Disusun Oleh :
FITRIA DWI AIDHA
NIM : P17220184080
Page 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah Abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat
hidup diluar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi, karena
jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus,
maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kurang dari 20 minggu.
Abortus atau Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya abortus diantaranya yaitu
Kelainan ovum, Kelainan genitalia Ibu, Gangguan sirkulasi plasenta, Penyakit penyakit ibu,
Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, misalnya keterkejutan, Obat
obat uterotonika, Ketakutan, atau Penyakit Bapak.
Dewasa ini tingkat kebutuhan konsumen yang kian beragam membuat banyak masyarakat
terutama ibu ibu hamil tidak peduli dengan kesehatan dia dan bayinya, sehingga sebelum
mencapai usia kehamilan cukup bulan, bayi dalan kandungan sudah gugur.
Ditambah lagi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan makin
berkembang terutama di bidang kandungan, banyak penanganan yang mungkin dapat
dilakukan pada ibu yang mengalami abortus. Salah satunya yaitu melakukan curetage.
Page 2
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar
kandungan (Nugroho,2010).
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di
dalam uterus dimana perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau sedikit
bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian placental site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus (Sujiyatini dkk,2009)
Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagaian dari
hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikal yang tertinggal pada
desidua atau plasenta ( Ai Yeyeh, 2010).
2. Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut:
a. Kelainan Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dan cacat
bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil
konsepsi dapat terjadi karena :
1) Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk
kromosom seks.
2) Faktor lingkungan endometrium
a) Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi.
b) Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek.
3) Pengaruh luar
a) Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
b) Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan
hasil konsepsi terganggu.
Page 3
b. Kelainan Pada Plasenta
1) Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi.
2) Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita
diabetes mellitus
3) Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga
menimbulkan keguguran.
c. Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia
dan penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan
penyakit diabetesmilitus.
d. Kelainan yang terdapat dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks
inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks
postpartum (Manuaba, 2010)
3. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi
jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.
Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum
menembus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya.
Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khoriasli sudah menembus terlalu dalam hingga
plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari
pada plasenta.
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat,maka dia
dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin yang telah meninggal dan tidak
dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan karena cairan amion
menjadi kurang oleh sebab diserap. Ia menjadi agak gepeng. Dalam tingkat lebih
lanjut ia menjadi tipis.
Page 4
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar
karena terasa cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Ai Yeyeh, 2010).
5. Penatalaksaan Medis
a. Pemeriksaan umum:
1) Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,
termasuk tanda-tanda vital.
2) Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
3) Jika dicurigai terjadi syok, segera lakukan penanganan syok. Jika tidak
terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat
penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi wanita karena
Page 5
kondisinya dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat
penting untuk memulai penanganan syok dengan segera.
4) Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan
ektopik terganggu.
5) Pasang infus dengan jarum infus besar (16 G atau lebih), berikan larutan
garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat 500 cc dalam 2
jam pertama (Syaifuddin, 2006).
b. Penanganan Abortus Inkomplit
1) Menentukan besar uterus, kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat, syok dan sepsis)
2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan < 16
minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
a) Aspirasi Vacum Manual merupakan metode evakuasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika AVM
tidak tersedia.
b) Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrium 0,2
mg im (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
3) Jika kehamilan > 16 mingguan
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV (garam
fisiologis arau RL ) dengan kecepatan 40 tetes / menit sampai terjadi
ekspulsi konsepsi.
b) Jika perlu berikan misoprostol 200 mg pervaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi(maksimal 80 mg)
c) Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
4) Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotika profilaksis
(sulbenisillin 2 gram/IM atau sefuroksim 1 gram oral).
5) Bila terjadi infeksi beri ampicillin 1 gram dan Metrodidazol 500mg
setiap 8 jam.
6) Bila pasien tampak anemik, berikan sulfasferosus 600 mg/hari selama 2
minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat).
7) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
(Syaifuddin, 2006).
Page 6
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah
Kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah ≥ 11 gr% (TM I dan TM
III 11 gr % dan TM II 10,5 gr %).
