Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai
negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Merujuk dari Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) dalam UU No.5 Tahun 2014,
menjelaskan bahwa PNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi. Berdasarkan Peraturan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.Pegawai Aparatur Kepala
Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 38 dan 39 Tahun 2014 tentang pedoman
Penyelenggarakan Prajabatan Golongan I, II, dan III, maka Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan pola baru. Adanya DIKLAT
Prajabatan Pola Baru ini juga diharapkan dapat membentuk kader ASN yang profesional
dan berintegritas dengan menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dalam
bentuk aktualisasi pada institusi atau tempat kerja peserta masing-masing, sehingga
peserta dapat merealisasikan dan merasakan manfaatnya secara langsung yang tertuang
dalam nilai-nilai dasar profesi PNS yang harus diaktualisasikan meliputi nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Dan penerapan nilai-nilai aktualisasi ini akan diterapkan oleh penulis dalam
menjalankan peran sebagai seorang perawat di fasilitas pelayanan kesehatan pertama
yaitu Puskesmas khususnya dalam program pelayanan lansia.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2016, jumlah Lansia di Indonesia mencapai 22,4
juta jiwa atau 8,69% dari jumlah penduduk. Sementara menurut proyeksi BPS tahun
2015, pada tahun 2018 jumlah Lansia diperkirakan mencapai 9,3% atau 24,7 juta jiwa.
Dengan jumlah Lansia yang semakin besar, menjadi tantangan bagi kita semua agar
dapat mempersiapkan Lansia yang sehat dan mandiri sehingga nantinya tidak menjadi
beban bagi masyarakat maupun negara, dan justru menjadi asset sumber daya manusia
yang potensial.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 1
''Saat ini, Indonesia menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih
tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan muncul kembali
penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Pada kelompok Lansia, Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018, menunjukkan penyakit terbanyak pada Lansia adalah
hipertensi (57,6%), selebihnya adalah arthritis, stroke dan beberapa penyakit lain.
Penanganan kasus penyakit tersebut tidak mudah karena penyakit pada Lansia
umumnya merupakan penyakit degeneratif, kronis, dan multidiagnosis. Dengan
demikian, penanganannya membutuhkan waktu dan biaya tinggi, yang akan menjadi
beban bagi masyarakat dan pemerintah termasuk bagi Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan Lansia hendaknya lebih
mengutamakan promotif dan preventif dengan dukungan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas di fasilitas-fasilitas kesehata. Demikian pula dengan
Puskesmas, ada 3.645 Puskesmas (37%) yang telah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang Santun Lansia, serta sudah mempunyai 80.353 Posyandu
Lansia/Posbindu.
Hipertensi (tekanan darah tinggi) sekarang ini masih menjadi permasalahan
global sehingga menjadi masalah utama karena hipertensi merupakan salah satu pintu
masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung (penyakit jantung koroner), gagal
ginjal, diabetes, stroke (Kemenkes RI,2019). Hipertensi bila berlangsung dalam jangka
waktu lama dapat memicu terjadinya kerusakan pada organ – organ vital yang dapat
menimbulkan penyakit yang lebih serius. Hal ini dapat timbul bila tidak dilakukan
pemeriksaan dini dan pengobatan yang adekuat. Banyak penderita hipertensi yang
tekanan darahnya tidak terkontrol sehingga dapat meningkatkan risiko hipertensi menuju
penyakit yang lebih serius (Kemenkes RI,2014).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukan sekitar 1,13
miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dai 3 orang di dunia terdiagnosis
hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan
pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi. Berdasarkan
Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi terjadi pada kelompok umur 31 – 44 tahun
(31,6%), umur 45 – 54 tahun (45,3%), umur 55 – 64 tahun (55,2%). Dari prevalensi
hipertensi diketehui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang
terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan. Alasan penderita hipertensi tidak
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 2
minum obat antara lain karena penderita hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan
tidak teratur ke fasyankes (31,3%), minum obat tradisional (14,5%), menggunakan terapi
lain (12,5%), lupa minum obat (11,5%), (Kemenkes RI 2018).
Dari rekapitulasi kunjungan Puskesmas Penfui Kecamatan Maulafa Kota Kupang
sejak Januari sampai dengan Juli 2019, hipertensi menduduki peringkat kedua sebanyak
973 kasus. Oleh karena latar belakang di atas maka penyusun menyusun satuan acara
penyuluhan mengenai hipertensi dengan tujuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
mengenai hipertensi para lansia mampu memahami tentang penyakit darah tinggi, tanda
dan gejala, diet darah tinggi, dan mampu melakukan perawatan diri terhadap penyakit
darah tinggi. Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan dalam berobat dan diet, serta
modifikasi lingkungan merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada
lansia.
1.2 Rumusan Masalah
A. Daftar Isu
Selama kurang lebih 2 bulan berada di Puskesmas Penfui ini, ada hal-hal
tertentu yang mengganggu pikiran penulis dan dirasakan sebagai sebuah isu aktual
yang jika tidak segera diselesaikan dapat menimbulkan masalah.Isu-isu aktual yang
dialami Penulis yaitu:
a. Kurangnya pemahaman pasien dengan hipertensi tentang pengobatan hipertensi
b. Belum optimalnya perawat dalam memberikan KIE dengan pasien di poli
umum.
c. Belum tersedianya ruang khusus pengelola penyakit menular.
d. Belum optimalnya petugas loket dalam menyiapkan status berobat pasien sesuai
dengan nomor rekam medik pasien
B. Pemilihan Isu
Teknik analisis yang digunakan:
a. Aktual : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
b. Potensial : isu yang memiliki dimensi malah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya
c. Kekhalayakan : isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak
d. Layak : isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalhnya

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 3
Tabel 1. Analisis isu dengan kriteria APKL
N Penilaian
Isu Total Prioritas
o A P K L
1 Kurangnya pemahaman pasien tentang 5 4 5 5 19 I
pengobatan hipertensi

2 Belum optimalnya perawat dalam 4 4 4 4 16 III


memberikan KIE di poli umum

3 Belum optimalnya penyuluhan di 4 3 4 4 15 IV


kelompok lansia

4 Belum optimalnya petugas loket dalam 4 5 4 4 17 II


menyiapkan status berobat pasien sesuai
dengan nomor rekam medik pasien
Keterangan:
Skor: 5= Sangat APKL, 4= APKL, 3= Cukup, 2= Tidak, 1= sangat tidak
KIE: komunikasi informasi edukasi
Berdasarkan analisis penetuan isu menggunakan analisis APKL pada tabel di atas, maka
rurmusan masalah dalam aktualisasi adalah: Kurangnya pemahaman pasien tentang
pengobatan hipertensi
1.3 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
A. Tujuan dari aktualisasi yang telah dirancang dalam beberapa kegiatan antara lain:
a. Meningkatkan peran serta perawat dalam setiap pelayanan baik di dalam gedung
maupun di luar gedung untuk selalu melakukan komunikasi, informasi, dan
edukasi terhadap setiap pasien hipertensi atau pun pasien yang beresiko
hipertensi.
b. Mengaplikasikan nilai – nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan kedudukan serta peran
langsung Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menjalankan tugas dan
kewajiban sebagai seorang calon ASN.
B. Manfaat aktualisasi:
a. Meningkatkan pemahaman para lansia tentang pengobatan hipertensi sehingga
mengurangi resiko terjadinya komplikasi penyakit lainnya yang akan
menghambat kesejahteraan para lansia.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 4
b. Terhimpunnya data pasien dengan hipertensi tidak terkontrol akan memicu
petugas kesehatan dalam hal ini perawat khususnya untuk melakukan tindak
lanjut lainnya yang dapat menjadi solusi dari masalah tersebut.
c. Calon ASN akan dapat mengaktualisasikan atau mengaplikasikan Nilai – Nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) dan kedudukan serta peran langsung Calon Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang calon
ASN.
1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi
Aktualisasikan yang dilaksanakan adalah peningkatan pemahaman pasien tentang
pengobatan hipertensi. Lingkup kegiatan aktualisasi sebagai berikut:
a. Melaporkan kepada atasan
b. Menyiapkan materi penyuluhan
c. Membuat leaflet
d. Melakukan senam lansia
e. Melakukan penyuluhan
f. Melakukan pengukuran tekanan darah
g. Melakukan monitoring dan pencatatan jumlah pasien dengan hipertensi
terkontrol
h. Melakukan evaluasi
1.5 Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS
1. Akuntabilitas
a. Pengertian
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

Nilai-nilai publik tersebut meliputi:


1) Mampu mengmbil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi.
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 5
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
4) Menunjukkan sikap dan prilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
b. Aspek-aspek akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accoutability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggungjawab memberikan arahan yang memadai,
bimbingan dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan tugas dan
fungsinya. Di sisi lain, individu/kelompok/institusi bertanggungjawab untuk
memenuhi semua kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah prilaku aparat
pemerintah yang bertanggungjawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini setiap
individu, kelompok maupun institusi dituntut untuk bertanggungjawab
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan
berupaya dalam memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang
maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requier
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan
dan hasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok maupun institusi serta
mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah dilakukan.
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without concequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban, kewajiban menunjukkan tanggung
jawab dan tanggung jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountibility improves perfomance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja
PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 6
akuntabilitas yang bersifat proaktif, akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah
hubungan dan proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sejak awal, penempatan sumber daya yang tepat dan evaluasi
kinerja.
c. Pentingnya akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organusasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
d. Tingkatan dalam akuntabilitas
1) Akuntabilitas personal (personal accountability)
Mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran,
integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk identifikasi
apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain: ‘Apa yang
saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat perbedaan?’
2) Akuntabilitas individu
Mengacu pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya, yaitu
antara PNS dan instansinya sebagai pemberi kewenangan. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab untuk memberi arahan, bimbingan dan
sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja. Sedangkan PNS
sebagai aparatur negara bertanggung jawab uuntuk memenuhi tanggung
jawabnya
3) Akuntabilitas kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok
yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam
tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
4) Akuntabilitas organisasi
Mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai, baik pelaporan
yang dulakukan oleh individu terhadap organisasi/institusi maupun kinerja
organisasi terhadap stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna
layanan dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran dan kritik
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 7
terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab
organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang ASN. Nilai nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam
Pancasila, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat
dan pemersatu bangsa.
a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana
kebijakan publik. Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding
Public Policy yang diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan
publik adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak
dilakukan. Definisi ini mencakup pengertian yang sangat luas. Segala hal yang
merupakan tindakan pemerintah maupun diamnya pemerintah terhadap sesuatu
disebut sebagai kebijakan publik. Bertolak dari pengertian di atas, ASN sebagai
bagian dari pemerintah atau sebagai aparat sipil negara memiliki kewajiban
melaksanakan kebijakan publik. Dengan kata lain, ASN adalah aparat pelaksana
(eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan.
Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik:
1) ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengimplementasikan kebijakan publik. ASN adalah sebagai ujung tombak
dalam membuat dan mengeksekusi suatu kebijakan dalam merespon suatu
masalah. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, tanpa ada implementasi
maka suatu kebijakan publik hanya menjadi angan-angan belaka, sehingga
karena itu harus dioperasionalisasikan.
2) ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai aparatur profesional
yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan
aturan perundang-undangan. Karena itu ASN harus menjiwai semangat UU
ASN yang berupaya untuk memperbaiki sifat layanan birokrasi yang buruk,
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 8
yaitu birokrasi yang berfungsi hanya untuk melayani kepentingan atasan,
bukan untuk kepentingan publik atau masyarakat yang rekrutmen
pegawainya didasarkan atas kedekatan keluarga atau pertemanan, bukan
melalui sistem merit berdasarkan kompetensi dan kompetisi. Dengan
demikian, pegawai ASN harus menyadari dirinya sebagai bagian dari
birokrasi yang melayani kepentingan publik yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan (costumer-driven government).
3) ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya. Yaitu yang
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan bernegara. Di samping itu, ASN juga harus berpegang pada dua
belas kode etik dan kode perilaku yang telah diatur dalam UU ASN pasal 5.
b. ASN sebagai pelayan public
Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pelayanan Masyarakat, pelayanan didefinisikan sebagai cara melayani,
membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan
seseorang atau sekelompok orang, artinya objek yang dilayani dapat meliputi
individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi. Sedangkan
pelayanan masyarakat (publik) adalah segala bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di
bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dari definisi tersebut, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan
dalam pelayanan publik, yaitu:
1) Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh aparat pemerintah.
2) Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat atau publik.
3) Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang dan jasa sesuai
kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Arif Faizal dan Sujudi (1995) secara umum wujud pelayanan
yang didambakan masyarakat adalah sebagai berikut
1) Adanya kemudahan mendapatkan pelayanan.
2) Memperoleh pelayanan secara wajar.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 9
3) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap
kepentingan yang sama.
4) Pelayanan yang jujur dan terus terang.
5) Pelayanan yang bermutu.
Sementara itu, berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik pasal 1 ayat (1) pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Yang disebut sebagai penyelenggara
pelayanan publik adalah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi,
lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk
kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata
untuk kegiatan pelayanan publik (pasal 1 ayat (2)). Sedangkan yang disebut
dengan pelaksana pelayanan publik adalah pejabat, pegawai, petugas, dan
setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik. Undang-
Undang Pelayanan Publik ini tentu saja menjadi landasan utama
penyelenggaraan pelayanan publik bagi ASN.
Tujuan penyelenggaraan pelayanan publik berdasarkan undang-undang
ini adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,
tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
2) Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik
yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik;
3) Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
4) Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
c. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji
ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa ‘PNS akan senantiasa
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 10
setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta
senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan diri
sendiri, seseorang dan golongan’. Artinya dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, seorang PNS juga wajib untuk menjunjung tinggi persatuan agar
keutuhan bangsa dapat terjaga. PNS dituntut untuk memiliki perilaku
mencintai tanah air Indonesia, dan mengedepankan kepentingan nasional
ditengah tengah persaingan dan pergaulan global. Pentingnya peran PNS
sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara implisit disebutkan dalam UU No
5 tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai dasar dan kode etik dan kode perilaku,
dimana dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa asas-asas dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Hal ini berarti, seorang PNS atau
ASN dalam menjalankan tugas-tugasnya senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok,
individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya. PNS dalam menjalankan
tugas dan fungsinya harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.
Sedangkan adil, berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap
netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tenteram dilingkungan kerjanya dan di
masyarakatnya.
Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode
etik dan kode perilaku yang telah diatur di dalam UU ASN. Berdasarkan pasal
5 UU ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; • Melayani
dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
c. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 11
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang undangan dan etika pemerintahan;
e. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
f. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab efektif, dan efisien;
g. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
h. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
i. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
j. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
k. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
3. Etika publik
a. Pengertian etika
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the
dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and
obligation”. Secara lebih spesifik Collins Cobuild (1990:480) mendefinisikan
etika sebagai “an idea or moral belief that influences the behaviour, attitudes
and philosophy of life of a group of people”. Oleh karena itu, konsep etika
sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990) mendefinisikan etika
sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi
yang adil. Dengan demikian etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/
buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik
atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang
baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik buruk, benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 12
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan
antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di
dalam pelayanan publik (Haryatmoko, 2001). Menurut Azyumardi Azra (2012),
etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu atau kelompok
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur. Dengan pengertian ini menurut
Azyumardi Azra, etika tumpang tindih dengan moralitas dan/atau akhlak
dan/atau social decorum (kepantasan sosial) yaitu seperangkat nilai dan norma
yang mengatur perilaku manusia yang bisa diterima masyarakat, bangsa dan
negara secara keseluruhan. Dalam konteks Indonesia, menurut Azyumardi Azra,
nilai-nilai etika sebenarnya tidak hanya terkandung dalam ajaran agama dan
ketentuan hukum, tetapi juga dalam social decorum berupa adat istiadat dan
nilai luhur sosial budaya termasuk nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
ajaran Pancasila. Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian
perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan
yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilainilai
yang dianut (Catalano, 1991). Menurut Gene Blocker, etika merupakan cabang
filsafat moral yang mencoba mencari jawaban untuk menentukan serta
mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum tentang benar
dan salah serta baik dan buruk. Etika sebenarnya terkait dengan ajaran-ajaran
moral yakni standar tentang benar dan salah yang dipelajari melalui proses
hidup bermasyarakat.
b. Pengertian kode etik
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
c. Kode etik ASN
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 13
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
d. Nilai-nilai dasar etika public
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 14
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
e. Definisi dan lingkup etika publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik buruk, benar salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
f. Dimensi etika publik
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik Etika publik menekankan pada aspek
nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk
integritas pelayanan publik. Moral dalam etika publik menuntut lebih dari
kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah
dan konsep etika yang khas dalam pelayanan publik. Oleh karena itu, etika
publik mengarahkan analisa politik sosial budaya (polsosbud) dalam
perspektif pencarian sistematik bentuk pelayanan publik dengan
memperhitungkan interaksi antara nilainilai masyarakat dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh lembaga-lembaga publik.
2) Dimensi Modalitas Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Pemerintahan korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan
konflik dan penyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya
integritas pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 15
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik,
yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika?
Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja? Struktur seperti apa yang
mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika? Infrastruktur
semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi? Unsur-unsur
modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi dan
netralitas. Akuntabilitas berarti pemerintah harus mempertanggung
jawabkan secara moral, hukum dan politik atas kebijakan dan tindakan-
tindakannya kepada rakyat.
Pada prinsipnya ada tiga aspek dalam akuntabilitas:
a) Tekanan akuntabilitas pada pertanggungjawaban kekuasaan melalui
keterbukaan pemerintah atau adanya akses informasi bagi pihak luar
organisasi pemerintah.
b) Memahami akuntabilitas sekaligus sebagai tanggung jawab dan
liabilitas sehingga tekanan lebih pada sisi hukum, ganti rugi dan
organisasi.
c) Tekanan lebih banyak pada hak warga negara untuk bisa mengoreksi
dan ambil bagian dalam kebijakan publik sehingga akuntabilitas
disamakan dengan transparansi.
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan korupsi
atau kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang
sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema
moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup. Integritas publik juga
dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar, aturan
moral yang diterima masyarakat. Integritas publik juga merupakan niat
baik seorang pejabat publik yang didukung oleh institusi sosial seperti
hukum, aturan, kebiasaan, dan sistem pengawasan. Pembentukan moral,
niat baik yang didukung oleh lingkungan dan pengalaman yang
menyediakan infrastruktur etika berupa sarana yang mendorong dan
memberi sanksi bagi yang melanggar norma-norma dalam pelayanan
publik.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 16
4. Komitmen mutu
a. Definisi komitmen mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi
mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah merumuskan
pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a dynamic state associated with
products, services, people, processes, and environments that meets or exceeds
expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu
merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen
atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada pelanggan
(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda
atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
b. Aspek komitmen mutu
1) Efektif
Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2) Efisien
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya
dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur.
3) Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran
selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran
gaya hidup, peningkatan kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh
globalisasi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 17
5. Anti korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan
negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat
jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Membahas fenomena
dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan
tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat
menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan,
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapatkan hasil terbaik, agar dapat dipertanggungjawabkan juga
secara publik.
1.6 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS);
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 18
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai
ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat
karier tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN
ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-
mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public
b. Pelayan public
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 19
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang
dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
3. Hak dan kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 20
a. Gaji dan tunjangan
b. Cuti
c. Perlindungan
d. Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN
disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga
wajib memberikan perlindungan berupa:
a. Jaminan kesehatan
b. Jaminan kecelakaan kerja
c. Jaminan kematian
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang.
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab.
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 21
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

