Anda di halaman 1dari 47

Materi Sidang Komisi A: Garis-Garis Besar Haluan Organisasi

(GBHO)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian
dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi
yang strategis dalam rangka membangun tradisi pembaharuan
Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-
kampus Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lainnya,
menjadikan IMM sebagai organisasi otonom (Ortom)
Muhammadiyah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
kader-kader akademis Muhammadiyah masa depan. Posisi ini
meniscayakan IMM untuk selalu melakukan reorientasi dan
penajaman visi, misi, peran, agenda, strategi, metode serta teknik
gerakan. Dalam arti lain, IMM perlu melakukan penguatan
gerakan, baik dari segi landasan pemikiran maupun program
aksinya.
2. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu
mengambil peran lebih besar dalam gerakan kultural partisipatoris
yang selalu terlibat dengan secara intensif dalam mengambil peran-
peran sosial, baik di wilayah infrastruktur maupun suprastruktur.
Populasi kuantitatif umat yang masih belum diimbangi dengan
posisi kualitatif menjadi tanggung jawab IMM bersama generasi
muda Islam lainnya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan formulasi
strategi dan
taktik yang tepat untuk berhadapan dengan banyaknya tantangan
yang dihadapi umat saat ini dan masa depan.
3. Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda bangsa Indonesia
tidak bisa mengelakkan diri dari berbagai kejadian, kecenderungan,
dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia baik
dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasional maupun
konsekuensi interaksi antar bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut
untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban
terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sektor
diantaranya; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum,
kemasyarakatan, lingkungan, teknologi dansebagainya. Peran ini
merupakan keniscayaan karena IMM bersama generasi muda
lainnya adalah tumpuan harapan bangsa. Karena itu IMM perlu
segera melakukan antisipasi dan perencanaan strategis yang tepat
dalam memainkan perannya untuk umat dan bangsa.
4. Sebagai organisasi yang berada di level Grassroot, IMM ULM
Banjarmasin senantiasa memegang teguh prinsip kaderisasi yang
berkelanjutan untuk diarahkan menjadi kader persyerikatan, kader
ummat dan kader bangsa.
5. Bahwa IMM ULM Banjarmasin yang bergerak di ruang lingkup
Universitas Lambung Mangkurat, tidak dapat menegasikan situasi
objektif mahasiswa ULM yang memiliki karakter individualis,
apatis, dan hedonis. Sebagai Organisasi Otonom (Ortom)
Muhammadiyah, IMM ULM Banjarmasin memiliki posisi strategis
untuk berperan aktif menyadarkan mahasiswa agar peka dan
tanggap terhadap isu-isu permasalahan sosial dan politik di
tingkatan fakultas, universitas, daerah, maupun nasional serta
menjadi pelopor dalam konsolidasi gerakan IMM Banjarmasin.
B. Pengertian
1. Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) IMM ULM
Banjarmasin adalah pernyataan kehendak IMM ULM
Banjarmasin yang ditetapkan oleh Musykom. Di dalamnya
merupakan rangkaian kebijakan dan program yang menyeluruh,
terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus
dalam rangka mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya
akademisi islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah.
2. Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar yang dijadikan
landasan disusun dan dilaksanakannya suatu kebijakan
(program), sehingga pelaksanaannya mengarah pada tercapainya
tujuan IMM.
3. Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, adalah pedoman
kebijakan dalam jangka waktu lima kali periode Musykom,
yang disusun sebagai arah dari penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan atau program jangka pendek secara bertahap yang
akan mengarah pada tercapainya tujuan IMM.
4. Kebijakan yang dihasilkan dalam Musykom digunakan sebagai
arah kebijakan atau program dalam satu periode Musykom.
5. Pelaksanaan Kebijakan dan Program adalah garis-garis pokok
tindakan yang mengandung alternatif rencana program dalam
mencapai tujuannya.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi IMM ULM Banjarmasin adalah untuk memberikan arah
bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM, yang pada pokoknya
diwujudkan dalam bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga
dapat mencapai maksud dan tujuan IMM sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan kemampuan IMM
sendiri.
D. Landasan
Kebijakan IMM berdasarkan pada :
1. Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah.
3. Keputusan dan Program Muhammadiyah.
4. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM.
5. Keputusan Muktamar IMM
6. Keputusan Pimpinan Komisariat IMM ULM Banjarmasin
E. Sistematika
Penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM Komisariat
IMM ULM Banjarmasin mengandung sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang memaparkan tentang Latar Belakang
Permasalahan, Pengertian-Pengertian tentang Garis-
Garis Besar Haluan Organisasi IMM Komisariat ULM
Banjarmasin, Pola Dasar Kebijakan, Pola Umum
Kebijakan Jangka Panjang, Kebijakan IMM Periode
Musykom, dan Pelaksanaan Kebijakan dan Program.
Serta memuat Maksud dan Tujuan, Landasan Kebijakan,
dan Sistematika.
BAB II : Pola Dasar Kebijakan memaparkan tentang Makna dan
Hakikat Kebijakan, Tujuan Kebijakan, Prinsip-Prinsip
Kebijakan, Sasaran Kebijakan, serta Modal Dasar dan
Faktor Dominan.
BAB III : Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang memaparkan
tentang Latar Belakang Permasalahan, Arah Kebijakan
Jangka Panjang dan Sasaran.
BAB IV : Kebijakan IMM Periode Musykom memaparkan tentang
sasaran Program, Prioritas, dan Uraian.
BAB V : Memuat tentang Pelaksanaan Kebijaka dan Program
yang memaparkan tentang Prinsip Pengorganisasian
Program serta Pengorganisasian dan Pelaksanaan
Program di tingkat Komisariat
BAB VI : Penutup.
BAB II
POLA DASAR KEBIJAKAN
A. Makna dan Hakikat Kebijakan IMM Komisariat ULM
Banjarmasin
Pola Dasar Kebijakan IMM ULM Banjarmasin memberikan
dasar-dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya mewujudkan
tujuan IMM. Pola dasar kebijakan IMM memuat tentang tujuan
kebijakan, prinsip-prinsip kebijakan, sasaran kebijakan serta
modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu, makna dan
pola dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM
dalam bentuk penjabaran komponen-komponen yang mendasari
serta berpengaruh bagi upaya pencapaian tujuan IMM.
Sedangkan hakikat pola dasar kebijakan IMM adalah wujud
nyata dari upaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam
suatu kerjasama antara pimpinan dan anggota IMM Komisariat
IMM ULM Banjarmasin untuk mencapai tujuan IMM.
B. Tujuan Kebijakan IMM Komisariat ULM Banjarmasin
Tujuan kebijakan Komisariat IMM ULM Banjarmasin
diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
C. Prinsip-prinsip Kebijakan IMM
Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau
program yang dilaksanakan hendaknya didasarkan atas prinsip-
prinsip:
1. Prinsip Tujuan
Ialah bahwa segala usaha dan program senantiasa mengacu
pada pencapaian tujuan IMM yaitu mengusahakan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Dengan demikian
segala sesuatunya dilakukan bukan secara spontanitas
insidental, melainkan sebagai bagian dari upaya mendekati
pencapaian tujuan itu sendiri.
2. Prinsip Kekaderan
Ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan
pencerminan dari arena didik diri dalam mempersiapkan
dan melatih kader-kader yang terlatih dan berkualitas yang
diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan,
umat, dan bangsa. Target kualifikasi profil kader yang
dituju dalam keseluruhan proses IMM adalah kader yang
memiliki kompetensi dasar keagamaan, intelektual dan
kemanusiaan.
3. Prinsip Dakwah
Ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan dirinya di
tengah-tengah masyarakat adalah cerminan dari upaya
dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah adalah
landasan gerakan IMM dalam melakukan kehidupan
berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah menuju pencerahan
kualitas hidup manusia di dunia dan akhirat.
4. Prinsip Kebersamaan
Ialah segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM
merupakan hasil kehendak dan orientasi cita-cita seluruh
bagian warga Ikatan. Kolektivitas dan kolegialitas adalah
watak Ikatan dalam mengemban misi untuk mencapai
tujuan bersama dalam model “tim kerja” dan “kerja tim”
bagi program kerja Ikatan.
5. Prinsip Keseimbangan
Ialah bahwa pilihan gerakan IMM merupakan wujud
apresiasi yang seimbang dalam pemenuhan peran
keagamaan, keilmuan, dan kemasyarakatan.
6. Prinsip Relevansi
Ialah bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah
serangkaian aktivitas yang dilaksanakan untuk memberikan
pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak,
dan kebutuhan warga Ikatan yaitu mahasiswa.
7. Prinsip Kesinambungan
Ialah bahwa kegiatan-kegiatan IMM dalam setiap struktur
pimpinan senantiasa memperhatikan kebutuhan jangka
panjang dan kesinambungan gerakan.
8. Prinsip Kemajuan atau Progresifitas
Ialah bahwa segala bentuk program, kegiatan, maupun
pilihan kebijakan IMM senantiasa diambil sebagai usaha
IMM ke arah yang lebih baik, lebih progresif dan
mencerahkan bagi persyarikatan, umat dan bangsa.
D. Sasaran Kebijakan IMM
1. Sasaran Personal
Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan
pengembangan kepribadian serta sumber daya mahasiswa, agar
terciptanya keteladanan baik secara bathiniyah maupun
lahiriyah.
Untuk itu, pembinaan dan pengembangan aspek
bathiniyah diarahkan pada:
a. Tercapainya kualitas kader dan pimpinan IMM ULM
Banjarmasin yang siap menampilakn diri sebagai seorang
muslim uswatun hasanah dalam seluruh tindakannya.
b. Tercapainya kualitas kader dan Pimpinan IMM ULM
Banjarmasin yang mencerminkan akhlakul karimah dalam
kehidupan sehari-harinya.
c. Tercapainya kualitas kader dan pimpinan IMM ULM
Banjarmasin yang siap berjuang dan berani menghadapi
segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam
rangka pengambilan peran institusional maupun dalam
pemenuhan kualifikasi personalnya.
d. Terciptanya kader dan pimpinan IMM ULM Banjarmasin
yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat tentang fungsi
dan perannya dalam membangun cita-cita Ikatan menuju
masyaraat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah.
Adapun pembinaan dan pengembangan lahiriyah
diarahkan pada:
a. Terbinanya kualitas kader dan pembinaan
IMM yang terlampil dalam menjalankan perannya di
tengah-tengah masyarakat sesuai denagn spesifikasi
program, keahlian dan pilihan kerjanya.
b. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan
IMM yang mampu menampilkan daya tarik yang dapat bagi
generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam
aktivitas ikatan.
c. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan
yang cakap menjalankan organisasi sehingga memenuhi
kualitas anggota dan pimpinan yang memenuhi aturan
kondisi ikatan.
2. Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan
pengembangan organisasi, baik di dalam (internal) maupun ke
luar (eksternal). Pembinaan dan pengembangan yang bersifat
internal diarahkan pada penataan, pelaksananan serta
pengawasan organisasi.
Sehingga secara bertahap akan dicapai keadaan sebagai
berikut:
a. Terbinanya mental dan atau mekanisme kerja
kemimpinan sehingga secara bertahap akan terwujud
suasana tata kepemimpinan yang baik.
b. Terbinanya administrasi organisasi dan atau mekanisme
keorganisasian sehingga secara bertahap akan terwujud
suasana tata keorganisasian yang baik.
c. Terbinanya program dan kegiatan sehingga secara
bertahap akan terwujud suasana tata kegiatan yang baik.
Pembinaan dan pengembangan organisasi yang bersifat
eksternal diarahkan pada pemantapan organisasi secara
bertahap sehingga tercapai suasana sebagi berikut:
a. Terbinanya kepemimpinan IMM
yang tertib dan disiplin, baik vertikal maupun horizontal
dalam rangka pelaksanaan program untuk mencapai
tujuan IMM.
b. Terbinannya peran aktif IMM
sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dalam
meningkatkan fungsinya sebagai pelopor, penerus dan
penyempurna cita-cita dan gerakan Muhammadiyah serta
dapat bekerja sama dengan AMM lainnya.
c. Terbinanya peran aktif IMM
sebagai salah satu organisasi atau gerakan mahasiswa
Muslim yang mampu menghimpun dan menyalurkan
serta mengembangkan aspirasi, minat dan bakat
mahasiswa muslim.
d. Terbinanya peran aktif IMM
sebagi salah satu ormas kepemudaan di tengah-tengah
dinamika kancah kehidupan kepemudaan dan
kebangsaan.
e. Terjalinnya komunikasi
mutualistik dengan lembaga OKP-OKP lainnya setingkat
pimpinan
E. Modal Dasar dan Faktor Dominan
1. Modal Dasar
Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan
IMM yang menjadi modal pertama untuk menggerakkan dan
berjuang untuk organisasi.
Modal Dasar IMM dalam kiprahnya adalah:
a. Secara umum mahasiswa ULM
b. Secara umum mahasiswa ULM, dan secara khusus
mahasiswa FKIP 1 & 2, FH, FEB, dan FK yang menyetujui
maksud dan tujuan IMM.
c. Secara umum mahasiswa ULM sebagai generasi muda
potensial, dan secara khusus mahasiswa muslim ULM yang
memiliki potensi dasar aqidah Islam yang menjadi sumber
motivasi, kompetensi dasar keagamaan, intelektual dan
kemanusiaan.
2. Faktor-faktor Dominan
a. Berdirinya komisariat-komisariat IMM yang tersebar di
seluruh Kota Banjarmasin
b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM baik secara personal
maupun institusional di dalam tubuh persyarikatan maupun di
luar persyarikatan.
c. Tersedianya sumber dana para anggota-anggotanya baik yang
berada di dalam maupun di luar lingkungan Amal Usaha
Muhammadiyah.
d. Kerjasama dan dukungan dari berbagai Ortom-ortom yang
berada dibawah naungan Muhammadiyah.

