengan demikian
setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-
paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem
pencernaannya sendiri.

B. Perubahan Sistem Sirkulasi fetus dan bayi


Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen
dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi dua
perubahan besar, yaitu sebagai berikut :
 Sistem sirkulasi darah janin
a) Vena Umbilical
1. Berasal dari korda umbilica ke sisi bawah hati dan darah kaya akan oksigen
dan nutrisi

3
2. Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan menyuplai
hati
b) Duktus venosus ( dari vena ke vena )
1. Menghubungkan vena umbilical ke vena kava inverior
2. Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang kembali dari
bagian bawah tubuh. Jadi, darah terogsigenasi dengan baik.
c) Foramen ovale
1. Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang merupakan jalan
masuk mayoritas darah dari vena cava inferior menyebrang ke dalam atrium
kiri
2. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru untuk
mengumpulkan oksigen.
d) Duktus anteriosus ( dari arteri ke arteri )
Duktus dari arah 2 percabangan arteri pulmoner ke arteri desenden, masuk ke titik
dibawah tempat terdapat arteri subklavia dan arteri carotid.
e) Arteri hipogastik
Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi jadi arteri umbilical saat percabangan
ini masuk ke korda umbilical. Percabangan ini mengembalikan darah ke plasenta.
Darah perlu waktu 1,5 menit untuk bersikulasi dan melalui peerjalanan berikutnya.

 Adaptasi Kehidupan Ekstra Uterin


a) Setelah bayi lahir bernafas untuk pertama kalinya. Maka, terjadilah penurunan
tekanan dalam arteri pulmonalis hingga banyak darah yang mengalir ke paru-paru.
b) Duktus arteriosus tertutup
 Sampai 2 menit setelah anak bernafas
c) Dengan terpotongnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior berkurang. Dengan
demikian, tekanan dalam atrium atau serambi akanan berkurang.
d) Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga menyebabkan penutupan
voramen ovale.
e) Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus
f) Sisa ductus venosus menjadi limentum tereshepatik
g) Arteri umbilical menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan kanan

4
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan vetal dan
hari hanya berfungsi sebagian. Maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak
darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jantung fetus harus memompa darah dalam
jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal
bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.

 Peredaran darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui vena umbilikalis
lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke serambi kiri jantung,
kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri, darah dipompa melalui aorta ke seluruh
tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian
melalui duktus arteriosus ke aorta.
Setalah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan mengakibatkan tekanan
arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan menurunnya tekanan pada jantung
kanan. Kondisi ini menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung kanan dan halntersebutlah yang membuat foramen ovale
secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.
Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan
juga karena rangsangan biokimia ( PaO2 yang naik ) serta duktus anteriosus yang
berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama

 Transisi pada darah

Pada umumnya bbl dengan nilai Hb yang tinggi. Hb F adalah Hb yang dominan
pada periode janin, namin akan lenyap pada satu bulan pertama kehidupan selama
beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat sedangkan volume plasma akan
menurun, akibatnya hematokrit normal hanya pada 51-56 % neonatus . pada saat
kelahiran meningkat dari 3 % menjadi 6%, pada minggu ke -7 sampai minggu ke-9
setelah bbl akan turun perlahan. Nilai Hb untuk usia 2 bulan rata rata 12 gr/dl

Perbedaan sirkulasi darah Fetus dan Bayi

A. Sirkulasi darah fetus


1. Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a) Vena Umbilicalis

5
Membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke
permukaan dalam hepar.
b) Duktus venosus
Meninggalkan vena umbilikalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan
sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi kedalam vena cava
inferior
c) Foramen ovale
Merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dekstra
kedalam ventriculussinistra
d) Duktus arteriosus
Merupakan by pass yang terbentang dari ventruculuc dexter dan aorta
desenden
e) Arteri hipogastrica
2 pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta.
B. Perubahan yang terjadi pada saat lahir
1. Penghentian pasokan darah dari plasenta
2. Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3. Penutupan voramen ovale
4. Fibrosis meliputi
a) Vena umbilikalis
b) Duktus venosus
c) Arteriae hipograstrica
d) Duktus anteriosus

 Perubahan sirkulasi fetal waktu lahir


1. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta
sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri
2. Tahapan vaskuler paru sangat menurun
Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidsk mengembang,
pembuluh darah tertekan karena volume paru yang kecil. Segera setelah
mengembang, pembuluh darah tersebut tidak lagi tertekan dan tahanan terhadap aliran
darah berkurang.
3. Penutupan foramen ovale

6
Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi, secara
sekunder akan berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru dan sistim waktu lahir
sehingga menyebabkan kecenderungan darah mengalirkan balik dari atrium kiri ke
atrium aknan bukan sebaliknya, seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya
katup kecil yang terletak diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium menutup
lubang tersebut karena hal tersebut dapat mencegah aliran lebih lanjut.
4. Penutupan duktus arteriosus
Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus karena
meningkatkan tahanan pada paru dan mengurangi tahanan pada arteri pulmonaris.
Sebagai akibatnya, segera setelah lahir darah mulai mengalir balik dari aorta ke arteri
pulmonaris bukan dengan arah sebaliknya dari arta seperti kehidupan fetal .