2.1 Visi, Misi, Dan Nilai Organisasi


Pembangunan Kesehatan di Wilayah kerja UPT Puskesmas Penfui yang
dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
walaupun masih ditemui berbagai masalah dalam bidang kesehatan yang harus
ditanggulangi dengan berbagai upaya yang dilakukan
a) Visi
Visi Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Penfui tidak
terpisahkan dari visi Pembangunan Kesehatan Kota Kupang
“TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS,
MANDIRI, DAN SEJAHTERA DENGAN TATAKELOLA BEBAS KKN”

Visi tersebut memiliki empat kunci pokok yakni Kota Layak Huni, Kota Cerdas,
Kota Mandiri dan Sejahtera, Dan Kota Bebas KKN

Kota Layak Huni, Mengandung arti ketersediaan Saran dan prasarana


perkotaan seperti air minum yang menjangkau seluruh penduduk, listrik yang cukup
bagi kebutuhan penduduk dan tersedianya transportasi yang aman bagi warga.

Kota Cerdas, Mengandung arti membantu warga kota dengan mengelola


sumber daya yang ada dengan efisien dan memberi informasi yang tepat kepada
masyarakat atau mengantisipasi kejadian yang tak terduga.

Kota Mandiri dan Sejahterah, Mengandung arti ekonomi rakyat


berkembang dalam kemampuan daerah dan terwujudnya kesejahteraan dalam
masyarakat.

Kota Bebas KKN, Mengandung arti berprinsip pemerintahan yang


baik/Good Governance and Clear Goverment

(Renstra Pembangunan Kesehatan Kota Kupang 2018 - 2022 )

b) Misi
Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, Cerdas, Berakhlak,
Profesional dan Berdaya Saing (KUPANG SEHAT – CERDAS)

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 22
c) Motto
Motto UPT Puskesmas Penfui adalah ” Melayani dengan CERIA: Cepat, Empati,
Ramah, Inovatif, Akurat”
d) Tata Nilai
Tata nilai UPT Puskesmas Penfui yaitu:
1. Profesionalisme dalam melaksanakan
tugas
2. Kejujuran dalam bertindak
3. Ramah dan santun dalam pelayanan
4. Diversity (Keanekaragaman)
5. Kerjasama
6. Tanggung jawab
7. Kesabaran

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 23
2.2 Struktur Organisasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 24
2.3 Gambaran Unit Kerja
Puskesmas Penfui terletak di Kelurahan Penfui Kecamatan Maulafa. Wilayah
kerja Puskesmas Penfui mencakup 3 (tiga) Kelurahan dalam wilayah Kecamatan
Maulafa dengan luas wilayah kerja sebesar 13 km2. Kelurahan yang termasuk dalam
Wilayah Kerja Puskesmas Penfui adalah Kelurahan Penfui,Naimata,Maulafa.
Wilayah Kerja Puskesmas Penfui berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Alak
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Oebobo
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat.
Wilayah Kerja Puskesmas Penfui mencakup seluruh penduduk yang berdomisili di 3
Kelurahan di Kecamatan Maulufa yakni Kelurahan Maulafa, Kelurahan Naimata, dan
Kelurahan Penfui.
Tabel 2. Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Penfui Tahun 2018
STANDAR
PUSKESMAS PENFUI
PERMENK
NO JENIS TENAGA ES NO. 75
TOTA
TAHUN PNS PTT MAGANG
L
2014

1 Dokter atau Dokter 2 - 2 - 2


Layanan Primer

2 Dokter Gigi 1 1 - - 1

3 Perawat Umum 8 5 2 - 7

4 Perawat Gigi - 2 - - 2

5 Bidan 7 10 1 1 12

6 Tenaga Kesehatan 2 2 - - 2
Masyarakat

7 Tenaga Kesehatan 1 3 - - 3

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 25
Lingkungan

8 Ahli Teknologi 1 1 - 1 2
Laboratorium Medik

9 Tenaga Gizi 2 2 - - 2

10 Tenaga Kefamasian 2 3 - - 3
Tenaga Administrasi
11 (Loket dan TU) 3 1 1 - 2

12 Pekarya 2 - 2 - 2

13 Satpam - - - - -

14 Sopir - 1 - - -

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 26
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Uraian Rancangan Kegiatan dan Tahapan Pemecahan Core Isu


Dalam melakukan kegiatan untuk pemecahan core isu yang telah dipilih penulis membuat rencana kegiatan sebanyak delapan kegiatan
antara lain:
Tabel 3. Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan substansi Kontribusi Visi – Misi Penguatan nilai
NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
mata pelatihan organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaporkan 1. Menyiapkan Adanya rancangan  Akuntabillitas Kegiatan ini Kegiatan ini
kepada atasan rancangan aktualisasi Tanggungjawab,jujur, mendukung memberikan penguatan
aktualisasi kejelasan target pencapaian visidan nilai organisasi yaitu
misi Puskesmas yaitu profesionalisme dan
2. Menyampaikan Rancangan  EtikaPublik
mengembangkan SDM insiatif serta inovatif
rancangan disampaikan Sopan santun,hormat
yang profesional,
akatualisasi
sehat, cerdas
3. Meminta dukungan Adanya dukungan  WoG
atasan dari atasan Berkoordinasi

2 Menyiapkan 1. Mengumpulkan Adanya referensi  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


materi sumber atau Tanggung jawab, mendukung memberikan penguatan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 27
penyuluhan referensi kejelasan target pencapaian visi dan nilai organisasi yaitu
2. Menyusun materi Adanya satuan acara  Anti korupsi
misi Puskesmas yaitu profesionalisme dan
penyuluhan penyuluhan (SAP) Kerja keras
mengembangkan SDM insiatif serta inovatif
 Nasionalisme yang
Kerelaan profesional,cerdas,
dan mandiri

3 Membuat leaflet 1. Mendesain leaflet Adanya leaflet  AkuntabilitasTanggun Kegiatan ini Kegiatan ini
dengan dalam bentuk g jawab mendukung memberikan penguatan
menggunakan softcopy  Komitmen mutu pencapaian visi dan nilai organisasi yaitu
materipada SAP Efektif, efisien misi puskesmas yaitu profesionalisme, ramah,
mengembangkan SDM dan inovatif
2. Mencetak leaflet Tersedianya leaflet  Anti korupsi
yang sehat, cerdas,
Kerja keras
dan profesional

4 Melakukan senam 1. Menentukan lokasi Tersedianya lokasi  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
pagi di kelompok senam Tanggung mendukung memberikan penguatan
usia lanjut jawab,kejelasan pencapaian visi dan nilai organisasi yaitu
target, partisipatif misi Puskesmas yaitu profesionalisme, ramah,
2. Menyiapkan media Tersedianya speaker  Akuntabilitas mengembangkan SDM inovatif
pemutar musik mini Tanggung jawab
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 28
untuk senam yang profesioanal,
sehat, dan sejahtra
 WoG
3. Memulai senam Adanya Koordinasi, kerja
dokumentasi berupa sama
foto
5 Melakukan 1. Mempersilahkan Para lansia  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
penyuluhan para lansia menempati kursi Tanggung jawab, mendukung visi dan memberikan penguatan
menempati kursi yang disiapkan partisipatif misi Puskesmas yaitu nilai organisasi yaitu
yang disiapkan mengembangkan SDM profesionalisme, ramah
2. Menyiapkan daftar Tersedianya format 
yang
hadir daftar hadir
Profesioanal,cerdas,
3. Membagikan leaflet Terbaginya leaflet  KomitmenMutu
dan mandiri
Efektif, efisien
4. Memula Adanya  WoG
ipenyuluhan dokumentasi berupa Koordinasi
foto Kerjasama
6 Melakukan 1. Menyiapkan alat Adanya alat  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan i ni
pemeriksaan ukur tekanan spigmomanometer Tanggung jawab mendukung memberikan penguatan
tekanan darah darah(spigmomano pencapaian visi dan nilai organisasi yaitu
meter) misi Puskesmas yaitu profesionalisme, ramah,
 Akuntabilitas

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 29
2. Menyiapkan daftar Adanya format Tanggung jawab profesional, cerdas, intregity, dan akuntabel
hadir dan format dan mandiri
pengisian hasil
tekanan darah