BAB III
POLA UMUM KEBIJAKAN JANGKA PANJANG
Berdasarkan pada Pola Dasar Kebijakan, maka disusun Pola Umum
Kebijakan Jangka Panjang yang meliputi 5 (lima) periode MUSYKOM
(MUSYKOM III s.d. VII), sebagai upaya mengarahkan dan
melaksanakan pembinaan kader dalam pengertian seluas-luasnya
menuju tercapainya tujuan IMM.
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin mengarah kepada
terbentuknya budaya global dalam berbagai sektor telah menarik
sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat untuk terlibat di
dalamnya. Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek
kehidupan membawa dampak positif dan negatif dalam setiap
muatan yang ditawarkannya.
Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat
dan bangsa yang memiliki kapabilitas tinggi akan mampu menjadi
subyek penentu yang memenangkan seluruh penawaran alternatif
pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya
institusi dan komponen masyarakat serta bangsa yang tidak
memiliki kapabilitas tinggi akan menjadi obyek sasaran pasar dunia
dengan segala konsekuensinya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi
sosial-intelektual memiliki tingkat kemungkinan yang sangat besar
untuk terlibat dalam kancah globalisasi yang terjadi. IMM sebagai
social movement dapat memainkan peran strategisnya dalam arena
kehidupan global. Diharapkan tingkat kemampuan IMM mampu
memberikan penawaran serta tanggapan terhadap setiap tantangan
yang dihadapi.
Secara umum IMM ULM Banjarmasin akan semakin Solid,
produktif, dan menggembirakan bila ditopang oleh tiga sisi
kekuatan yang berjalan secara simultan dalam gerakannya.
Kekuatan pertama merupakan daya tahan institusional yang
dibangun secara sistematik dalam keseluruhan perangkat
internalnya. Kekuatan kedua merupakan kemampuan IMM ULM
Banjarmasin dalam mengimplementasikan teori-teori yang telah
dipelajari dalam bentuk praksis gerakan institusional dan dalam
praktik keseharian. Kekuatan ketiga menerapkan asas
kekeluargaan.
Hal ini harus dijawab dengan pemilihan aktivitas yang
secara programatik dituangkan dalam kebijakan dan programnya.
Program yang sistematik akan memberikan visi dan arah yang jelas
terhadap perjalanan organisasi dalam setiap periode
kepemimpinannya.
Demi tercapainya progresivitas tersebut, maka disusunlah
pola umum kebijakan jangka panjang yang akan menjadi panduan
kegiatan IMM ULM Banjarmasin selama 5 Periode ke depan yang
diterjemahkan dalam pilihan (prioritas) program jangka pendek
per-MUSYKOM.
B. Arah Kebijakan Jangka Panjang
1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka
terciptanya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan
dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Program jangka panjang dilaksanakan secara bertahap,
berencana dan berkesinambungan diarahkan untuk mencapai
maksud dan tujuan IMM ULM Banjarmasin yang terus
Produktif dan Menggembirakan
3. Program IMM ULM Banjarmasin jangka panjang ditetapkan
selama 5 (lima) kali pelaksanaan MUSYKOM IMM yang
dilaksanakan secara bertahap, berencana dan
berkesinambungan melalui kebijakan per-periode
MUSYKOM dari mulai periode MUSYKOM III sampai
MUSYKOM VII . Masing-masing tahapan memiliki sasaran
khusus dalam kerangka mencapai sasaran program jangka
panjang.
4. Dalam melaksanakan program jangka panjang, segala
kemampuan dan potensi yang dimiliki anggota dan organisasi
harus dikelola, diberdayakan, dan disalurkan semaksimal
mungkin disertai dengan kebijakan dan langkah-langkah
strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan potensi tersebut.
5. Pelaksanaan program jangka panjang mengandung prinsip
keseimbangan antara pencapaian target dan proses. Artinya
harus senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan
situasi dan kondisikader yang dihadapi oleh IMM di berbagai
aspek, yang dalam pelaksanaan program itu sendiri sehingga
tidak berorientasi pada pencapaian hasil semata-mata.
C. Sasaran Kebijakan
1. Sasaran Utama
Sasaran utama program jangka panjang IMM ULM
Banjarmasin diarahkan pada upaya perumusan visi dan peran
sosial IMM di abad XXI. Hal ini ditetapkan dalam rangka
memantapkan keberadaan IMM demi tercapainya tujuan
terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Rumusan program jangka panjang yang dimaksud
merupakan strategi pembinaan dan tahapan secara
sistematisyang diantaranya meliputi; konsolidasi organisasi,
konsolidasi pimpinan, pemantapan institusi dan mekanisme
organisasi, perluasan dan ekspansi organisasi, distribusi
kader, kristalisasi internal dan dinamisasi peran-peran
eksternal.
Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap,
berencana dan berkesinambungan selama lima periode
MUSYKOM:
a. Periode MUSYKOM III
Diarahkan pada penguatan pemahaman dan pelaksanaan
manajerial organisasi dan pola komunikasi organisasi.
Dengan adanya penguatan ini, diharapkan dapat
meningkatkan peran IMM Renaissance FISIP dalam
gerakan sosial kemasyarakatan ditingkat lokal baik
dalam tataran Universitas maupun tataran Malang Raya.

b. Periode MUSYKOM VI
Diarahkan pada pemantapan Immawati progresif dan
gerakan sosial kemasyarakatan, sebagai konsekuensi atas
terciptanya kualitas kader yang lebih maju dan
manajemen organisasi yang lebih baik. Dengan demikian
dapat mendorong kader-kader terbaiknya untuk
menduduki level struktural diatasnya dan tingkatan
lembaga intra kampus yang disesuaikan dengan garis
politik IMM Renaissance FISIP UMM.
c. Periode MUSYKOM V
Memperteguh gerakan IMM dalam level struktural
diatasnya, khususnya dalam mempelopori gerakan
immawati dan menginisiasi lahirnya korps immawati di
level cabang. Perluasan gerakan IMM juga diperteguh
pada tingkatan lembaga intra kampus yang sesuai dengan
garis politik IMM Renaissance FISIP UMM.
Dalam rangka perluasan gerakan tersebut, perlu dibentuk
kader yang memiliki jiwa enterprenuer sebagai cikal
bakal dibangunnya basis ekonomi kader dalam bentuk
Badan Usaha Milik Renaissance.
d. Periode MUSYKOM VI
Diharapkan dalam periode ini dapat membangun Badan
Usaha Milik Renaissance FISIP UMM sebagai pondasi
awal untuk terwujudnya Desa Binaan Renaissance FISIP
UMM di periode berikutnya. Mengaktifkan kembali
Forum Komunikasi Alumni Renaissance guna
memperkuat hubungan alumni dengan IMM Renaissance
FISIP
e. Periode MUSYKOM VII
Menjaga konsistensi gerakan sosial kemasyarakatan yang
dimanifestasikan secara riil dengan dibentuknya Desa
Binaan Renaissance FISIP UMM.
2. Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-
masing bidang pelaksanaan kebijakan bidang adalah:
a. Bidang Organisasi
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur,
fungsi dan stabilitas organisasi serta mekanisme
kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan
Ikatan dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi
gerakan IMM juga diarahkan pada terciptanya kekuatan
gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal
penggerak bagi pengembangan gerakan IMM.
b. Bidang Kader
Bidang kader diarahkan pada penguatan Tri Kompetensi
Dasar yang diejawantahkan dalam Grand Design
Perkaderan sehingga mampu berperan sebagai pelaku
perubahan sosial masyarakat.
c. Bidang Keilmuan
Diarahkan pada wacana intelektual sesuai dengan
disiplin ilmu kader ikatan yang berbasis filsafat dan
memberi asupan materi yang sesuai dengan kebutuhan
kader demi terwujudnya keintelektualan yang progresif.
d. Bidang Hikmah
Diarahkan pada pemantapan analisa politik kader dan
membangun tradisi investigasi sosial sehingga tercapai
kepeloporan dalam praksis gerakan yang berkemajuan.
e. Bidang Sosial dan Masyarakat
Diarahkan pada kepedulian sosial agar terciptanya
harmonisasi antar kader maupun masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat yang bersifat edukatif.
f. Bidang Immawati
Diarahkan pada upaya penguatan jati diri dan peran aktif
potensi sumber daya immawati dalam transformasi
sosial. Peran-peran ini berbasis pada paradigma Dakwah
dan berkeadilan gender sesuai nilai-nilai Ke-
Muhammadiyahan.
g. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
Diarahkan pada penguatan wacana ideologi demi menuju
gerakan dakwah Islam Amal Ma’ruf Nahi Munkar dalam
rangka menciptakan religiusitas kader Ikatan.
h. Bidang Media dan Komunikasi
Diarahkan pada terbangunnya sistem komunikasi
internal dan eksternal IMM, pembangunan image
komisariat, media komunitas yang mumpuni dan
menjadikan komunikasi sebagai bagian integral dari
pengembangan IMM.
BAB IV
KEBIJAKAN IMM PERIODE MUSYKOM III