Hb ≥ 11 gr% : tidak anemia
Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hb 7-8 gr% : anemia sedang
Hb ≤ 7 gr% : anemia berat
2) Urine
Untuk memeriksa protein urine dan glukosa urine.untuk klien dengan
kehamilan dan persalinan normal protein dan glukosa urine negatif.
3) USG
Untuk memeriksa apakah kantong gestasi masih utuh dan cairan amnion masih ada.
Page 7
PATHWAY
Page 8
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
tahap ini penulis melakukan pengumpulan data subjektif maupun data objektif yaitu dengan
cara pendekatan pada klien beserta keluarga dalam bentuk wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik dengan menggunakn teknik insfeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi,
melalui pendekatan sistematis pada tanggal 18 maret 2020 klien datang ke RS dengan keluah
mengalami perdarah, nyeri pada daerah perut bagian bawah, lalu dokter menyarankan untuk
di rawat, klien dirawat di ruang paus. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, teknik
pemeriksaan fisik perkusi tidak dilakukan karena kesediaan klien dan waktu.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis respon individu, keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan / proses hidup yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
meberikan dasar pemilihan itervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir yang perawat
bertanggung gugat (Nanda, 2009 – 2011). Diagnosa yang mungkin muncul pada klien deng
abortus inkomplit adalah :
1. Defisit volume cairan b.d perdarahan
2. Gangguan aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
4. Resiko tinggi infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas b.d kurangnya pengetahuan
Page 9
Setelah dilakukan analisa data dan penarikan diagnosa keperawatan . penulis
menemukan ada beberapa diagnosa yang tidak ada pada klien yaitu:
- Defisit volume cairan : karena intake klien mencukupi sehingga tidak menimbulan diagnosa
tersebut.
- Gangguan akifitas : meskipun klien mengatakn lemas, pusing, tetapi klien masih bisa
melakukan aktifitas seperti makan, minum, dan pergi ke kamar mandi.
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana, rencana keperawatan merupakan
metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada pasien (Nursalam, 2008).
Dalam tahap perencanan penulis membuat rencana tindakan keperawatan di sesuaikan
dengan data yang di kumpulkan pada saat pengkajian dan di sesuaikan dengan permasalahan
yang penulis dapatkan dari hasil pengkajian, selain itu penulis mencoba dan berusaha untuk
melengkapi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan klien. Untuk mengurangi nyeri pada klien
penulis mengajarkan teknik distraksi, relaksasi napas dalam, untuk mengurangi cemas karena
akan dilakukannya tindakan kuret penulis memberikan beberapa penjelasan tentang prosedur
kuretase. Dan untuk mengurangi resiko infeksi penulis menganjurkan agar mengganti balutan.
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dalam rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2008)
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. R penulis tidak dapat merawat selama
24 jam penuh, untuk mendpatkan informasi, penulis bekerjasama dengan perawat ruangan dan
melihat data pada catatan perkembangn dan buku laporan keadan klien.
5. Evaluasi
Page 10
Evaluasi adalah tindakan intelektual yang melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi,dan
implementasinya (Nursalam, 2008).
Setelah melakukn asuhan keperawatan selama 3 hari pada Ny. R P1A1 dengan Abortus
Inkomplit Diruang Obstetri Blud RSUD LAWANG Penulis melakukan evaluasi sebagai
tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai keefektpian dan keberhasilan suatu
keperwatan dari tujuan yang di harapkan. Dari tiga permasalahan yang mucul pada NY. R
ada masalah teratasi sebagian Resiko infeksi b.d perdarahan, keadaan vulva lembab. Karena
keterbatasan waktu, namun penulis telah memberikan pndidikan kesehatan secara mandiri
upaya klien dan keluarga mampu merawat secara mandiri.
I. DATA UMUM
Inisial klien : Ny. R (29 th ) Nama suami : Tn. T (40 th )
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Guru
Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Tlogomas 23 Malang
1. TB/BB : 155cm/62kg
2. BB sebelum hamil : 60 kg
3. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4. Obat – obatan : Tidak ada
5. Alergi (obat/makanan/bahan tertentu) : Tidak ada
Page 11
6. Diet khusus : Tidak ada
7. Alat Bantu yang di gunakan :
Gigi tiruan/ kaca mata / lensa kontak/ alat dengar )*
8. Lain – lain, sebutkan : Tidak ada
9. Frekuensi BAK, masalah : Tidak tentu, Tidak ada
10. Frekuensi BAB, masalah : Tidak tentu, Tidak ada
11. Kebiasaan waktu tidur : Tidak ada
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan lemas dan pusing, pada saat dilakukan palpasi pada daerah perut bagian
bawah klien mengeluh nyeri, skala nyeri 3 (0-5). Nyeri dirasakan apabila diberi tekanan.