3. Memanggil nama Pasien datang satu  EtikaPublik


pasien sesuai daftar persatu secara Sopan santun,
hadir berurutan ramah

4. Melakuan Terlaksananya  Akuntabilitas


pengukuran tekanan kegiatan Teliti, akurat
darah satu persatu pengukuran tekanan
darah
5. Mencatat hasil  Akuntabilitas
tekanan darah pada Adanya Tanggung jawab
format yang tersedia dokumentasi berupa teliti
hasil tekanan darah
dan foto (gambar)
7 Melakukan 1. Berkoordinasi Terlaksananya  EtikaPublik Kegiatan ini Kegiatan ini
monitoring dan dengan petugas koordinasi dengan Sopansantun mendukung visi dan memberikan penguatan
pencatatan jumlah pengelolah laporan pengelolah laporan misi puskesmas yaitu nilai organisasi yaitu
pasien hipertensi Bulanan bulanan. profesional, profesionalisme, ramah,

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 30
terkontrol 2. Membuat format Tersedianya format  WoG intregity, dan akuntabel
monitoring monitoring Koordinasi
Kerjasama

3. Melakukan Tercatatnya jumlah


monitoring jumlah pasien hipertensi  KomitmenMutu
pasien dengan pada format Efektif
hipertensi terkontrol monitoring

4. Melakukan evaluasi Adanya laporan  Nasionalisme


monitoring evaluasi monitoring Musyawarah

8 Melakukan 1. Mengumpulkan Adanya daftar hadir  EtikaPublik Kegiatan ini Kegiatan ini
evaluasi bukti kegiatan dan dokumen Sopan santun mendukung visi dan memberikan penguatan
berupa daftar hadir gambar kegiatan  WoG misi Puskesmas yaitu nilai organisasi yaitu
dan dokumen Koordinasi, profesionalisme dan profesionalisme, ramah,
Kerjasama cerdas intregity, dan akuntabel

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 31
2. Menyusunbahan Adanya laporan  Akuntabilitas
evaluasikegiatan pertanggung Bertanggung jawab
jawaban  Anti Korupsi
Bekerja keras

3. Melakukan rapat Terlaksananya rapat  Akuntabilitas


evaluasi kegiatan evaluasi Bertanggung jawab

4. Menyampaikan Adanya laporan hasil  Nasionalisme


laporan hasil aktualisasi Bekerja keras
kegiatan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 32
.3.2. Jadwal pelaksanaan kegiatan (dalam mingguan)
Tabel 4. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan WaktuPelaksanaan
(Bulan September)
1 2 3 4
1. Melaporkan kepada atasan

2. Menyiapkan materi penyuluhan


3. Membuat leaflet
4. Melakukan senam pagi di kelompok lanjut
usia
5. Melakukan penyuluhan
6. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
7. Melakukan monitoring dan pencataan
pasien hipertensi terkontrol
8. Melakukan evaluasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 33
BAB IV
HASIL AKTUALISASI

4.1 pelaksanaan kegiatan aktualisasi


tabel 5. Pelaksanaan aktualisasi
Keterkaitan Kontribusi Paraf Paraf
N Tahapan
Kegiatan Output/Hasil substansi mata Visi – Misi Penguatan nilai Organisasi mentor Coach
O Kegiatan
pelatihan organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Melaporkan 1. Menyiapkan Adanya  Akuntabillitas Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
kepada rancangan rancangan Tanggung jawab, mendukung penguatan nilai organisasi
atasan aktualisasi aktualisasi jujur, kejelasan pencapaian yaitu profesionalisme dan
target visidan misi insiatif serta inovatif
2. Menyampai Rancangan  EtikaPublik Puskesmas
kan disampaikan Sopan yaitu
rancangan santun,hormat mengemba
akatualisasi
ngkan SDM
3. Meminta Adanya  WoG
yang
dukungan dukungan dari Berkoordinasi
profesional,
atasan atasan
sehat,
cerdas
2 Menyiapka 5. Mengumpul Adanya  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 34
n materi kan sumber referensi Tanggung jawab, mendukung penguatan nilai organisasi
penyuluhan atau kejelasan target pencapaian yaitu profesionalisme dan
referensi visi dan misi insiatif serta inovatif
6. Menyusun Adanya satuan  Anti korupsi
Puskesmas
materi acara Kerja keras
yaitu
penyuluhan penyuluhan  Nasionalisme mengemba
(SAP) Kerelaan ngkan SDM
yang
profesional,
cerdas, dan
mandiri

3 Membuat 1. Mendesain Adanya leaflet  AkuntabilitasTan Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
leaflet leaflet dalam bentuk ggung jawab mendukung penguatan nilai organisasi
dengan softcopy  Komitmen mutu pencapaian yaitu profesionalisme,
menggunaka Efektif, efisien visi dan ramah, dan inovatif
n misi
materipada puskesmas
SAP yaitu
3. Mencetak Tersedianya  Anti korupsi
mengemba
leaflet leaflet Kerja keras
ngkan SDM

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 35
yang sehat,
cerdas, dan
professional
4 Melakukan 4. Menentuka Tersedianya  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
senam pagi nlokasi lokasi senam Tanggung mendukung penguatan nilai organisasi
di kelompok jawab,kejelasan pencapaian yaitu profesionalisme,
usia lanjut target, visi dan ramah, inovatif
partisipatif misi
5. Menyiapkan Tersedianya  Akuntabilitas Puskesmas
media untuk speaker mini Tanggung jawab yaitu
pemutar
mengemba
musik
ngkan SDM
senam
yang
profesioana
 WoG
l, sehat, dan
6. Memulai Adanya Koordinasi, kerja
sejahtra
senam dokumentasi sama
berupa foto
5 Melakukan 5. Mempersila Para lansia  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
penyuluhan hkan para menempati Tanggung jawab, mendukung penguatan nilai organisasi
lansia kursi yang partisipatif visi dan misi yaitu profesionalisme,
menempati disiapkan Puskesmas ramah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 36
kursi yang yaitu
disiapkan mengemba
6. Menyiapkan Tersedianya 
ngkan SDM
daftar hadir format daftar
yang
hadir
Profesioana
7. Membagika Terbaginya  KomitmenMutu
l,cerdas,
n leaflet leaflet Efektif, efisien
8. Memula Adanya  WoG dan mandiri

ipenyuluhan dokumentasi Koordinasi


berupa foto Kerjasama
6 Melakukan 6. Menyiapkan Adanya alat  Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan i ni memberikan
pemeriksaa alatukurteka spigmomanom Tanggung jawab mendukung penguatan nilai organisasi
n tekanan nandarah(sp eter pencapaian yaitu profesionalisme,
darah igmomanom visi dan misi ramah, intregity, dan
eter) Puskesmas akuntabel
 Akuntabilitas
yaitu
7. Menyiapkan Adanya format Tanggung jawab
profesional,
daftarhadird
cerdas, dan
an format
mandiri
pengisianhas
iltekanandar
ah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 37
8. Memanggil Pasien datang  EtikaPublik
nama pasien satu persatu Sopan santun,
sesuai daftar secara ramah
hadir berurutan

9. Melakuan Terlaksananya  Akuntabilitas


pengukuran kegiatan Teliti, akurat
tekanan pengukuran
darah satu tekanan darah
persatu

10. Mencatat  Akuntabilitas


hasil Adanya Tanggung jawab
tekanan dokumentasi teliti
darah pada berupa hasil
format yang tekanan darah
tersedia dan foto
(gambar)
7 Melakukan 1. Berkoordina Terlaksananya  EtikaPublik Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
monitoring si dengan koordinasi Sopansantun mendukung penguatan nilai organisasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 38
dan petugas dengan visi dan misi yaitu profesionalisme,
pencatatan pengelolah pengelolah puskesmas ramah, intregity, dan
jumlah laporan laporan yaitu akuntabel
pasien Bulanan bulanan. profesional,
2. Membuat Tersedianya  WoG
hipertensi
format format Koordinasi
terkontrol
monitoring monitoring Kerjasama

7. Melakukan Tercatatnya
monitoring jumlah pasien  KomitmenMutu
jumlah hipertensi Efektif
pasien pada format
dengan monitoring
hipertensi
terkontrol

8. Melakukan Adanya  Nasionalisme


evaluasi laporan Musyawarah
monitoring evaluasi
monitoring

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 39
8 Melakukan 5. Mengumpul Adanya daftar  EtikaPublik Kegiatan ini Kegiatan ini memberikan
evaluasi kan bukti hadir dan Sopan santun mendukung penguatan nilai organisasi
kegiatan dokumen  WoG visi dan misi yaitu profesionalisme,
berupa gambar Koordinasi, Puskesmas ramah, intregity, dan
daftar hadir kegiatan Kerjasama yaitu akuntabel
dan profesionali
dokumen sme dan
6. Menyusunb Adanya  Akuntabilitas
cerdas
ahan laporan Bertanggung
evaluasikegi pertanggungja jawab
atan waban  Anti Korupsi
Bekerja keras

7. Melakukan Terlaksananya  Akuntabilitas


rapat rapat evaluasi Bertanggung
evaluasi jawab
kegiatan
8. Menyampai Adanya  Nasionalisme
kan laporan laporan hasil Bekerja keras
hasil aktualisasi
kegiatan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 40
4.2 Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah dirumuskan dan disetujui oleh penguji,
pembimbing,dan mentor maka penulis menyampaikan bahwa semua kegiatan dan
tahapannya berhasil dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Berikut
ini adalah hasil dari kegiatan – kegiatan tersebut:
Kegiatan I: Melaporkan kepada atasan