A. Sasaran dan Prioritas Kebijakan


MUSYKOM IMM ULM Banjarmasin ini diarahkan pada
penguatan pemahaman dan pelaksanaan manajerial organisasi
dan pola komunikasi organisasi. Dengan adanya penguatan ini,
diharapkan dapat meningkatkan peran IMM ULM Banjarmasin
dalam gerakan sosial kemasyarakatan ditingkat lokal baik dalam
tataran Universitas maupun tataran Kota Banjarmasin.
B. Uraian Kebijakan Program
1. Bidang Organisasi
a. Melakukan konsolidasi (evaluasi dan kontrol) organisasi
dari dan antar bidang dalam menata terciptanya stabilitas
organisasi.
b. Melakukan kontroling, evaluasi serta koordinasi terhadap
kader pada level struktural di atas komisariat dan tingkatan
lembaga intra kampus.
c. Menguatkan dan memantapkan kapasitas manajemen
organisasi dan pola komunikasi organisasi.
d. Mengawal tertib organisasi.
e. Menguatkan kemampuan dokumentasi organisasi,
penelusuran dan penjagaan dokumen-dokumen penting
organisasi.
f. Menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang
mengancam organisasi.
g. Menguatkan basis wacana keorganisasian.

2. Bidang Kader
a. Merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi Proses
Kaderisasi secara kristis, kreatif dan inovatif sesuai Grand
Design perkaderan IMM ULM Banjarmasin.
b. Mempererat tali silaturahmi antar kader dan alumni.
c. Menganalisa dan mengasah minat, bakat, dan potensi kader.
d. Mengumpulkan data kader di setiap perkaderan IMM ULM
Banjarmasin.
e. Menguatkan Korps Instruktur dalam mengelola perkaderan.
f. Memberdayakan kader yang berada di luar struktural secara
optimal.

3. Bidang Hikmah
a. Memperkuat analisis politik kader.
b. Penyikapan isu-isu sosial politik di kampus, daerah,
nasional.
c. Penguatan basic pemahaman politik dan basic wacana
gerakan kader.
d. Menguatkan konsolidasi gerakan di tingkat internal dalam
merespon isu-isu daerah, nasional dan isu-isu global.
e. Menguatkan posisi tawar (bargaining position) komisariat
f. Memanfaatkan ruang-ruang publik di dalam kampus sebagai
sarana edukasi terhadap mahasiswa.
g. Melakukan maping politik internal komisariat-komisariat
cabang Malang

4. Bidang Keilmuan
a. Meningkatkan wacana kader Ikatan yang berbasis filsafat.
b. Mengembangkan referensi dan memperkuat minat baca
kader ikatan.
c. Meningkatkan daya kritis kader Ikatan.
d. Memberdayakan budaya keilmuan dalam hal pengembangan
disiplin ilmu kader.
5. Bidang Sosial dan Masyarakat
a. Memperkuat kepedulian sosial, baik sesama kader maupun
masyarakat secara umum.
b. Terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat dengan
mengedepankan nilai-nilai edukatif.
c. Menjaga harmonisasi hubungan antar pimpinan dan
hubungan antar kader.

6. Bidang IMMawati
a. Mengembangkan basic wacana kader tentang gender dan
perempuan
b. Penyikapan terhadap isu-isu kaum perempuan.
c. Membentuk karakteristik immawati sesuai dengan ajaran
Islam

7. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


a. Penguatan pemahaman Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
b. Menggiatkan pemahaman kader tentang ibadah sesuai
Himpunan Putusan TArjih (HPT) Muhamamdiyah
c. Membangun dan menginternalisasi nilai-nilai keislaman
kader.
d. Menciptakan dan menumbuhkembangkan media dakwah
khas IMM

8. Bidang Media & Komunikasi


a. Membangu
n kapasitas skill komunikasi kader sehingga mencapai misi
komisariat sebagai pelopor gerakan di Banjarmasin
b. Meningkatk
an skill kepenulisan kader ikatan
c. Mensosialis
asikan konten bermutu di media sosial resmi ikatan.
d. Melakukan
upaya Image building serta membentuk arus informasi yang
mampu meningkatkan bargaining position IMM ULM
Banjarmasin diruang publik.
e. Bersama
bidang terkait menciptakan data base kader yang berbasis
teknologi informasi.
9. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
a. Membentuk dan mengelola Badan Usaha Milik Ikatan
(BUMI) menjadi lembaga ekonomi produktif dan
berkelanjutan sebagai ujung tombak upaya kemandirian
organisasi.
b. Meningkatkan kemampuan wirausaha kader.
BAB V
PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM
(Strategi Pengembangan dan Implementasi Program)
Kebijakan Program IMM merupakan perincinan dari Pola Dasar
Kebijakan dan Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang IMM yang
dalam pelaksanakannya melibatkan seluruh tingkatan pimpinan dan
kader IMM.
Keterlibatan seluruh bagian sumber daya Ikatan dalam rangka
merealisasikan kebijakan program merupakan modal utama
terwujudnya aktifitas organisasi yang mandiri, mantap dan sistematis.
Orientasi pelaksanaan program tidak terlepas dari muatan-
muatan prinsip-prinsip seperti yang telah ditetapkan dimuka. Akselerasi
dan apresiasi pimpinan terhadap pelaksanaan program menjadi hal yang
penting yang harus diperhatikan. Dengan ini diharapkan dinamika
organisasi dalam menerjemahkan program sesuai kepentingan dan
kebutuhan masing-masing pimpinan akan semakin meningkat.
Merupakan sesuatu yang ideal jika MUSYKOM hanya memutuskan
tentang program pada level policy, yakni jenis program (rencana
kegiatan) yang benar-benar prioritas atau bahkan unggulan disertai
dengan kondisi tujuan atau capaian yang ingin diwujudkan dalam
periode tertentu. Adapun jenis kegiatannya ditentukan oleh Pimpinan
Komisariat sesuai target, dukungan dana dan fasilitas, serta perencanaan
kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, selain program bersifat
strategis dan realistis, juga akan melahirkan perkembangan pada setiap
periode secara lebih jelas dan signifikan.

