BAB I, II, III Bimbingan Bu Yogi - Eka (Revisi)
BAB I, II, III Bimbingan Bu Yogi - Eka (Revisi)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2015). Pada usia remaja perilaku merupakan salah satu proses pengembangan
jati diri dimana banyak faktor yang mempengaruhi usia tersebut diantaranya,
dunia luar yang pada umumnya memiliki pengaruh buruk salah satunya yaitu
merokok, karena di usia remaja atau usia yang belum memiliki kematangan
(Lailatul et al., 2015). Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali
paling sering dilakukan oleh para remaja adalah merokok. Para remaja
biasanya merokok di lingkungan rumah, sekolah, warung makan, halte bus dan
Amerika Serikat dan Inggris pada remaja laki-laki adalah 25% dan 27% serta
pada wanita adalah 21% dan 25% (Aminullah, 2018) . Riset Kesehatan Dasar
perokok pada tahun 2007 hingga tahun 2013 sebesar 2,5% dan terjadi
penurunan pada tahun 2013 hingga tahun 2018 sebesar 2,1%. Data Riskesdas
tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi perokok pada remaja usia 10-18
(9,10%). Angka tersebut masih sangat jauh dari target RPJMN (Rencana
dimana angka kejadian perokok pada laki-laki usia >15 tahun di tahun 2018
masih berada pada angka yang tinggi yaitu (62,9%) dan masih menjadi
penduduk umur 15-19 tahun yang merokok tiap harinya 20,2%, dengan rata-
rata jumlah konsumsi rokok sebanyak 8,2 batang perhari. Persentase perokok
perokok untuk usia 15-19 tahun di Bali setelah Kabupaten Karangasem. Dinas
Kesehatan Kabupaten Klungkung menyebutkan bahwa, berdasarkan hasil
telah dilakukan dari tahun 2018-2019 didapatkan jumlah perokok pada remaja
kabupaten klungkung.
pada kasus kanker mulut kerongkongan, usus, pancreas, ginjal, kandung kemih
dan lambung dan 70% merokok berhubungan dengan bronchitis kronis, serta
menyebutkan bahwa hampir enam juta orang meninggal setiap tahunnya akibat
penyakit yang disebabkan rokok, dan enam ratus ribu orang meninggal akibat
remaja. Selain faktor dari dalam diri individu seperti rasa ingin tahu terhadap
merokok, hal lain yang juga mendukung remaja untuk merokok adalah dari
banyak waktu dengan teman sebayanya dari pada dengan orang tua
peran yang sangat penting bagi remaja. Kelompok teman sebaya menyediakan
interaksi sosial dengan nilai yang mereka tetapkan sendiri. Namun apabila
nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai negatif, maka
lakukan dalam pergaulan karena dengan merokok mereka merasa diakui oleh
kebiasaan tersebut agar mereka tetap bisa diterima dalam kelompok tersebut
(Suharno, 2016).
terutama pada anak-anak dan remaja. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk
kesehatan salah satunya yaitu, perawat dapat melakukan KIE melalui media
masa secara teratur, serta perawat dapat melakukan kampanye melalui Hari
Kawasan Tanpa Rokok di berbagai daerah dengan cara bekerja sama dengan
bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan
sesuai dengan pasal 113 dan 116 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan. Usaha pemerintah lainnya yang dapat dilakukan oleh perawat yaitu
Survei lain seperti Global Youth Tobacco Survey, Global Adult Tobacco
Negeri yang ada di Kecamatan Dawan didapatkan jumlah siswa dari kelas VII-
kelas IX dengan total keseluruhan pada 3 SMP yaitu sebanyak 322 siswa laki-
mengikuti pergaulan tanpa sepengetahuan dari orang tua. Hal yang sama juga
bahwa ditemukan hampir 10-12 siswa laki-laki dalam satu bulan yang
pengamatan di lapangan pada saat jam istirahat dan saat siswa pulang sekolah
terdapat beberapa siswa yang merokok di warung dekat sekolah agar tidak
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Klungkung.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
berkurang.