Gambar 1. Melaporkan kepada atasan


Sebelum bertemu dan melapor diri kepada atasan secara langsung, terdahulunya
saya menyiapkan rancangan aktualisasi (Tanggung jawab/Akuntabilitas). Langkah
berikutnya adalah saya bersama dengan mentor membuat kesepakatan waktu dengan
atasan untuk menyampaikan rancangan aktualisasi yang telah saya buat. Sesuai
dengan kesepakatan waktu tersebut maka pada hari Senin tanggal 02 September 2019
pada pukul 08.30 WITA saya bersama mentor Ibu Nurul Kusbandiyah, S,Kep.Ns.
sekaligus pengelolah program lansia bertemu bapak kepala Puskesmas Penfui di
ruangan beliau.
Dalam pertemuan ini saya menyampaikan rancangan aktualisasi kepada atasan
yang terdiri dari delapan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 30 hari ke
depannya. Hal ini merupakan bentuk rasa hormat serta sikap sopan santun saya
sebagai staf dan Aparatur Sipil Negara (sopan santun, hormat menghormati/Etika
Publik). Dalam tahap ini juga saya secara jujur menyampaikan tentang kegiatan –
kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan rancangan aktualisasi yang dibuat
(Jujur/Etika Publik). Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh mentor disepakati
beberapa hal di antaranya untuk target kelompok lansia serta waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan (Kejelasan Target/Akuntabilitas, koordinasi/WOG).Tahap
terakhir dari kegiatan pertama ini adalah meminta dukungan dari atasan di mana pada
kesempatan tersebut Bapak Kepala Puskesmas Penfui selaku atasan memberikan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 41
beberapa masukan agar memperhatikan media yang digunakan dalam kegiatan
tersebut disesuaikan dengan latar belakang para lansia sehingga materi dapat
dipahami dengan baik oleh para lansia yang hadir (Transparan,Responsif/Pelayan
Publik). Singkatnya atasan menanggapinya dengan persetujuan dan dukungan penuh
terhadap rencana aktualisasi yang akan dilaksanakan.
Adapun beberapa hal yang penulis simak dari kegiatan di atas sebagai bentuk
dukungan yang diberikan oleh atasan kepada penulis yaitu:
a. Menerima rancangan aktualisasi tersebut karena dapat menjadi suatu masukan
bagi Puskesmas dalam upaya meningkatkan pemahaman para lansia tentang
pengobatan hipertensi.
b. Meminta kerja sama dari pihak pengelola program lansia untuk mengambil dua
kelompok posyandu lansia dan membuat jadwal kegiatan sesuai dengan jadwal
posyandu lansia. Dua kelompok tersebut adalah posyandu lansia purnama
penfui dan posyandu lansia melati naimata.
c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan tersebut sehingga
para lansia dapat memahami dan mengikuti kegiatan tersebut dengan baik.
Hasil dari kegiatan tersebut di atas adalah adanya rancangan aktualisasi,
rancanangan disampaikan, serta adanya dukungan dari atasan.

Kegiatan II : Menyiapkan materi penyuluhan


Dalam menyiapkan materi penyuluhan ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu:
1. Mengumpulkan referensi

Gambar 2. Mengumpulkan referensi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 42
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 3 september 2019. Setelah berkoordinasi
dengan rekan kerja di poli umum Puskesmas Penfui penulis mendapatkan dua
referensi . Di mana referensi ini merupakan dasar dalam melakukan sebuah
penyuluhan sehingga kegiatan penyuluhan tersebut menjadi sebuah kegiatan yang
rasional dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Oleh karena itu penulis
menggunakan beberapa sumber buku seperti yang tertera pada gambar di atas yaitu
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam dan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2014
(Tanggung jawab, Kejelasan Target/Akuntabilitas). Hasil dari kegiatan ini adalah
tersedianya referensi.
2. Menyusun materi penyuluhan

Gambar 3. Menyusun materi penyuluhan


Kegiatan menyusun materi dalam penyuluhan dilakukan pada 04 September
2019 berlangsung di ruang poli umum (ruang kerja penulis) setelah jam pelayanan
pasien ditutup oleh bagian pendaftaran. Salah satu unsur penting dalam penyuluhan
adalah Satuan Acara Penyuluhan (SAP). Oleh karena itu penulis pun menyusun
satuan acara penyuluhan untuk kegiatan yang akan dilakukan pada dua kelompok
lansia di tempat dan waktu yang berbeda. Kerangka satuan acara penyuluhan meliputi
pokok bahasan, waktu, tempat, latar belakang, tujuan, media, metode,materi, dan
evaluasi. Dalam menyusun materi yang juga merupakan bagian dari satuan acara
penyuluhan saya berusaha untuk menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
para lansia sebagai sasaran dari kegiatan ini dengan selalumempertahankan unsur
ilmiah dari setiap rangkaian materi.Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan ini dapat
terlaksana oleh karena adanya kerelaan dan kerja keras sehingga materi yang disusun
dapat bermanfaat bagi para lansia (Kerja Keras/Antikorupsi,
Kerelaan/Nasionalisme, efektif/Komitmen Mutu). Materi yang didapatkan dari
setiap referensi dirangkum sesuai dengan pokok bahasan yang direncanakan meliputi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 43
pengertian hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, penyebab hipertensi, diet hipertensi,
serta pencegahan dan pengobatan hipertensi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini
adalah adanya referensi dan adanya satuan acara penyuluhan (SAP) .
Kegiatan III : Membuat Leaflet
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 september 2019 dan 6 September 2019.
Dalam merancang leaflet ini mengunakan gambar serta latar belakang dengan
warna yang dapat dilihat oleh para lansia. Pada leaflet tercantum lima pokok
bahasan sesuai dengan rancangan aktualisasi.
Langkah-langkah dalam kegiatan ini meliputi:
1. Mendesain leaflet dengan menggunakan materi pada satuan acara penyuluhan
(SAP)

Gambar 4 Leaflet dalam bentuk softcopy


Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 September 2019. Kegiatan ini
merupakan suatu langkah untuk membuat media yang akan digunakan dalam
melakukan kegiatan penyuluhan. Ada pun media yang dimaksud sesuai dengan
rancangan aktualisasi adalah leaflet. Dalam menyiapkan media penyuluhan ini
selain sebagai rancangan aktualisasi, media berupa leaflet ini merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan merubah pola pikir para lansia
tentang hipertensi secara umum dan pengobatan hipertensi secara khusus
(Efektif,Efeisien/Komitmen Mutu, Kejelasan target/Akuntabilitas). Hasil dari
kegiatan ini adalah tersedianya leaflet dalam bentuk softcopy.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 44
2. Mencetak leaflet

Gambar 5. Mencetak leaflet


Pada tahap berikutnya adalah mencetak leaflet. Kegiatan ini berlangsung
di ruang pendaftaran (loket) Puskesmas Penfui. Namun, sebelum leaflet tersebut
dicetak terdahulunya saya konsultasikan dengan pengelolah program lansia. Hasil
dari konsultasi tersebut adalah leaflet dapat digunakan pada penyuluhan sehingga
tanpa memperpanjang waktu pada tanggal 6 September 2019 leaflet pun saya
cetak sesuai dengan jumlah perkiraan peserta posyandu lansia ( Transparan,
Responsif, Mudah dan murah/Pelayanan publik).Total jumlah leaflet yang
dicetak untuk kegiatan penyuluhan sebanyak 60 lembar sesuai dengan jumlah
perkiraan lansia pada ke dua kelompok posyandu tersebut.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah Adanya leaflet dalam bentuk
hardcopy
Kegiatan IV : Melakukan senam lansia
Senam merupakan salah satu latihan fisik yang dapat membakar kalori dan
melatih otot jantung. Menurut para peneliti dari British Journal Of Sport
Medicine pada tahun 2014, orang lanjut usia yang aktif bergerak dan berolahraga
terbukti lebih sehat dan memiliki risiko yang lebih kecil terhadap penyakit kronis
termasuk hipertensi. Umumnya senam lansia memiliki gerakan dan kecepatan
yang lambat.Manfaaat senam lansia antara lain meningkatkan jantung agar dapat
memompa oksigen melalui darah ke seluruh tubuh dengan lebih maksimal,
mengurangi risiko tekanan darah tinggi, serta meningkatkan suasana hati lansia.
Sebelum menentukan konsep senam lansia, penulis terdahulunya
berkonsultasi dengan pengelola program lansia tentang gambaran fisik para lansia
secara umum. Dari hasil diskusi tersebut pengelola program lansia

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 45
menyampaikan bahwa rata – rata rentang umur para lansia yang bergabung dalam
kelompok posyandu purnama dan melati adalah 60 sampai 78 tahun. Hampir
sebagian di antara peserta tersebut telah mengalami gangguan pada kaki. Bahkan
satu di antara para lansia tersebut mengalami kelumpuhan sehingga tidak dapat
mengikuti kegiatan senam. Berdasarkan kesepakatan dengan pengelola program
lansia maka kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 September 2019 di kelompok
lansia Purnama Penfui tepatnya pada pkl. 07.15 WITA. Sedangkan pada
kelompok lansia Melati Naimata dilakukan pada tanggal 16 September 2019 pkl.
08.00 WITA.
Berikut ini adalah beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu:
 Menentukan lokasi senam

Gambarrrr 6 lokasi senam Posyandu lansia Purnama

Gamabar 7. lokasi melati


Sebelum melakukan kegiatan senam terdahulunya saya berkoordinasi
dengan pengelolah program lansia menentukan lokasi senam. Di mana lokasi
senam untuk posyandu lansia Purnama Penfui adalah lokasi rumah ibu kader

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 46
yang letaknya tidak jauh dari Puskesmas Penfui. Sedangkan untuk lokasi senam
kelompok posyandu lansia melati adalah pustu lama naimata (Tanggung jawab,
kejelasan Target/Akuntabilitas). Penulis juga mencatat nama masing – masing
iu kader yaitu Ibu Anna Kelakik dan Ibu Cornalia Ndun. Hal ini akan sangat
membantu penulis untuk mencari tahu lokasi senam untuk kedua kelompok lansia
tersebut di atas. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 6 September 2019 setelah
jam kerja selesai.