A. Prinsip Pengorganisasian Program


Program IMM dikembangkan berdasarkan beberapa prinsip
pengorganisasian dan pelaksanaan program sebagai berikut:
1. Program IMM hasil MUSYKOM III merupakan program
komisariat yang menjadi acuan umum bagi kewenangan,
kebutuhan dan kondisi objektif komisariat.
2. Menentukan prioritas program pada setiap bidang, yakni
memilih jenis-jenis program dalam bentuk kegiatan yang telah
ditetapkan untuk diutamakan pelaksanaannya dalam periode ini.
3. Menentukan atau memilih program unggulan, yakni program
yang paling utama dan secara signifikan dapat membawa
kemajuan, peningkatan, atau perubahan yang luas dan dalam
bagi IMM ULM Banjarmasin.
4. Dalam melaksanakan program dan kegiatan hendaknya
dikembangkan secara lebih teratur dan tersistem mengenai
monitoring dan evaluasi, selain pelaporan yang bersifat rutin,
sehingga selalu dapat terkonsolidasikan dan terkendali dengan
baik. Terutama adanya “chek-list” bulanan atau tri bulanan
terhadap program atau kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan oleh pimpinan IMM ULM Banjarmasin.
5. Pelaksanaan program sangat memerlukan dana, selain
sumberdaya dan infrastruktur lainnya, karena itu bagaimana
mobilisasi dana dapat dilakukan pada tingkatan pimpinan
komisariat sehingga tidak mengalami kendala dalam pemasukan
dan pendayagunaanya.
6. Perlu disusunnya rumusan strategi dan prosedur pergerakan dan
perkaderan yang sesuai dengan karakteristik IMM ULM
Banjarmasin.
B. Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat
Komisariat
1. Rumusan program IMM di tingkat Komisariat diputuskan dalam
Musyawarah Komisariat, yaitu berupa “Program Komisariat
IMM” per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum
sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional dan daerah
serta cabang di masing-masing komisariat yang disesuaikan
dengan kewenangan, kreatifitas, kepentingan dan kondisi
setempat
2. Pimpinan komisariat bertanggung jawab dalam memonitor
pengorganisasian dan pelaksanaan program di komisariat sesuai
denga mekanisme organisasi.
3. Program tingkat komisariat disusun dengan mengacu program
nasional IMM, daerah dan cabang IMM dan lebih diarahkan
pada hal-hal berikut: relevansi program dengan potensi dan
permasalahan di tingkat komisariat yang bersangkutan,
pembinaan dan pengembangan intelektual kader di tingkat
komisariat. Dalam hal ini diharapkan hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan program dapat menambah keilmuan dan
intektualitas kader, dan mencantumkan target yang akan dicapai
selama satu periode dan target tri atau catur wulan.
BAB VI
PENUTUP

Garis-Garis Besar Haluan Organisasi ini disusun untuk menjadi


acuan gerakan BPH (Badan Pimpinan Harian) IMM ULM Banjarmasin
di setiap struktur kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya.
Dengan panduan GBHO diharapkan keserasian gerak Ikatan secara
nasional dapat diwujudkan. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung
percepatan pelaksanaan program dan agenda organisasi guna mencapai
tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Ditetapkan di:
Tanggal:
Materi Sidang Komisi C : Mekanisme Kerja

Komisi C membahas tentang Mekanisme Kerja Pimpinan


komisariat yang diharapkan nantinya menjadi acuan bagi kepengurusan
periode III dalam hal menjalankan roda organisasi serta mewujudkan
keberadaan komisariat yang mampu menjawab kebutuhan bagi kader.
A. Mekanisme Kerja
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pimpian dalam mekanisme kerja ini adalah Pimpinan IMM Komisariat
IMM ULM Banjarmasin
Pasal 2
Tanggung jawab pelaksanaan mekanisme kerja terletak pada pimpinan
tertinggi Komisariat IMM ULM Banjarmasin
BAB II
SUSUNAN POKOK PIMPINAN IMM
Pasal 3
1. Pimpinan Komisariat IMM ULM Banjarmasin adalah pimipinan
tertinggi yang memimpin komisariat secara keseluruhan, yang
dalam pelaksanaan tugasnya terdiri atas susunan pokok, yaitu unit-
unit kerja dan lembaga musyawarah.
2. Unit-unit kerja Pimpinan IMM adalah pengelompokan dalam satuan
pembagian tugas pimpinan yang terdiri dari Badan Pimpinan Harian
(BPH), Badan Pimpinan Otonom (BPO), dan Unit Pelaksana Teknis
(UPT).
3. Lembaga musyawarah Pimpinan IMM adalah rapat-rapat yang
merupakan perwujudan bentuk persamaan (kolegial) dalam
pengambilan keputusan kebijakan dalam rangka pelaksanaan fungsi
manajemen organisasi.
BAB III
TUGAS POKOK UNIT-UNIT KERJA PK IMM ULM
BANJARMASIN
Pasal 4
1. Komisariat IMM ULM Banjarmasin terdiri dari 3 unit kerja dengan
tugas pokoknya sebagai berikut
a. Badan Pimpinan Harian (BPH), yang mana bertugas sebagai
unit pengambilan kebijakan umum organisasi.
b. Badan Pimpinan Otonom (BPO), yang terdiri atas Lembaga
Semi Otonom dan Lembaga Otonom, bertugas sebagai unit
pengambilan kebijakan operasional di bidangnya secara otonom
dan profesional.
c. Unit Pelaksana Teknis (UPT) bertugas sebagai tim kerja
operasional.
2. Dalam keadaan tertentu, unit kerja Komisariat IMM ULM
Banjarmasin (BPO & UPT) dibantu oleh demisioner dan alumni
sebagai pelaksana.
BAB IV
Pasal 5
BADAN PIMPINAN HARIAN
1. BPH adalah sekelompok pimpinan atau manajemen Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah yang dipilih dan diberi amanat oleh
Musyawarah Komisariat (MUSYKOM).
2. BPH terdiri dari minimal 27 orang dengan susunan sebagai berikut:
Ketua umum : 1 Orang
Ketua Bidang : 8 Orang
Sekretaris Umum : 1 orang
Sekretaris Bidang : 8 Orang
Bendahara Umum : 1 Orang
Staf Bidang : -
Ketua dan Sekretaris Bidang terdiri dari:
Ketua dan sekretaris bidang Organisasi
Ketua dan sekretaris bidang Kader
Ketua dan sekretaris bidang Keilmuan
Ketua dan sekretaris bidang Hikmah
Ketua dan sekretaris bidang Sosial dan Masyarakat
Ketua dan sekretaris bidang Tablig dan Kajian
Keislaman
Ketua dan sekretaris bidang Immawati
Ketua dan sekeretaris bidang Media komunikasi
Ketua dan sekretaris bidang Ekonomi dan Wirausaha
Staf Bidang terdiri dari:
Staf Bidang Organisasi
Staf Bidang Sosial dan Masyarakat
Staf Bidang Kader Staf Bidang Tabligh & Kajian Keislaman
Staf Bidang KeilmuanStaf Bidang Immawati
Staf Bidang Hikmah Staf Bidang Media dan Komunikasi