2. Masyarakat
3. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan bisa
sekolah serta dapat digunakan sebagai refrensi dan bahan masukan dalam
E. Keaslian Penelitian
interaksi teman sebaya dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
teman sebaya dengan prestasi belajar dengan indeks rxy= 0,434 > rtabel =
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar dengan indeks r xy = 0,349 >
rtabel = 0,207; maka Ho ditolak dan Ha diterima, ada hubungan yang
prestasi belajar dengan indeks rxy = 0,446 > rtabel = 0,207; maka Ho ditolak
dan Ha diterima.
responden 118 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala interaksi teman sebaya yang berjumlah 29 item dan skala penyesuaian
sedangkan sisanya 72,7% dipengaruhi oleh variabel lain dari luar interaksi
teman sebaya.
3. Sari et al. (2016), yang melakukan penelitian dengan judul hubungan pesan
dalam kategori tidak merokok sebesar 43,1%. Uji korelasi Spearman Rank
merokok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai dengan
21 tahun dan ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan
masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan
(Dewi, 2012).
2. Penggolongan Remaja
a. Remaja Awal
bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan, dan mengenal cara untuk
berpenampilan menarik.
b. Remaja Menengah
c. Remaja Akhir
Ada sebagian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan
tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi
4. Ciri-Ciri Remaja
Perubahan yang paling jelas pada remaja adalah perubahan fisik, dimana
tubuh berkembang sehingga mencapai tubuh orang dewasa yang turut
orang dewasa.Dan mereka mencoba melepaskan diri dari orang tua dan
Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga
terlebih dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang
tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi
merupakan ciri dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan
yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai dengan yang
diharapkan mereka.
saat remaja. Seorang remaja bisa saja mengalami masalah yang sulit dan
kesalahan. Hal ini terjadi karena masa remaja adalah masa pembuktian diri
kepada orang lain, maka remaja akan melakukan apapun agar dirinya
panjang.
b. Kenakalan remaja
Menurut Gunarsa dalam Dewi (2012), bahwa secara umum ada dua
sebagainya.
berasal dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini diantaranya berupa
faktor itu.
B. Perilaku Merokok
1. Pengertian Perilaku
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2017).
datang sesudah perilaku itu ada. Hal-hal yang termasuk dalam faktor
3. Pengertian Rokok
atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
rokok yang terdiri dari bahan baku kertas, tembakau, cengkeh dan saus
dimana terkandung nikotin dan tar kemudian menghisap asap yang berasal
Semakin banyak jumlah rokok yang dihisap setiap hari, maka semakin
Menurut Martin & Pear (2015), terdapat tiga dimensi perilaku yang
harinya.
menyenangkan perasaan.
merokok bila marah, gelisah, merokok disaat perasaan tidak enak akan
terutama ketika efek dari rokok yang dihisapnya mulai berkurang. Hal
sepertiyang diharapkan.
individu.
yaitu:
a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.
tahun). Hal itu disebabkan usia remaja merupakan peralihan dari anak-
anak menuju dewasa. Pada masa remaja, umumnya remaja suka mencoba-
coba hal yang baru, meskipun belum tahu akibatnya. Adapun hal-hal yang
pengaruhnya adalah jika orang tua sendiri menjadi contoh, yaitu sebagai
jika ibu atau ayah sebagai perokok berat karena orang tua merupakan
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Perilaku
merokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok
c. Faktor kepribadian
untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Merokok
dirinya.
d. Pengaruh iklan
televisi dan media massa, remaja mulai mengenal dan mencoba untuk
ditambah dengan adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga
terlihat seakan orang yang merokok adalah orang yang sukses dan
penyakit yang dapat timbul karena rokok, sehingga orang tua dapat
(Wijayati, 2014).