 Menyiapkan media untuk pemutar musik senam

Selain lokasi, menyiapkan alat atau media yang digunakan dalam kegiatan
senam pun merupakan unsur penting terlaksananya kegiatan senam ini.Senam
juga bisa menjadi terapi fisik bagi para manula. Senam yang diiringi musik bisa
meningkatkan kemampuan berjalan dan keseimbangan para lansia, menurut
Jurnal Science Daily April 2010. Ada pun media yang penulis gunakan adalah
mini speaker yang sesuai dengan situasi dan kondisi di lokasi senam
(Efektif,Efisien/Komitmen Mutu).

Hasil yang diperoleh pada tahapan ini adalah tersedianya speaker mini.

Gambar 8. Menyiapkan speaker mini di lokasi Posy. Purnama

Gambar 9. Menyiapkan speaker mini di lokasi Posy. Melati Naimata

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 47
 Memulai senam

Sesuai hasil kesepakatan dengan pengelolah program lansia maka untuk


kegiatan senam dilakuan pada hari Sabtu, 07 September 2019 di kelompok Lansia
Purnama Penfui dan pada hari Senin 16 September 2019 di kelompok lansia
Melati Naimata.Sebelum memulai senam penulis menyapa para lansia dengan
mengucapkan salam dan setelah itu mengajak para lansia berdiri dan mengarahkan
mereka untuk membentuk barisan. Ketika memulai senam, penulis memastikan
bahwa semua peserta dalam hal ini para lansia harus dalam kondisi yang nyaman
dan kesehatannya sedang dalam keadaan baik – baik saja. Penulis meminta seluruh
peserta lansia menghitung denyut nadi, di mana rata – rata denyut jantung lansia
berkisar 60 – 100 kali per menit. Setelah itu penulis memulai kegiatan inti yaitu
senam lansia (Koordinasi/WOG, Kekeluargaan/Nasionalisme,Efektif,
Efisien/Komitmen Mutu). Berikut ini adalah gambar terlaksananya senam di kedua
kelompok lansia tersebut yang juga merupakan hasil dari tahapan ini yaitu
terlaksananya senam lansia.

Gambar 10. Melakukan senam di Posy. Purnama Penfui

Gambar 11. Melakukan senam di Posy. Melati

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 48
Dengan latar belakang para lansia yang rentang umur 60 sampai 75 tahun
maka senam yang saya gunakan adalah senam peregangan dengan durasi senam 10
menit. Namun ada beberapa lansia yang tidak dapat mengikuti senam sampai selesai
dikarenakan faktor gangguan pada kaki. Namun pada akhirnya senam berlangsung
dengan baik.Kegiatan senam berlangsung dengan baik. Para lansia yang hadir
mampu mengikuti senam peregangan ini hingga selesai. Meski pun pada awalnya
para lansia enggan untuk mengikuti senam, namun saya bersama ibu kader lalu
mengajak para lansia bahwa yang akan dilakukan adalah peregangan otot – otot
kaki dan tangan, sehingga senam ini sangat baik untuk kebugaran tubuh para lansia.

Kegiatan V : Melakukan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan setelah senam lansia. Sehingga untuk


kedua kelompok lansia tersebut dilaksanakan pada tanggal 7 September 2019 di
kelompok lansia Purnama dan tanggal 16 September 2019 di kelompok lansia
Melati Naimata. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan
untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W.Van De Ban dkk. (1999) dituliskan
bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi
informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat
sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Singkatnya penyuluhan sebagai
sebuah proses perubahan perilaku. Berdasarkan konsep penyuluhan di atas serta
rancangan aktualisasi maka penulis melakukan bebrapa tahapan dalam kegiatan ini
yaitu:

 Mempersilahkan para lansia menempati kursi yang disiapkan


Sebagai pelayan publik maka dalam memulai kegiatan ini saya
mempersilahkan para peserta posyandu lansia untuk menempati kursi yang telah
disiapkan. Sikap konkrit yang juga merupakan ajakan ini akan mempengaruhi para
lansia secara psikis bahwa mereka hadir untuk kita layani dalam bentuk apa pun
sehingga sebagai insan muda dan juga pelayan publik, kita pun dapat mengambil
bagian dalam upaya menciptakan lansia sehat (Kekeluargaan/Nasionalisme,
tanggung jawab/Akuntabilitas).

Berikut adalah gambar para lansia menempati kursi yang disiapkan sebagai hasil
dari tahapan ini:

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 49
Gambar 12. Para lansia di Posy. Purnama Penfui menempati kursi yang disiapkan

Gambar 13. Para lansia di Posy. Melati Naimata menempati kursi yang disiapkan
 Menyiapkan daftar hadir
Langkah berikutnya yaitu menyiapkan daftar hadir. Di mana dalam setiap
kegiatan yang dilakuakn kita perlu mempunyai kelengkapan secara administratif
(Kejelasan target/Akuntabilitas).
Berikut adalah gambar tersedianya daftar hadir:

Gambar 14. Tersedianya format daftar hadir di posy. Purnama

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 50
Gambar 15. Tersedianya format daftar hadir di posy. Melati
 Membagikan leaflet
Adapun media yang disiapkan terdahulunya sebagai media dalam kegiatan
penyuluhan ini. Sebelum memulai penyuluhan, langkah yang penulis lakukan adalah
dengan membagikan leaflet kepada setiap peserta penyuluhan dalam hal ini lansia –
lansia yang hadir pada saat itu (Efektif/Komitmen Mutu, Kerja sama/WOG).
Berikut ini adalah gambar terbaginya leaflet pada para lansia sebagai hasil yang
diperoleh dari tahapan ini:

Gambar 16. Leaflet dibagikan kepada para lansia Posy. Purnama Penfui

Gambar 17 . Leaflet dibagikan kepada para lansia Posy. Melati Naimata

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 51
 Memulai penyuluhan
Setelah leaflet sebagai media dalam penyuluhan ini terbagi maka penyuluhan
pun dapat dimulai. Sebelum masuk pada inti kegiatan ini, terdahulunya penulis
mengucapkan salam serta ucapan terima kasih atas kesediaan para lansia untuk
mengikuti penyuluhan ini. Setelah itu penulis memulai penyuluhan. Materi
disampaikan sesuai dengan pokok bahasan yang tertera pada leaflet secara berurutan
sehingga para lansia dapat mengikuti materi penyuluhan sambil membaca pada leaflet
yang dibagikan. Penyampaian materi tetap memperhatikan kesederhanaan dalam tata
bahasa tanpa mengurangi nilai ilmiah dari materi penyuluhan. Harapannya setelah
penyuluhan para peserta penyuluhan dalam hal ini para lansia dapat merubah pola
pikir bahwa penyakit hipertensi bukan penyakit yang dapat disembuhkan tetapi
penyakit yang terkontrol sehingga mereka yang menderita hipertensi secara rutin
melakukan kontrol di fasilitas layanan kesehatan baik di Puskesmas, dokter keluarga,
mau pun rumah sakit dengan tetap memperhatikan gaya atau pola hidup sehat
(Transparan,Responsif/Pelayan Publik). Sebagai pelayan publik di akhir kegiatan
penyuluhan penulis pun mengajak para lansia untuk membuat komitmen seperti yang
tertera pada leaflet. Penulis mengajak para lansia berdiri dan membacakan bersama –
sama komitmen tersebut yaitu kendalikan tekanan darahmu posyandu lansia sehat,
bahagia, sejahtera.
Berikut ini adalah gambar terlaksananya penyuluhan sebagai hasil dari tahapan
kegiatan ini:

Gambar 18. Melakukan penyuluhan di Posy. Purnama Penfui

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 52
Gambar 19. penyuluhan di Posy. Melakukan Melati Naimata
Kegiatan VI : Melakukan pengukuran tekanan darah
Deteksi untuk mengetahui hipertensi pada lansia adalah dengan mengukur
tekanan darah. Tapi ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengukuran tekanan darah agar hasilnya akurat. Di antaranya adalah menyiapkan
lingkungan atau tempat yang nyaman serta orang tersebut juga dalam kondisi tenang.
Untuk itu maka penulis melakukan bebrapa tahapan dalam kegiatan ini yaitu:
 Menyiapkan alat ukur tekanan darah (spigmomanometer)
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling utama yaitu menyiapkan alat ukur
tekanan darah (spigmomanometer) dan memastikan alat tersebut dalam keadaan siap
pakai (tanggung jawab, kejelasan target/akuntabilitas).
Berikut adalah gambar yang menerangkan hasil dari tahapan kegiatan ini:

Gambar 20. Menyiapkan spigmomanometer di Posy. Melati Naimata

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 53
Gambar 21. menyiapkan spigmomanometer di Posy. Melati Naimata

 Menyiapkan format pengisian hasil pengukuran tekanan darah (terlampir)


Melakukan suatu tindakan pengukuran tentunya membutuhkan juga pencatatan
hasil dari pengukuran tersebut. Oleh karena itu penulis pun menyiapkan format
pencatatan hasil tekanan darah di mana dalam format ada bebrapa hal yang harus diisi
oleh penulis yaitu nama pasien, umur, hasil tekanan darah, serta riwayat hipertensi
dan pengobatannnya (integritas tinggi/etika publik, efektif/ komitmen mutu).
Berikut ini adalah gambar format yang disiapkan untuk kedua kelompok posyandu
tersebut:

Gambar 22 Menyiapkan format pengisian tekanan darah

 Memanggil nama pasien sesuai daftar hadir


Sebagai pelayan publik maka perlu menanamkan nilai sopan santun dalam
setiap pelayanan. Termasuk juga dalam tahapan ini, penulis memanggil nama pasien
sesuai daftar hadir sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik (sopan santun/

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 54
etika publik, kekeluargaan/nasionalisme).Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini
adalah pasien datang satu per satu secara berurutan. Berikut adalah gambar yang
menunjukan hasil dari tahapan ini:

Gambar 23 Lansia Posy. Purnama datang satu persatu secara berurutan

Gambar 24 Lansia di Posy. Melati Naimata datang satu persatu secara berurutan

 Melakukan tekanan darah satu per satu

Gambar 25. Melakukan pengukuran tekanan darah di Posyandu Purnama

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 55
Gambar 26. Melakukan pengukuran tekanan darah di Posyandu Melati

 Mencatat hasil pengukuran tekanan darah pada format yang tersedia

Gambar 27. Mencatat hasil tekanan darah di Posyandu Melati

Gambar 28. Mencatat hasil tekanan darah di Posyandu Purnama


Kegiatan ini berlangsung dengan baik. Sebelum melakukan pengukuran darah,
saya melakukan anamnesa atau pengkajian tentang riwayat minum obat antihipertensi
dengan menanyakan pada pasien apakah pernah minum obat anti hipertensi? Jika
pernah, maka pertanyaan berikutnya adalah kapan terakhir minum obat anti

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 56
hipertensi? Dari hasil pengkajian secara individual ditemukan beberapa penderita
hipertensi tidak minum obat secara rutin dengan alasan antara lain:
 Penderita hipertensi merasa sehat
 Kunjungan ke Puskesmas tidak teratur
 Minum obat tradisional
 Menggunakan terapi lain

Kegiatan VII : Melakukan monitoring dan pencatatan jumlah pasien dengan


hipertensi terkontrol
Dalam melakukan kegiatan monitoring ini ada beberapa tahapan yang dilakukan
yaitu:
 Berkoordinasi dengan pengelolah program lansia

Gambar 29. Berkoordinasi dengan pengelola pragram lansia

Dalam kegiatan ini diawali dengan melakukan koordinasi, di mana dalam


melakukan monitoring ini juga melibatkan peran dari pengelolah program lansia
sehingga kegiatan ini dapat dilakukan dengan baik. Mengingat pentingnya kegiatan
monitoring ini maka hal – hal yang dibahas dalam tahap ini adalah waktu dan cara
melakukan monitoring tersebut (Koordinasi, Kerja sama/WOG). Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 17 September 2019 di ruang Poli umum. Bersama dengan
pengelola program lansia penulis menyampaikan tentang formar monitoring yang
akan dilakukan. Ada pun beberapa kesepakatan yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu
kegiatan monitoring akan dilakukan pada tanggal 21 September 2019 di Puskesmas
Penfui pada pkl. 07.00 bertepatan dengan kegiatan prolanis.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terlaksananya koordinasi dengan
pengelolah program lansia.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 57
 Membuat format monitoring

Gambar 30. Format Monitoring


Dari hasil koordinasi tersebut maka ada pun format monitoring yang harus
dibuat sehingga mempermudah pelaksanaan monitoring tersebut dan sebagai bahan
laporan kegiatan monitoring (Berorientasi Mutu/Komitmen Mutu). Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal 17 Agustus 2019 di ruangan poli umum.
Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya format monitoring.
 Melakukan monitoring jumlah pasien dengan hipertensi terkontrol
Sesuai kesepakatan dengan pengelolah program lansia maka langkah
berikutnya adalah melakukan monitoring untuk mendapatkan jumlah pasien dengan
hipertensi terkontrol yang digambarkan dengan perubahan terkontrolnya tekanan
darah (Efektif,Efisien/Komitmen Mutu). Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21
September 2019 di halaman Puskesmas Penfui pada pkl. 07.00 WITA yang dihadiri
oleh pihak pengelola program lansia. Dalam monitoring ini penulis melakukan
pengukuran tekanan darah kembali pada para lansia. Hasil pengukuran tekanan darah
yang diperoleh menjadi bahan pengamatan dengan hasil tekanan darah yang diperoleh
saat kegiatan posyandu 2 minggu yang lalu.

Gambar 31. Pengukuran tekanan darah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 58
 Melakukan evaluasi monitoring

Gambar 32. Melakukan evaluasi monitoring

Setelah mendapatkan data pada format monitoring tersebut maka langkah


yang terakhir dari monitoring ini adalah melakukan evaluasi monitoring tersebut
termasuk dalam hal ini adalah tindak lanjut dari beberapa lansia yang belum ada
perubahan pada pemahaman tentang pengobatan hipertensi
(Musyawarah/Nasionalisme).
Dalam melaksanakan kegiatan diatas, penulis memulai dengan melakukan
pemantauan hasil tekanan darah serta hasil pengkajian secara individual , selanjutnya
dengan melihat hasil tersebut dan memperhatikan kembali proses pelaksanaan
penyuluhan dan senam lansia, sembari melakukan perbaikan-perbaikan agar dapat
diterapkan kembali, pada tahap akhir penulis menyusun laporan hasil monitoring
berupa jumlah pasien dengan hipertensi terkontrol dan pasien dengan hipertensi tidak
terkontrol.Kegiatan diatas terjadi diruangan Poli umum Puskesmas Penfui, pada
tanggal 23 Septemer 2019.Hasil dari kegiatan ini yaitu Tersedianya laporan hasil
evaluasi monitoring berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah dan pengkajian
riwayat pengobatan pasien secara individual.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 59
Kegiatan VIII : Melakukan evaluasi
Melakukan Evaluasi beberapa tahapan dari kegiatan yang terakhir ini adalah:
a. Mengumpulkan bukti kegiatan berupa daftar hadir

Setelah
Gambar33. Buktimelakukan beberapa kegiatan maka kegiatan evaluasi ini akan
– Bukti Kegiatan
diawali dengan mengumpulkan bukti – bukti kegiatan seperti daftar hadir dan
dokumen lainnya sehingga menjadi dasar dalam melakukan evaluasi kegiatan ini
(Teliti, Berorientassi Mutu/Komitmen Mutu). Bukti – bukti dari kegiatan yang
dilakukan meliputi daftar hadir penyuluhan, laporan penyuluhan, serta laporan
evaluasi monitoring. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 September 2019 di
ruang kerja penulis yaitu di Poli umum setelah jam pelayanan ditutup.

b. Menyusun bahan evaluasi kegiatan

Gambara 34. Menyusun bahan evaluasi kegiatan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 60
Tahap yang berikutnya adalah menyusun bahan evaluasi kegiatan, di mana
dalam tahap ini merupakan suatu bentuk tanggung jawab terhadap organisasi dalam
hal ini UPTD Puskesmas Penfui dan dalam poses penyusunan laporan ini saya
membuat secara jujur sesuai dengan apa yang dilaksanakan sehingga tersedianya
laporan pertanggung jawaban sebagai bukti fisik dari kegitan yang telah dilakukan
(tanggung jawab/ Akuntabilitas, Jujur/Etika Publik). Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 25 September 2019 di ruang poli umum.