Klien mengatakan cemas, takut dengan tindakan yang akan di lakukan.
Page 12
10. Rencana KB : Tidak ada
11. makanan bayi sebelumnya : ASI
12. pelajaran yang diinginkan saat ini : (lingkari ) relaksasi/pernafasan/manfat ASI/cara
memberi minum botol/senam nifas/metoda KB/perawatan perineum/perawatan
payudara, lain – lain
13. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : suami/teman/orang tua )*
14. Masalah dalam persalinan yang lalu : Tidak ada
Page 13
1) Riwayat mensturasi
Klien pertama kali mendapatkan mensturasi pada usia 14 tahun, lamanya mensturasi 4-5
hari setiap bulannya, siklus haid 28 hari secara teratur,klien tidak mengalami keluhan saat
mensturasi.
2) Riwayat perkawinan
Klien mengatakan sudah menikah 2 kali, dari pernikahannya yang pertama klien di
karunia seorang anak perempuan, sekarang tinggal bersama ayah kandungnya.
3) Riwayat KB (keluarga Berencana)
Selama menikah klien menggunakan kontrasepsi suntik, selama menggunakan kontrasepsi
suntik haidnya lancar tetapi sedikit – sedikit. Klien mengatakan akan menggunakan alat
kontrasepsi kembali.
5. Terapi yang diberikan :
Tgl dan jam Jenis Terapi Rute Dosis
24 Maret amoxcilin Oral 3x500 mg
2020
08.00
metronidazol Oral 3 x 500 mg
oxitosin Inj
Amoxcilin 3 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
ketorolax 3x1
6. Laboratorium :
Tanggal Jenis Hasil Normal Interpretasi
Pemeriksaan
24 Mei Hemoglobin 10,8 13-18 L/ 12-16 P Menurun
2020
Leukosit 13700 4000-10000 Meningkat
Hematokrit 34,7 40-48 L/ 37-47 P Menurun
Trombosit 291000 150000-450000 Normal
Eritrosit 3,83 4,2-5,4 p/ 4,6-6,2 L Menurun
V. DATA PSIKOSOSIAL
1. Pengahasilan keluarga setiap bulan : kurang lebih Rp.3-4juta
2. Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : Senang
3. Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : Senang
4. Jelaskan respon sibling terhadap keahamilan sekarang : Senang
LAPORAN PERSALINAN
I. PENGKAJIAN AWAL
1. Tanggal : 24 Maret 2020 jam : 16.00wib
Page 14
2. Tanda – tanda vital: TD 120/70mmHg, Nadi 80x/menit, suhu 36,5o C,
P 21x/menit
3. Pemeriksaan palpasi abdomen : Nyeri saat palpasi
4. Hasil periksa dalam : -
5. Persiapan perineum : -
6. Dilakukan klisma: ( ya/tidak )
Page 15
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN
No DATA PENUNJANG MASALAH
PENYEBAB
Perdarahan nekrosis
3 Post Kuret Resiko Infeksi ↓
Ds : klien mengatakan Hasil konsepsi terlepas
mengalami perdarahan dari uterus
↓
Do : 1 pembalut penuh, uterus berkontraksi
warna merah segar, bau khas ↓
darah Hasil konsepsi tidak
TD 100/80 keluar
Nadi 80 kali/menit ↓
Suhu 36,5c Tidak keluar secara
Pernapasan 21x/menit sempurna
↓
Tindakan kuretase
↓
Perdarahan
↓
Resiko infeksi
Page 17
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre kuret
1 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
2 2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang prosedur kuret yang akan dilakukan
Post kuret
3
1. Resiko infeksi b.d perdarahan, keadaan vulva lembab
Page 18
DAFTAR MASALAH
Page 19
Page 20
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan
Tgl NO Tanda
Keperawatan Kriteria dan Intervensi Rasional
DX tangan
Standart