Pasal 6
Pembagian Tugas BPH
A. Bidang Umum
I. Ketua Umum
1. Memimpin IMM Komisariat IMM ULM Banjarmasin sesuai dengan
ketentuan yang berlaku didalam IMM.
2. Bertanggung jawab terhadap jalannya organisasi dan mewakili IMM
Komisariat IMM ULM Banjarmasin serta bertindak keluar atau
kedalam untuk dan atas nama IMM komisariat IMM ULM
Banjarmasin sesuai dengan garis kebijakan organisasi.
3. Memimpin rapat pleno, rapat Badan Pimpinan Harian, Rapat
Koordinasi dan Rapat Kerja Gabungan.
4. Mengkoordinasi pembagian tugas ketua-ketua bidang dan
mengawasi tugas-tugas bidang tersebut.
5. Bersama Sekretaris Umum menandatangani surat-surat prinsipil dan
merupakan sikap Ikatan.
6. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan program kerja IMM
Komisariat IMM ULM Banjarmasin sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
7. Dalam keadaan berhalangan dapat mengamanahkan tugas ketua
umum kepada salah satu Ketua Bidang terkait.
8. Mengambil kebijakan dari dan atas nama IMM Komisariat IMM
ULM Banjarmasin untuk kepentingan organisasi setelah mendapat
pertimbangan dalam rapat Badan Pimpinan Harian Pimpinan
Komisariat.
9. Dalam hal-hal tertentu kebijakan organisasi diserahkan kepada ketua
bidang terkait atas dasar pertimbangan rapat Badan Pimpinan
Harian.

II. Sekretaris Umum


1. Mendampingi Ketua Umum untuk bertindak dari dan atas nama
Komisariat IMM ULM Banjarmasin serta bersama ketua umum
menandatangani surat-surat prinsipil dan merupakan sikap
organisasi.
2. Memimpin semua Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan teknis
administrasi sehingga tercipta tertib administrasi dan terjaminnya
security Ikatan.
3. Membagi tugas Sekretaris Bidang dalam pelaksanaan teknis
administrasi.
4. Dalam keadaan berhalangan dapat menunjuk salah seorang
Sekertaris Bidang untuk melaksanakan tugas-tugas Sekretaris
Umum.
5. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan
guna menunjang kelancaran organisasi.
6. Setiap surat masuk harus dilaporkan dalam rapat pimpinan.
7. Setiap undangan kegiatan harus dimandatkan kepada BPH yang
sesuai dengan isi kegiatan tersebut.
8. Setiap surat keluar sedapat mungkin harus menggunakan tanda
tangan asli.
9. Setiap surat keluar harus mempunyai pertinggal (surat asli) sebagai
file organisasi.
10. Bertanggung jawab atas dokumen secara keseluruhan dari awal
periode sapai akhir periode bersama bidang terkait.

III. Bendahara Umum


1. Bersama Ketua Umum menyusun Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Komisariat (RAPBK) serta dikelola secara transparan
dengan asas akuntabilitas.
2. Bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan keuangan sesuai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Komisariat.
3. Bersama Ketua Umum bertanggung jawab atas kebijakan pencarian
dan pencairan dana Komisariat.
4. Setiap pengeluaran dana Komisariat wajib melakukan komunikasi
terlebih dahulu dengan Ketua Umum.
B. Bidang-Bidang
I. Ketua-Ketua
1. Ketentuan Umum
a. Membantu Ketua Umum dalam mengarahkan dan mengawasi
pelaksanaan program komisariat sesuai dengan Bidang dan
tugas atau atas nama kebijakan yang ditetapkan.
b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas sesuai
dengan pembidangan tugas kepada Unit-Unit Kerja IMM
Komisariat IMM ULM Banjarmasin.
c. Bersama sekretaris bidang menandatangani surat-surat,
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan
bidang masing-masing.
d. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan.
e. Memimpin rapat koordinasi bidang.
f. Mengambil dan mempertanggung jawabkan kebijakan atas
program bidangnya masing – masing.
g. Menjabarkan dan mengendalikan program-program yang
berkaitan dengan Bidangnya.
h. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum.

2. Ketentuan Khusus
a. Bidang Organisasi, Memformulasikan arah kebijakan serta
membangun kualitas komisariat di atas landasan organisasi.
b. Bidang Kader, Memformulasikan arah dan kebijakan perkaderan
Komisariat serta pengembangan potensi kader guna
mewujudkan kualifikasi kader yang bermutu.
c. Bidang Keilmuan, Membangun dan Mengembangkan tradisi
keilmuan guna mewujudkan kader sebagai intelektual progresif.
d. Bidang Hikmah, Menciptakan dinamisasi dan progresivitas
gerak dan peran politik komisariat guna mewujudkan kader dan
mahasiswa yang berpartisipasi aktif.
e. Bidang Sosial dan Masyarakat, memformulasikan gerakan sosial
kemasyarakatan & menjaga harmonisasi antar kader sebagai
bentuk rasa humanitas kader.
f. Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Memformulasikan
gerakan berlandaskan spirit wahyu melalui falsafah organisasi
sebagai spirit pergerakan serta mendorong seluruh kader
komisariat untuk tetap berpegang teguh pada Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan.
g. Bidang Immawati, Memformulasikan konsep perkaderan
Immawati guna mewujudkan pergerakan Immawati progresif.
h. Bidang Media dan Komunikasi, Membangun media komunikasi
dan informasi sebagai alat komunikasi internal dan eksternal
serta memperluas sistem arus informasi IMM Komisariat IMM
ULM Banjarmasin.

II. Sekretaris-Sekretaris
1. Ketentuan Umum
a. Bersama Ketua Bidang mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-
tugas serta menandatangani surat-surat yang bersifat teknis
sesuai dengan tugas bidangnya.
b. Membantu sekretaris umum dalam pelaksanaan tugas-tugasnya.
c. Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan pembagian tugas
yang ditetapkan Sekretaris Umum berdasarkan kesepakatan.
d. Mewakili Sekretaris Umum jika berhalangan.
e. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Umum dalam
pelaksanaan administrasi dari masing-masing bidang.