Hasil dari kegiatan ini adalah adanya laporan pertanggung jawaban.


c. Melakukan rapat evaluasi kegiatan

Gambar 35. Rapat evaluasi

Setelah laporan siap maka tahap berikut yang dilakukan adalah melakukan rapat
evaluasi kegiatan, di mana undangan yang digunakan secara lisan tanpa mengurangi
rasa hormat kepada pimpinan dan seluruh staf (Musyawarah/Nasionalisme). Rapat
dilaksanakan pada tanggal 30 September 2019 di ruang poli umum setelah jam
pelayanan tepatnya pkl 14.00 WITA. Rapat ini dihadiri oleh mentor sekaligus
pengelola program lansia dan juga beberapa teman – teman dari tiap unit. Sedangkan
atasan juga bapak Kasubag Tata Usaha berhalangan untuk menghadiri kegiatan ini
dikarenakan sedang mengikuti kegiatan dinas di luar Puskesmas.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 61
d. Menyampaikan laporan hasil kegiatan
Selanjutnya penulis mulai menyusun laporan sesuai yang telah diberikan,
mengumpulkan data dan fakta berdasarkan kerangka kegiatan tersebut, selanjutnya
penulis memulai menulis laporan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 1 oktober
sampai dengan 4 Oktober 2019. Setelah itu, sebagai bagian terakhir dari kegiatan
aktualisasi ini adalah menyampaikan laporan aktualisasi (Jujur, Sopan/Etika
Publik, Tanggung jawab/Akuntabilitas) sesuai dengan jadwal yang telah
disampaikan oleh panitia kegiatan diklat BPSDMD Propinsi NTT.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 62
4.3 Jadwal Pelaksanaa Aktualisasi
Tabel 6. Jadwal pelaksanaan aktualisasi
Septembar
No Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Melaporkan
1 kepada
atasan
Menyiapkan
2 materi
penyuluhan
Membuat
3
leaflet
Melakukan
senam di
4
kelompok
lansia
Melakukan
5
penyuluhan
Melakukan
pemeriksaan
6
tekanan
darah

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 63
Melakukan
monitoring
kegiatan dan
7 pencatatan
jumlah pasien
hipertensi
terkontrol
Melakukan
8
evaluasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 64
4.4 Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor dan Coach di Tempat Aktualisasi
Tabel 7. Pengendalian oleh Mentor
Kegiatan 1 : Melaporkan kepada atasan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Lengkapi surat pernyataan
 Output kegiatan dukungan
terhadap
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 2 : menyiapkan materi penyuluhan


Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Sumber atau referensi yang
 Output kegiatan digunakan sangat menunjang
terhadap kegiatan ini.
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 65
Kegiatan 3 : membuat leaflet
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Hindari gambar atau tulisan
 Output kegiatan yang menyusahkan para
terhadap lansia dalam menggunakan
pemecahan isu; leaflet
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 4 : melakukan senam


Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Media dan senam yang
 Output kegiatan digunakan sesuai dengan
terhadap keadaan umum para lansia
pemecahan isu; sehingga kegiatan ini dapat
 Keterkaiatan terlaksana dengan baik.
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 66
Kegiatan 5 : melakukan penyuluhan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Media berupa leaflet dan
 Output kegiatan penyampaian materi dapat
terhadap diterima oleh para lansia
pemecahan isu; yang hadir.
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 6 : Melakukan pemeriksaan tekanan darah


Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Kegiatan ini berjalan dengan
 Output kegiatan baik.
terhadap
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 67
Kegiatan 7 : melakukan monitoring kegiatan dan pencatatan jumlah pasien hipertensi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Format monitoring yang
 Output kegiatan digunakan sangat membantu
terhadap berlangsungnya kegiatan ini.
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 8 : melakukan evaluasi


Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan kegiatan; Semua kegiatan sudah
 Output kegiatan terlaksana dengan baik,
terhadap sehingga evaluasi dapat
pemecahan isu; berjalan dengan baik pula.
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 68
Tabel 8. Pengendalian oleh Coach
Kegiatan 1 : Melaporkan kepada atasan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Tambahkan foto surat Hari Kamis, 26 Oktober 2019
 Output kegiatan persetujuan dalam realisasi Bertemu langsung di Kelas
terhadap kegiatan Latsar Dinas Sosial
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 2 : menyiapkan materi penyuluhan


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Perhatikan sistematika Hari Kamis, 26 Oktober 2019
 Output kegiatan penulisan Bertemu langsung di ruang
terhadap kelas Latsar Dinas Sosial
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 69
Kegiatan 3 : Membuat leaflet
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Kamis, 26 oktober 2019
 Output kegiatan Lampirkan leaflet dalam Bertemu langsung di Dinas
terhadap laporan sosial
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 4 : melakukan senam


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Untuk setiap gambar Kamis, 26 Oktober 2019
 Output kegiatan tambahkan keterangan Bertemu langsung di Dinas
terhadap gambar dengan penomoran Sosial
pemecahan isu; berurutan.
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 70
Kegiatan 5 : melakukan penyuluhan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Lengkapi format yang Kamis, 3 Oktober 2019
 Output kegiatan digunakan dalam Bertemu langsung di Kelas
terhadap penyuluhan dalam lampiran Laatsar Dinas Perkebunan
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 6 : Melakukan pemeriksaan tekanan darah


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Lengkapi bukti kegiatan Kamis, 3 Oktober 2019
 Output kegiatan berupa gambar dan Bertemu langsung di dinas
terhadap lampiran format pencatatan perkebunan
pemecahan isu; hasil tekanan darah
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 71
Kegiatan 7 : melakukan monitoring kegiatan dan pencatatan jumlah pasien hipertensi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Kamis, 03 Oktober 2019
 Output kegiatan Lampirkan hasil monitoring Bertemu langsung di Dinas
terhadap Perkebunan
pemecahan isu;
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Kegiatan 8 : melakukan evaluasi


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media Coaching
 Tahapan kegiatan; Kamis, 03 Oktober 2019
 Output kegiatan Pada umumnya semua Bertemu langsung di Dinas
terhadap kegiatan terlaksana sesuai Perkebunan
pemecahan isu; tahapannya.
 Keterkaiatan
substansi mata
pelatihan;
 Kontribusi terhadap
visi misi organisasi;
 Penguatan nilai
organisasi;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 72
4.5 Hambatan dan Solusi dalam pelaksanaan Aktualisasi
Dalam menjalankan kegiatan aktualisasi di UPTD Puskesmas Penfui terdapat beberapa
hal yang menjadi faktor penghambat yaitu:
 Menjalankan tugas rutin di poli dengan jumlah pasien yang cukup banyak serta
mendapat beberapa tugas tambahan yang diberikan oleh atasan.

Adapun solusi yang saya lakukan untuk mengatasi masalh di atas yaitu:

 Berkoordinasi dengan teman sejawat untuk beberapa kegiatan yang bisa digantikan
oleh teman sejawat senior.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 73
BAB V
PENUTUP

5.1 kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik beberapa hal sebagai kesimpulan yaitu:
a. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan judul Peningkatan pemahaman pasien
tentang hipertensi dilaksanakan melalui kegiatan yakni:
1. Melaporkan kepada atasan
2. Menyiapkan materi penyuluhan
3. Membuat leaflet
4. Melakukan senam
5. Melakukan penyuluhan
6. Melakukan pengukuran tekanan darah
7. Melakukan monitoring dan pencatatan jumlah pasien dengan hipertensi
terkontrol
8. Melakukan evaluasi

Semua kegiatan di atas terlaksana sesuai dengan rancangan aktualisasi.

b. Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman penderita hipertensi tentang pentingnya


pengobatan pada hipertensi seumur hidup agar tekanan darah selalu dalam keadaan
terkontrol sehingga penderita tidak mengalami komplikasi lainnya seperti
kelumpuhan akibat stroke dan masih banyak komplikasi lainnya.
c. Teraplikasinya nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dan kedudukan serta peran Calon Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang Calon ASN,
terlihat dari setiap kegiatan yang dilakukan dan telah menjadi habituasi dalam
keseharian dan adanya usulan dari dokter agar kegiatan ini dapat dikembangkan
menjadi kegiatan inovasi Puskesmas Penfui yaitu SIJUMAD siap kunjungi
masyarakat. Di mana sasaran dari program ini adalah penderita hipertensi yang belum
terkontrol juga penyakit kronis lainnya.
5.2 Saran
a. Perlunya memperbaiki sistem pelayanan di rawat jalan sehingga setiapa pasien
yang datang berobat memiliki rekam medis yang terintergrasi. Hal ini akan sangat
membantu dokter dan perawat dalam memberikan informasi kesehatan yang

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 74
berkaitan dengan riwayat sakit pasien baik saat ini mau pun riwayat sakit
terdahulunya.
b. Perlunya kartu kontrol bagi pasien dengan hipertensi, sehingga memudahkan
Puskesmas untuk memperoleh data mengenai jumlah pasien hipertensi terkontrol.
c. Perlunya memperbaiki sistem pelayanan di posyandu lansia agar menggunakan
sistem lima meja sehingga para lansia yang datang pun mendapatkan pelayanan
lebih maksimal. Hal ini tentunya akan memberikan kenyamanan bagi para lansia
maupun petugas kesehatan yang melayani.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 75
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi. Jakarta:
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Depkes RI.

Robbins. 2010. Buku Ajar Patologi, Edisi 7 Volume 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Aru Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V. Jakarta:Internal
Publishing.

Heinz. 2014. Konsensus Penatalaksanaan hipertensi.Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi


Indonesia.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 76
LAMPIRAN 1

DAFTAR HADIR PENYULUHAN DI POSYANDU LANSIA PURNAMA PENFUI

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 77
LAMPIRAN 2

FORMAT PENCATATAN HASIL TEKANAN DARAH

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 78
LAMPIRAN 3
FORMAT MONITORING

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 79
LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 80
LAMPIRAN 5

LEAFLET

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 81
LAMPIRAN 6

GAMBAR KEGIATAN

Kegiatan 2

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 82
Kegiatan 3

Kegiatan 4

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 83
Kegiatan 5

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 84
Kegiatan 6

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 85
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 86
Kegiatan 7

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 87
Kegiatan 8

LAMPIRAN 7

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 88
LAPORAN EVALUASI MONITORING

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 89
LAMPIRAN 8

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi NTT 2019 Page 90

Anda mungkin juga menyukai