24 1 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan Observasi tanda – tanda Mengetahui keadaan
Maret nyaman nyeri b.d keperawatan selama 2x24 vital umum klien
2020 kerusakan jaringan jam diharapkan masalah nyeri Observasi skala nyeri, Mengetahui tingkat
intrauteri berkurang dengan KH : lokasi, frekuensi, nyeri yang di alami
Nyeri berkurang Ajarkan klien teknik klien
TTV dalam batas normal relaksasi dan distraksi Mengurangi nyeri pada
TD 120/80, nadi 80 x/menit, Kolaborasi dengan dokter klien
respirasi 20 x/ menit pemberian analgetik Untuk menghilangkan
nyeri
24 2 Cemas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi tanda – tanda Untuk mengetahui
Maret kurangnya keperawatan 2 x 24 jam vital keadaan umum klien
2020 pengetahuan diharapkan cemas teratasi Kaji tingkat ansietas Untuk mengetahui
tentang prosedur dengan KH :
kuretase yang bklien sejauh mana tingkat
Cemas berkurang Dengarkan masalah klien
akan di lakukan ansietas klien
Jelaskan prosedur Meningkatkan rasa
kuretase kontrol terhadap situasi
Evaluasi/ validasi tentang Pengetahuan dapat
informasi yang di berikan membantuan
menurunkan tingkat
Page 21
ansietas
Mengetahui sejauh mna
informasi dapat di
terima
Pantau TTV, setiap 4 jam
24 3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan sekali Peningkatan tekanan
Maret perdarahan, keperawatan 2 x 24 jam Kali kondisi pengeluaran darah, mengetahui
2020 keadaan vulva diharapkan resiko infeksi darah, warna dan bau. adanya infeksi
lembab berkurang dengan KH : Anjurkan klien
TTV dalam batas normal. melakukan personal Membantu mencegah
TD 120/80, nadi 80 hygiene : ganti balutan infeksi
x/menit, respirasi Berikan penyuluhan
21x/menit Membantu proses
pendidikan kesehatan
Tidak terdapat tanda – penyembuhan
tentang perawatan post
tanda infeksi (tubor, lubor, kuret di rumah
dolor, kalor, fungsiolesa) Anjurkan klien makan
makanan berprotein
Kolaborasi dengan dokter
pemberian obat sesuai
indikasi
CATATAN KEPERAWATAN
Page 22
Nama pasien : Ny. R
Umur : 29 th
No. Regester : 08911
Ruang : Ruang Obstetri
NO TINDAKAN TTD
TGL
berikan
EVALUASI
NO
TANGGAL TANGGAL
DX TANGGAL
25 Maret 2020 25 Maret 2020
P : Lanjutkan intervensi
Page 24
- Klien mengatakan sudah bisa
O: berkonsentrasi
- KU : Baik O:
- Klien tampak bingung, - KU : Baik
cemas, dan bertanya-tanya TD 120/80
tentang tindakan yang akan dilakukan Nadi 80 kali/menit
TD 100/80 Suhu 36,5c
Nadi 80 kali/menit Pernapasan 20x/menit
Suhu 36,5c
Pernapasan 21x/menit A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
O: O:
- KU : Baik - KU : Baik
- 1 pembalut penuh, warna merah segar, TD 120/80
bau khas darah Nadi 80 kali/menit
TD 100/80 Suhu 36,5c
Nadi 80 kali/menit Pernapasan 20x/menit
Suhu 36,5c
Pernapasan 21x/menit A : Masalah teratasi
Page 25
BAB 4
KESIMPULAN
SARAN : Apabila kalian ingin melakukan abortus harus ada keterangan yang jelas dan harus
dilakukan di rumah sakit atau orang yang professional. Jika tanpa adanya keterangan ataupun
penjelasan yang tepat terkait abortus tersebut jangan sekali-kali melakukan hal tersebut itu
akan membahayakan diri anda sendiri.
Page 26
DAFTAR PUSTAKA
EGC, Jakarta Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC,
Jakarta
Page 27
Page 28