2. Ketentuan Khusus
a. Sekretaris Bidang Organisasi:
1. Bersama Ketua Bidang Organisasi bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas bidang.
2. Bertanggungjawab atas pengarsipan data bidang organisasi.
3. Bertanggungjawab atas jawaban surat-surat masuk, atau
undangan.
4. Bertanggungjawab atas inventaris organisasi.
5. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
organisasi.

b. Sekretaris Bidang Kader


1. Bersama Ketua Bidang Kader dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugas bidang.
2. Bertanggungjawab atas database Kader IMM ULM
Banjarmasin.
3. Bertanggungjawab atas administrasi perkaderan.
4. Bertanggungjawab atas rapat koordinasi bidang kader.

c. Sekretaris Bidang Keilmuan


1. Bersama Ketua Bidang Keilmuan bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas bidang.
2. Bertanggungjawab atas pengarsipan data bidang keilmuan.
3. Bertanggungjawab atas pengelolaan sumber referensi kader
yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan.
4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
keilmuan.

d. Sekretaris Bidang Hikmah


1. Bersama Ketua Bidang Hikmah bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas bidang.
2. Bertanggungjawab atas hasil kajian dan dokumen yang
berkaitan dengan bidang hikmah.
3. Bertanggungjawab atas penyajian informasi internal dan
eksternal yang berhubungan dengan bidang hikmah.
4. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
hikmah.

e. Sekretaris Bidang Sosial dan Masyarakat


1. Bersama Ketua Bidang Sosial dan Masyarakat bertanggung
jawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas
bidang.
2. Bertanggungjawab atas dokumentasi aktivitas sosial dan
masyarakat.
3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
sosial masyarakat.

f. Sekretaris Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman


1. Bersama Ketua Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas-tugas bidang.
2. Bertanggungjawab atas hasil kajian bidang Tabligh dan
Kajian Keislaman.
3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
Tabligh dan Kajian Keislaman.

g. Sekretaris Bidang IMMawati


1. Bersama Ketua Bidang IMMawati bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas bidang.
2. Bertanggung jawab atas hasil kajian bidang IMMawati.
3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan rapat koordinasi bidang
IMMawati.

h. Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi


1. Bersama ketua bidang media dan komunikasi dalam
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugasnya.
2. Bertanggungjawab
atas data dan dokumentasi Bidang media dan komunikasi.
3. Bertanggungjawab
atas operasional media informasi organisasi dan menyaring
informasi dari media eksternal.
4. Bertanggungjawab
atas pelaksanaan rapat koordinasi Bidang.
5. Bertanggungjawab
atas dokumentasi agenda setiap bidang

III. Staf-Staf
1. Bersama ketua bidang dan sekretaris bidang dalam
mengkoordinasikan tugas bidang.
2. Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan pembagian tugas yang
telah disepakati oleh internal bidang.
BAB V
BADAN PIMPINAN OTONOM
Pasal 7
1. Badan Pimpinan Otonom adalah kelompok pimpinan yang diangkat
dan disahkan oleh pimpinan IMM ULM Banjarmasin untuk
melaksanakan tugas-tugas organisasi secara proporsional dan
profesional.
2. Badan Pimpinan Otonom dibentuk berdasarkan hasil keputusan
Musykom dan atau berdasarkan kebutuhan BPH.
3. Kaidah Badan Pimpinan Otonom ditetapkan dalam peraturan
khusus.
4. Badan Pimpinan Otonom terdiri dari:
a. Lembaga Semi Otonom (LSO) adalah unsur pembantu yang
menjalankan sebagian tugas pokok pimpinan.
b. Lembaga Otonom (LO) adalah unsur pembantu yang
menjalankan sebagian tugas pendukung pimpinan.

BAB VI
Pasal 8
UNIT PELAKSANA TEKNIS
1. Unit Pelaksana Teknis adalah tim kerja yang dibentuk atau
perorangan yang diangkat dan disahkan oleh BPH IMM Komisariat
ULM Banjarmasin untuk melaksanakan tugas-tugas harian maupun
insedental.
2. Unit Pelaksana Teknis dibentuk atau diangkat berdasarkan
kebutuhan BPH IMM Komisariat ULM Banjarmasin.
3. Menurut teknisnya Unit Pelaksana Teknis dapat berupa panitia
pengarah (SC), panitia pelaksana (OC), tim investigasi dan advokasi
dan semacamnya.
4. Kaidah Unit Pelaksana Teknis ditetapkan dalam peraturan khusus.

BAB VII
Pasal 9
TATA HUBUNGAN
1. Ketua Umum adalah pimpinan tertinggi semua unit kerja, apabila
Ketua Umum berhalangan, maka kewenangannya ditugaskan
kepada ketua bidang yang berhubungan dengan bidangnya masing-
masing dan harus berdasarkan kesepakan rapat BPH.
2. Sekretaris Umum dibantu oleh Sekretaris Bidang atas
terselenggarakannya rapat-rapat BPH, termasuk persiapan dan
penyelesaian hasil-hasil rapat.
3. Apabila Sekretaris Umum berhalangan, maka tugasnya
diamanahkan kepada salah satu Sekretaris Bidang terkait.
4. Ketua-Ketua Bidang bertanggung jawab atas pelaksanaan sektor-
sektor kegiatan pada bidang bersangkutan, khususnya dalam
melaksanakan hasil keputusan MUSYKOM serta program yang
telah digariskan.
5. Ketua Bidang adalah pengendali, koordinator dan pengarah
pelaksanaan kegiatan bidang yang dilaksanakan unit-unit kegiatan
Komisariat dan atau Unit-Unit Kerja dibawahnya.
6. Sekretaris Bidang bertanggung jawab bersama Ketua Bidang dan
Staff Bidang dalam pelaksanaan tugas bidangnya.
7. Hubungan kerja horizontal antar Badan Pimpinan Otonom dan atau
dengan pihak lain harus dilakukan dengan sepengetahuan BPH.
8. Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Semi Otonom melakukan
koordinasi dengan Bidang terkait.
9. Dalam melaksanakan tugasnya, Lembaga Otonom melakukan
koordinasi dengan Ketua Umum.
10. Lalu lintas keuangan Lembaga Semi Otonom, dikoordinir oleh
Bendahara Umum untuk keperluan laporan keuangan Komisariat
secara menyeluruh.
11. Lalu lintas keuangan Lembaga Otonom, dikoordinasikan dengan
Bendahara Umum untuk keperluan laporan keuangan Komisariat
secara menyeluruh.
12. Badan Pimpinan Otonom bertanggung jawab kepada ketua umum.
13. Personil Unit Pelaksana Teknis dan Badan Pimpinan Otonom bisa
berasal dari BPH maupun seluruh Anggota Komisariat.
14. Setiap akhir pelaksanaan tugasnya Unit Pelaksana Teknis dan
Badan Pimpinan Otonom melaporkan hasil pelaksanaan kepada
BPH.