C. Proses Sistem Peredaran Darah

 Sirkulasi janin meliputi :


 Vena umbilikalis (kaya oksigen)  duktus venosus  atrium kanan  atrium kiri
(foramen ovale)  ventrikel kiri  aorta  sirkulasi sitemik  vena kava
superior (miskin oksigen)  ventrikel kanan  sebagian besar melalui duktus
arteiosus  aorta desendes  tubuh janin  arteri umbilikalis  plasenta  dst.
 Ventrikel kanan  artei pulmonalis (sebagian kecil)  sirkulasi paru. resistensi
vaskuler paru tinggi, resistensi vaskuler sistemik rendah  right to left shunt
melalui foramen ovale dan duktus arteriosus.
 Setelah lahir :
 Tali pusat dipotong  duktus venosus menutup, resistensi vaskuler sistemik
meningkat.
 Tarikan napas  tekanan oksigen  resistensi vaskuler paru  sirkulasi darah
ke paru  aliran darah balik dari paru  tekanan atrium kiri  foramen
ovale menutup.
 Duktus arteriosus sensitif terhadap kadar oksigen dalam darah pO2 darah
meningkat  duktus arteriosus menutup. Darah miskin oksigen  vena kava
inferior/superior  atrium kanan  ventrikel kanan  arteri pulmonalis 
pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru  darah kaya oksigen vena
pulmonalis  atrium kiri  ventrikel kiri  aorta  sirkulasi sistemik  vena
kava inferior/superior  dst.

7
Peningkatan aliran darah paru akan memprlancar pertukaran gas dalam alveolus dan
menghilangkan cairan paru. Peningkatan aliran daerah paru akan mendorong
peningkatan sirkulasi limfe dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
luar rahim.

Gambar sistem sirkulasi fetal (kiri) dan pada bayi (kanan)

D. Asidosis Pada BBL

Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak
Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir (Prambudi, 2013). Menurut AAP asfiksia adalah suatu
keadaan yang disebabkan oleh kurangnya O2 pada udara respirasi, yang ditandai
dengan:

1. Asidosis (pH <7,0) pada darah arteri umbilikalis


2. Nilai APGAR setelah menit ke-5 tetep 0-3
3. Menifestasi neurologis (kejang, hipotoni, koma atau hipoksik iskemia
ensefalopati)
4. Gangguan multiorgan sistem. (Prambudi, 2013).

Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.
Hipoksia yang terdapat pada penderita asfiksia merupakan faktor terpenting yang
dapat menghambat adaptasi bayi baru lahir (BBL) terhadap kehidupan uterin.

8
Asfiksia neonatorum merupakan masalah kesehatan pada bayi baru lahir yang
dapat menyebabkan asidosis. Selanjutnya asidosis metabolik menjadi salah satu
penyebab gangguan metabolisme sel, ditandai dengan penurunan pH, pO 2 , base
excess,dan peningkatan pCO 2. Parameter tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan hipoksia pada bayi. Salah satu gangguan fungsi organ adalah
penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan ureum dan kreatinin.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah
paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.
Transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan,
sistem sirkulasi darah dan perubahan darah sebagai akibat perubahan lingkungan
dalam uterus ke luar uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir. Hal ini
hanya berlangsung sampai beberapa bulan dan kemudian menghilang.

B. Saran
Menyadari bahwa tim penulis masih jauh dari kata sempurna dalam pembuatan
makalah ini, kedepannya tim penulis akan lebih fokus lagi dalam menulis makalah-
makalah selanjutnya. Kritik dan saran dari setiap pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna khususnya bagi tim
penulis dan umumnya bagi setiap pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitrarnarya

Maharani, Yupita Dwi. 2017. Buku Pintar Kebidanan Dan Keperawatan. Yogyakarta:
Brillian Book

Manuba Ida Ayu Candranita Dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Ni Wayan Armini, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi , Balita, dan Anak
Pra Sekolah.Yogyakarta: Andi

11

Anda mungkin juga menyukai