6. Kandungan Rokok
a. Akrolein adalah zat berbentuk cair yang tidak berwarna dan diperoleh
b. Tara dalah hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru. Tar dan asap rokok merangsang jalan nafas, tertimbun di saluran
atau bibir
c. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran
darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-
paru yang mematikan. Kandungan nikotin dalam asap rokok antara 0,5
dari 4 kali lipat kandungan karbon monoksida pada asap knalpot mobil.
e. Amonia yaitu gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
kerasnya racun yang ada pada amonia sehingga jika masuk sedikit ke
dalam peredaran darah, akan mengakibatkan seseorang pingsan atau
koma.
f. Asid formik yaitu cairan tidak berwarna yang berbau tajam dan bisa
tidak berasa. Zat ini yang merupakan zat paling ringan, mudah
kematian.
h. Nitro oksida yaitu gas tidak berwarna dan jika dihisap bisa
j. Fenol yaitu zat yang terdiri dari campuran kristal dan distilasi zat-zat
organik, misalnya kayu dan arang. Fenol bisa terikat didalam protein
k. Asetol yaitu zat yang merupakan hasil dari pemanasan aldehid yang
sangan beracun, mudah terbakar dan bersifat korosif. Zat ini dapat
hydrogen dan karbon. Zat ini beracun dan uapnya bersifat sama dengan
pembius.
o. Methanol yaitu cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Jika
mengandung lebih dari 4000 zat kimia beracun yang dapat mengakibatkan
langsung dirasakan pada saat itu juga, tetapi biasanya penyakit akibat
merokok dirasakan ketika sudah dewasa atau tua. Wanita yang merokok
norma sosial dan kejiwaan seorang perokok. Pelajar yang merokok bisa
saja dijauhi oleh banyak teman karena kebiasaan buruknya ini. Peristiwa
seperti ini tentu akan mempengaruhi kejiwaan seorang pelajar. Ia bisa saja
menjadi tidak percaya diri, merasa dikucilkan atau malah akan menjadi
pemarah dan pemberontak. Seorang perokok juga mempunyai masalah
banyak hal yang dapat dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan uang
agar tetap bisa merokok. Salah satu diantaranya adalah membohongi orang
(Wijayati, 2014).
Para ahli psikolog sosial seperti Forsyth dalam Regina et al. (2015),
kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari
dengan jenis kelompok lain. Ciri-ciri dari teman sebaya menurut Santosa
b. Bersifat sementara
usianya
a. Mengajarkan kebudayaaan
d. Kelompok sebaya sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru
Monk's & Blair dalam Wijayanti (2016), ada beberapa faktor yang
yaitu:
anak introvet.
dewasa.
dalam pergaulannya.
orang lain, penyabar atau dapat menahan jika berada dalam keadaan
pergaulan sosial.
yang sesuai dengan keinginan, bisa saling berinteraksi satu sama lain
butuh penghargaan dari orang lain agar mendapat kepuasan dari apa
c. Perlu perhatian dari orang lain. Seseorang perlu perhatian dari orang
lain terutama yang merasa senasib. Hal tersebut dapat ditemui dalam
A. Kerangka Konsep
(Nursalam, 2015).
Faktor yang cenderung menimbulkan
munculnya interaksi teman sebaya pada
remaja :
Umur
Keadaan sekeliling
Kepribadian ekstrovet
Jenis kelamin
Besarnya kelompok
Keinginan untuk mempunyai status
Interaksi orang tua
Pendidikan
Sumber : Saktyowati dalam Wijayati (2014), Monk's & Blair dalam Wijayanti (2016), Smet dalam
Noviyeni (2019).
Keterangan :
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja
Putra Di SMP Negeri Kecamatan Dawan
Kabupaten Klungkung
B. Hipotesis
(2015), hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antar dua
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
Kabupaten Klungkung..
Kabupaten Klungkung.
C. Definisi Operasional
yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoadmojo, 2018).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Perilaku
Merokok Pada Remaja Putra
Kategori hasil Skala
Variabel Definisi Operasional Alat ukur
pengukuran ukur
Variabel bebas : Hubungan individu dengan kuesioner 1. Terpengaruh : Ordinal
Interaksi teman kelompok sosialnya dengan bila skor ≥ 4
sebaya tingkat usia relatif sama yang 2. Tidak
saling mempengaruhi satu terpengaruh :
sama lainnya. bila skor < 4