BAB VIII
Pasal 10
LEMBAGA MUSYAWARAH
1. Yang dimaksud dengan Lembaga Musyawarah adalah rapat-rapat
Pimpinan Komisariat yang terdiri dari:
I. Rapat Pleno
II. Rapat Badan Pimpinan Harian
III. Rapat Koordinasi Bidang
IV. Rapat Badan Pimpinan Otonom
V. Rapat Kerja Gabungan
2. Rapat-Rapat tersebut dinyatakan sah tanpa memandang jumlah yang
hadir selama undangan telah disampaikan secara sah.
Pasal 11
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno adalah Rapat yang diikuti oleh Anggota Komisariat,
BPH, Badan Pimpinan Otonom.
2. Rapat Pleno diadakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali yang
dalam waktu pelaksanaannya disepakati oleh Rapat BPH
sebelumnya
3. Rapat Pleno berfungsi sebagai forum pembahasan dan musyawarah
dalam menentukan keputusan dan kebijakan Komisariat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Hal ini berkenaan dengan:
a. Laporan-laporan Badan Pimpinan Otonom
b. Laporan-laporan Bidang
c. Pemecahan masalah mendasar organisasi dan pimpinan.
d. Tentang sikap ikatan yang berdampak luas terhadap khalayak
Mahasiswa, kampus maupun umum.
4. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Umum atau Pimpinan yang
ditugaskan.
5. Semua keputusan rapat pleno hanya bisa dibatalkan oleh rapat pleno
berikutnya.
6. Agenda Rapat pleno diadakan juga sesuai dengan kepentingan
Komisariat.

Pasal 12
Rapat Badan Pimpinan Harian
1. Rapat BPH adalah rapat yang diikuti oleh seluruh BPH, diadakan
secara regular dua minggu sekali.
2. Agenda rapat BPH PK IMM ULM Banjarmasin terdiri dari:
a. Evaluasi aktifitas Pimpinan pasca rapat BPH sebelumnya.
b. Evaluasi laporan hasil kerja masing-masing bidang.
c. Pembahasan kebijakan atau program.
d. Pelaporan surat masuk dan keuangan Komisariat.
e. Penjadwalan agenda komisariat dari seluruh Bidang.
f. Agenda lain yang dipandang perlu untuk dibahas oleh BPH
Komisariat.
g. Pembahasan mengenai kaderisasi
3. Rapat BPH Pimpinan Komisariat dipimpin oleh Ketua Umum
ataupun Pimpinan lain yang telah ditugaskan oleh Ketua Umum

Pasal 13
Rapat Koordinasi Bidang
1. Rapat koordinasi Bidang adalah rapat yang diikuti oleh Ketua
Bidang, Sekretaris Bidang, dan seluruh Staf Bidang dan atau juga
diikuti oleh Lembaga Semi Otonom yang dinaungi oleh Bidang
yang bersangkutan.
2. Rapat koordinasi Bidang membahas:
a. Kebijakan dan operasional serta strategi implementasi program.
b. Memecahkan masalah lingkup bidang.
c. Menyusun usulan perencanaan strategis lingkup bidang yang
dianggap perlu untuk kemudian dibawa dalam Rapat BPH
Komisariat.
d. Agenda Rapat koordinasi Bidang ditetapkan oleh internal bidang
masing-masing
3. Rapat koordinasi bidang dipimpin oleh Ketua Bidang.
4. Rapat kordinasi bidang diadakan sekurang-kurangnya 1 kali
seminggu

Pasal 14
Rapat Badan Pimpinan Otonom
1. Rapat Badang Pimpinan Otonom terdiri dari:
a. Rapat LSO diikuti oleh anggota LSO dan dapat melibatkan
jajaran bidang terkait.
b. Rapat LO diikuti oleh anggota LO dan dikoordinasikan dengan
ketua umum.
2. Rapat BPO diadakan sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.
3. Rapat Badan Pimpinan Otonom bertugas untuk membahas
kebijakan-kebijakan operasional program:
a. Pengorganisasian dan perencanaan teknis operasional.
b. Evaluasi Kerja atau kinerja program.
c. Membahas persoalan yang timbul dilingkaran Badan Pimpinan
Otonom.
4. Rapat Badan Pimpinan Otonom dipimpin oleh Ketua Badan
Pimpinan Otonom dan atau yang ditugaskan.
5. Hasil rapat Lembaga Semi Otonom wajib dilaporkan kepada bidang
yang terkait.
6. Hasil rapat Lembaga Otonom wajib dilaporkan kepada ketua umum.

Pasal 15
Rapat Kerja Gabungan
1. Rapat kerja gabungan adalah rapat IMM Komisariat ULM
Banjarmasin yang menghimpun seluruh unit kerja komisariat,
diadakan dalam satu periode sekali dan atau sesuai kebutuhan.
2. Rapat kerja gabungan bertugas membahas :
a. Memantapkan dan atau mereview visi misi Komisariat.
b. Membahas uraian program kerja amanat Musykom dan atau
mereview hasil rapat kerja gabungan sebelumnya.
c. Dalam keadaan tertentu rapat kerja gabungan mengeluarkan
rekomendasi.
3. Agenda rapat kerja gabungan ditetapkan oleh BPH IMM Komisariat
ULM Banjarmasin.
4. Rapat kerja gabungan dipimpin oleh ketua Umum IMM Komisariat
atau yang ditugaskan.
BAB IX
Pasal 16
SANKSI-SANKSI
1. Apabila BPH tidak menjalankan fungsi dan tugasnya maka akan
diberikan teguran lisan dan tulisan.
2. Apabila Pimpinan tidak mengikuti rapat BPH selama tiga kali
berturut-turut dan tanpa alasan yang jelas maka diberikan teguran
lisan dan tulisan.
3. Apabila pimpinan yang bersangkutan tidak mengindahkan teguran
lisan sebanyak tiga kali berturut-turut, maka yang bersangkutan
diberikan pemanggilan tertulis oleh Badan Pimpinan Harian.
4. Dan apabila poin 1, 2, dan 3 tidak diindahkan, maka Badan
Pimpinan Harian berhak mengadakan Re-Suffle.
5. Apabila Pimpinan tidak mengikuti garis kebijakan Komisariat dan
itu dinilai mengancam security organisasi maka melalui Rapat BPH
memutuskan untuk memberhentikan Pimpinan yang bermasalah.

BAB X
Pasal 17
Penutup
Segala aturan yang sudah ditetapkan dalam hasil sidang komisi, hanya
dapat ditangguhkan oleh sidang komisi selanjutnya.
Pasal 18
Hal-hal yang belum diatur dalam mekanisme kerja ini akan diatur
kemudian.
Materi Sidang Komisi B : Rekomendasi

Adapun Komisi B ini membahas mengenai rekomendasi-


rekomendasi Pimpinan Komisariat dan diharapkan dapat
diwujudkan kepengurusan periode III
I. Internal IMM

II. Eksternal

III. PENUTUP
Segala aturan yang sudah ditetapkan dalam hasil sidang komisi
(A,B,C) , hanya dapat ditangguhkan oleh sidang komisi selanjutnya.

Ditetapkan di :
Hari/ Tanggal :
Jam/ Pukul :

Presidium Sidang II Presidium Sidang I Presidium Sidang


III

Imm.i Imm. Imm.

Anda mungkin juga menyukai